tag:blogger.com,1999:blog-34542734940167976632024-03-07T19:10:54.933-08:00Artikel TeologiSTT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-33910308113691726492011-09-22T00:56:00.000-07:002011-09-22T06:23:27.668-07:00Diktat KristologiOleh : Jimmy Siregar,MTh<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />Sebelum abad ke-4, Kekristenan yang berkembang dibawah penganiayaan,pada umumnya tidak mempermasalahkan kemanusiaan dan keilahian Kristus. Dengan kata lain, mereka mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Manusia yang sempurna dan Alllah yang sempurna.<br />Penulis Alkitab suka mempergunakan istilah”menurut daging” (kata sarka) untuk menunjukkan ”Kemanusiaan”Yesus (Rm.1:3;8:9; 1Pet.3:18); dan mempergunakan istilah ”menurut roh” (kata pneuma) untuk menunjukkan ”Keilahian Yesus” (Rm1:4;8:9;2 Kor.3:17; Ibr.9:14;1 Pet.1:11;3:18). Keyakinan ini bolleh dikatakan telah mendarah daging dalam diri umat Kristen. Tidak heran F. Loofs memberi komentar bahwa keyakinan ini menjadi dasar dari perkembangan Kristologi kelak.<br />Pada permulaan abad ke-4, agama Kristen mendapat pengakuan di dalam pemerintahan Konstantinus, sehingga perkembangan gereja bukan lagi dibawah tekanan. Pada waktu tenang ini,mungkin para cendikiawan Kristen mempunyai waktu luang bepikir untuk banyak hal, khususnya di bidang doktrinal.Dan ada sebagian cendikiawan Kristen mulai meragukan doktrin tentang Kristus, sehingga muncullah berbagi pandangan baik yang mau menyelewengkan atau yang mau mempertahankan dan meluruskan doktrin tentang Kristus ini. Sejak itu,perdebetan-perdebatan seputar akademis diangkat kepermukaan yang kemudian dikenal dengan istilah”Kristologia”.<br /> <br />KRISTUS DALAM SEJARAH<br />Alkitab menyebutkan bahwa Yesus adalah orang Yahudi yang berasal dari sebuah dusun yang bernama Nazaret (Kis.10:37), yang terletak di propinsi Galilea, tanah Palestina (Mrk.1:9). Pekerjaan-Nya adalah Tukang kayu (Mrk.6:3). Jika dipergunakan istilah sekarang, Ia berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dengan penampilan-Nya, khususnya dari segi pengajaran yang diberikan dihadapan orang banyak, mengherankan, sehingga mereka berkomentar dengan mengatakan, ”Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar (Yoh.7:15). Pengetahuan yang dimiliki, membuktikan dan menjelaskan bahwa masa kanak-kanak, remaja, pemuda-Nya tidak dilalui dengan sia-sia, tetapi dipakai untuk menuntut ilmu dengan baik.<br />Pada usianya yang ke-30 (Luk.3:23), Ia memulai pekerjaan dengan pergi ke mana-mana memberitakan tentang kabar kesukaan (Injil) Kerajaan sorga. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan Injil ditolak oleh orang-orang Yahudi dengan menuduh-Nya apa yang disampaikan sebagai hujatan, karena Yesus bertindak sebagai Allah untuk mengampuni dosa (Mrk.2:6-7); menyamakan diri-Nya dengan Bapa (Yoh .5 18;10:31-33); menyebutkan keberadaan diri-Nya sebelum Abraham (Yoh.8:58-59) dan lain-lain.<br />Pada akhirnya dengan tangan Yudas Iskariot, orang Yahudi berhasil menangkap, mengadili, dan melalui tangan Pilatus sebagai gubernur dan hakim waktu itu, mereka berhasil menyalibkan Dia. Yesus mati karna disalib, dikuburkan, tetapi pada hari ketiga, bangkit dari kematian. Setelah bangkit dari kematian, Ia berkali-kali menyatakan diri, baik kepada para murid, demikian pula kepada para pengikut-Nya (1 Kor.15:4-6).<br />Pada hari yang keempat puluh, naik ke sorga dengan disaksikan oleh para murid dan para pengikut-Nya. Dan Ia memberi jani-Nya dan diperkuat pula dengan perkataan yang diucapkan malaikat dengan menyebutkan, ”...Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga”(Kis.1:9-11).<br />Setelah kenaikan Yesus, sepuluh hari kemudian, Ia mengutus Roh Kudus turun kedunia. Hari turunnya Roh Kudus dikenal dengan hari ”Pentakosta” (Kis.2:1-4). Sejak Roh Kudus turun, perkembangan Kekristenan main berkembang. Dalam satu kali khotbah, Petrus berhasil membawa tiga ribu orang percaya kepada Kristus (Kis.2:41), kemudian membawa lima ribu orang kepada Kristus (Kis.4;4).<br />Walaupun Kekristenan abad pertama di bawah penganiayaan, tetapi tidak menghambat perkembangan. Pusat Kekristenan yang semula berada di Yerusalem, tetapi karana penganiayaan, umat Kristen tersebar kemana-mana. Dibawah tekanan, umat Kristen berhasil mendirikan pusat kegiatan pelayanan yang kedua, di Antiokhia, kota yang berada di wilayah Siria (Kis,11:20-26). Beda penekanan pelayanan di Yerusalem dominan diarahkan kepada orang Yahudi,sedangkan Antiokhia dominan diarahan untuk orang kafir.<br />Kegiatan pekabaran injil di kalangan orang kafir demikian pesatnya di Antiokhia, sehingga mereka mulai kegiatan di bidang misi. Boleh dikatakan, gereja Antiokhia adalah gerja pertama yang menggalakan kegiatan misi dan gereja pertama yang berhasil mengutus misionaris, yaitu: Paulus dan Barnabas (Kis.13:2-3).<br />Sejak pengutusan tersebut, Injil Kristus disebar-luaskan, bukan saja di Asia kecil, tetapi juga sampai ke Benua Eropa dan banyak gereja berhasil didirikan. Karena keberhasian kemenangan raja Konstantinus yang dianggap karena pertolongan Tuhan, maka menyambut dengan senang kekristenan dibawah wilayah kekuasaannya. Dengan demiikian injil Kristus makin disebar-luaskan.<br /><br />BAB II<br />PANDANGAN-PANDANGAN TENTANG YESUS<br />Dalan sejarah dapat diketahui bahwa terdapat banyak pandangan tentang Yesus Kristus. Di antaranya adalah sebagai berikut:<br /><br />PANDANGAN EBIONISME<br />Istilah”diambil dari bahasa Ibrani yang berarti”miskin”. Golongan ini mengaku sebagai murid Kristus yang sejati. Dalam pengajaran, mereka menekankan perlunya melaksanakan hukum Taurat untuk mendapat keselamatan. Golongan ini terbagi menjadi dua, yaitu; golongan Parisi dan golongan Essene. Sebenarnya secara realitas, golongan ini boleh dikatakan bukan menganut agama Kristen, tetapi agama Yahudi yang sudah berubah bentuk.<br />Mereka tidak mempercayai Keilahian Yesus; Kristus hanya seorang yang mendapat kepenuhan Roh Kudus saja. Mereka juga menganggap dua sifat Yesus tidak mungkin berada di dalam satu oknum. Pada umumnya, golongan ini menganggap Yesus adalah Makhluk ciptaan Allah.<br />Penolakan ini disebabkan agama Yahudi yang menganut paham monoteisme sudah mendarah daging dalam diri mereka, sehingga menganggap kalau mengakui Yesus sebagai Allah berarti mereka menganut paham politeisme. Ini terjadi karena tidak memahami kebenaran tentang ketritunggalan Allah.<br /><br />PANDANGAN GNOSTISISME<br />Istilah ”Gnostik” berasal dari kata Yunani ”Gnosis’ yang mempunyai pengertian “pengetahuan,”penerangan”dan ada kalanya mempunyai pengertian ”Ilmu pengetahuan”, ini berasal dari Yudea dan disebarluaskan oleh orang Yahudi ke dunia non-Yahudi. Yang mempopulerkan paham Gnostik adalah golongan Aleksandria yang dipimpin oleh seorang cendikiawan Yahudi bernama Philo Judeas bersama dengan tiga raja orang murid yang bernama Cerinthus, Basilides dan Valentinus.<br />Intisari ajaran mereka minimal ada dua, yaitu; pertama, ajaran dualisme yaang radikal. Mereka berpendapat bahwa antara dunia rohani dan duniawi terdapat pemisah yamg tidak mungkin disatukan Allah yang Mahatinggi ini tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan dunia materi yang jahat ini. Kedua, mereka berpendapat bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penguasa Tunggal alam semesta ini. Pengetahuan dunia ini menggunakan sistem hierarkhi, yaitu menyerahkan kepada para dewa yang posisinya lebih rendah. Yahweh Perjanjian Lama yang menciptakan dunia, bukan Allah Yang Mahatinggi itu,tetapi Allah yang lebih rendah, karena Ia berhubungan dengan dunia. Demikian pula dengan Yesus Kristus. Oleh arena adanya pandangan demikian, sehingga mereka berpendapat bahwa Yesus memang benar penyataan atau Wahyu Allah yang Mahatinggi, tetapi menolak Yesus sebagai”KALAM MENJADI MANUSIA”. Dan menganggap Yesus yang dilahirkan oleh Maria, bukan manusia sejati, Kristus hanya bersifat sememtara mendiami tubuh Yesus.<br />Pandangan ini dikemukakan, karena mereka menganggap dunia materi jahat, tidak mungkin Yesus menajiskan diri denga masuk ke tubuh manusia sejati. Oleh karena pandangan ini,Gnotisisme juga disebut ”Doetisme”.<br />Dengan kata lain, mereka hanya mengakui Yesus sebagai isi dari iman kepercayaan, tetapi bukan Yesus dalam sejarah. Kesalahan yang dilakukan,karena mereka mau menyucikan ajaran Alkitab denga teori mereka, sehingga menafsirkan Alkitab secara alegoris dan kepentingan mereka sendiri denga tanpa mengenal balas.<br />PANDANGAN ORIGENES<br />Origenes seorang teolog dari Alesandrian yang terleta di Mesir, Afria Utara berpendapat bahwa pangkat Yesus, Sang Anak lebih rendah dari Sang Bapa. Allah Anak sama dengan Allah Bapa, Cuma tingkatnya lebih rendah atau sebagai Allah kedua (deuteros theos). Allah Anak buan diciptakan, tetapi dilahirkan untu menandakan hubungan yang khusus antara Allah Bapa dan Anak. Allah Anak hanya layak dapat penghormatan edua, karena kebaikan dan kebenaranNya tidak mutlak. Kebaikan dan kebenaran Allah Anak hanyalah peta dan pancaran yang keluar dari Allah Bapa saja.<br />PANDANGAN ARIANISME<br />Bidat ini dipelopori oleh seorang presbiter (penatua) dari Aleksandria yang bernama Arius. Ia adalah gembala sidang gereja besar di Baucalis, Aleksandria, murid pemikir besar Lucian dari aliran Antiokus. Ia mempunyai pandangan yang sama dengan Origenes yang menganggap Allah Bapa lebih besar dari Allah Anak dan Allah Allah Anak lebih besar dari Allah Roh Kudus. <br />Pada tahun 318 M, Arisu mulai mengajar tentang keilahian Tuhan Yesus. Menurutnya, jika Tuhan Yesus mempunyai sifat ilahi yang sama dengan Allah, ini akan merugikan kemuliaan dan kewibawaan Allah. Sebab itu, ia berpendirian berbeda dengan Origenes dengan menyatakan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah yang sulung dan tertinggi derajatnya. Kemudian melalui Dia, Allah menciptaan segala sesuatu. Yesus bukan dari kekal adanya, tetapi dibentuk dari yang tidak ada (non existence) menjadi ada. Logos datang ke bumi, hanya selaku pengajar dan teladan bagi segala mahluk yang lain, karena ketaatanNya yang penuh kepada Allah, maka diberi kehormatan ilahi. Pandangan ini kemudian dianut oleh kelompok Saksi Yehowa. <br />PANDANGAN APOLINARIANISME<br />(310-390)<br />Paham Apolinarianisme berasal dari uskup Laodekia yang bernama Apolinarius. Paham ini dilatarbelakangi kebenciaannya terhadap ajaran Arius yang merendahkan keilahian Yesus Kristus. Karena itu, dalam pengajarannya sangat menekankan keilahian Yesus Kristus. Tetapi sayang, karena terlalu menekankan keilahian Yesus, sehingga mengabaikan sifat kemanusiaan Yesus. Dengan demikian, ia menyelewengkan pengajaran Firman Allah.<br />Menurut pendapatnya, bahwa Yesus memiliki tubuh dan jiwa, tetapi tidak memiliki roh. Karena roh atau “aku” manusia diganti dengan “Logos”. Sebab itu, Yesus tidak dapat disebut manusia sejati. Ia memiliki sebutan bertubuh, tetapi tidak memiliki tubuh yang sebenarnya. <br />Pandangan ini disebut juga Monophisitisme (Kristus memiliki satu sifat). Tanpa disadari pandangan demikian menempatkan Manusia Yesus tidak berbeda dengan hewan yang hanya memiliki tubuh dan jiwa saja. <br />PANDANGAN NESTORIANISME<br />Ajaran ini dikemukakan oleh Nestorius, bekas rektor biara Antiokhia dan uskup Konstantinopel. Ia dilantik menjadi uskup pada tanggal 10 April 428 M, dan baru menjabat kurang lebih tiga tahun pada tahun 413 M, dicopot dari jabatannya.<br />Pada mula ia sangat menentang ajaran Apolinarianisme dengan memisahkan kedua sifat Yesus. Sebenarnya ia mempunya motivasi yang baik, tetapi sayang biar bagaimanapun ia melakukan kesalahan dengan memisahkan kedua sifat Yesus Kristus.<br />Ia mengemukakan pendapat bahwa apabila Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia pula, maka itu suatu keduaan dan bukan suatu keesaan. Jika pun keesaan kedua sifat terjadi, bukan karena hakikatNya, tetapi karena tekat atau kehendakNya saja.<br />Ia juga mengajarkan bahwa Yesus seakan-akan menjadi sebuah rumah kudus bagi Logos Allah. Dengan demikian, Logos yang kekal itu tinggal di dalam Oknum Yesus yang bebas dan yang dapat berubah itu. Di dalam implementasinya ada wujud konkrit yang dilakukan oleh Logos dalam bentuk melakukan mujizat kesembuhan, membangkitkan orang mati, dll. Wujud konkrit yang dilakukan oleh Manusia Yesus dalam bentuk kesengsaraan, kesedihan, mati dll. Sebagaimana Firman mendiami hati segala orang saleh, demikian juga Firman mendiami Yesus, tetapi lebih sempurna. Penyembahan dilakukan kepada alamat Yesus Kristus, bukan karena Ia Allah, tetapi karena di dalam Dia, Allah berada.<br />Dengan demikian Nestorius beranggapan bahwa Yesus bukan memiliki dua sifat di dalam satu pribadi, tetapi dua sifat dua dua pribadi di dalam Yesus Kristus (Theophoros). Ini berarti pula bahwa Allah yang diyakini umat Kristen buka tiga di dalam satu tetapi empat di dalam satu. Maa tidak heran jika ada orang menyebut pandangan Nestorius sebagai “Siam-Brothers Theory” (Teori Saudara Kembar).<br />Pengajaran ini ditentang oleh Kirilius, uskup Aleksandria dan Kelestianus, uskup Roma dengan menyatakan bahwa ajaran Nestorius membagi-bagi kedua sifat Yesus itu, merusak pribadi Yesus Kristus. Akhirnya pada tahun 431M, Kelestianus menuduh Nestorius sebagai bidat dalam sidang di Efesus. Pada tahun 415 M, diselenggarakan konsili dengan mengambil tempat di sebuah kota di Asia Kecil, berseberangan dengan kota Konstantinopel yang bernama Khalkedon. Dalam konsili yang dihadiri kurang lebih 500 uskup dengan suara mayoritas menolak ajaran Nestorius. <br />Dalam konsili ini membuat pengakuan iman yang disebut “Pengakuan Iman Khalkedon” yang antara lain menyebutkan bahwa Kristus bukan bertabiat satu dan bukan bertabiat dua, tetapi memiliki dua tabiat dalam satu pribadi. Kedua tabiat ini tidak bercampur, tidak berubah, tidak terbagi dan tidak terpisah.<br />PANDANGAN EUTIKIANISME<br />Pada tahun 448M, seorang sarjana theologia bernama Eutikianus menjabat sebagai pimpinan gereja di Konstantinopel mengemukakan pendapat bahwa dua tabiat Kristus itu bercampur menjadi satu, sehingga menjadi tabiaat yang ketiga (third nature). Di dalam tabiat yang bercampur ini, tabiat ilahi melampui tabiat kemanusiaan, maka tabiat ilahi ini sudah tidak sama dengan tabiat ilahi yang dulu (sebelum kedua tabiat ini bercampur). Jelas terlihat ajaran ini adalah Monophysites (mono=satu, physis=tabiat), karena jelas dalam kenyataannya ia mengurangi tabiat Kristus menjadi satu tabiat. <br />Dalam makalah berjudul “Tomus”, Leo I menentang dengan menekankan bahwa Yesus mempunyai dua kodrat, tabiat atau sifat yang sempurna dalam satu pribadi, tetapi tidak boleh ditafsirkan salah kedua kodrat dalam satu pribadi sebagai “tertium quid” atau sesuatu yang ketiga. Sebagai Juruselamat Yesus harus manusia sempurna dalam pengertian Ia sama seperti kita tetapi tidak berdosa. Setelah melalui perdebatan yang seru, akhirnya diambil keputusan dalam konsili yang menetapkan bahwa pikiran teologia Eutikianisme sebagai bidat.<br />PANDANGAN SOSIRNUSISME (1539-1604)<br />Pendiri dari bidat ini adalah Faustus Sosirnus, orang Italia yang lahir di Sienna. Jalan pemikiran teologianya sangat dipengaruhi pamannya bernama Lelio Sosirnus (1525-1562). Ia pernah belajar teologia di Basel yang terkenal sebagai pusat ajaran Unitarianisme. Setelah menyelesaikan studinya, ia pindah ke Polandia dan di Racovia mendirikan sebuah sekolah teologia. <br />Menurutnya, Yesus Kristus bukan Allah, tetapi manusia biasa. Kesucian dan kelahiran Yesus diakui mereka. Yesus Kristus menerima baptisan Roh yang istemewa. Karena ketaatanNya, teladanNya yang diperlihatkan dan hikmat ilahi yang dimilikiNya, maka Allah mengaruniakan kebangkitan padaNya. Setelah naik ke surga, segala kuasa, baik di surga dan di bumi diberikan kepadaNya, merupakan lambang kekuasaan Allah terhadap alam semesta ini. Karena itu, mereka mengakui Yesus sebagai Raja, Nabi, Imam, Manusia yang super dan disembah, dapat mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan orang percaya.<br /><br />BAB III<br />KEDUA SIFAT YESUS KRISTUS<br />Di dalam konsili yang mengambil tempat di Khalkedon, membuat keputusan bahwa Kristus bukan bertabiat satu dan bukan bertabiat dua, tetapi memiliki dua tabiat dalam satu pribadi. Kedua tabiat ini tidak bercampur, tidak berubah, tidak terbagi dan tidak terpisah.<br />Toni Lane menyebutkan bahwa Pengakuan Iman Khalkedon ini bertujuan menangkal semua ajaran yang menyesatkan. Sebab itu dalam pengakuan ini dapat terlihat empat hal penting yang diangkat ke permukaan, yaitu Kristus memiliki sifat ilahi yang sempurna dengan tujuan menangkal ajaran Arianisme; Kristus memiliki sifat kemanusiaan yang sempurna dengan tujuan menangkal ajaran sesat Apolinarianisme; kedua sifat ini bersatu dan tidak bercerai dan berada di dalam satu pribadi dengan tujuan menangkal ajaran sesat Nestorianisme; dan tidak bercampur dengan tujuan menangkal ajaran sesat Eutikianisme.<br />SIFAT KEILAHIAN YESUS KRISTUS<br />Di dalam Alkitab terdapat banyak ayat yang menyatakan sifat Keilahian Yesus yang sempurna, diantaranya adalah:<br />SEBUTAN YANG SETARA DENGAN YAHWEH<br />Yahweh atau YHWH adalah sebutan yang khusus untuk Allah. Bagi orang Ibrani, nama ini adalah nama yang Mahasuci. Saking sucinya, sehingga orang Yahudi tidak berani untuk menyebutnya. Waktu orang yang menyalin Alkitab sampai kepada nama itu, mereka perlu berhenti untuk membasuh tangan terlebih dahulu, baru berani menulis nama Yahweh ini. Nama ini diperkenalkan oleh Allah kepada Musa yang dicatat di dalam kitab Keluaran 3:14 dengan sebutan “Aku adalah Aku” (Ehyeh Eser Ehyeh= Iam who I am).<br />Nama lain untuk Allah, diantaranya “Adonai” (Kej 18:12), “Elohim” (Ul 6:14), dapat dipakai untuknama ilah lain, tetapi nama “Yahweh” hanya diperuntukkan bagi Allah yang Esa yang patut disembah (Kel 20:5). Sebab itu, Ia mengatakan “Aku ini Tuhan (Yahweh), itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyuran-Ku kepada patung (Yes 42:8)<br />Dengan latar belakang ini, maka tidak mengherankan tatkala Tuhan Yesus setara dengan Yahweh, membangkitkan kemarahan orang Yahudi dengan menuduhNya sebagai penghujut. Tetapi dengan menyebut diriNya setara dengan Yahweh menyatakan sifat ilahiNya yang sempurna. <br />Sebutan yang setara dapat dilihat persamaan sebutan yang terdapat di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dapat diungkapkan melalui diagram di bawah ini.<br />Sebutan Perjanjian Lama Perjanjian Baru<br />Gembala yang baik Mazmur 23:1 Yohanes 10:11<br />Hakim yang adil Yoel 3:12 Mat 25:31-33; Yoh 5:27-29<br />Kemuliaan setara Yesaya 42:8 Yohanes 17:5<br />Mempelai laki-laki Yes 62:5; Hos 2:16 Mat 25:1<br />Yang Awal dan yang Akhir Yes 42:8 Wah 1:17<br />Terang Maz 27:1 Yoh 8:12<br />Keberadaan kekal Kel 3:14 Yoh 8:58<br /><br />KUASA YANG SETARA DENGAN ALLAH<br />Tuhan Yesus pernah berkata kepada orang lumpuh “ Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. Perkataan ini mendapat respon dari ahli Taurat, walaupun tidak dinyatakan dengan perkataan, tetapi dalam hati mereka menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah, karena Allah saja yang mempunyai kuasa untuk mengampuni. <br />Kuasa lain yang dimilii Yesus yang setara dengan Allah adalah kuasa membangkitkan dan menghakimi. Ia pernah mengatakan<br />Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. (Yoh 5:25-29).<br /><br />Ia menegaskan juga dengan berkata: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Yoh 5:21)<br />Perjanjian Lama menegaskan bahwa yang bisa memberi hidup adalah Allah (1 Sam 2:6; Ul 32:39), yang bisa membangkitkan adalah Allah (1 Sam 2:6; Maz 49:15), yang menjadi Hakim adalah Allah (Yoel 3:12; Ul 32:35).<br /><br />PEKERJAAN YANG SAMA SEPERTI ALLAH<br />Yesus selama berada di dunia, melakukan pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan Allah dalam PL, yakni:<br />Jenis Pekerjaan Perjanjian Lama Perjanjian Baru<br />Menghentikan angin ribut Maz 107:29 Mat 8:23-27<br />Menyembuhkan si buta Maz 146:8 Yoh 9:1-7<br />Mengampuni dosa Yes 43:25;44:2 Mat 9:2<br />Membangkitkan Maz 49:5 Mat 9:25<br />Memberi makan Yoel 2:22-24 Mat 14:15-21<br /><br />SIFAT YANG SAMA SEPERTI ALLAH<br />Yesus memiliki sifat kekekalan yang sama dengan Allah, karena Ia pernah mengatakan bahwa sebelum Abraham jadi, Ia sudah ada (Yoh 8:58). Dalam bahasa Inggris diterjemahan, “before Abraham was, I am”. Kata was (past tense) dan am (present tense) menunjukkan bahwa kalimat ini mengandung makna kontras antara bentuk yang memiliki awal yang jelas dengan bentuk keberadaan yang kekal.<br /><br />Dalam doaNya, Yesus menyatakan memiliki kemuliaan sebelum dunia ini ada (Yoh 17:5). Penyataan ini secara tidak langsung mengemukakan bahwa di dalam diriNya ada kekekalan. Tuhan Yesus pernah berkata kepada para muridNya bahwa dimana saja, apabila ada dua atau tiga orang berkumpul, maka Ia berada juga di sana (Mat 18:20). Yesus juga pernah berjanji kepada pengikutNya yang mau mengabarkan Injil akan menyertai mereka sampai akhir zaman (Mat. 28:20). Perkataan dan janji ini dengan jelas mengungkapkan sifat kemaha-hadiran yang sama dengan Allah.<br /><br />Sebelum Tuhan menderita di atas kayu salib, Ia sudah berkali-kali menyatakan kepada para murid bahwa Anak Manusia akan menderita, diserahkan dan dibunuh (Mat 16:21; Luk 6:8, dst). Pemberitahuan sebelum peristiwa terjadi, menunjukkan kemahatahuan yang sama seperti milik Allah.<br />Pengarang Ibrani juga mengatakan, bahwa Yesus tidak berubah, baik kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8). Sifat yang tidak berubah sama seperti yang dimiliki oleh Allah.<br /><br />PERNYATAAN YESUS MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA<br /><br />1. Yesus menyatakan akan mengadili dunia ini (Mat 25:31-46)<br />2. Yesus menyatakan diriNya sebagai Tuhan atas hari Sabat (Mark 2:27-28 band. Keluaran 20:8-11).<br />3. Yesus menyatakan diriNya satu dengan Allah (Yoh 10:30), melihat dan mengenal Yesus berarti melihat dan mengenal Allah (Yoh 14:7-9), Ia sama seperti Allah kekal adanya (Yoh 8:58)<br />4. Otoritas perkataanNya sama dengan Perjanjian Lama (Mat 5:21-22)<br />5. Yesus menyatakan berkuasa membangkitkan orang yang mati (Yoh 5:21)<br /><br />PERNYATAAN PARA MURID MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA<br /><br />1. Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:13-16)<br />2. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20-28)<br />3. Yohanes : Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1); Yesus menyatakan Bapa (Yoh 1:18)<br />4. Paulus: Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, ... tidak ada satu yang tidak diciptakan olehNya (Kol 15:20).<br />5. Penulis Ibrani: cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibr 1:3)<br /><br />KEBANGKITANNYA MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA<br />Kebangkitan Yesus Kristus secara akurat disajikan dalam bentuk sejarah, bukti atau argumentasi yang bersifat apologetis. Khususnya Paulus dalam 1 Korintus 15 memberi apologia untuk keragu-raguan yang dikemukan tentang kebangkitan dengan tujuan bahwa kebangkitan bukan berita isapan jempol saja, tetapi merupakan kenyata<br /><br /> <br />SIFAT KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS<br />Di samping Alkitab menyebutkan tentang Keilahian Tuhan Yesus, tetapi juga menyebutkan pula sifat KemanusiaanNya. Kemanusiaan Yesus dapat dibuktikan sebagai berikut:<br />DARI SEGI KELAHIRANNYA<br />Tuhan Yesus memiliki tubuh yang sama dengan manusia, karena Ia bukan secara tiba-tiba turun dari surga ke bumi, tetapi melalui kelahiran yang sama dengan manusia, yaitu dikandung dan kemudian dilahirkan oleh seorang wanita (Mat 1:18-25; Luk 2:1-7). Sebab itu, Yesus benar-benar memiliki tubuh yang sama dengan manusia umumnya, bukan seperti yang diungkapkan oleh Doketisisme yang menyatakan bahwa Yesus hanya sebuah khayalan.<br />Yang membedakan Tuhan Yesus dengan manusia pada umumnya adalah dilahirkan bukan akibat hubungan antara seorang pria dengan wanita, tetapi dilahirkan oleh seorang dar karena kuasa ROh Kudus (Luk 1:26-35). Hal ini dibutuhkan, karena persyaratan mutlak sebagai Juruselamat yang menyelamatkan manusia yang berdosa adalah kesuciaan (Ibr 4:15b).<br />DARI SEGI KEHIDUPANNYA<br />Ia sama seperti manusia pada umumnya, mempunyai keluarga dan dibesarkan oleh keluargaNya. Hal ini dinyatakan dengan silsilah yang dimiliki dan diungkapkan oleh Matius dan Lukas (Mat 1:1-17; Luk 3:23-38). Ia tumbuh sebagai orang Yahudi (Yoh 4:9); sebagai tukang kayu dan mempunyai saudara (Mat 13:55); dan belajar layaknya manusia, maka tidak heran Lukas menyebutkan bahwa Tuhan Yesus bertambah besar dan bertambah hikmatNya (Luk 3:52).<br />DARI SEGI KEBUTUHANNYA<br />Yesus mempunyai kebutuhan yang sama seperti manusia pada umumnya. Ia bisa lapar. Waktu dicobai iblis di padang guru, Ia berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, Alkitab dengan jelas menyebutkan “…akhirnya laparlah Yesus” (Mat 4:2). Ia juga bisa haus. Hal tersebut diungkapkan pada waktu Tuha berada di atas salib, Ia berkata “Aku haus” (Yoh 19:28). Ia bisa letih perlu istrahat (Yoh 4:6); ia bisa pedih dan menangis (Yoh 11:35); Ia bisa marah karena kebenaran (Mrk 3:5); Ia bisa mengasihi dan dikasihi (Yoh 13:1; Mrk 10:21); Ia bisa menaruh kasihan (Mat 9:36; 14:14; 15:32; 20:34); Ia bisa sedih dan gentar (Mat 26:37); Ia bisa menderita, mencucurkan darah dan mati layaknya manusia pada umumnya (Yoh 19:34).<br />DARI SEGI PERNYATAANNYA<br />Yesus berkata dalam Luk 24:38-39 “Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.". <br /><br />DARI SEGI KEMATIANNYA<br />Kematian Yesus di atas kayu salib, walaupun akibat vonis tidak adil, tetapi dengan kematianNya membuktikan Yesus adalah manusia yang sejati. Yang membedakan adalah kematian Yesus bukan akibat melakukan kesalahan, bukan karena hukuman dosa, tetapi untuk menggantikan manusia yang berdosa. <br />Nabi Yesus dalam nubuatan yang diucapkan dengan jelas menyatakan Yesus mati sebagai pengganti. Sebab itu, Ia mengatakan <br />Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitayang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (Yes 53:4-5)<br /><br /><br />PENTINGNYA KEDUA SIFAT YESUS KRISTUS<br />Kedua sifat Yesus yaitu Keilahian dan KemanusiaanNya sangat penting, karena mempunyai kaitan dengan karya penggenapan rencana pemulihan hubungan antara Allah dan manusia, dan keselamatan bagi umat manusia (Rm 5:6-11)<br />YESUS SEBAGAI PENGANTARA<br />Paulus mengatakan: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Tim 2:5). Yesus sebagai pengantara mempunyai tugas untuk memulihkan hubungan yang sudah rusak akibat dosa. Kebenaran ini diungkapkan dengan jelas dalam peristiwa kejatuhan manusia pertama dalam dosa yaitu Adam.<br />Diceritakan dalam Kejadian 1-3 dengan jelas bahwa pada permulaan, hubungan antara Allah dan manusia sangat harmonis di taman Firdaus, tetapi dengan kejatuhan manusia dalam dosa dalam bentuk pelanggaran akan perintah Allah dengan memakan buah larangan, maka hubungan tersebut telah rusa. Tidak heran, tatkala Allah mencari manusia dengan mengatakan, “Dimanakah engkau?”. Respon manusia terhadap Allah dinyatakan dalam bentukk ketakutan, sehingga mereka menyembunyikan diri (Kej 3:8-10). <br />Untuk memulihkan hubungan yang sudah rusak ini, maka dibutuhkan seorang pengantara. Dan persyaratan mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar seorang pengantara, adalah:ia bukan saja harus manusia pada umumnya, tetapi juga harus Allah. Dengan demikian, barulah ia bisa mewakili kedua pihak.<br />YESUS SEBAGAI JURUSELAMAT<br />Tuhan Yesus mengatakan: “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10). Paulus juga mengatakan “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa”, dan diantanra mereka akulah yang paling berdosa” (1 Tim 1:15). Dengan kata lain, Yesus datang ke dunia untuk menjadi Juruselamat yang akan menyelamatkan umat manusia. Sebagai Juruselamat, Tuhan harus memenuhi persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar yaitu:<br />MANUSIA SEJATI<br />Yesus sebagai Juruselamat adalah untuk menyelamatkan manusia, maka ia harus manusia yang sama dengan manusia umumnya. Inilah yang menyebabkan Allah tidak bisa mengutus malaikat untuk menjadi Juruselamat, karena malaikat bukan manusia. Ini juga yang menjadi sebab mengapa Tuhan Yesus harus dilahirkan layaknya manusia pada umumnya. Ini juga yang menyebabkan mengapa Tuhan harus dilahirkan oleh seorang wanita, sama seperti manusia pada umumnya.<br />MANUSIA SEJATI TANPA DOSA<br />Orang yang mau diselamatkan adalah manusia yang berdosa, maka Juruselat bukan saja harus manusia sejati, tetapi manusia sejati tanpa dosa. Yang dinamakan”manusia tidak ada yang tidak berdosa karena:<br />Pertama, setiap anak yang dilahirkan dari hubungan antara seorang pria dan wanita, baik yang resmi atau tidak, telah memiliki dosa asal atau dosa keturunan (Maz 51:5). Dengan bertambahnya umur, maka dosa keturunan diwujudkan dengan dosa yang dilakukan di dalam setiap segi kehidupannya. <br />Kebenaran tersebut diungkapkan secara jelas oleh Paulus dalam bentuk keluhan,”Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku (Roma 7:15-17).<br /><br />Kedua, ukuran Allah tentang dosa diungkapkan dengan dua istilah Yunani, yaitu paraptomasin yang mempunyai pengertian kepada kesalahan yang dilakukan secara konkrit dan hamartia yang mempunyai pengertian kepada kesalahaan yang abstrak. Manusia mungkin bisa melepaskan diri dari melakukan kesalahan yang konkrit, tetapi tidak ada satupun manusia yang bisa melepaskan diri dari melakukan kesalahan abstrak. <br />Tuhan pernah mengatakan “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah (konkrit), tetapi Aku berkata kepada kepadamu, setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya (abstrak) (Mat 5:28. Oleh karena itu, rasul Paulus dengan gamblang dan tegas mengeluarkan statmen “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm 3:23).<br />Yesus sebagai Juruselamat bukan saja sebagai manusia yang sejati, tetapi tanpa dosa. Sebagaimana dikatakan oleh pengarang kitab Ibrani “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15). Ketanpadosaan ini dapat dibuktikan sebagai berikut: <br />Pertama, Yesus memang dilahirkan melalui rahim seorang wanita, yaitu: Maria, tetapi bukan karena dampak dari hubungan seorang pria dan wanita, tetapi oleh kuasa Roh Kudus (Mat 1:21; 1:35). Oleh karena itu, janin yang ada dikandungan, bayi yang dilahirkan Maria itu kudus.<br />Kedua, selama 33 tahun, Ia hidup di dunia penuh dosa ini, tetapi dapat memelihara kekudusan diriNya. Yang membuktikan kekudusan Yesus Kristus, bukan hanya datang dari para murid dan para pengikutNya, tetapi juga dari orang-orang yang memusuhiNya, diantaranya adalah: Yudas Iskariot (Mat 27:4); Kepala Pasukan (Mark 15:39; Luk 23:47); Gubernur Pilatus (Mat 27:24); Orang-orang Yahudi (Mat 27:25).<br />Pada tahun 70 M, Jendral Titus dengan pasukannya yang besar mengepung kota Yerusalem. Tembok kota yang kokoh, Bait Allah yang direnovasi raja Herodes dihancurkan. Orang-orang Yahudi yang berada di dalam, baik bayi kecil, remaja, pemuda, dewasa dan tua dibunuh tanpa mengenal kasihan. Sejarahwan Yahudi melukiskan dengan bangga bahwa darah yang mengalir karena dibantai bagaikan air sungai. Sungguh mengerikan, tetapi inilah hukuman akibat, baik secara langsung atau tidak telah menyalibkan Kristus yang tanpa salah itu.<br />Ketiga, kemenangan atas cobaan. Berkali-kali iblis mencobai Yesus, tetapi berkali-kali pula Yesus menang atas cobaan itu. Dalam rangka mewujudkan program keselamatan Allah, Yesus harus benar-benar melaksanakan dalam posisi sebagai manusia. Dengan kata lain, Yesus tidak boleh menggunakan unsur ilahiNya untuk mewujudkan program tersebut.<br />Iblis mengetahui dengan jelas akan hal tersebut, sebab itu ia menggunakan berbagai macam cara, di antaranya mencobaik Yesus agar mengubah batu menjadi roti untuk mengatasi lapar dan haus sebagai manusia, tetapi Yesus mengatasi dengan menyatakan bahwa manusia hidup bukan hanya dengan roti saja, tetapi dengan firman Allah (Mat 4:3-4; Mrk 1:3-4); tindakan arogan dengan tidak mematuhi atau mentaati jalan keselamatan melaui salib, tetapi ia dapat mengatasi dengan mengatakan “bukan kehendakKu jadi, tetapi kehendakMu (Mat 26:36-42; Mrk 14:32-42; Luk 22:39-42).<br />MEMBERI HIDUP<br />Berbicara mengenai keselamatan bagi manusia, berarti berbicara mengenai masalah hidup. Karena dosa, manusia harus menghadapi “mati kekal” (Rm 6:23); jika mau menyelamatkan dari mati kekal, maka perlu diberi hidup kekal. Orang yang bisa memberi hidup kekal harus memiliki hidup kekal. Siapa yang memiliki hidup kekal tersebut? Hanyalah Yesus, karena memang benar Ia sudah mati, tetapi pada hari ketiga, Ia sudah bangkit dari kematian (1 Kor 15:3-5). Ia bangkit bukan untuk mati lagi, tetapi untuk hidup selama-lamanya. Dengan kata lain, hidup yang dimiliki adalah hidup kekal, oleh karena itu Ia bisa membirakan manusia hidup yang kekal. <br />Cara memberi hidup yaitu dengan mencurahkan darah, karena di dalam darah terdapat hidup. Paulus mengatakan “Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya” (Ef 1:7). Penulis Ibrani juga mengatakan “Dan Ia telah masuk kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu telah dapat kelepasan yang kekal (Ibr. 9:12).<br />KEUNIKAN KEDUA SIFAT YESUS<br />Keunikan kedua sifat Yesus yang sangat sulit untuk ditembus oleh rasio manusia, dijelaskan secara jelas melalui Persidangan Gerejawi atau Konsilli di Khalkedon pada tahun 451 M yang menghasilkan “Pengakuan Iman Khalkedon” yang sangat terkenal itu. Dalam pengakuan Iman Westminster juga memperjelas tentang Kristologi. Dari kedua pengakuan itu, memberi pengertian kedua kodrat atau sifat Yesus sebagai berikut:<br />Pertama, kedua kodrat atau sifat ini walaupun dalam satu pribadi, tetapi berbeda. Artinya di dalam diri Yesus disamping mempunyai sifat manusia yang sehakikat seperti manusia, tetapi juga mempunyai sifat ilahi yang sehakikat dengan Allah, baik dari aspek kekekalan, kesempurnaan, kebaikan dan sebagainya.<br />Di dalam Alkitab sering ditemukan kebenaran yang kelihatan saling kontradiktif, tetapi sebenarnya tidak. Di dunia filsafat dikenal dengan kebenaran yang bersifat paradoks. Kontradiktif ini terjadi karena perbedaan kedua sifat tersebut, yaitu kemahatahuanNya sebagai Allah keterbatasan sebagai manusia.<br />Tuhan adakalanya menunjukkan kemahatahuanNya seperti yang dinyatakan dengan jelas sifat Natanael yang baru pertama kali dilihat sebagai orang yang jujur (Yoh 1:47-48). Pernah pula Ia menyuruh murid untuk masuk kota Yerusalem untuk mempersiapkan perjamuan Paskah dan memberitahukan tentang apa yang akan ditemui dalam mempersiapkan perjamuan Paskah itu. Dan benar apa yang terjadi, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yesus (Mrk. 14:13-16). Masih banyak hal lainnya disebutkan sebelum hal terjadi, dan sesuai dengan apa yang dikatakan peristiwa itu benar-benar terjadi. Tetapi adakalanya menunjukkan keterbatasanNya, seperti waktu para murid menanyakan tentang hari terjadinya kiamat, dengan jelas dan tegas Tuhan mengatakan “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 24:36; Mrk 13:32)<br />Tuhan mengatakan tidak tahu karena dalam posisi sebagai Anak Manusia, Ia benar-benar tidak tahu. Reformator Martin Luther pernah mengatakan bahwa Kristus sebagai Kalam menjadi manusia, merelakan sifat keilahianNya dibatasi, rela meletakkan dan merendahkan diri atau mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama seperti manusia (Flp 2:7)<br />Kedua, kedua sifat ini tidak bercampur. Walaupun kedua sifat ini berada di dalam satu pribadi, tetapi tidak bercampur; tidak pula menjadi tidak seperti manusia atau tidak seperti Allah atau berubah menjadi sifat ketiga. Kedua sifat ini di dalam satu pribadi, tetapi bukan dua sifat di dalam satu sifat yang bisa menjadikan Kristus satu mahluk aneh, yaitu setengah manusia dan setengah Allah.<br />Alkitab memberitahukan pengajaran bahwa Kristus betul-betul Manusia sejati dan Allah sejati. Di samping Ia mempunyai hikmat yang tak terhingga, tetapi juga terbatas; hikmat manusiaNya makin bertambah-tambah, hikmat ilahiNya berkelimpahan; kehendak manusiaNya terbatas, tetapi kehendak ilahiNya melampaui ruang dan waktu.<br />Kedua sifat dalam satu pribadi, walaupun sangat sulit untuk dicerna melalui rasio manusia, tetapi bukan berarti sulit sehingga tidak dapat dimengerti. Kita dapat menggunakan ilustrasi tubuh jasmani yang memiliki unsur materi dan rohani yang memiliki unsur mental spiritual sebagai sarana untuk mengerti secara sederhana; walaupun tubuh jasmani dan rohani berada dalam diri seseorang, tetapi tidak menjadi kacau, campur aduk, tetapi keberadaan mereka dapat terjalin dengan baik harmonis. <br />Ketiga, kedua sifat ini tidak berubah. Sebagaimana sudah disebutkan bahwa di dalam satu oknum terdapat sifat ini tidak berubah. Jika kedua sifat tertukar atau terjadi penambahan, maka masing-masing sifat akan mengalami perubahan, jika terjadi perubahan, maka akan terjadi perubahan pada hakikatnya. Jika “sifat yang tidak terbatas” ditambahkan pada “sifat yang terbatas” maka “sifat yang terbatas” tidak asli lagi; jika “sifat manusiaNya ditambah dengan “sifat ilahiNya”, maka “sifat ilahi” tidak asli lagi. Doktrin Alkitabiah dengan gamblang menyebutkan setelah “Kalam menjadi Manusia”, masing-masing sifat menjaga keutuhan dan keasliannya, tidak terjadi perubahan apapun. <br />Keempat, kedua sifat tidak terpisahkan. Kedua sifat dalam satu pribadi tidak bercampur, tetapi juga tidak berpisah atau istilah teologianya adalah “Personal or Hypostatic Union”. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah :sifat keilahian berada di dalam Yesus, bukan berarti keberadaan disamakan dengan keberadaan Roh Kudus di dalam diri umat percaya. Kedua sifat ini berada di dalam satu pribadi tidak terpisah sampai selamanya. <br /><br />BAB IV<br />JABATAN YESUS KRISTUS<br /><br />Menurut Alkitab, jabatan Yesus Kristus dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu jabatan sebagai nabi, pekerjaan sebagai imam, dan pekerjaan sebagai Raja. Seseorang berkata, "Yesus Kristus harus menjadi nabi untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita; menjadi Imam untuk melepaskan kita dari hukuman dosa; menjadi Raja untuk melepaskan kita dari kuasa dosa." <br /><br />Dalam Perjanjian Lama, Samuel ialah seorang nabi dan imam; Daud adalah seorang nabi dan raja; Melkisedek ialah imam dan raja. Hanya dalam Yesus Kristus ketiga jabatan itu dipersatukan dan digenapkan. <br /><br />YESUS KRISTUS SEBAGAI NABI<br /><br />A. PENGERTIAN KATA NABI<br />Kata nabi dalam PL diungkapkan dengan istilah yaitu “Nabhi”, “Roeh” dan “Chozeh”. Menurut penjelasan dan pengertian yang terdapat dalam Kelu 7:1 dan Ulangan 18:18, Nabhi adalah orang yang menyampaikan berita Allah kewpada umat manusia, sedangan arti kata Roeh dan Chozen menunjukkan orang yang mendapatkan wahyu Allah atau orang yang mendapatkan penglihatan khusus wahyu Allah. Adakalanya ketiga istilah ini digunakan dalam pengertian yang sama. Ada kalanya kata nabi disebut juga “Manusia dari Allah” (Man Of God), “Utusan Allah” (Messenger Of God) dan “Pengawas” (Watch Man). <br />Bahasa Yunani, kata nabi adalah prophetes yang terdiri dari dua kata pro yang berarti “terbuka” atau “keluar) dan phemi yang berarti “berkata”. Dari pengertian itu maka nabi bukan saja orang yang menyampaikan berarti, tetapi juga mempunyai pengertian “memproklamasikan” berita dari Allah, hal-hal yang sudah dan sekarang terjadi.<br /><br />B. Nubuat tentang Yesus Kristus sebagai Nabi <br /><br />Dalam #/TB Ulangan 18:18* dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi seorang nabi. Berhubung dengan ini coba lihat #/TB Matius 13:57; 16:14; 21:11*; #/TB Yohanes 1:21; 4:19; 6:14; 7:40; 9:17* dan terutama #/TB Kisah 3:22; 7:37*. <br /><br />Yesus Kristus sebagai nabi menyatakan dengan sempurna segenap kebenaran Allah. Ia telah menyatakan kehendak Allah tentang rencana penyelamatan manusia. Ia berkata-kata sebagai seorang yang memiliki kuasa (#/TB Matius 7:28,29*), dan orang-orang mengakui bahwa Ia guru yang datang dari Allah (#/TB Yohanes 3:2*). <br /><br />C. Bidang pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi <br /><br />Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi (di dunia) dimulai di Sungai Yordan pada waktu Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan diakhiri di Kalvari ketika Ia mengorbankan diri-Nya karena dosa. Lihat #/TB Matius 4:23-25*; #/TB Lukas 4:14-27; Kisah 2:22,23; Ibrani 9:26-28*. <br /><br />D. Pekerjaan sebagai Nabi ada dua macam <br /><br />Pekerjaan seorang nabi ada dua macam. Pekerjaan seorang nabi yang terutama yaitu menyatakan kebenaran dan kehendak Allah. Kedua, bernubuat, yaitu memberitahukan apa-apa yang akan terjadi. Pekerjaannya ialah menjadi penyelidik dan peninjau. Seorang nabi juga mempunyai pengertian atas hal-hal yang sudah jadi, seperti Musa telah menulis dari hal penciptaan alam ini (pasal #/TB Kejadian 1:1-2:25*). Sebutan yang mula-mula diberikan kepada seorang nabi yaitu peninjau, yaitu yang dapat melihat dari jauh. Juga nabi adalah orang yang dapat melihat hal-hal yang tidak kelihatan kepada orang-orang lain. Jadi seorang nabi ialah orang yang berkata kepada orang banyak sebagai pengantara Allah. Pekerjaan seorang nabi diterangkan dalam #/TB Keluaran 4:10-17*. <br /><br />E. Cara bekerja seorang nabi <br /><br />Dalam Perjanjian Lama seorang nabi menggenapkan pekerjaannya dengan tiga cara, yaitu dengan mengajar (pasal #/TB Matius 5:1-7:29*), dengan bernubuat (#/TB Matius 24:1-51*), dan dengan mujizat atau menyembuhkan orang, (#/TB Matius 8:1-9:38*). Tuhan kita telah melakukan ketiga hal itu. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan-Nya sebagai Nabi dengan cara yang berikut: <br /><br />1. Melalui perkataan-Nya yang penuh hikmat: #/TB Matius 5:2; 7:28,29*; #/TB Yohanes 6:63; Wahyu 1:10,11*. <br />2. Melalui perbuatan-Nya yang ajaib, #/TB Yohanes 5:36; 10:25; 15:24*; #/TB Kisah 2:22*. <br />3. Melalui teladan yang sempurna, #/TB Yohanes 13:15; 1Petrus 2:21-23*. <br />4. Dengan tidak membuka mulut-Nya ketika Ia dituduh. #/TB Matius 27:13,14*; #/TB 1Petrus 2:23*. <br />5. Mencurahkan Roh Kudus ke atas orang-orang percaya. #/TB Yohanes 14:26; 15:26; 1Petrus 1:10,11; 1Yohanes 2:20-27*. <br /><br />YESUS SEBAGAI IMAM<br /><br />A. PENGERTIAN KATA IMAM<br />Dalam Perjanjian Lama, Imam: “Kohen” dipakai sekaligus dalam bidang keagamaan dan politik (1 Raj 4:5; 2 Sam 8:18; 20:26). Dalam PB, imam adalah “hiereus” yang memiliki wewenang dan kemudian mempunyai pengertian “orang suci” yang mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan.<br /> <br />B. Nubuat mengenai Yesus Kristus sebagai Imam <br /><br />Dalam #/TB Mazmur 110:4* terdapat nubuat bahwa Yesus Kristus akan menjadi seorang imam. Lihatlah #/TB Ibrani 5:6; 6:20; 7:21*. Kristus adalah seorang imam, tetapi Ia bukan keturunan Harun. Ia adalah imam "menurut peraturan Melkisedek," itu berarti bahwa pekerjaan imamat-Nya dikerjakan di dalam sorga, bukan di atas bumi saja, dan pekerjaan itu tidak berubah, melainkan kekal. <br /><br />C. Bidang pekerjaan Kristus sebagai Imam <br /><br />Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Imam telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib sebagai korban karena dosa dan akan selesai pada waktu Ia kembali ke dunia untuk menduduki takhta-Nya (pasal #/TB Ibrani 8:1-9:28*). <br /><br />D. Cara kerja Kristus sebagai Imam <br /><br />Imam ialah seorang pengantara, yaitu seorang yang berdoa kepada Allah yang adil bagi manusia yang berdosa, #/TB Imamat 4:16-18*. Tidak berapa lama sesudah peristiwa air bah yang besar itu, beberapa orang dipilih dan di khususkan untuk jabatan imam. Kepada mereka diwajibkan mengadakan korban dosa serta berdoa kepada Allah untuk orang-orang berdosa yang tidak ada hak menghampiri Allah. Oleh sebab itu seorang imam harus mempersembahkan korban darah karena dosa. Tetapi hak itu hanya diberikan kepada imam. Mereka menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yang oleh korbannya dan doanya dosa diampuni. Itu adalah jabatan imam dalam Perjanjian Lama, dan di antara bangsa Israel jabatan itu diserahkan kepada keturunan Harun. <br /><br />E. Ada tiga macam tugas imam <br /><br />Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu: <br /><br />1. Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak, <br />2. memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak, <br />3. dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak. <br /><br />Tuhan Yesus sebagai Imam Besar telah melakukan ketiga tugas itu. Yang pertama, korban karena dosa telah dipersembahkan-Nya pada waktu Ia datang ke dunia ini serta menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib sebagai korban karena dosa. Yang kedua, mendoakan orang-orang. Sampai sekarang Ia masih berbuat hal itu di dalam sorga di antara waktu kedatangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Yang ketiga, memberi berkat (nikmat); Ia akan menggenapkan hal itu pada waktu Ia kembali ke dunia ini. Lihat #/TB Ibrani 9:27,28*; #/TB 1Petrus 1:18-20; 2:24; Roma 8:34; Ibrani 7:25; 2Tesalonika 1:10*; #/TB 1Petrus 1:4,5; Wahyu 11:15; 20:4*. <br /><br />Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian," #/TB Ibrani 9:6,7*. Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam #/TB Bilangan 6:22-27*. <br /><br />Sekarang Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Imam di sebelah kanan Allah Bapa dalam sorga. Di situ Tuhan Yesus mendoakan kita dihadapan Bapa-Nya. Ini adalah pekerjaan yang penting sekali dan kita akan menyelidikinya dalam pelajaran tentang Kenaikan dan Kemuliaan Kristus. <br /><br />KRISTUS SEBAGAI RAJA<br />Di dalam PL dengan nyata disebutkan bahwa Kristus adalah Raja dan Raja di atas segala raja (Maz 93:1; 97:1). Di dalam PB, Mikha menyatakan Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mikha 5:1; Mat 2:6). Tatkala Yesus mau naik ke Surga,Yesus menyatakan “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (Mat 28:18). Dalam penglihatan Yohanes di pulau Patmos mengatakan “ Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu : Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (Wah 19:16). Topik Kristus sebagai Raja akan dibahas secara luas pada mata kuliah Eskatologi (Akhir Zaman).<br /><br /><br />BAB V<br />KARYA KRISTUS<br /><br />KEMATIAN YESUS KRISTUS<br /><br />A. PENTINGNYA KEMATIAN TUHAN YESUS <br /><br />Kematian Yesus Kristus disebut dalam Perjanjian Baru lebih dari 175 kali. Selain itu sering juga disebut dalam ibarat dan nubuat dalam Perjanjian Lama. Dalam #/TB Ibrani 2:14* dikatakan bahwa Yesus Kristus telah menjadi sama dengan manusia dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut. <br /><br />Yesus Kristus menjelma menjadi manusia supaya Ia mati menggantikan kita. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, untuk menjadi penebus kita, (#/TB Matius 20:28*). <br /><br />Kematian Yesus Kristus menjadi pokok yang dibicarakan oleh Musa dan Elia dan Yesus waktu mereka itu ada di dalam kemuliaan di atas gunung, #/TB Lukas 9:30,31*. Yesus Kristus telah disalibkan supaya dengan darah-Nya Ia menebus orang-orang, dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, supaya mereka itu menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, #/TB Wahyu 5:8- 12*. Pentingnya kematian Yesus Kristus dinyatakan dalam kebangkitan-Nya, dan hal itu sesuai dengan nubuat, menurut #/TB 1Korintus 15:1,3,4*. <br /><br /><br /><br /><br />1. Tujuan Kematian Yesus Kristus <br /><br />Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa manusia, yaitu dosa yang menyebabkan dan yang menuntut kematian-Nya, #/TB Yesaya 53:5,8,11,12*; #/TB 1Petrus 3:18; Roma 4:25; 1Korintus 15:3; 1Petrus 2:24*. Bukan dosa-dosa-Nya sendiri yang ditanggung-Nya, melainkan dosa-dosa orang lain, sebab Ia sendiri tidak berdosa. <br /><br />Kematian-Nya adalah karena kita dan untuk menggantikan kita, yaitu seorang yang benar yang wajib hidup, telah mati karena kita yang wajib dibunuh. Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan, yaitu tebusan untuk melepaskan kita dari kematian, #/TB Matius 20:28*. <br /><br />Nyawa Yesus Kristus telah menjadi korban karena dosa, dan oleh sebab kematian-Nya pengampunan diberikan kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan percaya, #/TB Yesaya 53:10*. <br /><br />Darah Yesus Kristus telah menjadi korban pendamaian karena dosa-dosa kita. Oleh karena kematian-Nya dan oleh karena darah-Nya yang tertumpah itu maka murka Allah kepada kita telah dihapuskan, #/TB 1Yohanes 4:10*; #/TB Roma 3:25*. Allah itu suci, Ia harus membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian-Nya akan dosa harus dinyatakan. Murka-Nya kepada dosa harus dinyatakan atas orang berdosa atau atas seorang penggantinya. "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian," #/TB Yesaya 53:6*. Ia telah mati, "Karena pemberontakan umat-Ku, ia kena tulah," #/TB Yesaya 53:8*. Siksa dosa kita telah jatuh atas Kristus dan kesucian Allah menuntut supaya Dia mati ganti kita, sebab kita sendiri tidak dapat menjadi korban karena dosa-dosa kita. Yesus Kristus mati untuk menebus kita dari laknat Taurat, yaitu dalam hal Ia terlaknat ganti kita, #/TB Galatia 3:10,13*. Yesus Kristus mati menjadi domba Paskah kita, yaitu supaya darah-Nya menyebabkan Allah melalui kita, #/TB 1Korintus 5:7*; #/TB Keluaran 12:13,23*. Yesus Kristus mati untuk menebus orang yang di bawah Taurat supaya kita pun beroleh hak anak angkat, yaitu supaya kita dilepaskan daripada Taurat, dan menjadi anak-anak Allah #/TB Galatia 4:4,5*. Yesus Kristus mati untuk melepaskan kita daripada zaman yang jahat ini. Kita telah dikuasai oleh zaman ini oleh sebab dosa-dosa kita. Tetapi sekarang kita telah menjadi anak-anak Allah dan tanah air kita ada di sorga, #/TB Galatia 1:4*. <br /><br />Tuhan Yesus mati supaya kita dapat dibawa oleh-Nya kepada Allah, #/TB 1Petrus 3:18. Perhatikanlah #/TB Yohanes 14:6*. Kematian Kristus telah menghilangkan jurang pemisah antara Allah yang suci dan manusia yang berdosa. <br /><br />Tuhan Yesus mati supaya Ia berbuah banyak, #/TB Yohanes 12:24*. Tuhan Yesus mati dan bangkit lagi supaya Ia menjadi Tuhan bagi orang yang mati dan orang yang hidup, #/TB Roma 14:9*. <br /><br />2. Karena siapakah Kristus mati? <br /><br />Tuhan Yesus mati "Karena kita," yaitu kita yang percaya kepada Dia, #/TB Roma 8:32; Efesus 5:2; Titus 2:14; 1Korintus 5:7; 2Korintus 5:21*, Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena jemaat. Walaupun Yesus Kristus mati karena manusia sekalian maka Ia mati teristimewa karena mempelai perempuan-Nya yaitu jemaat-Nya, #/TB Efesus 5:25-27*. <br /><br />Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena seseorang yang percaya, dan bukan hanya karena seluruh jemaat, melainkan karena tiap-tiap orang yang percaya, supaya tiap-tiap orang yang percaya boleh berkata, "Ia telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku," #/TB Galatia 2:20*. <br /><br />Tuhan Yesus telah mati karena orang yang lemah, #/TB Roma 14:15*; #/TB 1Korintus 8:11*. Kristus tidak hanya mati karena orang-orang Kristen yang kuat, yang maju kerohaniannya, melainkan juga karena saudara-saudara seiman yang lemah imannya. Kalau kita ingat hal ini tentu kita akan lebih sabar menghadapi orang Kristen yang lemah, walaupun ia tidak maju sebagaimana yang kita kehendaki. Ingatlah bahwa ia saudara kita yang lemah, yang karenanya Kristus mati. <br /><br />Yesus Kristus mati karena orang banyak, bukan karena beberapa orang saja, #/TB Matius 20:28*. <br /><br />Tuhan Yesus mati karena orang-orang berdosa dari tiap-tiap suku dan bahasa, dan kaum dan bangsa di dunia ini, #/TB Wahyu 5:9*. Inilah alasan pekerjaan pemberitaan Injil, yaitu supaya kita pergi mencari dan mendapatkan orang-orang dari segala bangsa yang karena mereka Tuhan Yesus telah mati. <br /><br />Tuhan Yesus mati karena segenap dunia, #/TB Yohanes 1:29*. Oleh sebab kematian-Nya Allah dapat dan boleh memberikan rahmat-Nya kepada segenap dunia. Kematian Kristus cukup untuk semua manusia, asal mereka bertobat dan percaya kepada-Nya. <br /><br />Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan semua orang, #/TB 1Timotius 2:6*. Perhatikanlah, Tuhan Yesus mati karena semua manusia. Tebusan untuk segenap manusia sudah diadakan. Keselamatan tersedia bagi semua orang, sehingga rahmat Allah boleh diberitakan kepada segenap manusia. Tebusan karena dosa-dosa orang seisi dunia telah digenapkan. Pengampunan dosa sudah tersedia, yang perlu adalah orang datang dan menerima pengampunan itu dalam iman kepada Yesus Kristus. <br /><br />Tuhan Yesus telah merasai maut karena tiap-tiap orang, #/TB Ibrani 2:9*. Tuhan Yesus mati karena tiap-tiap orang. Bukan hanya karena seluruh umat manusia, melainkan karena tiap-tiap orang. Allah Bapa dapat memberikan rahmat kepada tiap-tiap orang dan memberikan keselamatan oleh sebab kematian Kristus. <br /><br />Tuhan Yesus mati karena orang yang tidak benar, #/TB 1Petrus 3:18*. Tuhan Yesus mati karena orang berdosa, #/TB Roma 5:8*. <br /><br />Tuhan Yesus mati karena orang fasik, #/TB Roma 5:6*. Adakah orang yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok itu? "Tidak". Oleh sebab itu pelajaran mengenai pilihan, yaitu kita dipilih Allah sebelum dunia ini dijadikan, patut diajarkan kepada orang Kristen, bukan kepada orang yang belum percaya. Kepada orang yang belum percaya kita patut mengabarkan bahwa Kristus mati karena orang sekalian. Kita dapat melihatnya dari ayat-ayat yang berikut: #/TB Yohanes 3:16, "setiap orang," #/TB Wahyu 22:17* "barang siapa," #/TB 2Petrus 3:9* "jangan ada yang binasa". <br /><br /><br /><br /><br /><br />B. HASIL KEMATIAN YESUS KRISTUS <br /><br />1. Hasil kematian Yesus Kristus bagi manusia <br /><br />Oleh kematian Kristus semua orang ditarik kepada Allah, #/TB Yohanes 12:32,33*. Kematian Kristus menjadi suatu tarikan kepada semua manusia walaupun ada yang menolak tarikan itu sehingga binasa. <br /><br />Kematian Tuhan Yesus mengadakan suatu korban pendamaian bagi seisi dunia, #/TB 1Yohanes 2:2*. Perhatikanlah: Korban pendamaian itu menjadi alasan bagi Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada dunia ini. Segenap rahmat Allah beralaskan kematian Yesus Kristus. Dari sebab kematian-Nya Allah dapat memberikan rahmat- Nya kepada siapa pun. <br /><br />Pertanyaan: Bagaimana Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang pada masa sebelum kematian Kristus? <br /><br />Jawab : Anak Domba telah disembelih sejak permulaan dunia ini. Allah telah menetapkan kematian Kristus sejak permulaan. Mereka percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, #/TB Wahyu 13:8* (Lihat TKB). <br /><br />Oleh kematian-Nya, Tuhan Yesus mengangkat dosa isi dunia ini, #/TB Yohanes 1:29*. Kematian-Nya mengangkat dosa isi dunia supaya jalan kepada Allah terbuka dan pengampunan diberikan kepada semua orang. Oleh kematian Tuhan Yesus semua orang akan dibangkitkan dari kematian, #/TB Roma 5:18; 1Korintus 15:21,22*. Kebangkitan itu dapat menjadi kebangkitan untuk memperoleh hidup kekal atau kebangkitan untuk memperoleh kebinasaan (#/TB Yohanes 5:28,29; Daniel 12:2*). Yang mana dari kedua hal ini yang menjadi bagian kita, ditentukan oleh diri kita, apakah kita menerima atau menolak Yesus Kristus. <br /><br />2. Hasil kematian Kristus bagi orang yang percaya <br /><br />#/TB Yesaya 53:10*. Oleh sebab Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa, yaitu mati di salib, Ia melihat keturunan-Nya. Perhatikanlah: Satu kaum yang baru, yaitu anak-anak Allah, telah terbentuk oleh sebab kematian Kristus, lihat #/TB Yohanes 12:24*. Oleh sebab Ia melihat keturunan-Nya (yaitu orang percaya) maka puaslah hati-Nya. #/TB Ibrani 9:23,26*. Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menghapuskan dosa. Jelas hal ini membicarakan dosa orang yang sudah percaya. <br /><br />#/TB Galatia 3:13*. Oleh kematian Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus dari pada kutuk Taurat. Hukuman sebab pelanggaran kita terhadap Taurat telah berlaku atas Dia dan Taurat tidak dapat lagi menghukum orang percaya. <br /><br />#/TB Kolose 2:14*. Oleh kematian-Nya pada salib itu, Tuhan Yesus telah menghapuskan surat hutang kita, yaitu Taurat. Bukan hanya kutuk yang berlaku atas orang yang melanggar Taurat yang dihapuskan, bahkan Taurat itu sendiri juga telah dihapuskan oleh kematian Kristus, tidak berlaku lagi terhadap kita orang Kristen. Tuhan Yesus telah memenuhi segenap tuntutan lalu menghapuskan Taurat itu bagi kita yang percaya. Perhatikanlah #/TB Roma 7:1-4,6*. Kita telah mati bagi hukum Taurat itu. <br /><br />#/TB Efesus 2:14-16*. Oleh kematian Tuhan Yesus, tembok pemisah antara orang Israel dan bangsa asing telah dirobohkan. Memang Tauratlah yang telah menceraikan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Taurat itu telah dihapuskan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan tubuh-Nya dan sekarang di dalam Dia tidak ada orang Israel atau Yunani, melainkan sekaliannya satu dalam Kristus, Lihat #/TB Galatia 3:28*. Darah Yesus Kristus mempersatukan segala bangsa. <br /><br />#/TB Galatia 4:3-5*. Oleh kematian Tuhan Yesus orang Yahudi yang percaya diluputkan daripada hukum Taurat dan diterima menjadi anak. <br /><br />#/TB Efesus 2:11-13,19*. Oleh kematian Kristus bangsa asing yang tidak termasuk kewarganegaraan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan- ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia, dijadikan berkat dalam Kristus oleh sebab percaya. Mereka dijadikan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. <br /><br />#/TB Roma 5:10*. Oleh kematian Anak Allah itu, saleh-saleh yang dahulu berdosa diperdamaikan dengan Allah. Perseteruan diantara orang berdosa dan Allah sudah dihapuskan oleh Tuhan Yesus, dan Ia sudah memperdamaikan kita oleh darah-Nya. Lihat #/TB Kolose 1:20-22, Efesus 1:7*. Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus, yaitu mendapat pengampunan atas segala dosa mereka. Pengampunan dosa bukan merupakan satu hal yang kita perlu cari, melainkan sudah ada di dalam darah Kristus, kita hanya menerima saja apa yang sudah disediakan oleh Tuhan. #/TB 1Yohanes 1:7*. Bagi orang yang hidup di dalam terang, maka darah Yesus Kristus menyucikan dia dari pada segala dosa. <br /><br />Pertanyaan: Apakah ini berarti bahwa darah Yesus menyucikan kita dari hukuman yang datang dari sebab dosa, atau berarti darah Yesus menyucikan sampai dosa tidak ada lagi dalam orang yang percaya? Lihatlah #/TB Imamat 14:19,31*; #/TB Imamat 16:30; Imamat 17:11; Yeremia 33:8; Mazmur 51:9*; #/TB Wahyu 7:14; Ibrani 9:22,23; Efesus 1:7; Roma 3:25*; #/TB Matius 26:28*. <br /><br />Jawab : Dari ayat-ayat di atas, nyata di dalam Alkitab bahwa disucikan oleh darah artinya disucikan dari segala dosa. <br /><br />Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya dibenarkan, #/TB Roma 5:9*. "Dibenarkan" artinya kita dianggap benar oleh Tuhan. Tuhan tidak lagi melihat kesalahan dalam kita. Ini dapat terjadi sebab Tuhan Yesus telah menggantikan tempat kita. Ia sudah mengambil tempat kita di atas kayu salib serta dihukumkan oleh karena kita, dan Ia sudah memberikan kebenaran-Nya sendiri kepada kita. Oleh sebab itu kita diterima baik oleh Allah. Lihat #/TB 2Korintus 5:21*. <br /><br />Oleh sebab kematian Kristus, tidak ada makhluk yang dapat menuduh atau menyalahkan orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang percaya akan Dia, #/TB Roma 8:33,34*. Maka tidak ada lagi hukuman bagi orang yang ada di dalam Yesus Kristus, kematian Kristus telah menyelesaikan itu dengan sejelas-jelasnya, lihat #/TB Roma 8:1-3*. <br /><br />Oleh kematian Tuhan Yesus segenap jemaat yaitu tiap-tiap orang yang percaya, ditebus (dibeli) oleh Allah, dan sekarang semuanya menjadi milik-Nya atau kepunyaan Allah, #/TB Kisah 20:28; 1Korintus 6:20*; #/TB Wahyu 5:9,10*. Kita adalah kepunyaan Allah, bukan kepunyaan diri kita sendiri, atau kepunyaan dunia, atau kepunyaan Iblis, #/TB 1Petrus 2:9*. <br /><br />Oleh kematian Tuhan Yesus (pengorbanan diri-Nya) orang yang percaya akan Dia kuduskan, #/TB Ibrani 10:10*. Kematian Kristus memisahkan kita daripada dunia ini serta membawa kita kepada Allah. Ini bukan berarti tiap-tiap orang Kristen dikuduskan dengan sempurna. Sebab kalau begitu mengapa Paulus mendoakan orang-orang Tesalonika supaya mereka dikuduskan dengan sempurna. Segala saleh boleh dikuduskan dengan sempurna kalau mereka menyerahkan diri kepada Allah dengan kerinduan untuk dikuduskan dengan sempurna. <br /><br />Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri. Tuhan Yesus telah menyempurnakan segala orang yang dikuduskan. Oleh kematian Kristus, orang yang dikuduskan disempurnakan sampai kekal, #/TB Ibrani 10:14*. <br /><br />Darah Tuhan Yesus menyucikan hati nurani (orang yang percaya) dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, #/TB Ibrani 9:14*. <br /><br />Oleh darah Yesus orang yang percaya sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. #/TB Ibrani 10:19,20*. <br /><br />Orang yang telah membasuh jubahnya dalam darah Kristus akan memperoleh hak atas pohon hayat dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu, #/TB Wahyu 7:14; 22:14; lihat juga #/TB Kejadian 3:22,24*. <br /><br />Oleh sebab kematian Kristus, entah kita berjaga-jaga entah kita tidur, kita hidup bersama-sama Dia, #/TB 1Tesalonika 5:10*. <br /><br />Oleh kuasa darah itu, semua orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba, akan berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya (#/TB Wahyu 7:14,15*). <br /><br />Melalui kematian Tuhan Yesus, kita juga mati beserta-Nya, #/TB Galatia 2:20; 6:14; 2Korintus 5:14; Roma 6:3,6,8*. Kita telah disalibkan dengan Kristus, dan diri kita yang lama juga telah dipaku pada kayu salib-Nya bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus kita juga dibangkitkan beserta-Nya. Demikianlah keadaan kita oleh sebab kematian Kristus. Orang Kristen patut mencapai segala hal ini. Kalau kita telah disalibkan beserta Tuhan Yesus, kita patut senantiasa melihat diri kita telah tersalib di atas kayu salib, bukan kita yang hidup lagi, melainkan Tuhan yang hidup di dalam kita. Dan karena diri kita yang lama telah disalibkan, hendaknya kita memandang bahwa kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Tuhan Yesus (#/TB Roma 6:11*). Kita harus mati beserta Kristus supaya kita juga dapat hidup beserta- Nya dalam kebangkitan-Nya, dalam suatu kehidupan yang berkemenangan. <br /><br />Dengan kematian-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita suatu teladan yang patut kita ikuti, #/TB 1Petrus 2:21; Matius 16:24*. Perhatikanlah: Meninggalkan teladan bukanlah tujuan-Nya yang terutama, tetapi hal itu hanyalah sebagian daripada hasilnya. <br /><br />Melalui kematian Anak Allah maka Allah Bapa menjamin akan memberikan segala sesuatu kepada orang yang percaya! #/TB Roma 8:32*. <br /><br /><br /><br /><br />3. Hasil kematian Kristus terhadap Iblis dan kuasa-kuasa gelap <br /><br />#/TB Yohanes 12:31* serta ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Oleh sebab kematian Kristus penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Iblis sedang merampas kekuasaan dalam dunia ini, akan tetapi ia telah ditentukan untuk kalah. <br /><br />#/TB Ibrani 2:14*. Oleh kematian-Nya, Yesus Kristus memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut. <br /><br />#/TB Kolose 2:14,15*. Dengan memakukan Tuhan Yesus pada kayu salib, Tuhan Allah telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Mengenai pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa kegelapan itu dapat kita baca di dalam #/TB Efesus 6:12*. Di atas kayu salib Allah berperang melawan setan dan mengalahkan dia. Iblis beranggapan bahwa ia menang pada waktu Tuhan Yesus disalibkan, akan tetapi hal itu justru merupakan kekalahan bagi Iblis. Sekarangpun Iblis telah dikalahkan bagi kita orang Kristen. <br /><br />4. Hasil kematian Kristus atas alam ini <br /><br />Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus, #/TB Kolose 1:19,20; 2Petrus 3:13*. Sungguh ajaib pengorbanan Tuhan Yesus sebagai korban pendamaian. <br /><br /><br />KEBANGKITAN YESUS KRISTUS<br /><br />A. BUKTI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS <br /><br />Ada banyak tanda yang membuktikan kebangkitan Yesus Kristus (#/TB Kisah 1:3*). Kesaksian para rasul dan orang-orang yang mula-mula percaya adalah sangat berharga oleh sebab itu janganlah meremehkan peristiwa kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus telah disalibkan, mati dan dikuburkan; lalu pada hari yang ketiga tubuh-Nya tidak berada lagi di dalam kubur itu walaupun kubur itu dimeteraikan dan dijaga oleh tentara-tentara Roma. Seorang malaikat telah memberitahukan kepada perempuan-perempuan yang pergi ke kubur itu pada dini hari, bahwa Yesus telah bangkit dan sudah mendahuluinya pergi ke Galilea, #/TB Matius 28:1-7*. Kain kapan Tuhan telah terletak ditanah, dan dari kain kapan itu terbukti bahwa tubuh-Nya telah menerobos ke luar tanpa membuka atau mengoyakkan kain kapan itu, hanya kempis saja. Tuhan Yesus telah menampakkan diri dalam "tubuh jasmani" kepada rasul-rasul-Nya dan meyakinkan bahwa tubuh-Nya itulah tubuh yang telah disalibkan. Di samping itu, rasul-rasul-Nya juga menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mendapat kuasa yang baru dan ajaib, yang lebih besar daripada yang dinyatakan-Nya sebelum Ia disalibkan. Selama empat puluh hari, dari kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga, Ia menyatakan diri sebagai berikut: Kepada Maria Magdalena (#/TB Yohanes 20:15,16* dan #/TB Markus 16:9); kepada perempuan-perempuan yang lain (#/TB Matius 28:9,10*); kepada Petrus (#/TB Lukas 24:34*); kepada dua murid yang pergi ke Emaus (#/TB Lukas 24:13-35*); kepada sepuluh orang rasul, Tomas tidak hadir (#/TB Yohanes 20:19*); kepada sebelas rasul, Tomas hadir (#/TB Yohanes 20:26-29*); kepada rasul-rasul waktu mereka mencari ikan di danau Tiberias (#/TB Yohanes 21:1-14*); kepada orang banyak di atas gunung (#/TB Matius 28:16); kepada Yakobus (#/TB 1Korintus 15:7*); kepada lima ratus orang pada satu saat (#/TB 1Korintus 15:6*); kepada rasul-rasul dan yang lain-lain pada waktu Ia naik ke sorga (#/TB Lukas 24:50,51*); dan terakhir sekali, tetapi bukan dalam empat puluh hari itu, Ia kelihatan kepada Rasul Paulus (#/TB 1Korintus 15:8*). Tidak jelas waktunya kapan Tuhan Yesus kelihatan kepada rasul-rasul dan orang banyak di atas gunung di Galilea. Boleh jadi waktu itulah Ia kelihatan kepada 500 orang lebih yang dikatakan oleh Rasul Paulus. <br /><br />Satu bukti lagi dari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang tidak dapat ditolak, yaitu perubahan besar dan nyata yang terjadi dalam hati rasul-rasul. Sesudah Tuhan dikuburkan mereka menjadi takut, kecewa, tidak percaya dan muram; tetapi sesudah kebangkitan Tuhan Yesus mereka tiba-tiba berubah, menjadi orang-orang yang percaya dan bersukacita. Bukti yang terbesar atas Kebangkitan Tuhan Yesus yaitu, karunia Roh Kudus kepada rasul-rasul dan murid-murid, dan oleh karunia itu mereka menjadi penginjil-penginjil yang giat dan berani, memiliki kuasa yang besar dalam memberitakan Firman Tuhan. (Lihat #/TB Kisah 4:33; 5:32; 10:4; Ibrani 2:4*). Satu bukti lain mengenai kebangkitan Tuhan Yesus terdapat dalam #/TB Matius 27:52,53*. Diterangkan bahwa sesudah Tuhan Yesus bangkit maka banyak kubur orang saleh terbuka dan mereka dibangkitkan serta kelihatan kepada banyak orang. Hal itu membuktikan dan menggenapkan perkataan Tuhan Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup." Itu adalah gambaran kebangkitan besar yang nanti akan terjadi. <br /><br />B. KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH KEBANGKITAN TUBUH <br /><br />Kebangkitan Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangkitan roh atau rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan rohani saja, tentu mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur itu. <br /><br />Tetapi ada bukti bahwa kubur itu kosong (#/TB Matius 28:6; Markus 16:6*; #/TB Lukas 24:3,12; Yohanes 20:1,2*). Kubur yang kosong itu disaksikan oleh sahabat-sahabat dan musuh-musuh-Nya; yaitu perempuan-perempuan, rasul-rasul, malaikat-malaikat dan prajurit-prajurit Romawi. Dalam #/TB Matius 28:11-15* dikatakan bahwa mayat itu tidak dicuri orang, sebab serdadu-serdadu Romawi diberi uang supaya mereka berkata bahwa mayat-Nya dicuri. Serdadu-serdadu itu pasti tidak membiarkan mayat Yesus dicuri sebab kalau begitu mereka harus dibunuh. Dan kalau mereka sungguh-sungguh tertidur bagaimanakah mereka tahu apa yang terjadi? Tentu kesaksian mereka tidak akan diterima oleh hakim yang benar. Lagipula kalau mayat Tuhan Yesus dicuri tentu kain kapannya tidak ditinggalkan seperti yang diterangkan di Alkitab, yaitu teratur baik. Pencuri tidak meninggalkan barang-barang dalam keadaan teratur. <br /><br />Ada kebangkitan-kebangkitan lain dalam Alkitab yang sungguh-sungguh merupakan kebangkitan tubuh (#/TB Matius 9:18-26; Lukas 7:11-18*; #/TB Yohanes 11:1-44*). Kejadian-kejadian ini juga menunjukkan cara kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu secara tubuh. Mengapa orang-orang Yahudi berkata, "Perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia," Kalau mereka itu tidak berbicara dari hal tubuh-Nya? Tentu mereka tidak dapat mencuri jiwa-Nya. <br /><br />Orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya mengenal Dia serta mengakui bahwa Dia mempunyai tubuh yang mereka kenal, yaitu tubuh-Nya yang dahulu. Lubang bekas paku-Nya masih ada (#/TB Yohanes 20:27*; #/TB Lukas 24:37-39*). Memang ada saat-saat di mana Tuhan Yesus tidak dikenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak kenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak mau menyatakan diri-Nya pada waktu itu; hal itu terjadi karena pekerjaan Tuhan. Tomas telah mengenal Dia oleh sebab bekas luka-Nya, dan masih ada bekas luka-Nya sampai sekarang. <br /><br />Sudah tentu rasul-rasul percaya bahwa kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan tubuh. Paulus menulis pasal #/TB 1Korintus 15:1-58* untuk membuktikan hal itu. Yesus sendiri menyaksikannya juga sebelum dan sesudah kebangkitan-Nya (#/TB Matius 17:23; Lukas 24:39; Wahyu 1:18*). Petrus menengok ke kubur yang kosong, dan setelah ia melihat letak kain kapan yang dipakai oleh Yesus, ia percaya. Kita patut menerima kesaksiannya itu. Setiap kali Tuhan Yesus menyatakan diri sesudah kebangkitan-Nya. Ia menyatakan bahwa Ia bukan hantu, atau roh, melainkan seorang manusia yang sungguh-sungguh mempunyai tubuh kebangkitan. Mereka telah melihat Dia, menjamah Dia, memegang Dia, mengenal Dia, dan Ia telah makan dan minum beserta dengan mereka. <br /><br />Tentu banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang tidak dapat kita mengerti kalau Tuhan Yesus tidak sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh jasmani. Lihat #/TB Roma 8:11,23; Efesus 1:19,20; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:13-17*. Kebangkitan Tuhan Yesus ialah kemenangan yang terbesar dalam segenap sejarah manusia. <br /><br />C. KEBANGKITAN TUHAN YESUS ADALAH DASAR AGAMA KRISTEN <br /><br />Dari semua agama, hanya agama Kristen yang menuntut agar setiap orang menerima ajaran-Nya, sebab Kristus, "Pendiri" agama itu, dibangkitkan dari antara orang-orang mati. Tidak ada pendiri lain yang dibangkitkan dari antara orang mati. <br /><br />Dijelaskan dalam #/TB 1Korintus 15:1-58* bahwa agama Kristen itu mutlak bergantung pada kebangkitan Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, maka sia-sialah agama Kristen, tetapi sebab Ia sudah bangkit maka benarlah agama itu. Rasul Paulus berkata, "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah kepercayaan kamu" (ayat #/TB 1Korintus 15:14*). "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka... kamu masih hidup dalam dosamu" (ayat #/TB 1Korintus 15:17*). "Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus" (ayat #/TB 1Korintus 15:18*). "Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati" (ayat #/TB 1Korintus 15:20* TKB). Kalau kebangkitan Tuhan Yesus dicabut dari Injil, maka Injil itu sia-sia belaka. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah inti Injil. <br /><br />Rasul-rasul mengutamakan hal kebangkitan itu dan senantiasa memberitakannya, hal ini menunjukkan pentingnya asas pengajaran tentang kebangkitan itu (#/TB Kisah 2:24,32; 3:15; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,34; 17:31*; #/TB 1Korintus 15:1-58; Filipi 3:21; 1Petrus 1:21,23*). <br /><br />Jemaat Kristus dibentuk atas kepercayaan kepada kebangkitan Kristus (#/TB Kisah 4:33*). Pada waktu itu orang-orang yang percaya serta menyaksikan kebenaran ini menderita banyak aniaya. Walaupun demikian, pada waktu jemaat Kristus mulai berdiri, tidak ada orang yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit, meskipun bukti-bukti itu dicari. <br /><br />Sebetulnya kehormatan Tuhan Yesus ditegakkan atas kebangkitan-Nya. Sesudah bangkit Tuhan Yesus tinggal empat puluh hari lamanya di atas bumi ini, supaya kebangkitan-Nya dibuktikan oleh banyak orang dan tak dapat ditolak lagi. Tuhan Yesus telah membuktikan kebenaran perkataan-Nya dalam hal Ia bangkit dari antara orang-orang mati (#/TB Matius 12:39,40*; #/TB Yohanes 2:20-22*). <br /><br />Orang-orang Kristen mengaku bahwa kebangkitan Kristus adalah dasar agama Kristen; musuh agama Kristen juga mengakui hal itu dan mereka mencoba hendak meniadakan kebangkitan itu. Musuh menolak segala bukti; sedangkan orang Kristen juga mengakui bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, agama Kristen sia-sia belaka. Paulus telah menerangkan bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka perubahan hati orang Kristen hanya dibuat-buat saja, dan pengikut-pengikut Kristus telah ditipu. Kalau Tuhan Yesus tidak dibangkitkan maka perbuatan-perbuatan-Nya yang suci dan mulia di dunia ini hanya beralaskan suatu dusta. Kita tahu bahwa hal itu mustahil, dan kita sudah mendapat banyak bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Kebangkitan Kristus disebutkan lebih dari seratus kali dalam Alkitab. <br /><br />D. CARA KEBANGKITAN YESUS KRISTUS <br /><br />1. Tuhan Yesus benar-benar mati <br /><br />Rasul-rasul dan murid-murid Tuhan meyakinkan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Para ahli anatomi memang mengakui bahwa kalau seseorang mati sebab jantungnya pecah, (yaitu oleh sebab suatu dukacita yang merusak jantungnya), maka orang itu mengeluarkan darah dengan air. Itulah yang terjadi pada Tuhan Yesus, dan ini membuktikan bahwa Ia benar-benar mati. Kepala pasukan, prajurit-prajurit dan bahkan Pilatus telah mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah mati (#/TB Markus 15:44,47; Yohanes 19:33*). Sesudah Pilatus tahu bahwa Yesus sudah mati maka tubuh-Nya diberikan kepada Yusuf dari Arimatea (#/TB Matius 27:57,58*). Perempuan-perempuan telah datang ke kubur dengan maksud akan meminyaki mayat Tuhan Yesus (#/TB Markus 16:1*). Di samping segala kesaksian ini Tuhan Yesus endiri telah mengatakan, "Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya" (#/TB Wahyu 1:18*). <br /><br />2. Keadaan tubuh kebangkitan Kristus <br /><br />Seperti dikatakan di atas, tubuh kebangkitan Kristus adalah tubuh yang nyata, yaitu tubuh yang berdaging dan bertulang (#/TB Lukas 24:36-43*). Tubuh-Nya tidak lagi berdarah sebab darah-Nya telah tertumpah di atas kayu salib. Tubuh kita sekarang mendapat kekuatan dari darah, tetapi tubuh kebangkitan tidak; tubuh itu mendapat kekuatan langsung dari roh. Tubuh kebangkitan kita akan serupa dengan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus (#/TB 1Yohanes 3:2; Filipi 3:20,21*). Ada banyak persamaan antara tubuh Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan dengan sesudah Ia bangkit, sehingga Ia dikenal oleh murid-murid-Nya (#/TB Yohanes 20:24-29*). Rupanya hal ini menguatkan kepercayaan banyak orang bahwa saleh- saleh akan saling mengenal di dalam sorga. Tubuh yang sudah dilihat oleh Tomas adalah tubuh yang sekarang ada pada Tuhan Yesus. <br /><br />Tubuh kebangkitan Tuhan Yesus lebih mulia dan lebih banyak kuasanya daripada tubuh-Nya sebelum Ia disalibkan. Tubuh Kebangkitan-Nya mempunyai sifat-sifat sorgawi, yaitu tubuh itu dapat menerobos kubur tanpa menggulingkan batunya, dan menembus pintu-pintu yang tertutup (#/TB Yohanes 20:19*). Tubuh kebangkitan tidak dapat dibatasi seperti tubuh kita sekarang. Ada kalanya tubuh kebangkitan-Nya tidak dikenal oleh murid-murid-Nya (#/TB Yohanes 20:14,15; Lukas 24:13-16; Yohanes 21:4,12*). Ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, boleh jadi hal itu sengaja diperbuat oleh Tuhan, sebab dikatakan bahwa "Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia." Kedua, dalam tubuh kebangkitan roh memerintah tubuh menurut kehendak roh, supaya roh dapat mengubah tubuh menurut kehendak-Nya. Nyata pula bahwa dalam tubuh Kebangkitan-Nya Tuhan berkuasa melenyapkan diri-Nya daripada pandangan manusia. Walaupun demikian Tuhan Yesus dapat memperkenalkan diri-Nya kepada orang-orang dengan perbuatan- perbuatan yang kecil, melalui cara-Nya Ia memecahkan roti, atau melalui suara- Nya. Dengan demikian kita dapat bertanya, "Apakah kita juga akan membawa beberapa sifat kita dalam kehidupan ini ke seberang sana, di sorga? Apakah kita dapat mengenal kekasih-kekasih kita melalui sifat-sifat mereka?" <br /><br />Tubuh kebangkitan Kristus tidak dapat mati lagi. Sejak Tuhan Yesus dibangkitkan sampai selama-lamanya maka tubuh itu tidak mungkin mati (#/TB Roma 6:9,10; Wahyu 1:18, bandingkan dengan #/TB Lukas 20:36*). <br /><br />E. KEBANGKITAN KRISTUS PATUT DIPERCAYAI <br /><br />Dalam sepanjang sejarah manusia tidak ada mujizat yang lebih banyak disertai bukti yang nyata selain daripada kebangkitan Yesus Kristus. <br /><br />Kebangkitan Tuhan Yesus terbukti merupakan hal yang pasti dalam sejarah dunia, dan patut dipercayai umat manusia. Beberapa hal sudah terjadi dalam dunia ini oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Berikut ini kita akan menyelidiki beberapa di antaranya. <br /><br />Kubur itu kosong. Apa sebabnya kosong? Bagaimanakah kubur itu menjadi kosong? Seorang pun tidak dapat memberi jawaban yang tepat atas persoalan itu, kecuali hanya mengakui bahwa Tuhan Yesus telah dibangkitkan. Kalau persoalan ini diselidiki betul-betul, maka orang terpaksa mengakui bahwa Ia telah bangkit. Renan, seorang Perancis yang tidak percaya, telah berkata demikian: "Orang-orang Kristen itu hidup dalam baunya kubur yang kosong." Memang betul, sebab Tuhan Yesus telah bangkit. <br /><br />Hari Tuhan adalah hari Minggu, bukan hari Sabtu, yaitu hari khusus untuk berkumpul dan beribadat kepada Tuhan. Siapakah yang berani mengubah hal itu? Apakah sebabnya diubah? Renungkan baik-baik betapa kuatnya orang Yahudi memegang hari Sabat yang ditentukan menjadi hari perhentian dan ibadat dalam Taman Eden, dan yang disahkan dalam Taurat. Pada waktu itu orang-orang Yahudi lebih suka mati daripada berperang pada hari Sabat. Walaupun begitu sesudah kebangkitan Tuhan ada beberapa orang Yahudi yang mengubah hari yang pertama sebagai hari untuk beribadat, bukan hari yang ketujuh lagi. Hari itu adalah hari untuk memperingati Tuhan Yesus Kristus; hari itu disebut hari Tuhan. Bagaimanakah hal itu terjadi? Oleh sebab Tuhan Yesus Kristus telah bangkit pada Hari Tuhan, yaitu hari Minggu. <br /><br />Jemaat Kristus adalah suatu perkumpulan yang ajaib. Jemaat Kristus itu sudah membawa banyak berkat kepada manusia dan dunia ini. Bagaimanakah terjadinya perkumpulan itu? Setelah Tuhan Yesus bangkit, Ia datang kepada murid-murid-Nya yang kecewa dan putus pengharapan, dan pada waktu itu Ia menghidupkan iman dan pengharapan mereka, lalu mereka segera pergi dengan iman kepada Tuhan yang bangkit untuk memberitakan kehidupan-Nya, kematian-Nya, kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Banyak orang yang percaya akan berita itu, kemudian mereka berkumpul untuk menyelidiki Alkitab, untuk berdoa, untuk menyembah Kristus, dan melebarkan Kerajaan-Nya. Bagaimana terjadinya jemaat Kristus? Hanya satu jawaban, yaitu oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus Kristus! <br /><br />Perjanjian Baru tidak akan ada kalau Tuhan Yesus tinggal tetap dalam kubur-Nya. Karena, cerita mengenai kehidupan dan kematian-Nya tetap terkubur beserta Dia. Perjanjian Baru ada oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus telah menjadi puncak kehidupan-Nya, dan kalau tidak ada kebangkitan tentu tak ada cerita yang ajaib itu. Cerita yang ajaib itu beralaskan kebangkitan-Nya; dan Perjanjian Baru adalah kitab tentang kebangkitan Tuhan Yesus. <br /><br />F. HASIL KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS <br /><br />1. Oleh kebangkitan-Nya semua pengakuan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya disahkan dan diteguhkan <br /><br />Tuhan Yesus "dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (#/TB Roma 1:4*). Kubur yang kosong mengesahkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Oleh sebab kebangkitan Kristus maka rasul-rasul mendapat bukti yang baru dan pengertian yang baru yang lebih jelas mengenai diri Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya. Kebangkitan itu telah mempersiapkan rasul-rasul untuk menerima wahyu yang lebih jelas yang diberikan melalui kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta (#/TB Lukas 24:45,49; Yohanes 20:22,23*). Dengan kebangkitan Kristus Allah mengesahkan pekerjaan Kristus dan pengakuan Kristus atas diri-Nya; dan melalui kebangkitan itu tujuan dan maksud Kristus dijelaskan kepada rasul-rasul dan murid-murid-Nya. <br /><br />Dalam #/TB Matius 12:38-42 dan #/TB Yohanes 2:13-22* Tuhan Yesus mengalaskan kuasa-Nya dan kebenaran pelajaran-Nya atas kebangkitan-Nya. <br /><br />2. Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya diterima serta dibenarkan oleh Allah. <br /><br />Kita dibenarkan hanya berdasarkan kebangkitan Kristus (#/TB Roma 4:25*). Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa manusia, tetapi Ia bangkit supaya kita dibenarkan. Kalau Tuhan tetap tinggal didalam kubur, pekerjaan penebusan tidak diterima oleh Allah. Tetapi oleh sebab Allah telah membangkitkan Dia, maka hal itu menyatakan bahwa pengorbanan-Nya karena dosa diterima baik oleh Allah. Orang berdosa yang bertobat serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus boleh yakin bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Allah. Hal ini dilukiskan dalam #/TB Lukas 1:21* di mana orang-orang Yahudi menunggu di luar Bait Allah menantikan imam besar ke luar, untuk mendapatkan kepastian bahwa korban sembelihannya diterima baik oleh Allah. <br /><br />3. Oleh kebangkitan Kristus seorang Imam Besar ditetapkan untuk kita di sorga. <br /><br />Kebangkitan Kristus mengesahkan pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Di dalam #/TB Roma 8:34* dikatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi Pembela bagi kita. (Lihat juga #/TB Ibrani 7:25*) Kristus perlu mendoakan kita supaya kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan sehari- hari. <br /><br />Ia perlu duduk di sebelah kanan Allah supaya Iblis tidak dapat menuduh kita. Imam Besar kita senantiasa didengar oleh Allah Bapa (#/TB Yohanes 11:42*), dan Ia selalu mendoakan kita supaya iman kita jangan gugur (#/TB Lukas 22:32*). Walaupun kita jatuh dalam dosa atau dalam kesalahan, kita tidak akan binasa kalau kita bertobat, sebab Imam Besar kita mendoakan kita. Lihat #/TB 1Yohanes 2:1*. <br /><br />Tetapi di samping itu pekerjaan Imam Besar ialah berkenaan dengan pengudusan kita. Kita dapat dikuduskan oleh sebab Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya satu kali untuk selama-lamanya (Lihat #/TB Ibrani 10:9-12* TKB). Oleh sebab itu kebangkitan menjadi suatu kuasa kebenaran, suatu alasan bagi anugerah yang membenarkan serta menguduskan kita. #/TB Ibrani 10:14,15* menyatakan bahwa pekerjaan pengudusan oleh kuasa Roh Kudus berhubungan erat dengan kebangkitan Kristus dan kedudukan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah untuk kita. <br /><br />4. Kebangkitan Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. <br /><br />Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. Tuhan Yesus adalah Anak Sulung yang lebih utama dari segala yang diciptakan, dan yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (#/TB Kolose 1:15,18,19*). Dalam #/TB Mazmur 2:7 dan #/TB Kisah 13:33* Tuhan Allah bersabda, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini". Pada hari apakah Kristus diperanakkan oleh Allah? Tentu pada hari kebangkitan-Nya. Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung di antara banyak saudara (#/TB Roma 8:29*). Oleh sebab itu kita yang telah percaya pada Dia dan telah dilahirkan kembali, dan beserta dengan Dia, telah menjadi suatu kaum yang baru, yaitu kita yang diangkat anak oleh karena Yesus Kristus (#/TB Efesus 1:5*). Kaum yang baru itu mendapatkan persekutuan rohani yang baru juga (#/TB Efesus 4:24; Kolose 3:9,10*). Persekutuan baru itu ada di dalam Jemaat Kristus, yaitu tubuh-Nya. <br /><br />5. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja. <br /><br />Dalam Perjanjian Baru ada dua ayat yang menyatakan kuasa Allah di dalam saleh-Nya, yaitu #/TB Efesus 1:19-22 dan #/TB Filipi 3:10*. "Betapa hebat kuasanya ... yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" dan seterusnya; dan "Yang Kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya," dan seterusnya. <br /><br />Dalam Perjanjian Lama ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa-Nya yang membawa orang Israel ke luar dari negeri Mesir (#/TB Mikha 7:15*). Dalam Perjanjian Baru ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa Tuhan yang membangkitkan Kristus dari antara orang-orang mati. Untuk dapat melihat kuasa Allah kita harus memandang kebangkitan Kristus dan apa yang dapat Ia perbuat bagi kita. Orang Kristen wajib dipersatukan dengan Kristus yang telah dibangkitkan; dengan demikian kita memperoleh kuasa untuk mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Alasan mengapa hanya sedikit orang-orang Kristen yang berbuah ialah karena mereka kurang sekali mengenal Kristus (#/TB Kolose 2:12*). Kita patut hidup dalam kehidupan yang baru (#/TB Roma 6:4*). Kuasa kebangkitan Kristus akan memberikan kepada kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah. Kita patut hidup di dalam Kristus yang bangkit supaya hidup dalam kemenangan (#/TB Roma 7:4*). <br /><br />6. Kebangkitan Kristus memastikan kebangkitan orang-orang yang percaya <br /><br />Kebangkitan Kristus memastikan kebangkitan orang-orang saleh. Kita dapat mengetahuinya dari ayat-ayat yang berikut: #/TB 1Tesalonika 4:14*; #/TB 1Korintus 15:20-23; 2Korintus 4:14; Yohanes 14:19*. Maksud Tuhan Allah di dalam penebusan Kristus ialah untuk melepaskan manusia dari pada dosa di dalam rohnya dan daripada akibat dosa bagi tubuhnya, oleh sebab itu orang-orang saleh haruslah mendapat tubuh kebangkitan. <br /><br />7. Kebangkitan Kristus adalah alasan iman kita dan pengharapan hidup kita <br /><br />Oleh kebangkitan Kristus disediakan suatu dasar yang teguh bagi iman dan kepercayaan kita (#/TB 1Petrus 1:21*). <br /><br />Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu (#/TB 1Petrus 1:3,4*). <br /><br />8. Kebangkitan Kristus memberi kepastian bagi kebangkitan semua manusia <br /><br />Bukannya hanya orang-orang saleh yang akan dibangkitkan, melainkan kebangkitan Kristus memberi kepastian bahwa orang-orang berdosa juga akan dibangkitkan (#/TB 1Korintus 15:22*). Mereka itu akan menerima hukuman-hukuman dalam tubuh kebangkitanNya. Dan kebangkitan Kristus adalah kesaksian Allah bahwa hari kiamat akan datang (#/TB Kisah 17:31*). Pelajarilah asas pengajaran tentang akhirat. <br /><br /><br />KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS<br /><br />I. ARTI KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS <br /><br />Arti kenaikan Yesus Kristus yaitu Ia dipisahkan dari murid-murid-Nya serta dibawa naik ke sorga. Peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan-Nya, dengan disaksikan oleh para murid-Nya ketika mereka sedang berkumpul bersama Dia di bukit Zaitun. Peristiwa itu ditulis dalam #/TB Kisah 1:9-11*. <br /><br />Kemuliaan Kristus menyatakan pekerjaan Allah di mana Kristus yang telah dibangkitkan dan dinaikkan diberi tempat kuasa di sebelah kanan Allah. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah Bapa!" (#/TB Filipi 2:9-11). Lihat juga #/TB Efesus 1:20,21 dan #/TB Ibrani 1:13*. <br /><br />A. Firman Allah tentang kenaikan dan kemuliaan Kristus <br /><br />Hikmat telah diberikan kepada nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama. #/TB Mazmur 110:1; 68:19*. Di dalam penglihatan nabi-nabi itu melihat Yesus yang dinubuatkan bukan hanya lemah lembut dan rendah hati, tetapi juga sebagai Tuhan yang telah dinaikan dan dipermuliakan. <br /><br />Tuhan Yesus sendiri telah beberapa kali memberitahukan lebih dahulu tentang kenaikan-Nya dan kemuliaan-Nya. Hal itu sudah selalu terbayang-bayang dihadapan mata-Nya. (#/TB Lukas 9:51; Yohanes 6:62; 20:17*). Kenaikan atau kemuliaan Kristus disebut paling sedikit 33 kali dalam Perjanjian Baru. <br /><br />Penulis-penulis Perjanjian Baru menulis tentang hal itu dalam ayat-ayat yang berikut: #/TB Markus 16:19; Lukas 24:51; Yohanes 3:13; Kisah 1:9-11*; #/TB Efesus 4:8-10; Ibrani 10:12*. <br /><br />Pada waktu Stefanus mati ia diberi penglihatan tentang Kristus dalam kemuliaan-Nya. Ia telah melihat "Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" (#/TB Kisah 7:55,56*). Kenaikan dan kemuliaan Kristus telah diajarkan dan diberitakan oleh Petrus (#/TB Kisah 2:33,34; 5:31; 1Petrus 3:22*), juga oleh Paulus (#/TB Efesus 4:8-10; Ibrani 4:14; 10:12; 1Timotius 3:16*). Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Tuhan Yesus telah kembali ke sorga duduk di sebelah kanan Allah. <br /><br /><br />B. Perlunya Kenaikan dan Kemuliaan Kristus <br /><br />Sesudah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang-orang mati, maka Ia mempunyai tubuh kebangkitan. Tubuh kebangkitan itu tidak dapat dibatasi oleh pintu atau tembok atau lain-lain. Tubuh itu adalah tubuh yang mulia dan tentu sesuai dengan keadaan di bumi ini; oleh sebab itulah Tuhan Yesus harus naik ke sorga, suatu tempat yang sesuai dengan tubuh rohani-Nya. Lagi pula sifat Yesus Kristus yang lain daripada orang-orang di dunia ini menuntut supaya Ia keluar dari dunia ini dengan cara yang ajaib. Ia masuk ke dalam dunia ini dengan cara yang ajaib, maka patutlah Ia keluar dengan cara yang ajaib pula. Suatu kehidupan yang tidak berdosa wajib berakhir dengan cara yang ajaib dan mulia. <br /><br />Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu untuk melanjutkan dan menggenapkan pekerjaan tebusan. Pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit dari antara orang-orang mati. Ia harus menduduki tempat di sebelah kanan Allah. Dari situlah Ia akan mencurahkan karunia-karunia kepada orang-orang saleh, teristimewa karunia Roh Kudus. <br /><br />Kristus perlu naik ke sorga dan dipermuliakan supaya Ia dapat melaksanakan pekerjaan-Nya supaya mendoakan kita di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar kita. <br /><br />Oleh sebab Kenaikan Tuhan Yesus dilihat oleh rasul-rasul-Nya maka mereka itu dapat memberikan jawaban kepada orang-orang yang mengolok-olok serta bertanya, "Dimanakah Mesias mu?" Rasul-rasul dapat menjawab, "Kami telah melihat Ia telah dinaikkan ke sorga." Jawaban itu membungkamkan mulut orang yang tidak mau percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus. <br /><br />Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu supaya Ia menjadi Oknum yang dapat disembah oleh segala manusia. Waktu Ia berada di bumi hanya beberapa orang yang dapat menyembah Dia, tetapi bila Ia berada di sorga semua orang dapat menyembah Dia. Penyembahan itu harus beralaskan iman, bukan berdasarkan adanya satu pribadi yang kelihatan, seperti waktu Ia berada di atas bumi ini. <br /><br />C. Kemuliaan Tuhan Yesus dan cara kenaikan-Nya ke sorga <br /><br />Yesus Kristus naik ke sorga dengan tubuh yang nyata, dapat dilihat oleh rasul-rasul-Nya. Tuhan Yesus naik ke sorga dengan tubuh yang serupa dengan tubuh-Nya pada waktu Ia berada di bumi ini, hanya tubuh-Nya adalah tubuh yang dipermuliakan. Tangan bertanda luka bekas paku yang ditunjukkan kepada Tomas itu juga yang diulurkan untuk memberkati rasul-rasul-Nya pada waktu Ia naik ke sorga. Tangan itu juga yang mempersembahkan doa-doa kita kepada Bapa (#/TB Wahyu 8:3-5*). Dan bilamana Tuhan kembali kita akan mengenal Dia oleh bekas luka pada tangan, kaki, dan rusuk-Nya. Tubuh kemuliaan-Nya itu bukan daging bercampur darah, melainkan tulang dan daging saja (#/TB Lukas 24:39*), sebab darah-Nya telah tertumpah karena dosa-dosa manusia. Demikian pula tubuh orang- orang saleh yang akan diangkat akan serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus itu (#/TB 1Korintus 15:51,52*). <br /><br />D. Yesus Kristus telah menembus segala langit <br /><br />Dalam #/TB Ibrani 4:14; 7:26; dan #/TB Efesus 4:10*, dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah menebus dan ditinggikan dari segala langit. Kita tidak tahu berapa langit yang ada di antara tempat bumi dan takhta Allah dalam sorga. Hal ini berarti Tuhan Yesus telah mengalahkan segala kuasa kegelapan di langit. (#/TB Efesus 6:12*), yang sudah tentu mencoba merintangi Dia supaya jangan sampai kepada Bapa-Nya dan mempersembahkan pekerjaan-Nya yang sudah digenapi kepada Bapa-Nya. Sebagaimana Imam Besar dahulu harus melalui tirai Kemah agar sampai kepada tempat yang paling kudus, begitu juga Tuhan Yesus telah menembusi langit sampai kehadirat Allah. <br /><br />E. Kristus telah duduk di sebelah kanan Allah Bapa <br /><br />Tuhan Yesus telah ditinggikan serta duduk di sebelah kanan Allah, #/TB Efesus 1:20,21; Kolose 2:15; 3:1; Kisah 5:31*. Ia ditinggikan di atas segala kuasa dan pemerintah, meskipun kuasa kegelapan sudah melawan Dia dengan sedapat- dapatnya. Walaupun begitu Ia menang atas sekaliannya (#/TB Kolose 2:15*). Hal ini menyatakan bahwa Ia benar-benar duduk pada kanan Allah, yaitu satu tempat yang pasti, dan tempat di mana Ia memegang kekuasaan. Oleh sebab itu Tuhan Yesus berkuasa atas segala makhluk dan lebih tinggi dari semuanya kecuali Allah Bapa sendiri. <br /><br />Oleh sebab Tuhan Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah maka Iblis tidak dapat datang lagi ke sana untuk menuduh kita dihadapan Allah. Lihat #/TB Zakharia 3:1; dan #/TB Wahyu 12:10*. Itulah tempat Kristus mendoakan kita (#/TB Roma 8:34*), tempat di mana Kristus diterima baik (#/TB Mazmur 110:1*), tempat kekuasaan dan berkat yang terbesar (#/TB Kejadian 48:13-19; Mazmur 110:5*). Segala kuasa dan hak ada pada Tuhan Yesus oleh sebab Ia telah menggenapi pekerjaan penebusan. <br /><br />II. MAKSUD KENAIKAN DAN KEMULIAAN KRISTUS <br /><br />A. Kristus kembali ke sorga untuk menjadi perintis kita <br /><br />Tuhan Yesus telah masuk ke sorga untuk menjadi perintis bagi kita, #/TB Ibrani 6:20*. Ia pergi mendahului kita untuk menentukan dan menyediakan tempat bagi kita. Bintang Timur yang gilang-gemilang itu disebut juga bintang perintis, yang memastikan fajar terang yang akan datang itu sudah dekat. Begitu juga Kristus mendahului kita ke surga supaya kita yang percaya akan dia pasti akan mengikuti dia ke situ. Karena di mana Tuhan kita berada di sanalah kita akan berada. <br /><br />B. Kristus pergi untuk menyediakan tempat bagi umat-Nya <br /><br />#/TB Yohanes 14:2,3*. Tuhan Yesus pergi ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita masing-masing, yaitu untuk mempelai perempuan-Nya, Jemaat yang dikuduskan. Betapa indah tempat yang disediakan di sana untuk kita yang percaya akan Dia. <br /><br />C. Tuhan Yesus menghadap Allah Bapa guna kita <br /><br />Janganlah beranggapan bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga hanyalah perpindahan dari suatu tempat dalam alam ini ke tempat yang lain. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah menarik diri dari dunia ini dan masuk ke hadirat Allah. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah mengambil suatu pekerjaan baru, yaitu mendoakan kita serta menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita" (#/TB Ibrani 9:24*) Kristus ada disana menjadi Imam Besar yang bekerja dengan kita. #/TB Ibrani 7:27*, "Ia sudah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban". Ia sudah mempersembahkan Diri-Nya dan darah-Nya sekali kepada Allah untuk kita. Dialah Imam yang mempersembahkan korban dan Dialah korban yang dipersembahkan. Selain itu Kristus ada dihadapan Allah sebagai pengantara antara Allah dan manusia (#/TB 1Timotius 2:5*). Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan itu. Berhubung dengan pekerjaan-Nya itu maka Ia tetap mendoakan kita yang percaya akan Dia. Seperti Tuhan Yesus telah mendoakan Petrus, sehingga Petrus mendapat kemenangan, begitu pun sekarang Tuhan mendoakan kita sehingga kita mendapat kemenangan. Pekerjaan Tuhan itu sangat berfaedah untuk kita dan besar kuasanya. Kita membaca dalam #/TB Ibrani 7:25*, "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. "Sebab ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka." Pekerjaan ini diterangkan lebih mendalam dalam #/TB Roma 8:34 dan #/TB 1Yohanes 2:1*. Oleh sebab Tuhan Yesus telah naik ke sorga, maka Ia mengutus Roh Kudus untuk tinggal di dalam hati orang yang percaya kepada Dia dan yang menurut perintah-Nya. Roh kudus yang tinggal didalam kita berhubungan erat sekali dengan pekerjaan Kristus di dalam mendoakan kita. Itulah sebabnya Roh Kudus mau mendiami hati kita serta berdoa di dalam kita seperti Tuhan mendoakan kita di hadapan Allah Bapa, lihat #/TB Roma 8:26,27*. Doa Kristus pada hadirat Allah bagi kita sama dengan Doa Roh Kudus di dalam kita, karena Roh Kudus menunjukkan perkara-perkara Kristus kepada kita. Kalau kita insaf bahwa Kristus mendoakan kita ke hadirat Allah, dan juga Roh Kudus berdoa di dalam kita; serta menyadari bahwa keduanya berkuasa, maka kita tidak akan takut sesuatupun dan kita tentu akan selalu mencapai kemenangan. Betapa indah pekerjaan Kristus untuk kita di sebelah kanan Allah. <br /><br />D. Tuhan Yesus ada di sebelah kanan Allah untuk memenuhi segala sesuatu serta menunggu waktu-Nya untuk memerintah segenap alam <br /><br />Tuhan Yesus memenuhi segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri dan dengan pekerjaan-Nya (#/TB Efesus 4:10*). Tuhan Yesus bukan Kristus untuk satu tempat saja melainkan untuk segenap alam. Lihatlah #/TB Yeremia 23:34*. Dalam #/TB Kisah 2:34,35; 3:20,21; dan #/TB Ibrani 10:12* dijelaskan bahwa Kristus masih duduk di sebelah kanan Allah dan menunggu sehingga segala musuh-Nya menjadi tumpuan kaki-Nya dan Ia memerintah segala sesuatu. Karena Kristus telah menang di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan-Nya, maka Ia sekarang sedang menunggu dengan kepastian untuk memperoleh penyempurnaan kemenangan-Nya. Dalam Kitab Wahyu kita melihat Kristus mencapai kemenangan-Nya dan kerajaan-Nya.STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-1092223903880651022011-09-14T12:36:00.000-07:002011-09-14T12:41:36.020-07:00SIAPA YANG DAPAT MASUK SURGA?Pdt. DR. Mirnawati Hutagaol, D.Min(c)<br /> <br /> Mau atau tidak mau, suatu saat kita pasti mati lalu ada dialam baka untuk mempertanggung jawabkan hidup kita kepada Sang Pencipta, yakni Tuhan, hanya dua tempat yang tersedia bagi roh kita, surga atau neraka. Suka atau tidak suka kita harus memikirkannya. Orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak perduli dia masuk surga atau neraka, penyesalannya kelak dineraka tidak ada lagi artinya, siksaan kekal tiada ujungnya, itulah bagiannya. Karena itu mari kita pelajari artikel ini dengan seksama, maka hidup anda tidak akan pernah sama lagi.<br /> Informasi yang paling akurat tentang surga dan neraka adalah dari orang yang sudah pernah dari sana, dan satu2nya manusia yang tahu betul tentang surga dan neraka adalah Yesus Kristus, Tuhan. Karena itu marilah kita lihat penjelasan Yesus tentang surga dan neraka. <br />Apakah semua orang Kristen masuk surga? Saya akan bahas dari sisi siapa yang tidak masuk surga, alias siapa yang masuk neraka menurut kata Alkitab:<br />1. Yang tidak perduli Tuhan<br /> Mat.25: 1- 13, Lima Perempuan bodoh dan lima perempuan bijaksana, menjelaskan siapa yang masuk dan siapa yang tidak masuk kedalam pesta mempelai surga <br /> - 10 orang ini adalah orang2 yang diundang kepesta, artinya sanak saudara, <br /> kenalan atau handai tolan. <br /> - Menggambarkan, bahwa mereka adalah orang yang mengenal mempelai, <br /> sehingga layak diundang. Orang2 kristen adalah orang2 yang mengaku <br /> mengenal Tuhan Yesus, pengikut Kristus, mereka mendapat undangan dari <br /> mempelai untuk turut dalam Perjamuan Mempelai disurga. DItegaskan lagi <br /> bahwa ke 10 gadis ini menggambarkan orang2 kristen, bukan non kristen. <br />- Namun hanya 5 orang dari mereka yang masuk kedalam Perjamuan Mempelai, sedangkan yang lima lagi tidak mendapat kesempatan lagi.<br />- Menggambarkan bahwa dari semua orang Kristen yang telah terpanggil/ diundang hanya sebahagian saja yang masuk surga. Penyebab kegagalan yang 5 orang tersebut adalah karena mereka tidak mempersiapkan diri dengan sungguh2 dalam memenuhi undangan itu;<br />• Tidak memikirkan apa2 yang harus dipersiapkan<br />• Karena tidak memikirkan, akibatnya lupa mengisi minyak kedalam lampu <br />• Karena tidak serius untuk mengikuti pesta maka timbul ketidak sabaran <br /> dalam hal menunggu<br />• Ketidak sabaran ini membuat mereka bosan menanti dan akhirnya tertidur<br />Menggambarkan perjalanan hidup orang Kristen, banyak yang tidak ada waktu memikirkan Tuhan, terlalu sibuk memberi pikiran kepada hal2 yang duniawi, mengejar prestasi habis2an, memburu impian, terlalu focus pada masalah2, terpuruk pada persoalan yang ada, sehingga lupa yang terpenting, yakni mencari Tuhan dan perduli akan hal- hal rohani. Orang2 yang tidak perduli akan perkara2 rohani seperti 5 gadis bodoh ini pasti akan tertinggal, tidak masuk surga, tempatnya di neraka.<br />2. Tidak Mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan.<br /> Mat.25: 14- 29, Yesus menceritakan perumpamaan tentang talenta. Kembali gambaran dari perumpamaan ini menunjuk kepada orang2 dalam, artinya orang2 kristen, bukan non Kristen, bahkan lebih detail lagi, orang2 yang sudah terpanggil menjadi hamba dari sang “Tuan” (The Lord) , yakni Tuhan.<br /> Tidak semua yang menyebut dirinya “hamba Tuhan” masuk kedalam kebahagian tuannya, yakni Surga, dari tiga orang hamba dalam cerita ini, ada dua yang masuk dan satu orang tidak masuk surga, mengapa?:<br />- dia tidak mensyukuri kepercayaan/ tugas dan tanggung jawab yang diberikan tuannya, melainkan dipandang sebagai beban yang memberatkan hidupnya<br />- dia tidak mempercayai niat baik tuannya, melainkan dia melihat tuannya sebagai orang yang kejam, dan yang tidak adil, tuan yang tidak berbelas kasihan, yang karakternya adalah penindas<br />- dia tidak menghormati tuannya dan memandang rendah perintahnya sehingga dia tidak sungkan untuk menanam saja talenta tersebut<br />- dia pemalas, tidak mau berpikir, malas berusaha dan berjuang untuk pelipat gandaan<br />- dia seorang hamba yang tidak taat kepada tuannya, disebut hamba yang tidak berguna<br />Tidak perlu saya uraikan panjang lebar lagi, sudah jelas, banyak orang2 kristen, hamba Tuhan yang masuk<br />neraka, yang tipenya seperti perumpamaan diatas. Lebih jelas lagi yang tertulis dalam <br /><br />Mat.7: 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? <br />Mat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" <br /><br />3. Siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka juga dapat dilihat dari <br /> penjelasan Yesus dalam Injil <br /> Matius 25: 31- 45. Bagaimana Tuhan memisahkan yang seorang dengan yang<br /> seorang seperti gembala memisahkan doma dari kambing. <br /> “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:<br /> Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke<br /> dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.<br /> Mat 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku<br /> makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; Mat 25:43<br /> ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku<br /> telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam<br /> penjara, kamu tidak melawat Aku. Mat 25:44 Lalu merekapun akan<br /> menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar,<br /> atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam<br /> penjara dan kami tidak melayani Engkau? Mat 25:45 Maka Ia akan<br /> menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu<br /> yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling<br /> hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Mat 25:46 Dan mereka<br /> ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam<br /> hidup yang kekal." <br /><br /> Kesimpulannya, walaupun seseorang memiliki identitas sebagai seorang Kristen <br /> tetapi jika dia hidup hanya untuk diri sendiri, tidak mau menoleh kepada yang<br /> miskin dan sengsara, hidup egois tidak memiliki belas kasihan, maka dia akan<br /> masuk neraka <br /><br />LALU SIAPA YANG MASUK SURGA DAN BAGAIMANA CARANYA MASUK KE SURGA?<br /><br />Alkitab begitu hebat, dahsyat dan luar biasa, menjadi jawaban atas segala pertanyaan. Marilah kita<br />Lihat apa kata Alkitab. Orang yang dapat masuk surge adalah ;<br /><br />1.Orang yang dilahirkan kembali atau disebut “Lahir Baru”, Joh.3: 1- 21<br /> Penegasan Yesus kepada Nikodemus dalam Joh 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu,<br /> sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam<br /> Kerajaan Allah. Joh 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan<br /> dari Roh, adalah roh. Joh 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu<br /> harus dilahirkan kembali. <br /> <br />Nikodemus, untuk istilah saat ini pastilah disebut seorang seorang Pendeta, Phareses, atau bisa jadi<br />Ephorus, Dosen agama, dari golongan Farisi yang kekhususannya adalah mendalami Taurat, dan<br />Nikodemus adalah ahlinya karena dia diangkat sebagai pemimpin agama. Namun dia masih belum<br />jelas bagaimana caranya seseorang bisa masuk surga sehingga secara diam2 dia datang kepada<br />Yesus untuk bertanya. Jawaban Yesus jelas dan tegas. “harus dilahirkan kembali”. Dilahirkan oleh<br />Roh Kudus ketika diundang masuk kedalam hatinya.<br /><br />Dilahirkan kembali adalah syarat awal, urutan yang pertama. Artinya percaya/ beriman kepada Tuhan Yesus, lalu mengambil keputusan untuk mengangkat Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, mengundang Dia masuk kedalam hatinya, sebagai Penguasa, Tuan, Tuhan, Pemimpin hidupnya secara pribadi. Wahyu 3 : 20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Kata2 ini ditujukan kepada jemaat di Laodikia. Mereka sudah jemaat, tetapi Yesus belum bertakhta dihatinya, maka Yesus berdiri dimuka pintunya mengetuk, jika percaya dan mau mempercayakan hidupnya kepada Tuhan Yesus, mengundang Dia, maka dengan senang hati Yesus akan masuk kedalam hati/ hidupnya. Makan bersama artinya memberi kenikmatan hidup dalam suka dan duka.<br /><br />Pada saat yang sama, “Penyelesaian dosa” dengan cara; menyerahkan segala kenajisan dan dosa yang tersembunyi dalam pengakuan dosa dan mohon pengampunan untuk dibasuh dengan darah Yesus yang tercurah dikayu salib karena dosa manusia. (detailnya ada dalam bahasan berikutnya) Selanjutnya babtisan merupakan legasisasi dari “Lahir Baru” tersebut.<br /><br />2. Hidup Baru, Kol.3: 5- 10<br /> Kol 3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, <br /> Kol 3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). <br /> Kol 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. <br /> Kol 3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. <br /> Kol 3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, <br /> Kol 3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; <br />Mentaati, melakukan Firman Tuhan dengan iman percaya bahwa Dia baik dan semua rencanaNya selalu yang terbaik buat hidup kita. Jangan seperti hamba yang menanam satu talenta itu, yang tdk mempercayai niat baik tuannya, jadilah seperti hamba yang menerima dua dan lima talenta, percaya nita baik tuannya, yakin rancangan tuannya selalu baik, menghormati, menghargai dan mentaati tuannya.<br /><br /><br />3. Bertumbuh dalam Pengenalan akan Tuhan <br /> - Kol 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Kol 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. <br /><br /> - Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap akal budi, kekuatan bahkan segenap hidup<br /> - Mencintai Firman Tuhan, merenungkan siang dan malam. Kol 3:2 Pikirkanlah perkara yang <br /> di atas, bukan yang di bumi. Jangan seperti 5 gadis bodoh yang cuek terhadap hal2 terpenting<br /> - Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Jangan hidup hanya untuk diri sendiri, apa yang anda miliki dizinkan Tuhan anda miliki dengan tujuan agar dapat berbagi dengan sesama, sehingga mereka bersyukur dan memuji Tuhan dan andapun bersukacita.<br /><br /> Kalau begitu, kita mulai dengan yang pertama., yaitu “Lahir Baru”. <br />Siapapun yang membaca artikel ini, pastikan anda sudah Lahir Baru. Kalau belum pelajari metode dibawah ini, akan menolong anda untuk mengerti Lahir Baru bahkan masuk kepada zona, “Lahir Baru”. Kalau sudah pernah mengundang Yesus masuk dihati dan sudah Lahir Baru, Pelajaran ini sangat berguna bagi anda untuk menuntun orang lain kepada Kelahiran Baru. Mudah karena sudah didesain dengan sederhana, namun pengertiannya sangat dalam. Dapat dijadikan khotbah jam, dapat juga disampaikan dalam bentuk kesaksian 10 menit. Dapat dijadikan buku kecil yang ditempel dibelakang Alkitab sehingga dapat dipakai setiap saat seperti seorang prajurit yang siap menggunakan senjatanya. Bahasanya sederhana dapat dimengerti anak2, orang tua, org yang buta huruf namun juga berbobot untuk disampaikan kepada raja2. Metode Penyampaian ini saya sebut “Dari Firdaus ke Kalvary”. Sudah disampaikan dan menyelamatkan puluhan ribu orang sejak tahun 1985. Bahkan dengan memakai Metode ini gereja2 Tuhan didirikan, karena orang2 yang sudah diselamatkan ini membentuk Kelompok2 Belajar Alkitab, Persekutuan2 Doa, dan akhirnya menjadi Kelompok jemaat yang memiliki denominasi gereja, Bahan ini efektif untuk Penanaman Gereja kalau anda tekun melakukannya langkah demi langkah. Selamat mempelajari dan melakukannya, maka anda akan menuntun banyak orang ke jalan Surga.<br /> <br /><br />JALAN KESELAMATAN<br />Dengan MetodeDARI FIRDAUS KE KALVARY<br /><br />Pertanyaan PEMBUKA PINTU Antara Lain.:<br />- Maukah anda selamat?<br />- Inginkah anda berbahagia?<br />- Bersediakah anda ditolong Tuhan?<br />- Sudahkah saudara lahir Baru?<br />- Dll.<br />Berdoalah, dengan bersuara ataupun dalam hati, menurut situasi dan kondisi, inti doa:<br />- Minta Roh Kudus bekerja.<br />- Ikat roh-roh setan<br /><br />I. Ketahuilah bahwa Tuhan mengasihi manusia dan mempunyai Rencana yang baik untuk manusia, Kej. 1:26<br />- Tuhan tidak katakan, Marilah kita ciptakan manusia supaya menderita dan sengsara”<br />- Tuhan katakan, “agar mereka menguasai bumi dan menikmatinya.”<br /><br />II. Tetapi Dosa menghambat kasih dan Rencana Tuhan, Kej. 3<br />- Manusia meragukan Firamn tuhan dan lebih mempercayai dusta iblis.<br />- Sejak itu hati manusia condong kepada dosa Kej. 6:5<br />- Kasih dan rencana Tuhan terhalang, contoh seorang anak yang lari dari rumah.<br /><br />ADA TIGA JENIS DOSA:<br />1. Dosa Perbuatan Daging, Gal 5:19-21<br />perhatikan kata:<br />• “Dan sebagainya, “berarti masih banyak yang dapat ditambahkan seperti berbohong, menipu, mencuri, memakai curang, bicara kotor, pikiran kotor, cabul, menghina, dsb.<br />• Tidak mendapat bagian dalam kerajaan Tuhan”, berarti jika mengandalkan kebaikan sendiri, tidak seorangpun dapat masuk sorga, karena semua orang pasti berdosa.<br />• ”Tanyakan, “apakah saudara orang berdosa?”<br /><br />2. Dosa Kuasa Gelap (Okultisme), Ul. 18:10-12<br />- Jenis ini adalah dosa kekejian bagi Tuhan<br />- Dosa ini berhubungan langsung dengan musuh Tuhan yakni iblis, roh-roh jahat, setan-setan.<br />- Tidak ada dukun yang dari Tuhan, bukan obat ramuan yang emnjadi masalah, tetapi roh-roh yang ada pada dukun adalah roh-roh jahat yang menyamar sebagai roh yang baik untuk dapat menipu manusia, 2 Kor 11:14.<br />- Ilmu mengobati yang ada pada dukun bukanlah dipelajari dari bangku sekolah, melainkan diberi oleh roh yang masuk kedalam tubuhnya.<br />- Roh yang masuk tersebut menipu dengan mengaku sebagai roh orang mati, firman Tuhan katakan tidak ada roh orang mati di dunia Pengkhotbah 9:5-6, Luk. 16:27-28.<br />- Juga tenaga dalam ketika belajar ilmu bela diri adalah berasal dari kuasa-kuasa roh di udara. <br /><br />3. Dosa keturunan Kel, 20:5<br />- Yang dibalaskan adalah dosa okultisme.<br />- Kakek yang berdukun terkutuk sampai ke anak cucu.<br />- Bapak yang berdukun, anaknya juga kena kutuk.<br /><br />AKIBAT DOSA:<br />1. Terpisah dari Tuhan, Yes 59:1-2<br />• Bukan Tuhan tidak bersedia menolong, tetapi dosalah yang menghalangi.<br />• Tuhan kudus, manusia kotor, tidak dapat bersatu kecuali setelah disucikan Tuhan.<br />• Bagaimana cara disucikan, ikutilah selanjutnya.<br /><br />2. Kutuk Dosa, Ul. 28:15-45<br />- ayat 16 artinya, kemanapun pergi, tetap sial dan terkutuk.<br />- Ayat 17, kutuk kemiskinan<br />- Ayat 18, usaha selalu gagal<br />- Ayat 19, dari lahir sampai mati, tetap sial<br />- Ayat 20, huru hara artinya kekacauan dalam berbagai hal. Kacau dalam pikiran, dalam rumah tangga, diperkejaan, dalam pergaulan, dsb<br />- Ayat 22, penyakit silih berganti<br />- Ayat 28, gila, buta, dsb.<br /><br />3. Mati masuk neraka, Wah. 15:20<br />- Ada buku kehidupan, jika sampai mati belum juga mendaftar, masuk neraka.<br />- Sekarang pendaftaran masih terbuka karena masih zaman anugerah<br />- Cara mencaftar, ikut seterus.<br /><br /> III. Jalan keluar Oleh Tuhan Yesus<br />1. Hukuman karena dosa, ditimpakan kepada Yesus.<br />2. Kita yang yang jahat, Yesus yang disalibkan<br />3. Kita yang membrontak, Yesus yang dicambuk<br />4. Tangan dan kaki kita yang berbuatdosa, tangan dan kaki kita yang dipaku<br />5. Kita yangs eharusnya masuk neraka, tetapi Yesus masuk ke alam maut<br />6. Kita yang harus dikutuk, tetapi Yesus mati sebagai orang terkutuk.<br /><br />ANUGERAH TUHAN<br />1. Dia yang maha Mulia menjadi hina agar kita yang hina menjadi mulia.<br />2. Dia yang Maha Kuasa menjadi lemah agar kita yang lemah meiliki kuasa.<br />3. Dia yang Maha kaya menjadi menjadi miskin agar kita yang miskin menjadi kaya <br />4. Dia mati agar kita hidup<br />5. Dia menanggung kesakitan agar kita tidak lagi menanggung sakit penyakit.<br /><br />IV. Tawaran Anugerah<br />Melalui pengorbananNya dikayu salib, Tuhan tawarkan 5 hal yg utama, yakni:<br />1. Pengampunan Dosa Yes. 1:18<br />• Tuhan tidak berkata, “hai orang berdosa pergilah menjauh, sucikan dulu dirimu, tetapi Tuhan berkata, “Hai orang berdosa marilah kepadaku agar kusucikan hidupmu dari dosa”.<br />• Bagi Tuhan bukan masalah besar atu kecilnya dosa, tetapi bahwa Tuhan telah mati disalib bagi pengampunan dosa kita.<br />• Inilah yang disebut Kabar baik karena tersedia pengampunan gratis tanpa bayar.<br /><br />2. Kutuk Diangkat digantikan dengan Berkat, Gal 3:13-14<br />- Yesus telah mengambil kutuk kita dengan jalan menjadi kutuk karena kita.<br />- Lalu Yesus menggantikannya dengan berkat Abraham, yaitu 3 berkat berganda:<br />1. Berkat Rohani, iman yang teguh<br />2. Berkat jasmani, tubuh yang sehat<br />3. Berkat materi, tidak berkekurangan.<br /><br />3. Diangkat menjadi anak Tuhan, Yoh 1:12<br />- Diadopsi menjadi anak Tuhan, dan Tuhan yang maha tinggi menjadi Bapa kita.<br />- Kalau Tuhan menjadi Bapa, maka terjaminlah hidup kita.<br />- Kalau sudah menjadi anak, jika bersalah tidak dibuang, tetapi di bimbing.<br /><br />4. Nama tertulis di surga, Luk. 10:20<br />- Jika anda percaya dan menerima Yesus maka saat ini namamu, dituliskan disurga.<br />- Kalau sudah terdaftar, kapanpun mati pasti masuk surga<br /><br />5. Yesus masuk dihati, Wah. 3:20<br />- Yesus berkata, “bukalah, Aku hendak masuk”<br />- Syaratnya, “jika engkau buka, aku masuk”<br />- Kalau dia masuk dihati, tidak akan keluar masuk.<br />- Jika Yesus masuk dihati, kita diberi hati yang baru dan diberi kuasa melawan dosa dan mengalahkan iblis<br />- Dia akan bertahta, berkuasa dihatimu dan memimpin hidupmu.<br /><br />JIKA ENGKAU MERINDUKAN UNTUK MENERIMA PAKET KESELAMATAN INI, JAWABLAH DUA PERTANYAAN INI:<br />1. Apakah engkau bersedia membuka pintu hatimu dan mengundang Yesus masuk?<br />2. Karena dosalah sumber malapetaka, apakah engkau menyesali dosamu, minta ampun menyerahkannya?<br /><br />DOA MENGUNDANG YESUS<br />Tuhan Yesus yang mengasihi saya, saya bersyukur kepadaMu Tuhan, karena Engkau mencintai saya, orang yang berdosa, aku sambut kasihMu, aku bukan pintu hatiku, ku undang Yesus, masuklah ke dalam hatiku, menjadi Tuhan dan Juruselamatku, bertahtahlah dihatiku, memimpin hidupku, sampai aku masuk surga, sucikanlah hidupku, dari segala dosa, dosa iri hati, amarah, kebencian, perselisihan, bicara kotor, memaki, menipu, berbohong, pikiran kotor, cabul, memberontak, serakah, menipu, curang, percaya dukun2, tangkal dan jimat, menghormati roh-roh diudara, dan dosa-dosa lain, sucikanlah hidupku bersih, putih seperti salju. Terimakasih Tuhan, aku percaya saat ini, dosaku sudah diampuni, karena janji FirmanMu. Angkatlah segala kutuk, dari hidupku, kutuk dosa, kutuk sial, kutuk penyakit, kutuk kemiskinan, angkatlah semua dari hidupku, dan gantikan dengan berkat, aku minta berkat Abraham, berkat rohani, berkat jasmani, dan berkat materi, karena aku anakMu. Berilah aku kekuatan, melawan dosa, membenci dosa, dan meninggalkan dosa, serta beri dorongan, membaca Akitab setiap hari, dan berdoa senantiasa. Tuliskanlah namaku, dibuku kehidupan, aku mendaftar hari ini, sehingga, kapan saja aku mati, aku boleh masuk surga.<br />Terimakasih Tuhan, atas anugrah yang besar, yang kuterima hari ini. Aku lahir baru, dosaku diampuni, Yesus masu dihatiku dan aku beroleh hidup yang kekal. Kupuji kumuliakan namaMu sampai selamalamanya, dalam nama Yesus, aku bersyukur dan berdoa. Amin.<br /><br />TAHAP KE II, PEMUTUSAN IKATAN DOSA, SEBAGAI PENGUMUMAN KEBEBASAN DARI BELENGGU)<br />(Pakai Daftar Dosa)<br /><br />DOA PEMUTUSAN<br />Dalam nama Tuhan Yesus yang berkuasa, Penguasa di atas segala ikatan dosa yang pernah mengikat s………ini, melalui praktek…… (bacakan daftar kuasa gelap), pada hari ini diputuskan segala ikatannya, dihancurkan segala kuasanya, dibatalkan perjanjiannya dan tidak sangkut paut lagi dengan roh-roh jahat di udara, karena s….. ini telah menjadi milik Yesus, darah Yesus tertanda atas dia, sehingga roh-roh jahat tidak berhak lagi atas hidupnya. Dan segala tabiat-tabiat dosa yang ada dalam tubuh roh jiwanya aku cabut hari ini, yakni……. (bacakan daftar dosa perbuatan daging) dibuang dalam nama Tuhan Yesus dan digantikan dengan tabiat baru, yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Terimakasih Tuhan atas anugrah yang besar ini, apa yang kami putuskan dibumi terputus dari surga, sehingga sekarang si…..ini telah menerima Penebusan dan pembebasan dari dosa. Terpuji Engkau Tuhan, didalam nama Tuhan Yesus, aku menaikkan syukur dan doa ini. Amin.<br /><br />Chek and rechek :<br />1. Dimana Yesus sekarang?<br />2. Dosamu sudah diampuni atau belum?<br />3. Kalu mati ke surga atau ke neraka?<br /><br />Dan yang terakhir, doakanlah pergumulannya, lalu bimbing dia cara membaca Alkitab setiap hari, minta ampun dosa jika ada kesalahan, dan berdoa senantiasa serta arahkanlah untuk mengikuti Persekutuan Kristen.<br /><br />PENYELESAIAN DOSA<br /><br />Yesaya 1:18 “Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. <br />Jika Saudara rindu untuk diampuni dan disucikan oleh kuasa darah Yesus Kristus, akuilah dosa-dosa yang pernah diperbuat. Berperkara artinya bukakan, kemukakan, nyatakan, sesali dan minta ampun, niscaya Saudara akan disucikan dari segala dosa (IYoh 1: 9). Untuk menolong Saudara, di bawah ini ada Daftar nama-nama Dosa, harap digaris bawahi jenis dosa mana yang pernah Saudara terlibat, sebagai tanda terbuka untuk diselesaikan, disucikan.<br /><br />DOSA KUASA GELAP (OKULTISME):<br />Pernah meminta jasa dukun untuk ; diramal, menanyakan barang hilang, berobat, berkusuk , minta pelet/ pemanis, pelaris, jimat, ilmu kebal, pertahanan/ penjaga badan, penjaga rumah, mengguna-gunai orang, menyantet. Meminta jodoh, minta ilmu tunduk, minta tenaga dalam, bela diri, kekuatan gaib, memanggil roh-roh orang mati, belajar hipnotis, minta ilmu kebal, minta menang tender, naik jabatan, belajar mantera, telepati, sihir. Melakukan praktek okultisme seperti; mandi air bunga, percaya tahyul2, main jailangkung, mengikuti upacara keagamaan lain selain kristen, belajar buku2 mimpi, berhubungan lewat mimpi dengan orang2 mati. Pernah memakai benang benalu, mengambil tanah kuburan, berdoa dikuburan, mandi jeruk purut, mandi air bunga, buang sial dengan berbagai cara, berbicara dikuburan, permisi ditempat2 keramat, menghormati tempat2 keramat, memberi sajen kepada roh orang mati, menyimpan benda keramat, mewarisi ilmu titisan nenek moyang, merajah tubu atau tatto, minum air dari tengkorak, menangkal bala, menangkal begu ganjang, menjadi pawang, memakai minyak bertuah, meniti hari baik, memberi sajen diladang untuk kesuburan, yoga, semedi, horoscop, dukun patah, dll.<br /><br />DOSA PERBUATAN DAGING:<br />Iri hati., berbohong/membual, memaki, menghina/ menganggap rendah orang lain, menghujat , mengejek, bicara kotor, bertengkar, sulit memaafkan, membenci, mendendam, menciderai , menganiaya, bicara kotor, pikiran kotor, cabul, porno, zinah, masturbasi., memperkosa, diperkosa, selingkuh, baca buku porno, nonton film porno, memiliki buku/ VCD porno, suka membayang-bayangkan perzinahan. minum minuman keras, judi, mencopet, mencuri, merampok, menipu, malas ke gereja, meragukan Tuhan, pernah memakai obat-obat terlarang (narkoba), pemalas, egois, sombong, Serakah/rakus, membungakan uang, senang melihat pertumpahan darah, memberontak terhadap orang tua, mudah tersinggung, mudah marah, sering curiga terhadap orang lain, sukar mengakui kesalahan , suka mencari kambing hitam, suka menjatuhkan orang lain, pernah membunuh, memukul, melukai, ,tidak perduli akan kesusahan orang lain, senang menggossip, suka mencari kesalahan orang lain, kikir, banci, homo, lesbi<br />dll…………………………………………………………………………………………………………………<br /><br />KETERIKATAN UNTUK DOA PEMBEBASAN : ada sakit hati, membenci seseorang, sedang kecewa, patah hati, tidak bisa tidur, hubungan seksual (suami/ istri) tidak normal, hubungan dengan family tidak baik, rumah tangga tidak harmonis, hubungan anak dengan orang tua tidak baik, dililit hutang, ketakutan, minder, tidak bisa bergaul dengan orang lain, tidak bisa pegang uang (boros), selalu gagal dalam usaha, dll. <br /><br />UNTUK PEMUTUSAN DOSA KETURUNAN<br />Nama/ usia : <br />Pekerjaan / status : <br />Alamat : Status: tidak menikah, menikah<br />Nama ayah<br />Nama kakek:<br /><br />PENGAKUAN IMAN (JAWAB PERTANYAAN DIBAWAH INI)<br />1. Menurut imanmu apakah Roh Tuhan sudah masuk dihatimu? ( sudah, belum)<br />2. Setelah engkau mengakui dosa2mu, apakah sudah diampuni Tuhan dan disucikanNya? (sudah, belum)<br />3. Kalau ajal datang menjeput, kemana rohmu pergi? Kesurga atau keneraka? (kesurga, keneraka)<br /> Kalau kesurga apa alasannya dan kalau keneraka apa alasannya? Tuliskan jawaban<br /><br /> ……………………………………..koyak disini, lembaran bawah berikan kepada Conseli<br /><br />BERDOALAH MENGUCAP SYUKUR ATAS ANUGRAH TUHAN YANG TELAH DITERIMA HARI INI. <br /> STT OI SIDIKALANG, JL. RIMO BUNGA, PANJI, SIDIKALANG, HP.081361325782 ; 081319029770STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-91558862937044276142011-09-13T06:24:00.000-07:002011-09-13T06:27:35.301-07:00The Modified Engel Scaleby Paul Hazelden<br /><br />Part One: Introduction<br />- Background<br /><br />Some years ago, James Engel wrote a book which profoundly changed many people's idea of evangelism. The book, What's Gone Wrong With The Harvest? (published by Zondervan) introduced a tool which has become widely used and known as 'the Engel Scale'.<br /><br />The Engel Scale has been used to introduce many Christians to a new understanding of evangelism. In the past, people have often seen evangelism only in terms of people being converted. Understood this way, most of our evangelism must be counted as pure failure. Few people can live with that level of failure, and few survive as evangelists, or even as effective witnesses, for long.<br /><br />The Engel Scale completely changes this picture. If you understand something of the journey a person must take in order to discover God, then you know that helping someone take one more step towards God is successful evangelism just as much as helping them over the final line. The Engel Scale helps people to understand this journey.<br /><br />Evangelists have long known the truth of this, but it has not often been taught and understood. Almost everyone who makes a commitment to Jesus has a story to tell of people and events in their lives bringing them closer and closer to the point of total surrender. Some figures indicate that the average length of the journey, from the time people start looking for God to the time they find Him, is four years. However reliable that figure, and whatever it means, it is clear that for most people the journey to God is a long one.<br /><br />So the Engel Scale can help us. However, the scale as traditionally used has a number of drawbacks, both in the description of the journey and in the way people have tried to use it. I offer here a modified scale to answer the first problem, and a brief description of the stages and some further thoughts to help answer the second.<br /><br />This is not intended to be a training manual for people who wish to become evangelists, but something to assist anyone who wants to share their faith in a way which fits what God is doing in the lives of the people they meet.<br /><br />The Modified Engel Scale is, of course, a vast over simplification of the series of miracles which transforms an unregenerate sinner into a child of God. Each one of us is called individually and responds in a unique way. But the scale contains enough detail, and the details can be seen working out in real life often enough to make it useful.<br /><br />And the more we allow ourselves to be sensitive to what the Spirit is doing in the lives of the people we meet and speak with, the more fruitful our conversations will be, whatever the outcome.<br /><br /> <br />- The Modified Engel ScaleThe Dynamics of New Birth<br />Level Description God Is Man's Task<br /><br />-12 No God framework Confirming Prayer<br /> <br />-11 Experience of emptiness Presence<br />-10 God framework Revealing <br />-9 Vague awareness and belief in God <br /> <br />-8 Wondering if God can be known Preparation<br />-7 Aware of Jesus Guiding <br />-6 Interested in Jesus <br /> <br />-5 Experience of Christian love Proclamation<br />-4 Aware of the basic facts of the gospel Convicting <br />-3 Aware of personal need <br /> <br />-2 Grasp the implications of the gospel Power<br />-1 Challenged to respond personally Converting <br />0 Repentance and faith <br /> <br />+1 Holy Spirit and baptism Transforming Encouragement<br />+2 Functioning member of local Church Empowering <br />+3 Continuing growth in character, lifestyle and service <br />+4 Part of Team Leadership Support<br /><br /><br />Please note that the characteristics of our task are cumulative: at stage -9 for example, we are to pray and reveal God's presence. For the sake of clarity this has been omitted from the diagram.<br /><br /> <br />- Overview<br /><br />The fundamental message behind the scale is that salvation is a process. God is doing different things at the different stages, and we need to modify our behaviour and prayers accordingly. We therefore need to be sensitive to where the person is, and what God is doing right now. People sometimes move through the stages quite quickly, and sometimes more than one stage at once (Paul moved from -7 to 0 in a few seconds on the Road to Damascus) but this does not happen very often.<br /><br />The various stages can be seen as steps along the traditional 'bridge' diagram.<br /><br />Before looking at the stages in detail, it is interesting to note that the twelve steps between -11 and 0 fall naturally into four groups of three. In each of these four groups, we have an experience followed by an intellectual step followed by the corresponding personal or emotional step. This is the way God usually works: experience, message, response. Or, if you prefer, from feeling through intellect to the will. This idea is followed up in Appendix 1.<br /><br />The steps from +1 to +4 do not follow the same neat pattern. Stage +1 is, in the Bible, part of the Salvation package. It is shown as a distinct stage here because that is the experience of most people, not because God wants it to be that way. Stages +2 to +4 are all present in embryo in stages 0 and +1: the whole of the Christian life consists of working out and learning to use what we have already been given in Christ. God continues to teach us through the same pattern: experience, message, response; but from this point He takes us along diverging paths.<br />Part Two: The Stages<br />- No God Framework (-12)<br /><br />God is Confirming; our main task is to pray.<br /><br />People at this stage have no place in their mental picture of the universe for God to fit into: they live in a world totally devoid of any supernatural element. They cannot even ask the question 'Is there a God?' because their belief about the nature of the universe makes such a question meaningless. For them, not only is there not a God, but it is not possible that He can exist.<br /><br />They may talk - often very intelligently - about God, His Nature and Attributes. But such talk is very misleading: when they say 'God' they mean a myth, a construct of subconscious desires, or a tool of political manipulation. In the same way, I can talk about dragons: they form part of my cultural heritage, I have read stories in which they feature and so on. For people at this stage, God and dragons both exist, but only as myths and characters in stories made up by people. They may even enjoy such stories, but 'know' that they are simply fantasies which have nothing to do with the 'real' world.<br /><br />This is regarded as the 'scientific' position by most people today. It is the modern orthodoxy. As with most orthodoxies down the centuries, far fewer people actually believe it than claim to.<br /><br />God's activity at this stage consists largely in confirming and clarifying the implications of such a position. He faces them, in essence, with the issue of personal integrity: if you choose to believe this, are you prepared to live with the consequences?<br /><br />People at this stage see themselves as living 'in touch with reality' or some similar phrase. This is the way the universe is, that is all. Other people may choose to believe all kinds of things, but they do not see themselves as having chosen a set of beliefs, or even (very often) having any beliefs of any significance. If they can see they have chosen to believe this, there is opened up the possibility they can choose to believe something different if the facts appear to support a change.<br /><br />While our main task is to pray for these people, it would be very unscriptural to suggest this is all we should do. There is no harm in talking about God as a living presence in your life - it may do little to help at this stage, but the Holy Spirit can bring such testimony to mind later, when it is more relevant. And it is always right to communicate Jesus' love in practical ways: again, it may be more directly relevant in an evangelistic sense later on, but it is always our Father's desire to bless people. 'Doing good' as an expression of God's love is always valid, whether it directly contributes to some evangelistic effort or not.<br /><br /> <br />- Experience of Emptiness (-11)<br /><br />God is Revealing; our task is to pray and communicate His presence.<br /><br />People often hold the position of 'No God framework' in their heads, but do not allow it to connect with them personally. At this next stage, that connection has taken place. Our first prayers for them have been answered. Understanding this point is vitally important, as it is one of the defining characteristics of the twentieth century.<br /><br />If there is no room in your universe for a God, for any transcendent reality you care to put a name to, nothing more than the bare molecules, then life has no meaning, no purpose. Things like 'purpose' and 'values' only exist in our minds: we can pretend our life has meaning, that the human race is more than a cosmic accident, but this is mere sham. Life is totally empty and futile. Your life is pointless; all human life is pointless; the universe itself is pointless.<br /><br />This is the position of 'modern man' as described graphically by the Existentialists: Jean-Paul Sartre, Albert Camus, and their followers. This is the source of the angst described in so much modern literature.<br /><br />On a more popular and accessible level, Douglas Adams described this experience of emptiness in the Hitchhiker's Guide to the Galaxy. According to this work, the 'Total Perspective Vortex' is the worst torture any sentient being can possibly experience. That is a singularly profound observation, and remarkably close to the truth. Very few people can linger at this stage for long.<br /><br />If a universe without God is such a barren, meaningless place, people start to consider the possibility that there may be a God after all. Perhaps they were being too hasty and dogmatic to rule out the possibility so quickly?<br /><br />Some people object that we cannot communicate God's presence to someone who does not recognise the possibility that God exists. That is only partly true.<br /><br />Firstly, the experience of emptiness makes them open to more than they currently allow to be possible.<br /><br />Secondly, they can experience something of God's presence through you even if they don't believe in Him.<br /><br />And thirdly, they know in their heads that other people have a space for God in their heads. What they do not appreciate is that other people have the reality of God's presence in their lives. They do not need arguments for His existence - something the Bible never offers or suggests - they need the assurance that for other people God is not just a theory, but is actually real in their experience. Without this - and the possibility that these people may not be completely deluded - they see no escape from the dreadful emptiness within.<br /><br /> <br />- God Framework (-10)<br /><br />God is Revealing; our task is to pray and communicate His presence.<br /><br />Most people, once they are faced with the reality of a universe without God, rapidly move to the point when they are willing to accept the possibility that there may be a God. It is hard to be totally dogmatic that the universe is meaningless, especially when so few people around you really believe it. So don't be dogmatic: leave the door open a crack. Allow the logical possibility that you may be mistaken, that there may be room in this universe for a God. After all, how can you be sure about such things?<br /><br />Once God becomes a real possibility, you have a 'God framework'. Once people have a God framework, you can start to communicate not only His presence to them, but also something of His character. This can be very low-key: perhaps just let them know that you are sure He cares about them. And, as you tell them something of His character, God is usually revealing Himself to them in a very gentle and unhurried way.<br /><br /> <br />- Vague awareness and belief in God (-9)<br /><br />God is Revealing; our task is to pray and communicate His presence.<br /><br />Once you believe in the possibility of a God 'somewhere out there' it is very difficult not to take the next step and believe in a vague way that He does exist. We find it hard to hold a position of simple 'not knowing' - the typical agnostic is deciding not to face up to these questions. Very few people can really hold to a position of 'I do not know' or even 'We cannot know' and leave it there.<br /><br />So, for most people, 'perhaps there is a God' becomes 'I believe there might be a God' and for many this moves on to 'I believe there probably is a God - out there - somewhere.'<br /><br />Many people we talk to are here. Very few set out on a quest for God - they are too afraid of what they will find. This is about as far as people get 'on their own' (they are never really on their own, but of course to them it often seems that way) and it usually takes God to step in and do something, either directly or through His people, to encourage someone to move on from here.<br /><br />As you continue to communicate His presence in your life, through what you say and do, they begin to appreciate that you not only seem to know about God, you seem to know Him personally. This prepares the ground for the next step.<br /><br /> <br />- Wondering if God can be known (-8)<br /><br />God is Revealing; our task is to pray, communicate His presence and prepare them.<br /><br />This is in some ways the most risky step anyone takes. The possibility that there may be a God becomes personal. This is not an intellectual game: it now involves real risk. If I allow myself to wonder, I start to hope; if I start to hope that God can be known, if I try to do things to find Him, I risk deep disappointment if it turns out there is no God after all or I cannot find Him, or He turns out to be vengeful and unpleasant after all.<br /><br />Most of us have encountered the deep bitterness and disappointment of someone who has fallen away from following a formal religion. This is the risk people are taking when they start to wonder if God can be known - can be known by them. It is a very fragile position, and people here need very careful handling.<br /><br />God is revealing to them that He can be known, and there are ways to get to know Him. Our job here is to prepare people. Prepare them for what? Prepare them for the Gospel. And, for many people, the essential preparation at this stage is to help them overcome what is known in the trade as the 'scandal of particularity.'<br /><br />This is a dreadful phrase, but it describes the problem nicely. Up to this point, God is a sort of universal concept. He is probably understood to be 'everywhere' - but if He is everywhere, there is no point in going anywhere to meet Him, is there?<br /><br /> <br />- Aware of Jesus (-7)<br /><br />Many people will have been aware of Jesus, or the Christian faith, long before this stage, but up to this point Christianity has always been thought irrelevant. This is a hard point for many Christians to grasp: there are people who are actively looking for God but it simply does not occur to them to try the Church. They may live next door to a Church building, they may have gone to Sunday School, but they simply do not make the connection between Church and God.<br /><br />Once people start wondering if God can be known, they are then in a position to consider the possibility that the Christian faith may have something to offer. The church, for these folk, does not necessarily have the complete answer, but at least it contains people who have some interest in - and maybe a knowledge of - God.<br /><br />People at this stage do not need to be told that 'Jesus has all the answers' or 'Jesus is the only way to God.' Such things appear to be dogmatic, to come from a closed mind. They were (perhaps until very recently) dogmatic themselves, they had a closed mind against God: they do not want to retreat to that position of safety right away. They want to risk, they want to explore, they want to open up to the possibilities the world contains.<br /><br />What they need to hear is that Jesus can offer them a way to get to know God better. He is willing to take them just as they are, just where they are, that He welcomes people with doubts and fears and uncertainties. They need to hear they do not need to be saints. They are allowed to start exploring the Christian Faith right now.<br /><br /> <br />- Interested in Jesus (-6)<br /><br />Once there is a desire to know God, and the recognition that Christianity, or perhaps that strange historic character called 'Jesus,' may be able to offer some help, the person can then decide to do something about it and show an interest. The door to God is opened in a new way.<br /><br />The danger for some people is that they stay here. They start coming to church out of interest, as a way of looking for God, and get taken up into the activities, the social events and the rituals of church life.<br /><br />The church, as a human institution, relies on volunteers, and these people are often willing to volunteer, and they often have the time and capacity to contribute in various ways. It seems churlish to refuse their offers, and it can be very hurtful. To refuse their help is generally seen as a way of rejecting them as people, which of course we do not want to do. So they start to contribute to the life of the church.<br /><br />They may well have a vague idea that they are doing 'their bit for God' in this way, and settle down with the idea that, having become a part of God's people, they have 'found God' as much as they are likely to. They learn to say their prayers along with the rest, and are accepted as part of the church. People at this stage can form the respected backbone of the local church.<br /><br />That is what can happen when people get stuck at this stage. For many, spending a while here seems to be necessary. The person who is interested is not only gathering information about the Christian faith, but is very often discovering Christian culture. A lively church, to an outsider, is a weird group of people. It takes some getting used to. Many people (understandably) find it very difficult to commit themselves to a faith, and hence a group of people, if they do not feel they understand it well enough to believe they will 'fit'.<br /><br /> <br />- Experience of Christian love (-5)<br /><br />On the outside, almost all that Christians do and say can be understood in human terms. Church Prayer Meetings and ballroom dancing are both social activities, and going to church provides you with a bunch of friends and a structure to your social life in much the same way as joining the local pub darts team.<br /><br />Many people think that what they see on the outside is all there is to the Christian faith. They can know all about what goes on, on the outside, yet have no idea of what is happening on the inside. And they do not know that they do not know, if you get the meaning.<br /><br />Something must happen to step into their experience, to make them realise that there is more to the Christian faith than the outward activities. There is something real at the centre of it, something different, something which they do not share.<br /><br />What often happens is they experience Christian love. It touches them on the inside, and they realise that there is something here they cannot explain, something beyond their experience. People are not capable of that kind of love, not ordinary people like this. There is something - and this can be a vital point of revelation - divine about that love.<br /><br />So God is really there for these people, present in some way in their experience. He is a reality in their lives in a way I do not know or understand. Their talk about God is not just talk: it expresses something deeper. I am beginning to realise I want what they have got. I begin to thirst for God.<br /><br />Of course, it is not always love which prompts this step - or perhaps, it is not always seen as love at the time. It can be a simple answer to prayer, or a direct revelation. The effect is the same: God is real, and I want Him.<br /><br /> <br />- Aware of the basic facts of the gospel (-4)<br /><br />Up to now, the Christian message for most people has been a mixture of sound ethical advice and a comforting mythology. Adam and Eve in the garden, Jesus being born at Christmas, the events of Easter: they are all powerful stories which resonate deep within and move people, Christian or not.<br /><br />But if God is real, then - wait for it - these stories must be true, in some sense, at least. A real God became a real human being to die on a real cross, outside a real town in the Middle East. Real people, like me, killed Him in a horrible way. This can be quite a shock. What were just stories become frighteningly different when you realise they really happened.<br /><br />At this point, someone who a few weeks earlier could have described the gospel message very well, might need to hear it for the first time. They do not need to be convinced, they simply need to hear the words said by someone who believes them to be true. This is the point where 'Tell me the old, old story' ceases to be sentimentality and becomes a vital necessity. Now they can hear - really hear - the basic facts of the gospel for the first time.<br /><br /> <br />- Aware of personal need (-3)<br /><br />This is in some ways the real crux of the issue. If someone does not feel their personal need of a saviour, they will never come to the foot of the cross. Many evangelists put most of their effort into convincing people of their personal need, and most of this effort is completely wasted.<br /><br />If a person knows within themselves they are a miserable sinner and they deserve to go to Hell, you can tell them, they will respond and agree with you. If they do not know it within, you might be able to convince their head that 'all have sinned and fallen short of the glory of God,' but any profession of faith will be nothing more than a response to human pressure.<br /><br />You are entirely dependant upon God's Spirit working at this point. You can pray for them, and you can tell them they need a saviour, but until they know they need a saviour you can go no further.<br /><br /> <br />- Grasp the implications of the gospel (-2)<br /><br />It is a dreadful thing to be in fear of Hell. If they have spent more than a few minutes aware of their personal need, there will often be some strong emotions churning around inside.<br /><br />A person at this stage wants to hear the gospel. The difficulty here is to keep it simple. They want to hear, and the temptation sometimes is to keep on explaining things you think they need to understand. You do not need to ensure their theological soundness at this point. Depending on how much they have gained at the earlier stages, you may need to say very little more than: 'Yes, you are in a hole. That is why Jesus died: to provide you with a way out of this hole.'<br /><br />The main point to check is that they understand the Lordship of Christ. The core gospel message is: Jesus Christ is Lord, and if you give your life to Him and submit to His Lordship, He will give His life to you, save you and keep you.<br /><br />The gospel message is a very costly one. That is why people will only respond to it if they know the cost of ignoring it is even greater. Jesus emphasised the need for people to count the cost before they sign up, and we dare not presume to know better.<br /><br /> <br />- Challenged to respond personally (-1)<br /><br />This is the classic 'invitation'. The previous stage was 'Jesus died so that you may have eternal life', this stage is 'What are you going to do about it?' Of course, you do not have to put it as bluntly as that. In sales jargon, this is the 'close', but evangelism is not about selling Jesus to someone, and we can be mislead by the similarities.<br /><br />This stage and the previous one often go together, but this is not essential. We easily make several mistakes at this point.<br /><br />The first mistake is to give the invitation too soon. You are 'so near, and yet so far' - the temptation is to listen to your own enthusiasm or impatience rather than to the Holy Spirit for His timing. There is no rush. If God is at work in someone's life, you will not 'lose them' if they go off and sleep on it.<br /><br />A variation on the 'too soon' mistake is to pressurise people to respond. The only way to come to Jesus is freely. A person can only be saved if they want to be. Just saying the words of the 'sinner's prayer' without meaning them is worse than useless. If someone is pushed into 'accepting Jesus' before they are ready, it is sometimes hard to tell later if they are really saved. It certainly causes problems. Giving your life to Jesus is a major step, and some people need time before they are ready to do it, even when they are sure they have to do it.<br /><br />Of course, some people will try to put off the commitment as a way of avoiding it altogether. Every now and then you have to present the stark choice: either accept Jesus or reject Him. Choose Heaven or Hell. Sitting on the fence for ever is not an alternative: if you fail to choose God, you choose Satan. However you put it, sometimes the choice has to be presented as bluntly as this<br /><br />The second mistake is to put off the invitation, or fail to give it altogether. You have been talking to someone for a while, and it is perfectly clear they know what to do. The strange thing is that many people know what to do, and yet do nothing until they are asked. So maybe all you have to do is ask. It doesn't matter if they want time to think about it, to 'count the cost'. If you ask politely and sensitively, you can keep on coming back and asking, so you have lost nothing in the attempt.<br /><br /> <br />- Repentance and faith (0)<br /><br />Repentance is turning around, turning to God. It is agreeing with Him that you have got it wrong up to now, and you want to go His way from now on. For some people, it is clearly a turning away from something which they have tried to put in the place of God, while for others it is more like coming home at long last.<br /><br />Faith is sometimes made into something more difficult and complicated than it really is. You switch the kettle on because you have faith it will boil the water for your tea. You use a taxi because you have faith the taxi driver will take you where you want to go. Everything in life operates through faith.<br /><br />Faith in Jesus works in exactly the same way. You ask Jesus to save you because you have faith that He is able to save. You want what He offers, you believe that He can supply it, and so you turn to Him. On this level, the only difference between Jesus and a kettle is that there are many ways of getting water boiled, but only one way to get eternal life.<br /><br />Of course, there is the mystery of God at work in the life of the individual coming to faith, the mystery of regeneration. Spiritual forces and powers are at work, angels and demons watch in awe as the wonder of re-birth takes place. But you don't have to worry about all that. God does His bit, and we do not need to understand it.<br /><br />What is the evangelist called to do at this point? As little as possible! Some people need no help at this point, so don't get in their way. Some people just need to be encouraged to pray, to talk with Jesus, and it all spills out.<br /><br />Others are less clear. 'Yes, I want to be saved. What do I do?' For them, you explain as simply as possible that God wants them to repent and believe. Now is not the time for detailed theology - just offer the bare minimum to enable them to understand what they need to do, and let them get on with it.<br /><br />For those who needed no help, it may be appropriate - after they have finished praying and calmed down a little - to check that they do understand about both repentance and faith. But that is all.<br /><br />There is an optional short talk to give at this point, and 97% of the time it is given faultlessly. Most of us remember it very well because we were given the same talk when we became Christians. It goes like this. "Okay. You have been saved by grace. That's great, but don't imagine it will always be this easy. You have to keep the rules. You have to go to Church every Sunday. You have to get up early in the morning to read your Bible and pray. You have to join a Housegroup. You have to..."<br /><br />All right, I lie. It is probably more like 98%. I realise this is a vital message, that your new convert has to learn that most Churches operate on works rather than grace, and that the best way to motivate Christians is through guilt rather than forgiveness. But do you have to hit your new convert with this right now? Why not allow them a few days to enjoy the experience of praying and reading their Bible because they want to? Why not let someone else have the job of turning this into a miserable duty? It's just a suggestion.<br /><br /> <br />- The Home Straight<br /><br />We all need to be brought to the foot of the cross, and in a sense our journey finishes there. Certainly, we never 'move on' from there. There is no deeper teaching, no further revelation than that of the cross. The Christian faith contains no secret or hidden truth, despite the thousands of teachers who will promise to reveal it to you. Any attempt to leave the cross behind is not moving on but falling back, not deeper fellowship with Jesus but turning away from Him. All we have, all we could ever hope for, is present in the cross.<br /><br />But in another sense, the foot of the cross is just the start of our life's journey. We cease the finite journey to God, and start the infinite journey into God. Salvation from the guilt of sin is complete, and salvation from the power of sin begins. We have been given a place in Heaven: now the work begins to make us fit for Heaven. In traditional terms, we have been justified, and we start to become sanctified.<br /><br />We would never imagine that physical growth stops when a child is born: birth is just the starting point for life. Spiritual growth is the same: the New Birth is the starting point for the New Life. All the lengthy journey to the foot of the cross is just a preparation: it brings us to the point where we can get started, where we can start to discover what real living is about. <br /><br />The writings of Christian saints and mystics are useful to us as Christian autobiography. They tell us "This is my experience of God," and we can learn from them. What we must not do is treat their writings as a road map. <br />Part Three: How to Use the Scale<br />- Alternative Routes<br /><br />The pathway shown is just one from an infinite number of possibilities. It is unique because it is the only path which leads to eternal life, but to the people on it at each stage it appears to be only one of a range of alternatives.<br /><br />There is a serious problem in trying to show some of the alternatives on a sort of map: you either show a route to Jesus from the alternative branches, or you don't. If you do, you imply that "all roads lead to God," and if you don't, you imply that a person who has taken a wrong turning has to go back to the junction they missed before they can progress along the right road.<br /><br />Sometimes there is a sense in which a person has to turn away from an earlier decision in order to keep travelling towards God, but this happens far less often than we think it should. You and I would probably have tried very hard to convince Saul that throwing Christians into prison was a bad idea. Fortunately, God knows better, and generally moves people on from where they are, not back.<br /><br /> <br />- Assist Understanding<br /><br />Another thing which should be clear by now is that the scale is not prescriptive. It does not tell you what to do or say. Every person is an individual, and the whole point of the scale is to help you be sensitive to where that person is and how to communicate with them.<br /><br />The Modified Engel Scale is offered to assist evangelism: not as a tool but as training. We are called as Christians to be 'co-workers' with God, and this requires of us both obedience and understanding. Use of the scale assists our understanding of what God is doing and what He wants us to do.<br /><br /> <br />- Not for Presentation<br /><br />Possibly the most important thing to remember is that the scale is not intended for presentation to your prospective convert! There are at least two good reasons for this.<br /><br />Firstly, people do not like being labelled. They do not like to feel they are being categorised. The purpose of the scale is to help you treat them as individuals, and not just lump them together with all the 'unsaved' - and they will not appreciate your explanation that you are putting them into this box because it is much more helpful than the box you would have used before!<br /><br />And secondly, if your contact is not completely put off by the concept of the scale, you will probably end up discussing the scale, justifying it, suggesting alternatives, comparing the strengths and weaknesses of the different options, and so on. Anything, in fact, except presenting Jesus. We are not called to explain the scale, we are called to present Jesus to them.<br /><br /> <br />- Present Jesus<br /><br />We are called to present Jesus. Could this whole discussion be one big distraction from that simple object? Clearly, I do not think so. To present Jesus to someone, the pair of you have to speak the same language. You may be intending to present Jesus, but if you speak a different language your words are meaningless. You can explain the gospel to someone at level -12, but unless God steps in and does another 'Road to Damascus' job, your words will be wasted: they are not in a position to understand what you mean. You need to pray and try to communicate the presence of God as a reality in your life - to communicate that He is not just a figment of your imagination or an externalisation of your subconscious desires.<br /><br /> <br />- Let in the Light<br /><br />We are called to present Jesus. We are not called to criticise, attack or demolish the alternatives to Jesus. Evangelism is inherently constructive, not destructive. We are not called to convince people that Islam or Buddhism or Communism or Materialism is evil, wrong or inadequate: we are called to offer them Jesus. Once they see Him, they can make up their own minds.<br /><br />There is a little truth, a little light in almost every religion and ideology that people cling to. Don't attack the candle, just let in the daylight. No-one relies on the light from a candle when standing in the sunshine, but until people see the true light they would be foolish to give up their candle.<br />Appendices<br />1. God's Work in Human Lives<br /><br />God's work moves from experience to the intellectual to the personal: first He gives us the experience, then He gives us the understanding of it, and then He expects a response. He initiates contact with an experience, He then offers understanding, and then gives us the responsibility to do something with them.<br /><br />When God speaks, it is not simply in the abstract. The experience He gives is not simply to attract our attention: it is also part and parcel of the message. The message flows out of the experience, out of real life. Theology is always grounded in reality. Time and time again, when God speaks He first connects with us, and then provides the theological meat: "Fear not, little flock" (personal) Why? Because "it is your Father's good pleasure to give you the Kingdom" (theological).<br /><br />Theology gives rise to action. You know what a person really believes by seeing how they behave. This is what Jesus taught: by their fruit you shall know them. Out of the fullness of the heart the mouth speaks. In New Testament days, the heart was regarded as the seat of the intellect, so we would say 'mind' instead of 'heart'. What you say and what you do reveals what you believe.<br /><br />We have a slight problem here. We are too used to deception. People are often dishonest, even with themselves, about what they believe. Time and time again, people say they believe one thing, think they believe it, and then go off and do something completely different. But the kind of belief the Bible tells us about is belief which results in action.<br /><br />Religion has become a 'spiritual' activity. It is an inner activity, a search for peace within. Society today approves of that kind of mysticism. People are familiar with terms like 'peace' and 'inner light'. They are not familiar with a faith that says 'because God loves me, I do what I can to feed the hungry and bind up the wounded.'<br /><br />God's work is to change our minds so that our lives will change. The objective is not to stop people sinning (that is a by-product of discipleship) but to get people involved in building the Kingdom of God. People see - and we so often present - the Christian life as a series of things we don't do, a set of things to avoid. But God's will for our lives is active and creative. The response that God draws out of us is far more exciting and demanding than anything He asks us to give up.<br /><br /> <br />2. Lord and Saviour<br /><br />Our Churches are full of partly-converted people. The greatest problem with evangelism is not that too few are getting saved, but that too many are. Or, rather, too many are responding to half a gospel.<br /><br />In the New Testament, Jesus is proclaimed as Lord. The Galilean peasant is revealed to have an authority that is far higher than that of any earthly King or Emperor. The message is clear: Jesus is Lord. You can choose to submit to Him now or later, but one day every knee will bow and every tongue confess that Jesus is Lord, to the glory of God the Father. You can postpone, but you cannot avoid, recognising Jesus Christ as your rightful Lord and Master.<br /><br />He is also our Saviour. He plucks me from the miry clay and sets my feet upon a rock. But why? So that I can continue to live my life as before? No - so that I can follow Him. He has saved my life, my life now belongs to Him. He now has a two-fold claim on my life, both as the Lord of Creation and as my personal Saviour and Redeemer.<br /><br /> <br />3. The Original Version<br /><br />I have seen several versions of the Engel Scale over the years. This is one of the first I met, and seems to be fairly representative of the other variants.The Dynamics of New Birth<br />What God is Doing What Our Task Is Man's Response (The Engel Scale)<br />Revealing<br />(Romans 1:19-20) -10 No God Framework<br />" Prayer (Acts 6:4) -9 Vague awareness and belief<br />" " -8 No knowledge of Christianity<br />" " Presence (being a model) (Matthew 5:16) -7 Aware of Christianity<br />Convicting<br />(John 16:8) " " Preparation (Hos 10:12; 2 Cor 5:11) -6 Interested in Christianity<br />" " " " -5 Aware of the basic facts of the gospel<br />" " " " Proclamation<br /> (Mark 1:4; 2 Tim 4:2; Rom 16:25-27) -4 Grasp of the implications of the gospel<br />" " " " " -3 Awareness of personal need<br />Rebirth/Renewal<br />(Titus 3:4-5) " " " " -2 Challenge and decision to act<br />" " " " " Power<br /> (Mat 4:23; Acts 2:43; Acts 14:9-10) -1 Repentance and faith<br />New Birth (2 Cor 5:17)<br /> +1 Join a Church Bible Study Group<br />Transforming (2 Cor 3:18) Follow-up and discipling (2 Tim 2:2) +2 Growth in Christian Character<br /> +3 Use of gifts in the Church<br /> +4 Christian Lifestyle<br /> Effective sharing of faith<br /><br /><br /> <br />4. Diagnostic Questions<br /><br />These are some possible questions to help determine where a person is on the revised scale.<br /><br />No God framework (-12)<br />Is it possible there is a God?<br />Do you believe God may exist?<br />Are you certain there is no God?<br /><br />Experience of emptiness (-11)<br />Is there a purpose to the universe?<br />Is life on Earth purely the result of chemical processes?<br />Does the human race have a destiny to fulfil?<br /><br />God framework (-10)<br />Do you think you may be mistaken about whether God exists?<br />Is it possible you may be mistaken in your ideas about God?<br /><br />Vague awareness and belief in God (-9)<br />Do you think there probably is a God?<br />Do you think God is a person?<br />Do you think God likes some things?<br />Do you think God gets angry about some things?<br />Do you think God created the universe?<br /><br /><br />Wondering if God can be known (-8)<br />Do you think a person can know God?<br />Do you hope it may be possible to get to know God?<br />Do you believe anyone in the past has known God?<br />Can you name anyone who you think knows God or has known God?<br /><br /><br />Aware of Jesus (-7)<br />Do you know who Jesus Christ was?<br />Do you think Jesus was a historic person?<br />Can you name a Christian who has shown something of God's love?<br /><br /><br />Interested in Jesus (-6)<br />Do you think the life of Jesus has anything to show or teach us today?<br />Do you think the Bible may have something useful to say to people today?<br /><br />Experience of Christian love (-5)<br />Have you met a Christian who has shown you something of God's love?<br /><br /><br />Aware of the basic facts of the gospel (-4)<br />Do you think Jesus was the Son of God?<br />Do you think Jesus was God and chose to become human?<br />Do you think Jesus died to save us from our sins?<br />Do you think Jesus really died on the cross?<br />Do you think Jesus rose from the dead?<br /><br /><br />Aware of personal need (-3)<br />Do you think that a life without God lacks something important?<br />Is it important to you to develop a personal relationship with God?<br />Do you believe you are responsible for sins you have committed?<br />Do you feel in need of God's forgiveness of your sins?<br /><br />Grasp the implications of the gospel (-2)<br />Is it possible to become a Christian and continue to live as before? <br /><br />Challenged to respond personally (-1)<br />Do you feel a need to commit your life to Jesus?<br /><br /><br />Repentance and faith (0)<br />Do you want to give your life to Jesus now?STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-16137351861950271872011-09-07T11:03:00.001-07:002011-09-07T11:45:52.701-07:00STUDI KOMPARASI PERSPEKTIF INJILI DAN GEREJA ARUS UTAMA TENTANG KRISTUS SEJARAH<p class="MsoNormal" align="center" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><br /></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Oleh<span style="mso-spacerun:yes"> : </span></span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Pardomuan Sihombing</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">I. Pendahuluan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Adalah suatu fakta yang tidak terhindari bahwa s</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">epanjang sejarah</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, sejak kelahiran Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, nama</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> banyak</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span style="';font-size:12.0pt;">dipersoalkan, ditolak bahkan dicerca</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. N</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">amun nama itu </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">juga </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">tetap disebut, dipercaya</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">,</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dicinta, </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dimuliakan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">bahkan disembah oleh mayoritas penduduk dunia. Sejak kelahiranNya, Kristus dianggap pribadi yang kontraversial, bahkan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">tidak dianggap istimewa oleh lingkungan</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">N</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ya</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. O</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">rang Farisi </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">p</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ernah menyebutnya 'Beelzebul' </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">atau </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">penghulu setan (Mat</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ius </span><span style="'font-size:">12:24) dan ketika akan disalib </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dia </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">di</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> caci maki, di</span><span style="';font-size:12.0pt;">olok-olok</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">,</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dihina sebagai 'raja' dan direndahkan lebih rendah dari seorang pembunuh</span><span lang="EN-US" style="'font-size:"> yang penuh dengan dosa,</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> bernama 'Barabas' (Mat</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ius </span><span style="'font-size:">27:21). </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span style="';font-size:12.0pt;">Keragu-raguan </span><span lang="EN-US" style="'font-size:">pada</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sebenarnya juga terjadi di kalangan murid-murid</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Nya</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Sebut saja </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Thomas 'meragukan kebangkitan</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">N</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ya' (Yoh</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">anes </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.20:25), dan Yudas menyerahkan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> untuk di salib.</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> <span lang="EN-US">Bahkan saat Kristus sebelum naik ke sorga dan memberi pesan terakhirNya yang penulis yakini menjadi tugas utama para pengikut Kristus, ada beberapa murid dan pengikutNya yang meragukan diriNya (Matius 28:16-20) <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Namun fakta dan data Alkitab juga membuktikan bahwa p</span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ara Rasul </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">me</span><span style="'font-size:">landaskan ajaran </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">gereja </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">pada Kristus</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> sebagai</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Tuhan, bahkan rasul Paulus menjadikan peristiwa kebangkitan </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kristus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sebagai fondasi iman Kristen. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Paulus</span><span style="'font-size:"> mengatakan: "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih tinggal dalam dosamu." (I</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> K</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">or</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">intus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">15:17). </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Bagi Paulus kebangkitan Kristus dari kematianNya merupakan titik tolak dan dasar mutlak keselamatan untuk semua manusia. Kristus menjadi satu-satunya mediator antara manusia yang berdosa dengan Tuhan Allah yang kudus untuk sampai ke sorga yang kekal (I Timotius 2:5)<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Pro dan kontra tentang Kristus sejak kelahiranNya sampai masa kini menjadi berbincangan terbuka, khususnya dikalangan agamawan yang bersentuhan langsung dengan diskusi tentang Kristus. </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Masalah studi '</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Sejarah' yang semula merupakan perdebatan sekelompok teolog</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> saja</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">namun </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dalam era informasi</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> yang sangat maju ini, </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dipacu oleh pe</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">beritaan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> di surat kabar, majalah, buku, TV dan internet</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, membuat studi ini</span><span style="';font-size:12.0pt;"> menjadi debat terbuka yang cukup mendatangkan silang-pendapat yang hangat</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">, apalagi</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dengan adanya komentar</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">-komentar yang sangat</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> provokatif</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Presentasi ini mencoba mendiskusikan, atau lebih tepatnya membandingkan sudut pandang kelompok Injili dan kelompok gereja arus utama tentang Kristus sejarah, sebagai salah satu tugas utama dalam mata kuliah Soteriologi dan Kristologi di STT Baptis Indonesia, Semarang. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Harapan penulis jabaran berikut ini akan menambah khasanah pengetahuan, wawasan tentang Kristus Sejarah, dan objektif dalam paparannya. <span class="apple-style-span"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span>P</span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">enyaji membagi presentasi ini menjadi lima bagian: pertama, Pendahuluan-sudah dipaparkan; kedua, Latar belakang dan Tujuan Kristus Sejarah; ketiga, Perspektif Kaum Injili Atas Kristus Sejarah; ke empat, Perspektif Gereja Arus Utama Atas Kristus Sejarah; dan yang terakhir Kajian Kritis dan Penutup. </span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 3.0pt;margin-left:0cm;mso-add-space:auto;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">II. Latar Belakang Dan Tujuan Kristus Sejarah</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Persoalan teologi, soteriologi-kristologi pada era post-modern ini dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar yang sangat berpengaruh dalam sejarah dunia, yaitu <i>renaissance</i> (zaman bangkitnya gelombang pemikiran <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">humanism</i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal">, </i>yaitu<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">kebebasan berteologia, kebebasan berilmu pengetahuan, dan kebebasan dalam gereja. Penekanan humanisme adalah, bahwa manusia sebagai pusat hidup bagi dirinya sendiri–puncaknya abad 15-16</span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">), <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i>rasionalism</i></b><i> (</i></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">membuang segala hal yang berbau supranatural dalam teologia tradisional-segala sesuatu dimengerti melalui akal budi, serta perhatian manusia beralih dari Allah kepada manusia - abad ke-17) dan <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">enlightment</i></b><i style="mso-bidi-font-style:normal"> (</i></span><span lang="FI" style="'font-size:">menonjolkan kemampuan dan kemandirian akal budi, akal budi menempati otoritas tertinggi bagi manusia. Pada zaman tersebut muncul banyak filsuf dan mempengaruhi dunia teologia dan kekristenan - abad ke-18).</span><span lang="FI" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ketiga gerakan diatas melatarbelakangi lahir dan berkembangnya teologi liberal. Kristus Sejarah yang bermula dari persoalan kritik Alkitab, dan mempertajam persoalan teologi Kristen, Soteriologi-Kristologi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dalam perjalanan peradapan sejarah gereja, sudah menjadi suatu fakta bahwa d</span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">alam kelompok Kristen ada yang berusaha dengan keras untuk mengembangkan ajaran Kristen supaya dapat di terima oleh agama-agama lain. Tujuannya adalah agar agama Kristen mampu terlibat dalam dialog antar-agama, dan mampu memberikan sumbangan kepada kemanusiaan melalui kerjasama antar umat beragama. Namun jika ditelusuri lebih dalam, maka ditemukan bahwa ada masalah dalam Soteriologi-Kristologi yang merintangi Kekristenan untuk dapat melakukan dialog yang korelasional dengan agama-agama lain. Untuk memediasi rintangan tersebut maka kaum gereja arus utama (pluralis) mencoba merekonstruksi bangunan Soteriologi-Kristologi dengan cara mereka agar dapat masuk ke ranah dialog antar-agama.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Pada umunya kelompok gereja arus utama menganggap bahwa konsep Soteriologi-Kristologi Injili (Orthodoks) yang selama ini telah di pegang kekristenan selama berabad-abad ternyata tidak memberi peluang untuk membuka kemungkinan ke arah dialog yang korelasional. Untuk itu kelompok gereja arus utama mencoba menggagas kembali, mengadakan penelitian atau mengkaji ulang doktrin Soteriologi-Kristologi Kristen agar dapat masuk ke dalam dialog yang lebih terbuka dengan agama-agama lain.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Kelompok Kristus Sejarah memulai dengan kritik Alkitab yang menggunakan metode-metode ilmiah untuk menyelidiki Kristus dalam Alkitab. Penyelidikan ini menghasilkan rumusan teologi baru, Soteriologi-Kristologi baru yang sangat bertolak belakang dengan rumusan tradisional/orthodok (Injili).</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"> </span></p> <p class="MsoListParagraph" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;margin-left:18.0pt;mso-add-space:auto;text-indent:-18.0pt;line-height: normal;mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">a.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Jesus Seminar</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span style="';font-size:12.0pt;">'Jesus Seminar'</span><span lang="EN-US" style="'font-size:"> se-nyawa dengan Kristus Sejarah yang </span><span style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>diselenggarakan atas sponsor Westar Institute di Amerika Serikat dengan maksud memperbaharui penyelidikan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">tentang Kristus,</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> tepatnya 'ucapan-ucapan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">yang otentik.' Laporan lengkap penyelidikan ini dibukukan dalam buku berjudul 'The Search for the Authentic Words of Jesus, The Five Gospels, What Did Jesus Really Say?' Robert W Funk, profesor Perjanjian Baru </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">di</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Montana University, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sebagai ketua dari Seminar ini </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dan John Dominic Crossan, rahib Roma Katolik Irlandia yang terpaksa melepaskan kerahibannya karena pandangannya yang kontroversial atas Alkitab</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">, beliau seorang </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">profesor </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">di</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> De Paul University, Chicago di Amerika Serikat. Disebutkan dalam prakata buku itu bahwa buku itu disusun setelah 6 tahun kerja oleh ahli-ahli yang disebut dididik di universitas-universitas terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count: 1"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span style="';font-size:12.0pt;">Pertemuan pertama </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dilakukan pada </span><span style="';font-size:12.0pt;">tahun 1985 diikuti 30 peserta dan 200 orang lainnya kemudian ikut bergabung. Pertemuan diadakan dua kali setahun untuk mendiskusikan satu-persatu ucapan-ucapan Yesus yang ada dalam Alkitab.</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Buku</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, Jesus Seminar tersebut </span><span style="';font-size:12.0pt;">berisi </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">dan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> memuat terjemahan kitab Injil yang disebut sebagai 'The Five Gospels' dengan memasukkan 'Injil Thomas' sebagai Injil ke lima. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Buku tersebut </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">disebut sebagai 'The Scholar Version' (SV) yang memberikan kesan akademik, dianggap merupakan versi </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">yang </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mudah dimengerti oleh pembaca Amerika modern</span><span lang="EN-US" style="'font-size:">, seperi </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">jemaat abad pertama.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Adapun cara kerja yang dilakukan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">: Pertama, mengumpulkan 'ucapan-ucapan yang dianggap dari </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">' baik dari Alkitab maupun dari sumber-sumber kuno yang </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">dapat </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dikumpulkan. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ada u</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">capan-ucapan berjumlah sekitar 1500</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">,</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> kemudian dibagi dalam 4 kategori, yaitu perumpamaan, aforisme, percakapan, dan cerita yang mengandung ucapan Yesus. Ucapan-ucapan lebih pendek dianggap lebih asli karena orang lebih mudah mengingatnya daripada kalimat-kalimat panjang yang mungkin disusun kemudian dan sudah berkembang</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, ditambahi, dan dimodifikasi</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>K</span><span style="';font-size:12.0pt;">edua, dilakukan pemungutan suara oleh yang hadir untuk menentukan keaslian ucapan </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Metode d</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">alam </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">menentukan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">keaslian</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dari ucapak Kristus tersebut</span><span style="'font-size:"> tersedia empat pilihan</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. Pertama, </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">yang dianggap ucapan </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">: (1) Asli diberi warna merah, yang dianggap ucapan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> sendiri; (2) Mungkin Asli diberi warna merah muda, masih diragukan atau telah mengalami perubahan-perubahan selama proses salinan; (3) Mungkin Tidak Asli diberi warna abu-abu, tidak diucapkan oleh </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> tetapi mengandung gagasan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">; dan (4) Tidak Asli diberi warna hitam, ucapan yang dianggap bukan dari </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">namun</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> ditulis pengikutnya</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> yang setia. </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ucapan-ucapan itu disusun untuk merekonstruksikan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">kembali secara otentik </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sejarah</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> tentang apa yang dikatakan dan diperbuat semasa Kristus hidup</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:22.5pt;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal; mso-list:l0 level1 lfo1"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">b.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Mengapa Jesus Seminar diadakan?</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Tujuan utama Jesus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Seminar </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">adalah untuk </span><span style="';font-size:12.0pt;">membungkam </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan kitab-kitab Injil</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> tidak dianggap mengaku sebagai Mesias dan 'Allah yang menjadi daging', </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ia tidak berbicara mengenai kedatanganNya keduakali, </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ia tidak menjanjikan akan mengampuni dosa, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">D</span><span style="';font-size:12.0pt;">ia tidak mengkotbahkan 'kotbah di bukit', dan bahkan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ia tidak pernah 'mengutus murid-muridnya' untuk memberitakan Injil.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> K</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">esimpulan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">seperti itulah </span><span style="';font-size:12.0pt;">yang disebar luaskan secara terbuka di mass media tanpa ada pemeriksaan serius dari pihak mass media dan pembahasan persidangan</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> teologi dan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> gereja</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count: 1"> </span>D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">alam prakata buku</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> tentang hasil Jesus Seminar tersebut ditulis </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">bahwa buku itu disusun setelah 6 tahun kerja </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">para </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ahli </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">pen</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">didik</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">an</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> di universitas-universitas terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat. Pada kenyataannya, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mayoritas dari anggotanya adalah teolog biasa yang tidak menonjol.</span><span style="';font-size:12.0pt;"> Dari para ahli Perjanjian Baru di universitas-universitas terkemuka, hanya Claremont University yang ada wakilnya, sedangkan pengikut dari Emory University hanya sekali datang. Para ahli Perjanjian Baru dari universitas-universitas terkemuka seperti Yale, Harvard, Princeton, Duke, Union, </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">dan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Chicago, tidak ada yang</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> hadir</span><span style="'font-size:">.</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"> P</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ara peserta seminar bukanlah tergolong tokoh dalam pendidikan teologi</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">, k</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ecuali Crossan dan Borg yang punya pengalaman mengajar di universitas</span><span lang="EN-US" style="'font-size:">. U</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mumnya peserta seminar adalah orang-orang yang tidak banyak dikenal di kalangan pendidikan tinggi teologia</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">tidak ada yang mewakili seminari teologia, mereka bertindak sebagai pribadi-pribadi</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">engan me</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">nyimak </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">peserta</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> seminar, a</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dalah terlalu ceroboh untuk menganggap kesimpulan seminar itu </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">telah</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> mewakili dunia teologi</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Setelah diadakan survey ternyata </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">para ahli yang berkumpul adalah<span style="mso-spacerun:yes"> </span>kelompok teolog yang bernada sumbang akan kekristenan dan antipati terhadap konservativisme Kristen</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. Jesus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Seminar dalam prosesnya juga mengalami </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">“</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">pendewasaan</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">”</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. Ungkapan-ungkapan para peserta Seminar yang semula begitu meyakinkan bahkan radikal, dengan adanya kritik-kritik dari luar ternyata kemudian berubah melunak. Ini menunjukkan bahwa mereka berangsur-angsur mengakui juga keterbatasan mereka.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count: 1"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>P</span><span style="';font-size:12.0pt;">enemu '</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Jesus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Seminar' Robert Funk, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">berkata</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> bahwa tujuan seminar ini adalah untuk mencari suatu cerita fiksi baru tentang </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan Injil yang berbeda dengan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">isi</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Injil tradisional. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">G</span><span style="';font-size:12.0pt;">agasan kontroversial dan provokatif </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ini </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">menyebabkan Crossan harus menanggalkan jubah kerahibannya d</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ari</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> gereja Roma Katolik. Jesus Seminar </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">diadakan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">bukan untuk menyelidiki dan mencari kebenaran tetapi untuk mencari legitimasi pandangan radikal mereka. Polemik yang 'sensasional', 'provokatif' dan 'kontroversial' dalam alam Amerika Serikat mudah dijual. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">M</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">odal dari Westar Institute dan liputan mass media yang intensif termasuk liputan majalah 'Time' ke seluruh dunia, seminar ini menjadi terkenal. Dalam seminar-seminar yang diadakan secara berpindah-pindah dari kota-ke-kota mass media diundang untuk meliput</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">nya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Di</span><span style="'font-size:"> Amerika Serikat ada banyak </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">lembaga</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> yang menghibahkan dana besar bagi para teolog dan seminari teologi untuk studi kebenaran Alkitab, tetapi berita yang menguatkan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">bahwa Kristus yang diimani</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">adalah benar </span><span style="';font-size:12.0pt;">tidak akan menarik mass media dan kurang laku menjadi komoditi bisnis komunikasi massa. Berita-berita yang bersifat skandal, sensasional, kontroversial, dan provokatif lebih laku di jual melalui mass media.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span><span style="color:#333333;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal">III.Perspektif </b></span></span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;">Kaum Injili</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Atas Kristus Sejarah </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Selama berabad-abad, Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, menjadi acuan dan sumber utama dan penting untuk mempelajari Kristologi dan Soteriologi. Bagi kaum Injili, Alkitab adalah Firman Allah merupakan sebuah harga mati. Bahkan pada abad ke 16 (1517) tokoh</span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> <span class="apple-style-span">reformasi seperti Martin Luther menyerukan bahwa otoritas Alkitab sebagai satu-satunya otoritas tertinggi bagi iman, keselamatan dan menjadi dasar</span> <span class="apple-style-span">dari seluruh doktrin Kristen.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Pada abad 18 seiring dengan masa</span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"> <span class="apple-style-span">pencerahan, sebagaimana telah disinggung penulis pada awal paper ini, dimana rasio manusia dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan sebuah kebenaran, maka pernyataan-pernyataan Alkitab yang telah dipercaya dan diterima selama berabad-abad mulai diganggu gugat dan dicoba</span> <span class="apple-style-span">dibongkar sampai ke akar-akarnya. Hal yang sama dilakukan untuk doktrin Soteriologi-Kristologi. Kristus yang telah diakui dan diterima sebagai Allah, oknum kedua Tritunggal, selama ber-abad abad juga digugat dan</span> <span class="apple-style-span">dicoba ditafsirkan ulang.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span style="';font-size:12.0pt;">Perkembangan Rasionalisme yang mempengaruhi kekristenan menghasilkan keragu-raguan akan nilai </span><span lang="EN-US" style="'font-size:">Kristus sebagai Tuhan dan satu-satunya juruselamat dunia. S</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ejalan dengan tumbuhnya 'Kritik Historis' atas Alkitab sejak abad ke XVIII</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan juga p</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">ada abad ke-XIX </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">yang </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dikenal dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal">'The Quest'</i> (penyelidikan)</span><span lang="EN-US" style="'font-size:">. Ada cukup banyak tokoh yang mewakili The Quest ini, seperti </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">David Friedrich Strauss</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Albert Schweitzer, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dan puncaknya adalah </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dalam diri Rudolf Bultmann</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">pada </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">pertengahan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> abad</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span style="';font-size:12.0pt;">ke-XX.</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Strauss mempersoalkan mujizat </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> yang dikatakannya tidak benar-benar terjadi </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">menyebutnya sebagai mitos. Albert Schweitzer menolak mujizat. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">A</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">nti-supranatural memuncak dalam diri Rudolf Bultmann yang memisahkan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Iman dan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Sejarah yang dikenal dengan 'demitologisasi'</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><br /><span class="apple-style-span"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Istilah Kristus sejarah dimunculkan untuk membedakannya dengan istilah</span> <span class="apple-style-span">lain, yaitu "Kristus yang diimani". Istilah pertama dimengerti</span><br /><span class="apple-style-span">sebagai Yesus yang sesungguhnya, atau ."the real Jesus", sedangkan istilah</span><br /><span class="apple-style-span">kedua, mengacu kepada pribadi Kristus yang telah dipoles oleh para</span><br /><span class="apple-style-span">rasul. Para peneliti “Kristus Sejarah” menuduh bahwa para penulis Alkitab tidak</span> <span class="apple-style-span">menulis Yesus yang sesungguhnya, baik itu ucapan, karya serta istilah-istilah yang</span> <span class="apple-style-span">diberikan kepada Kristus yang mengacu kepada ke-AllahanNya, tapi</span> <span class="apple-style-span">hanya merupakan ciptaan atau kreasi para rasul, bukan menggambarkan</span> Kritus <span class="apple-style-span">yang sesungguhnya. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Para ahli Kristus Sejarah ingin `menemukan' kembali apa sesungguhnya yang diucapkan dan dilakukan oleh Kristus. Sebagai hasilnya, lahirlah apa yang disebut "the first, the second and the third Quest.”</span></span><span style="'font-size:"> Perbedaan </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">yang mencolok dan </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">penting </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dari </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">masa 'the quest' dengan 'the new </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">dan</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> third quest' adalah bahwa pada penyelidikan pertama kitab Injil diterima sebagai benar tetapi aspek mujizatnya ditolak</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. D</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">alam penyelidikan berikutnya kebenaran kitab Injil yang ditolak dan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">isi kitab </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dinilai dari sudut pandang pemikiran rasionalisme</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, logika dan Injil dianggap </span><span style="'font-size:">rekaan manusia</span><span lang="EN-US" style="'font-size:">.<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Jika</span><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> kita membaca dan mengamati seksama tulisan dan pandangan</span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> <span class="apple-style-span">para ahli tersebut di atas, maka kita dapat menemukan beberapa hal: Pertama, penelitian yang dilakukan tidak menjelaskan tentang siapa Kristus, wajah Kristus yang dibangun tidak utuh tapi tercabik-cabik. Kedua, peneliti memisahkan Kristus sejarah dari Kristus yang diimani. Ketiga, untuk `menemukan' kembali</span> Kristus<span class="apple-style-span"> yang sebenarnya terlepas dan terpisah dari tulisan para rasul,</span> <span class="apple-style-span">bukan didasari motivasi mencari Yesus yang sesungguhnya. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Manakah lebih logis untuk menerima `Kristus Sejarah' nya para ahli</span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><br /><span class="apple-style-span">dan menolak Krsitusnya para rasul? Bukankah para rasul telah hidup</span><br /><span class="apple-style-span">bersama Yesus, mendengar sabdaNya dan menyaksikan sendiri karya-</span><br /><span class="apple-style-span">karyaNya? Alkitab berkata:"…apa yang telah</span> <span class="apple-style-span">kami dengar, kami lihat dengan mata kami,telah kami</span> <span class="apple-style-span">saksikan dan telah kami raba dengan tangan kami… itulah yang</span> <span class="apple-style-span">kami tuliskan kepadamu (1 Yohanes 1:1). Kisah dan kuasa Kristus didalam</span> <span class="apple-style-span">Alkitab adalah dongeng? Pernyataan itulah yang dilawan oleh Alkitab</span> <span class="apple-style-span">itu sendiri: "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng dan isapan</span> <span class="apple-style-span">jempol manusia…tetapi kami adalah saksi mata" (2 Petrus.1:16). Para rasul</span> <span class="apple-style-span">subjektif dan tidak objektif menuliskan Kristus yang sesungguhnya?</span><br /><span class="apple-style-span">Sekiranya tuduhan itu benar, maka itulah gambaran terbaik dan</span><br /><span class="apple-style-span">terlengkap dari Yesus sejarah yang pernah ada. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Barangkali yang tidak disadari para peserta Kristus Sejarah ini adalah k</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">elemahan </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mutlak </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dari metod</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">e</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mereka tentang </span><span style="';font-size:12.0pt;">penyelidikan Jesus Seminar</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, mereka </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">hanya terkonsentrasi pada kitab-kitab Injil,</span><span style="'font-size:"> </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sedangkan data-data Yesus dalam kitab-kitab para Rasul dan tulisan para Rasul diabaikan karena dianggap rekayasa gereja. Rasul Paulus dianggap sebagai tidak mempunyai minat pada Yesus, gaya cerita dalam Kitab-Kitab Injil dan Kisah Para Rasul hanya dianggap sebagai kemasan mitos yang didasarkan pada iman para murid.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Suatu usaha menarik dari sekelompok kecil teolog yang begitu yakin bahwa pandangan mereka mengenai </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus Sejarah</span><span style="';font-size:12.0pt;"> dianggap </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">benar </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">dan ingin menghapus keyakinan sejarah gereja yang sudah melalui dua milenium yang memproklamasikan bahwa '</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> itu Tuhan.' Raymod E. Brown seorang tokoh Katolik Roma yang adalah mantan profesor studi Alkitab di Union Theological Seminary, New York City, dan anggota ‘Komisi Alkitab Pontificiat Roma</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">B</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">erkenaan dengan tokoh-tokoh dibalik </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Seminar, </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Raymon </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">mengatakan: “</span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">When we read the historical Jesus written by these scholars, we actually got nothing about Jesus. They only show who they are they are very subjective and lack of the historical facts."</span></i></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">IV. Perspektif Gereja Arus Utama Atas K</span></b></span><b><span lang="SV" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">ristus Sejarah </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Pada umumnya kelompok ini penganut teologi Liberal. Dalam melihat Soteriologi-Kristologi, mereka mempersoalkan Kristus imani. Kelompok ini melakukan studi kritis mengenai keorisinilan teks-teks Alkitab dan melihat relasi antara peristiwa Kristus dan waktu penulisan. Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah, apa yang ditulis oleh para penulis Injil tentang Kristus, sesungguhnya bukanlah Kristus yang benar-benar ada secara historis, melainkan Kristus menurut pikiran (perasaan) para murid atau para penulis Injil. Jadi pada umumnya perspektif liberal mendasarkan soteriologi-kristologi mereka pada Kristus sejarah. Kristologi harus didasarkan pada Kristus Sejarah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Marcus J. Borg, seorang peneliti Yesus sejarah menyimpulkan bahwa : Yesus adalah seorang pribadi yang diisi oleh roh Allah, guru hikmat yang bijaksana, seorang nabi sosial, dan seorang pendiri gerakan pembahauruan. Jadi dalam kristologi perspektif liberal, mereka tidak memandang lagi keunikan Kristus. Mereka menganggap bahwa Kristus bukanlah Allah. Kristus adalah sama dengan para pempin agama-agama yang lain.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Kelompok ini menolak bahwa keselamatan hanya di dalam Kristus. Penolakan terhadap finalitas karya Kristus mutlak. Seperti apa yang dikatakan oleh Stanley Samartha, <i>”All Christian approaches to other religions based on a theory of anonymous Christianity or cosmic Christology.”</i> Ioanes Rakhmat memegang konsep sub-ordinasionisme dan menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.</span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;">Ioanes Rahmat merupakan penganut Kristus Sejarah. Ia percaya bahwa kematian tentang Kristus dalam kitab Injil adalah ciptaan penulis, dan ia pun membedakan ucapan asli Kristus dan yang produk dari para penulis. Kristus Seminar menyatakan bahwa: Kristus tidak pernah menuntut diriNya disebut dan diakui sebagai Mesias.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Memisahkan antara Kristus menurut iman dan Kristus menurut sejarah, dapat menjadikan seseorang melihat tokoh Kristus bukan sebagai tokoh yang sebenarnya, sebab orang tersebut dapat membentuk sendiri tokoh Yesus, menurut kehendak dan pemahamannya pribadi. Inilah salah satu akibat kesimpulan dari<span class="apple-converted-space"> “</span><em><span style="'font-family:">Jesus Seminar”</span></em>, yang kontroversial itu. Dengan cara pandang serupa, Robert Bultmann, ahli Alkitab dari Jerman, mengambil kesimpulan bahwa secara historis, yang dapat diketahui tentang Kristus hanyalah bahwa ia adalah seorang Yahudi Palestina yang mati di salib. Ini disebabkan karena para ahli Alkitab itu terus memisahkan segala hal yang sifatnya supernatural yang tertulis dalam Kitab Suci. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Ioanes Rahmat berkata: </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">”</span><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;">Dengan adanya sub-ordinasionisme fungsional di dalam Injil Yohanes, penulis Injil Yohanes memandang figur ”Anak Manusia” sebagai suatu ”oknum” atau ”hakikat” adikodrati yang lebih rendah kedudukan-Nya dari Allah, yang dalam ketaklukan-Nya kepada Allah menerima tugas pengutusan untuk turun ke dalam dunia. Kedudukan Anak Manusia yang ”lebih rendah” ini menyiratkan bahwa oknum ”Anak Manusia” itu adalah oknum atau suatu hakikat adikodrati yang terpisah dari Allah.”</span></p> <pre><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Choan Seng Song juga sangat tidak menyetujui jika orang Kristen menyembah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karena bagi dia tindakan itu adalah penyembahan kepada berhala. Bagi Song Kristus bukan Tuhan dan Kristus tidak pernah menyatakan diri-Nya Tuhan. </span></pre><pre style="text-align:justify"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Adolf Harnack menegaskan bahwa kita tidak dapat membangun doktrin Kristologi dari Injil. Menurut Harnack, Injil tidak bicara mengenai Kristus, tetapi mengenai Bapa. Harnack menulis, “<i style="mso-bidi-font-style:normal">The Gospel, as Jesus proclaimed it, has to do with the Father only and not with the Son</i>.” Di pihak lain, H. J. Holtzmann berbeda dengan Harnack, karena dia mengakui adanya pengajaran Kristus didalam Injil. Namun demikian, Holtzmann tidak mengakui ke-Allahan Yesus. Karena baginya Injil tidak mengajarkan Kristus sebagai Allah, tetapi hanya sebagai manusia saja. Holtzmann menulis, “<i style="mso-bidi-font-style:normal">This Gospel describes a purely human Jesus for whom no claims to divinity are made</i>.” Pandangan negatif lainnya diberikan oleh David F. Strauss yang mengatakan, “<i style="mso-bidi-font-style:normal">Jesus was a legendary figure whose historicity was debatable</i>.”</span></pre><pre style="text-align:justify"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Setelah melihat beberapa pandangan tersebut di atas, kelihatannya, kurang lengkap jika kita tidak menyebut pandangan theolog yang satu ini, yaitu Rudolph Bultmann. Diakui atau tidak, Bultmann telah banyak mempengaruhi teolog sejagad, termasuk teolog Indonesia. Bultmann juga menolak Yesus yang disaksikan Alkitab. Bagi Bultmann, Kristus yang disaksikan Alkitab adalah Kristus yang diimani para Rasul, bukan Kristus yang sesungguhnya. Karena itu, perlu diragukan. Bultmann menegaskan: “<i style="mso-bidi-font-style:normal">It is impossible to recapture Jesus as He moved in Galilee and Jerusalem and to know precisely what took place in the years AD 30-33.”</i></span></pre><pre style="text-align:justify"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dengan mengatakan demikian, itu tidak berarti bahwa Bultmann secara mutlak menolak pengakuan tentang Kristus. Dia tetap mengakui Yesus, tetapi bukan Kristus dalam Alkitab yang menurutnya telah dipoles oleh para Rasul. Bultmann menegaskan: “The mere thatness is sufficient.” Pandangan yang paling negatif dari semuanya adalah pandangan G. A. Wells, di mana bagi Wells, Kristus tidak pernah ada. “Did Jesus ever exist?”,<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Menurut Wells, “Jesus was a mythical figure arising out of Paul's mystical experience, for whom an earthly 'history' had later to be invented.”</span></pre><pre style="text-align:justify"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></pre><pre style="text-align: justify"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></pre><p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:3.0pt; margin-left:4.5pt;text-indent:-13.5pt;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>V. KAJIAN KRITIS DAN KESIMPULAN</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;tab-stops:45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;tab-stops:45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sekalipun Alkitab, khususnya keempat Injil telah menulis dengan jelas siapa Kristus, bahwa Dia adalah Allah yang patut dipuji dan dipuja, namun cukup banyak ahli (scholars) memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab. Ada banyak teolog yang memilki pandangan yang sangat negatif terhadap Kristus. Melalui tulisan mereka, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka telah meninggalkan pengajaran yang Alkitabiah dan membangun pandangan sendiri yang seringkali bersifat spekulatif.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;tab-stops:45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Teolog-teolog Kristus sejarah menolak pengajaran Alkitab, seperti apa adanya kata Alkitab. Karena menurut mereka penulis-penulis Alkitab, khususnya Injil, tidak menulis Kristus yang sesungguhnya (the real Jesus), tapi para penulis Injil telah memoles Kristus sesuai dengan kehendak penulis <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>yang cenderung terlalu meninggikan Kristus. Tuduhan seperti itu khususnya ditujukan kepada Injil Yohanes yang menegaskan bahwa Kristus, yang disebut dengan Firman itu, bukan saja sejak kekekalan telah bersama-sama dengan Allah, tetapi Dia sendiri adalah Allah. (Yohanes.1:1) Kristus Sejarah memberi istilah “Yesus sejarah” (the historical Jesus) dan “Kristus yang diimani” (Christ of faith). Mereka menolak Kristus yang diimani oleh para rasul, tapi menerima Yesus sejarah.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;tab-stops:45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt"><span lang="EN-SG" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Merupakan sebuah kesombongan yang tidak berlogika </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">bahwa seolah-olah hanya orang-orang bodoh dan kaum fundamentalis saja yang </span></p> <pre style="text-align:justify"><span lang="EN-SG" style="';font-size:12.0pt;">mempercayai Alkitab, apa adanya. Dalam kenyataannya, tidaklah demikian. Sikap meragukan serta menolak atau percaya dan menerima Alkitab ternyata adalah masalah sikap hati dan iman, bukan masalah bodoh atau pintar. Artinya, jika hati dan pikirannya sudah ditetapkan untuk menganut satu pemahaman tertentu, apa pun kata Alkitab serta para ahli lainnya, hal itu tidak terlalu berarti baginya. Sebaliknya, jika dengan iman, orang belajar dan membuka diri kepada pernyataan-pernyataan Alkitab, maka orang tersebut –tidak bisa tidak–akan dibawa kepada pengenalan dan penyembahan kepada Yesus. Menurut penulis adalah sangat baik untuk menjadi orang pandai, tapi akan lebih baik menjadi orang yang percaya akan Kristus.</span></pre><p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Mayoritas kelompok gereja arus utama yang meyakini Kristus Sejarah menganggap bahwa Kristus sama saja dengan tokoh-tokoh agama lain, Kristus yang ada di dalam Injil, yang dipercaya para penulis Injil adalah mitos atau Kristus yang diimani. Kristus adalah seorang manusia bukan Allah, bukan Tuhan dan bukan jalan satu-satunya untuk ke surga.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="'font-size:">Kaum Injili merespon bahwa perspektif Kristus Sejarah adalah pendekatan yang kompromistis yang dapat merusak sendi-sendi jantung kekristenan. Karena pendekatan Kristus Sejarah akan memaksa orang Kristen untuk menyembunyikan finalitas Kristus dan kemutlakkan kebenaran Alkitab, serta memaksa orang Kristen untuk mengakui adanya keterbatasan Kristus dan sejarah adalah pembatasnya. Kristus bukan seperti yang ada dalam sejarah yang dicatat dalam kitab suci, tapi Kristus terbatas, Kristus benar jika diimani.</span><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">K</span><span lang="EN-US" style="'font-size:">elompok Kristus Sejarah menolak kebenaran yang dipercaya kaum Injili, karena hampir dalam tiap metode yang mereka kemukakan, mereka</span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">menyatakan bahwa sulit untuk mencapai suatu kebenaran yang objektif. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kaum Injili seharusnya mampu mewartakan kemanusiaan dan keilahian Kristus</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-size:">secara berimbang. Jikalau selama ini, beberapa pengkritik Alkitab telah melemparkan ide pemisahan Yesus historis</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-size:">dengan Kristus-imani, maka kelompok Injili seharusnya dapat menjawabnya dengan membuktikan kemanusiaan Kristus dan keilahian</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus. Kebenaran Allah tidak tergantung pada pengalaman dan interpretasi individu atau kelompok</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">manapun, betapapun pengalaman dan interpretasi itu terasa kuat dan berpengaruh secara budaya. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span class="apple-style-span"><span style="color:#222222;">.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ada benarnya bahwa </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">semua tulisan sejarah dapat memiliki efek distorsi dan itupun tergantung dari pihak mana yang menuliskannya, karena kemungkinan penulis akan menitik beratkan kepada apa yang dipahami oleh kelompoknya. Hal ini terjadi karena sifat subyektifitas penulis terlibat di dalamnya. Namun, kaum Injili mengimani bahwa Kitab Suci bukanlah kitab yang dituliskan oleh manusia, tetapi oleh ilham Roh Kudus walaupun tetap melibatkan akal budi manusia penulisnya. Bagi kaum Injili, Ilham Roh Kudus inilah yang memungkinkan Kitab Suci ditulis dengan benar dan obyektif, karena yang dituliskan dalam Kitab Suci adalah kehendak Allah, bukan apa yang dikehendaki penulis. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kelompok Injili percaya bahwa tidak ada distorsi antara Kristus yang diimani dan Kristus menurut sejarah, sebab tidak mungkin ilham Roh Kudus menghasilkan tulisan yang tidak sinkron antara apa yang harus diimani dan apa yang sebenarnya terjadi. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:">Kaum Injili sangat percaya bahwa </span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Alkitab mengajarkan bahwa Kristus adalah Allah yang masuk dalam sejarah manusia. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Pada akhirnya, harus diakui bahwa soal menerima ke-Tuhan-an Kristus adalah soal iman. Bagi kaum Injili bukti sejarah otentik sampai sedetail-detail-nya bukanlah persoalan, sebab Kristus tidak hanya mewakili kemanusiaan, tapi Dia adalah Allah yang mustahil dipahami secara detail dengan kekuatan dan kapasitas kemanusiaan semata seperti yang dilakukan oleh peneliti Kristus Sejarah. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus tidak hanya memiliki dimensi kemanusiaan tapi juga memiliki dimensi ke-illah-ian yang mustahil untuk dipahami dengan indera lengkap. Kristus tidak hanya immanen yang mudah dan dekat untuk diselidiki, tapi juga trasenden yang melampaui indera lengkap dan teknologi canggih manusia. Tapi bagi peneliti Kristus Sejarah, bukti yang sudah nyata disertai dengan saksi yang lengkap, tertulis, dan detail sekalipun tidak cukup. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Barangkali yang paling tepat untuk meyakini Kristus Sejarah dan Kristus yang diimani, peneliti membutuhkan sebuah keputusan yang melibatkan pikiran-logika, perasaan-keyakinan dan perbuatan. </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;text-indent:36.0pt;line-height:14.55pt"><span class="apple-style-span"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">TERIMA KASIH, TUHAN YESUS MEMBERKATI.</span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: 14.55pt"><b><span lang="SV" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><b><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;">Daftar Pustaka</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:14.55pt"><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Gnanakan, Ken, t<span style="mso-bidi-font-style:italic">he Pluralistic Predicament, </span>Bangalore: Theological Book Trust, 1992.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Herlianto, <span style="mso-bidi-font-style:italic">Yesus Sejarah – Siapakah Aku Ini? </span>Bandung: Yabina, 1997.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Hick, John & Paul Knitter, <span style="mso-bidi-font-style: italic">Mitos Keunikan Agama Kristen, </span>Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="SV" style="';font-size:12.0pt;">Knitter, Paul F., <span style="mso-bidi-font-style:italic">Pengatar Teologi Agama-Agama, </span>Yogyakarta: Kanisius, 2008.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Lumintang, Stevri Indra, <span style="mso-bidi-font-style: italic">Teologi Abu-Abu Pluralisme Iman, </span>Malang: YPPII, 2002.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Newbigin, Lesslie, <span style="mso-bidi-font-style:italic">Injil Dalam Masyarakat Majemuk</span>, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:-27.35pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space: auto;text-indent:-18.0pt;line-height:14.55pt;mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">8.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Susabda, Yakub, <span style="mso-bidi-font-style:italic">Kaum Injili – Membangkitkan Kembali Iman Ortodoks, </span>Malang: Gandum Mas, 1991.</span></p>STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-6324807788471661592011-09-07T11:01:00.000-07:002011-09-07T11:47:13.758-07:00KAJIAN KRITIS DOKTRIN MARIA IMMACULATA TERHADAP KETIDAKBERDOSAAN YESUS<div style="mso-element:para-border-div;border:none;border-bottom:solid #4F81BD 1.0pt; mso-border-bottom-themepadding:0cm 0cm 4.0pt 0cmcolor:accent1;"> <p class="MsoTitle" align="center" style="text-align:center"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><br /></span></p></div><p class="MsoNormal" style="margin-top:4.8pt;margin-right:0cm;margin-bottom:6.0pt; margin-left:0cm;text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal" align="center"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Oleh : Henri<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-top:4.8pt;margin-right:0cm;margin-bottom:6.0pt; margin-left:0cm;text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-top:4.8pt;margin-right:0cm;margin-bottom:6.0pt; margin-left:0cm;text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Mariologi Katolik adalah sebuah konsekwensi logis dan penting dari Kristologi: </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yesus" title="Yesus"><span style="'font-size:">Yesus</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maria" title="Maria"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Maria</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> adalah anak dan ibu, Sang Penebus Dosa dan Yang Ditebus Dosanya. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maria" title="Maria"><span style="'font-size:">Maria</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> dan putranya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yesus" title="Yesus"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Yesus</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> sangat berkaitan erat namun tidak kembar identik dalam teologi Katolik. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maria" title="Maria"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Maria</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, disamping turut memberikan sumbangan ke dalam pengajaran mengenai </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristus" title="Kristus"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span></a><span style="';font-size:12.0pt;">, juga menjadi ajaran yang terpisah yang disebut Mariologi.<a style="mso-footnote-id:ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[1]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:4.8pt;margin-right:0cm;margin-bottom:6.0pt; margin-left:0cm;text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maria" title="Maria"><span style="'font-size:">Maria</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> mengembangkan pengertian yang lebih mendalam mengenai siapa </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kristus" title="Kristus"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus</span></a><span style="';font-size:12.0pt;"> itu dan apa yang dilakukan-Nya. Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah menurut pandangan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Roma" title="Gereja Katolik Roma"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Gereja Katolik Roma</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Umat Kristiani di masa-masa awal dan banyak orang suci memusatkan diri pada interpretasi paralel ini. Para paus menyoroti hubungan intim antara dogma-dogma mengenai Maria dan penerimaan penuh dari dogma Kristologi. Groenen mengatakan bahwa,”kalaupun benar bahwa Perjanjian Baru mewartakan Yesus Kristus, bukan Maria, namun Maria turut diwartakan dan pewartaan Kristus tanpa Maria tidaklah lengkap.<a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[2]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:4.8pt;margin-right:0cm;margin-bottom:6.0pt; margin-left:0cm;text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya adalah Tubuh Kristus. Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya, yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Vatikan_II" title="Konsili Vatikan II"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Konsili Vatikan II</span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">, “Bunda Gereja”.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Doktrin Maria Immaculata merupakan salah satu doktrin penting dalam teologi umat Katolik. Doktrin tersebut mulai diajarkan oleh Paus Pius IX yang menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal. Empat tahun kemudian ada peristiwa yang diakui sebagai sebuah pewahyuan dari Tuhan, yaitu Bunda Maria menampakkan diri di Lourdes,Grotto Massabielle,Perancis terjadi selama 18 kali kepada Bernadete Soubirous, seorang gadis desa yang pada waktu itu masih berumur 14 tahun. Dan pada penampakan itu Bunda Maria menyatakan dirinya sebagai,”Perawan yang dikandung tanpa noda dosa”/<i style="mso-bidi-font-style: normal">the Immaculate Conception</i>. Pernyataan dari Bunda Maria ini mengkonfirmasi ajaran Bapa Paus Pius IX dan menjadi bukti infailibilitas ajaran Bapa Paus tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Untuk lebih memahami alur berpikir doktrin Maria Immaculata dan kaitannya dengan ketidakberdosaan Yesus, maka pembahasan dalam makalah ini akan ditinjau dari perspektif Dogma Katolik dan kajian kritis dari perspektif Kristen.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">I.PERSPEKTIF KATOLIK</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><span style="';font-size:12.0pt;">A. Latar Belakang Historis </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Setelah masa Apostolik pada abad ke-1, perkembangan kekristenan mulai didominasi oleh Bapa-bapa Gereja yang mengembangkan berbagai tradisi suci yang diyakini memiliki otoritas yang sama dengan Kitab Suci karena sama-sama berasal dari Allah. Salah satu pengajaran utama mereka yang terus dipergumulkan adalah pengajaran Maria Immaculata (Perawan Maria yang tidak bernoda). Berikut ini adalah pengajaran Bapa Gereja dari waktu ke waktu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">1. <b>St. Irenaeus</b> (180): “Hawa, dengan ketidaktaatannya [karena berdosa] mendatangkan kematian bagi dirinya dan seluruh umat manusia, … Maria dengan ketaatannya [tanpa dosa] mendatangkan keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusia…. Oleh karena itu, ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">2. <b>St. Hippolytus</b> (235): “Ia adalah tabut yang dibentuk dari kayu yang tidak dapat rusak. Sebab dengan ini ditandai bahwa Tabernakel-Nya dibebaskan dari kebusukan dan kerusakan.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">3. <b>Origen</b> (244): “Bunda Perawan dari Putera Tunggal Allah ini disebut sebagai Maria, yang layak bagi Tuhan, yang tidak bernoda dari yang tidak bernoda, hanya satu satunya”.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">4. <b>Ephraim</b> (361): ”Engkau sendiri dan Bunda-Mu adalah yang terindah daripada semua yang lain, sebab tidak ada cacat cela di dalam-Mu ataupun noda pada Bunda-Mu...</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">5. <b>St. Athanasius</b> (373), “O, Perawan yang terberkati, sungguh engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu, O tempat kediaman Sang Sabda Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan dengan engkau, O Perawan? Engkau lebih besar daripada semua ciptaan, <b>O Tabut Perjanjian</b>, <b>yang dilapis dengan kemurnian</b>, bukannya dengan emas! Engkau adalah Tabut Perjanjian yang di dalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna yang sejati, yaitu: daging di mana Ke-Allahan tinggal.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">6. <b>Ambrose</b> (387): “Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari setiap noda dosa.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">7. <b>St. Gregorius Nazianza</b> (390): Ia [Yesus] dikandung oleh seorang perawan, yang terlebih dahulu telah dimurnikan oleh Roh Kudus di dalam jiwa dan tubuh, sebab seperti ia yang mengandung layak untuk menerima penghormatan, maka pentinglah bahwa ia yang perawan layak menerima penghormatan yang lebih besar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">8. <b>St. Augustine</b> (415): Kita harus menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan sesuatupun ketika kita membicarakan tentang dosa, demi hormat kita kepada Tuhan; sebab dari Dia kita mengetahui betapa berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala hal telah diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">9. <b>Theodotus</b> (446): “Seorang perawan, yang tak berdosa, tak benoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar, kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti setangkai lili yang berkembang di antara semak duri.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">10. <b>Proclus </b>dari Konstantinopel (446): “Seperti Ia [Yesus] membentuknya [Maria] tanpa noda dari dirinya sendiri, maka Ia dilahirkan daripadanya tanpa meninggalkan noda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">11. <b>St. Severus</b> (538): “Ia [Maria] …sama seperti kita, meskipun ia murni dari segala noda, dan ia tanpa noda.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">12. <b>St. Germanus</b> dari Konstantinopel (733), mengajarkan tentang Maria sebagai yang “benar- benar terpilih, dan di atas semua, … melampaui di atas semua dalam hal kebesaran dan kemurnian kebajikan ilahi, tidak tercemar dengan dosa apapun.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:-1.0cm; line-height:normal;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;">13. <b style="mso-bidi-font-weight:normal">Duns Scotus</b> (1264- 1308) seorang Franciskan mengatakan hal ini dengan indahnya, “Malah Maria, melebihi siapapun membutuhkan Kristus sebagai Penyelamatnya, sebab ia dapat tercemar oleh noda dosa asal seandainya rahmat dari Sang Penyelamat tidak mencegah hal ini.” Keistimewaan rahmat yang membuat Maria dibebaskan dari noda dosa asal adalah bentuk penghormatan Yesus kepada Maria ibu-Nya, sesuatu yang menjadi hak-Nya sebagai Tuhan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:1.0cm;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Gereja Katolik berargumen bahwa mereka tidak pernah mengubah, menghapus atau menambah pengajaran “<i style="mso-bidi-font-style:normal">deposit of faith”</i> yang sudah ada sejak masa gereja awal, tetapi menjaga dan mempertahankannya. Pergumulan yang terus dipikirkan oleh Bapa-bapa Gereja pada abad-abad sebelumnya, terus dikembangkan oleh Paus Sixtus (abad ke-15) yang dilanjutkan oleh Paus Pius IX (abad ke-19) dengan mengeluarkan pengumuman tentang Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda <i style="mso-bidi-font-style: normal">(Ineffabilis Deus)</i>.<a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[3]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-size:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-size:">B. Dasar Alkitab</span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:8.5pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; vertical-align:baseline"><span style="'font-family:">Alasan kuat Bunda Maria dikandung tanpa noda ini berhubungan dengan peran istimewanya sebagai<span class="apple-converted-space"> </span><u><span style="border:none windowtext 1.0pt;mso-border-alt:none windowtext 0cm; padding:0cm">Ibu</span></u><span class="apple-converted-space"> </span>Tuhan Yesus. Jadi, walaupun benar Maria manusia biasa, ia bukan manusia ‘kebanyakan’ seperti kita. Sebab, memang rencana keselamatan itu terbuka untuk semua orang (Yoh 3:16), tetapi Ia hanya memilih<span class="apple-converted-space"> </span><u><span style="border:none windowtext 1.0pt;mso-border-alt:none windowtext 0cm; padding:0cm">satu</span></u><span class="apple-converted-space"> </span>orang untuk menjadi ibu-Nya, yaitu Maria. Kita tahu bahwa Allah adalah Kudus, sempurna dan tak ada dosa di dalam Dia, maka sudah sangat layaklah bahwa ketika memutuskan untuk dilahirkan di dunia, Yesus menguduskan terlebih dahulu seseorang yang melaluinya Ia akan dilahirkan. Mungkin hal ini tidak terbayangkan oleh kita, karena kita manusia tidak bisa melakukannya. Kita tidak bisa memilih ibu kita sendiri, apalagi membuat dia kudus dan sempurna sebelum kita lahir. Tetapi, Allah bisa, dan itulah yang dilakukan-Nya. Mengapa Tuhan melakukan ini? Karena Ia tidak dapat mengingkari jati Diri-Nya sebagai Allah yang Kudus. Mari kita lihat kebesaran Allah melalui apa yang dilakukan-Nya terhadap Bunda Maria seperti yang ditulis dalam Alkitab.</span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; vertical-align:baseline"><span style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <h3 style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">1. Bunda Maria disebutkan pada awal mula, sebagai <u><span style="border:none windowtext 1.0pt;mso-border-alt:none windowtext 0cm; padding:0cm">‘</span></u></span><strong><u><span style="';font-size:12.0pt;">perempuan’ yang keturunannya akan mengalahkan ular (iblis) </span></u></strong><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">(Kej 3:15).</span></h3> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:">Di sini, perempuan yang dimaksud bukanlah Hawa, tetapi Hawa yang baru (‘<em><span style="'font-family:">New Eve’</span></em>). Para Bapa Gereja membaca ayat ini sebagai nubuatan akan kelahiran Yesus (Adam yang baru) melalui Bunda Maria (Hawa yang baru). Hal ini sudah menjadi pengajaran Gereja sejak abad ke-2 oleh Santo Yustinus Martir, Santo Irenaeus dan Tertullian, yang lalu dilanjutkan oleh Santo Agustinus. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, pada ayat ini dikatakan ‘perempuan ini’, seolah-olah menunjuk kepada Hawa, namun sebenarnya adalah <em><span style="'font-family:">‘the woman’</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>(bukan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="'font-family:">this</span></em><span class="apple-converted-space"> </span>woman) sehingga artinya adalah sang perempuan, yang tidak merujuk kembali ke lakon yang baru saja dibicarakan. Ungkapan ‘<em><span style="'font-family:">woman</span></em>‘ ini yang kemudian kerap diulangi pada ayat Perjanjian Baru, misalnya pada mukjizat di Kana (Yoh 2:4) dan di kaki salib Yesus, saat Ia menyerahkan Bunda Maria kepada Yohanes murid kesayanganNya (Yoh 19:26).Pada kesempatan tersebut, Yesus mau menunjukkan bahwa Maria adalah ’sang perempuan’ yang telah dinubuatkan pada awal mula dunia sebagai ‘Hawa yang baru’.</span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:">‘Hawa yang baru’ ini berperan berdampingan dengan Kristus sebagai ‘Adam yang baru’. Santo Irenaeus, mengatakan, “</span><strong><span style="'font-family:">Ikatan yang disebabkan oleh ketidaktaatan Hawa telah diuraikan karena ketaatan Maria</span></strong><span style="'font-family:">” sehingga selanjutnya dikatakan, “maut (karena dosa) didatangkan oleh Hawa, tetapi hidup (karena Yesus) oleh Maria.” Oleh karena itu, sudah selayaknya Allah membuat Bunda Maria tidak tercemar sama sekali oleh dosa, supaya ia, dapat ditempatkan bersama Yesus di tempat utama dalam pertentangan yang total melawan Iblis (lih. Kej 3:15).</span></p> <h3 style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">2.<span class="apple-converted-space"> </span></span><strong><u><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian yang Baru</span></u></strong><span style="'font-size:">.</span></h3> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:">Di dalam Kitab Perjanjian Lama, yaitu di Kitab Keluaran pasal<span style="mso-spacerun:yes"> </span>25-31, dapat dilihat bagaimana ’spesifik-nya’ Allah saat Ia memerintahkan Nabi Musa untuk membangun Kemah suci dan Tabut Perjanjian. Ukurannya, bentuknya, bahannya, warnanya, pakaian imamnya, sampai seniman-nya (lih. Kel 31:1-6), semua ditunjuk oleh Tuhan. Hanya imam (Harun) yang boleh memasuki tempat Maha Kudus itu dan ia pun harus disucikan sebelum mempersembahkan korban di Kemah suci (Kel 40:12-15). Jika ia berdosa, maka ia akan meninggal seketika pada saat ia menjalankan tugasnya di Kemah itu (Im 22:9). Hal ini menunjukkan bagaimana Allah sangat mementingkan kekudusan Tabut suci itu, yang di dalamnya diletakkan roti manna (Kel 25:30), dan dua loh batu kesepuluh perintah Allah (Kel 25:16), dan tongkat imam Harun (Bil 17:10; Ibr 9:4). Betapa lebih istimewanya perhatian Allah pada kekudusan Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, karena di dalamnya terkandung Putera-Nya sendiri, Sang Roti Hidup (Yoh 6:35), Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Imam Agung yang Tertinggi (Ibr 8:1)! Persyaratan kekudusan Bunda Maria –“Sang Tabut Perjanjian Baru”- pastilah jauh lebih tinggi daripada kekudusan Tabut Perjanjian Lama yang tercatat dalam Kitab Keluaran itu. Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, harus kudus, dan tidak mungkin berdosa, karena Allah sendiri masuk dan tinggal di dalam rahimnya. Itulah sebabnya Bunda<span class="apple-converted-space"> </span><span style="border:none windowtext 1.0pt; mso-border-alt:none windowtext 0cm;padding:0cm">Maria</span><span class="apple-converted-space"> </span>dibebaskan dari<span class="apple-converted-space"> </span><span style="border:none windowtext 1.0pt; mso-border-alt:none windowtext 0cm;padding:0cm">noda</span><span class="apple-converted-space"> </span>dosa oleh Allah.</span></p> <h3 style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">3.<span class="apple-converted-space"> </span></span><strong><u><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Bunda Maria dikatakan sebagai ‘penuh rahmat’ pada saat menerima Kabar Gembira</span></u></strong><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.</span></h3> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:">Pada saat malaikat Gabriel memberitakan Kabar Gembira, ia memanggil Maria sebagai, ‘…<u><span style="border:none windowtext 1.0pt;mso-border-alt:none windowtext 0cm; padding:0cm">hai engkau yang dikaruniai’</span></u>, Tuhan menyertai engkau.’ (Luk 1:28) (“<em><span style="'font-family:">Hail, full of grace…”, – RSV Bible</span></em>) Kata, ‘<em><span style="'font-family:">Hail, full of grace</span></em>‘ ini tidak pernah ditujukan kepada siapapun di dalam Alkitab, kecuali kepada Maria. Kepada Abraham yang akan menjadi Bapa para bangsa, ataupun kepada Musa salah satu nabi terbesar, Allah tidak pernah menyapa mereka dengan salam. Kepada Maria, Allah bukan saja hanya memberi salam, tetapi juga memenuhinya dengan rahmat (<em><span style="'font-family:">grace</span></em>), yang adalah lawan dari dosa (<em><span style="'font-family:">sin</span></em>). Dan karena dikatakan<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="'font-family:">‘full of grace’</span></em>, maka para Bapa Gereja mengartikannya bahwa seluruh keberadaan Maria dipenuhi dengan rahmat Allah dan semua karunia Roh Kudus, sehingga dengan demikian tidak ada tempat lagi bagi dosa, yang terkecil sekalipun, sebab hadirat Allah tidak berkompromi dengan dosa. Artinya, Bunda Maria dibebaskan dari noda dosa asal.</span></p> <h3 style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">4. </span><u><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dasar dari Kitab Wahyu</span></u></h3> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:36.0pt; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:">Bunda Maria secara implisit disebut sebagai<span class="apple-converted-space"> </span></span><strong><span style="'font-family:">perempuan yang melahirkan seorang Anak laki-laki,</span></strong><span class="apple-converted-space"><b><span style="'font-family:"> </span></b></span><strong><span style="'font-family:">yang menggembalakan semua bangsa…</span></strong><span style="'font-family:">yang akhirnya mengalahkan naga yang adalah Iblis (Why 12: 1-6). Kemenangan atas Iblis ini dimungkinkan karena dalam diri Maria tidak pernah ada setitik dosa pun yang menjadi ‘daerah kekuasaan Iblis’.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-size:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">C. Implikasi <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Teologis Bagi Orang Percaya</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height: normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-size:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:35.45pt;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai juruselamat, maka ketidakberdosaan Maria akan berdampak kepada ketidakberdosaan Yesus.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Yesus dilahirkan dari Roh Kudus dan dikandung dalam rahim seorang wanita yang tidak berdosa. Sehingga keberadaan Yesus sebagai manusia tidak diragukan, dan ketidakberdosaan-Nya juga tidak disangsikan lagi karena Bapa dari Yesus bukan Yusuf tetapi Roh Kudus. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Rahner mengatakan :</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:35.45pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:.55pt; line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">“<i>But this mystery of the Immaculate Conception of Mary is not only a personal priviledge granted to her who was to become the Mother of God. Mary thereby become the figure of the Church</i>…...<i>The word ‘immaculate’ indeed sums up the mystery of our own spiritual life. We are members of the Church, and in us the Church’s mystery must be accomplished; it begins with Mary Immaculate, and we in turn, by the power of the Holy Spirit, must once more become immaculate. In each of us the victory over the serpent must be achieved</i>….”<a style="mso-footnote-id: ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[4]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:35.45pt;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Misteri Konsep Maria Immaculata tidak hanya merupakan hak istimewa yang diberikan kepadanya yang menjadi Bunda Allah (theotokos). Maria juga menjadi gambaran mengenai gereja.... Kata Immaculata harus dipahami sebagai bagian dari kehidupan spiritual kita. Kita adalah anggota Gereja dan di dalam kita, misteri Gereja dapat digenapi; dimulai dengan Maria Immaculata, dan pada gilirannya kita, dengan kuasa Roh Kudus, kita juga menjadi immaculata/ kudus sehingga di dalam kita kemenangan atas si ular dapat tercapai.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">II. KAJIAN KRITIS DARI PERSPEKTIF KRISTEN</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">A.Landasan Berpikir</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dogmatika Kristen (Protestan) mendasarkan teologinya terutama pada otoritas Alkitab sebagai Firman Allah satu-satunya yang patut dipegang sebagai kebenaran. Oleh sebab itu nilai-nilai tradisi gereja masih dapat dipegang sebagai kebenaran jika masih sejalan dan sesuai dengan Firman Tuhan. Kekristenan berusaha membebaskan diri dari pembatasan kuasa Allah atas semua orang. Sebagai orang percaya, pemikiran para Bapa-bapa gereja dan Paus tidak dijadikan dasar berpijak di dalam membuat suatu teologi, sekalipun pemikirannya patut dihargai. Teologi Katolik yang mengagungkan dan mengakui otoritas mereka sebagai orang yang penuh kuasa dari Allah secara langsung, menyebabkan umat tidak lagi bebas untuk berteologi, padahal metode semacam itu sangat rentan terhadap subyektifitas terbatas. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align: baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Semangat Sola scriptura yang dimiliki oleh umat Kristen harus lebih dihayati sebagai sebuah kebebasan dalam menginterpretasikan Alkitab dalam menjawab misteri tentang Allah dan kehendak-Nya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pengalaman pribadi yang berbeda-beda dalam perjalanan spiritual seseorang menuntun orang untuk menemukan ‘bahasa yang pas’ bagi dirinya untuk menginterpretasikan Alkitab. Namun perlu digarisbawahi bahwa pengalaman pribadi tersebut tidak boleh menjadi dasar dalam dogmatika, karena unsur subyektifitas tidak dapat diseragamkan. Sementara di sisi lain dogmatika seharusnya menjadi pedoman iman yang harus ditaati karena mengandung uniformitas dan bertitik tolak dari Alkitab.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">B. Pokok-pokok Pikiran yang Dikritisi</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:14.2pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space:auto;text-align: justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-outline-level:2;mso-list: l0 level1 lfo1;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kelahiran Yesus</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:18.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Injil Matius dan Injil Lukas mencatat kelahiran Yesus dan menyinggung soal Maria. Sedangkan Injil Markus sama sekali tidak menulis tentang kelahiran Yesus.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam kedua Injil itu, keberadaan Maria bukan menjadi tokoh utamanya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kehadiran Maria dalam kisah itu merupakan bagian dari karya Allah mengenai penyelamatan manusia dari dosa melalui Yesus Kristus. Maria menjadi sarana kelahiran Yesus sebagai manusia seutuhnya. Jadi dalam hal ini virginitas Maria lebih ditekankan untuk membuktikan tentang ketidakberdosaan Yesus. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:18.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Mengutip dari pemahaman Gereja Orthodoks Indonesia, “</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kelahiran Kristus dari dara Maria adalah permulaan dari karya inkarnasi atau penjelmaan. Inkarnasi adalah seluruh keberadaan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sang Firman di dalam kenyataan-Nya sebagai manusia. Pembuktiannya melalui kebenaran dogmatis dan teologis yaitu kebenaran iman.”</span><a style="mso-footnote-id: ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:11.0pt;">[5]</span></span></span></span></a><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> Memposisikan Maria lebih dari Ibu Yesus bukanlah sebuah cara penginterpretasian Alkitab yang terlalu berlebihan. Maria masuk dalam bagian inkarnasi Sang Firman di dalam rahimnya sehingga menjadi manusia yang seutuhnya tanpa melalui keinginan seorang laki-laki atau manusia. Ia yang sudah memilih Maria untuk menjadi sarana proses tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:18.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Peter Wongso dalam buku Kristologi menyatakan bahwa </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Yesus dilahirkan dari seorang perempuan, ia menjadi keturunan seorang perempuan, manusia sejati. Dasar iman yang lebih mendasar adalah Ia dilahirkan oleh anak dara, berarti mengakui pengalaman supranatural dalam kehidupan manusiawinya dan latar belakang kesucian-Nya yang sempurna.<a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[6]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:14.2pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l0 level1 lfo1"><span style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ketidakberdosaan Maria</span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-indent:14.2pt; line-height:12.0pt;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Firman Allah berkata, ”</span><span style="'font-family:">Sesungguhnya , di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa! (Pengkhotbah 7:20),...Semua orang telah bebuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), Tidak ada seorang pun, selain Kristus di dunia (Yoh 8:46; 2 Kor 5:21; Ibr 4:15), yang tidak berbuat dosa.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dalam konteks inilah penghormatan terhadap Maria tersebut seharusnya diletakkan sebagai koridor iman. Maria juga termasuk di antara wanita lainnya yang juga berdosa. Namun yang membedakan Maria dari perempuan yang lain adalah bahwa dirinya memiliki keistimewaan sebagai Ibu Yesus yang menerima rahmat dari Allah</span><span style="'font-family:">.</span> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Menurut Nico Syukur, Maria tidak punya tugas pewartaan.Tugas itu bukan hanya keterikatan kekeluargaan (Luk. 8:19-21). Maria terlibat dengan seluruh pribadinya dalam peristiwa yang berlangsung. Fakta keselamatan disimpan Maria dalam hatinya dan direnungkannya(Luk.2:19). Tugas Maria yaitu tugas Israel dan tugas gereja serentak. Di satu pihak Maria telah menjadi gambar termurni dari Israel yang menanti-nanti, dan di lain pihak Maria menjadi contoh Gereja yang menyambut Yesus sang Kristus. Zaman lama <i style="mso-bidi-font-style:normal">diaplus</i> dengan zaman baru. Maria menerima Yesus pertama-tama dalam hati dan budinya baru kemudian dalam kandungannya (<i style="mso-bidi-font-style:normal">prius mente concepitquam ventre</i>).</span><a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:11.0pt;">[7]</span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dalam silsilah Yesus disebutkan nama empat wanita, yaitu Tamar, Rahab, Rut dan istri Uria. Mereka hadir dalam situasi berdosa. Ini menjelaskan bahwa Yesus lahir dari bangsa manusia yang berdosa, dan Ia datang untuk membebaskan umat manusia dari dosa. Sedangkan berdasar literatur Yahudi terdapat keterangan dari Herman Hendrick CICM, bahwa kesamaan keempat wanita itu terletak pada keibuan mereka serta pelaksanaan janji keselamatan Allah, mereka menyerahkan total kepada rencana Allah. Begitu pula campur tangan Roh yang memberikan kepadanya kekuatan untuk tetap setia pada tugas panggilannya, khususnya Maria.<a style="mso-footnote-id: ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[8]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Jadi dalam hal ini, kehadiran Maria sebagai manusia yang tidak bercacat/bernoda lebih tepat diartikan keberadaannya sebagai seorang gadis yang belum pernah berhubungan dengan laki-laki bukan tidak memiliki dosa asal seperti yang diartikan oleh umat Katolik. Dalam bahasa Yunani, kata </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">parhenos</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> ‘<i style="mso-bidi-font-style:normal">parthenos’ </i>berarti perawan atau anak dara. Maria ketika mengandung bayi Yesus dalam kondisi ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal">parthenos’,</i> dalam masa pertunangan dengan Yusuf. Sesuai dengan tradisi Yahudi bahwa seorang gadis berumur 12-13 tahun sudah dapat disebut sebagai <i style="mso-bidi-font-style:normal">parthenos</i>. Dan jika parthenos itu sudah bertunangan berarti ia sudah terikat dengan pernikahan, walaupun harus memasuki masa ikatan tanpa disentuh laki-laki selama kurang lebih satu tahun. Selama periode itulah jika didapati sang perempuan atau laki-laki itu melanggar perjanjian dan mengandung atau berjinah maka ia harus dihukum dan diasingkan dari komunitasnya.<a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[9]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l0 level1 lfo1"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ketidakberdosaan Yesus </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.3pt;text-align:justify;text-indent: 25.05pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Injil Yohanes 1:14 mengatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia. Jadi ada perubahan dari </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">logos</span><span style="';font-size:12.0pt;"> yang menciptakan alam semesta menjadi </span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">sarkos</span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. Perubahan ini tidak dapat mengubah esensi dari Logos yang suci, kudus dan tidak terpengaruh oleh dosa. Logos itu memiliki potensi untuk menciptakan dan bertindak. Dalam Yoh.1:1-3 dikatakan: ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Ini berarti bahwa di dalam diri Yesus sebagai manusia terdapat kepenuhan ke-Allah-an lengkap dengan otoritas dan kuasa-Nya atas dosa manusia. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.3pt;text-align:justify;text-indent: 25.05pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ketika Yesus lahir dari rahim Maria yang masih perawan (<i style="mso-bidi-font-style: normal">conceptio virginalis</i>), sebenarnya justru melengkapi keyakinan tentang Kristus yang tidak berdosa, karena lahir bukan dari keinginan seorang laki-laki atau manusia yang punya potensi berbuat dosa. Sebagaimana perjumpaan Maria dengan malaikat Gabriel dalam Lukas 1:35,“....Roh Kudus akan <b style="mso-bidi-font-weight:normal">turun atasmu</b> dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan <b style="mso-bidi-font-weight:normal">menaungi</b> engkau; sebab itu anak yang kaulahirkan itu akan disebut <b style="mso-bidi-font-weight: normal">kudus, Anak Allah</b>.” Dalam penafsirannya umat Katolik memahami bahwa Maria sebagai perawan mengandung Yesus oleh karena diminta oleh Allah, jadi sebelum menikah dan berkumpul dengan suaminya (sesuai gambaran Matius 1:18-25). Sedangkan menurut Lukas, Maria sepenuhnya merelakan diri dan seluruh hidupnya untuk melayani “rencana” Allah. Kerelaan inilah yang menjadi dimensi spiritual dari keperawanan Maria. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.3pt;text-align:justify;text-indent: 25.05pt;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kalimat “...Roh Kudus akan turun ke atasmu... menaungi engkau...” ditafsirkan sebagai tindakan Allah yang penuh otoritas dan menguasai keberadaan Maria sebagai manusia yang berdosa. Dengan berdiamnya Roh Kudus di dalam diri Maria, maka Mariapun sudah diselamatkan dari dosa, dia dikuduskan agar keberadaan janin Yesus itupun tetap kudus dan tidak berdosa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Louis Berkhoff mengatakan, ”Kristus memiliki kesempurnaan natural, kesempurnaan moral dan integritas, yaitu ketidakberdosaan. Ini berarti Kristus dapat menghindar agar tidak berdosa (<i style="mso-bidi-font-style:normal">potuit non pecare</i>) dan dan juga sama sekali tidak mungkin baginya untuk berbuat dosa (<i style="mso-bidi-font-style:normal">non potuit pecare</i>) oleh sebab ikatan esensial antara natur manusia dan natur ilahi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ayat pendukung: Luk. 1:35; yoh. 8:46; 14:30; 2 Kor 5:21; Ibr 4:15; 9:14; I Petr 2:22; 1 Yoh. 3:5.”<a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[10]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Jadi kerelaan Maria untuk masuk dalam rencana penyelamatan Allah dan kesediaan Allah untuk menjadi manusia, membuat ikatan natur manusia dan natur ilahi dapat dipahami dalam satu hubungan yang tak terpisahkan. Dalam sisi kemanusiaan-Nya Yesus tidak mungkin untuk berbuat dosa sekalipun Ia digoda oleh dosa, namun Ia tidak dapat dijatuhkan. <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">4.Penebusan Kristus</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dogma umat Katolik menyatakan bahwa Maria tidak terkena dosa asal, karena<span style="mso-spacerun:yes"> </span>kasih karunia Allah, pilihan Allah berdasarkan karya penebusan Yesus Kristus, anaknya sendiri. Karya penebusan itu sudah efektif terjadi jauh sebelum Yesus Kristus itu ada. Dogma itu tidak mengatakan bahwa Maria ditebus tetapi Maria ‘sebelumnya’ terlindung/terpelihara (<i style="mso-bidi-font-style: normal">praeservata</i>).<a style="mso-footnote-id:ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[11]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Ayat yang mendukung dogma itu adalah bahwa Bunda Maria penuh kasih karunia di hadapan Allah (Lukas 1:30,42,50). Dan ayat-ayat itu kemudian ditafsirkan bahwa karena rahmat Allah itulah maka Maria tidak hanya bahagia karena telah dipilih untuk menjadi Bunda Allah (Theotokos), tetapi juga karena ia dibebaskan dari segala dosa asal yang ada pada setiap manusia. Pertentangan mengenai dosa asal manusia sebagaimana Roma 3:9 menyatakan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak berdosa, tidak berlaku untuk dua kekecualian yaitu Maria dan Yesus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Tom Jacobs menyatakan,” Yesus masuk dalam situasi dosa tanpa dosa. Ia mengalami akibat dosa dalam ketaatan kepada Bapa; Ia mengalami maut sebagai penyerahan penuh kepada Allah. Dengan menerima Yesus, Allah menerima umat manusia seluruhnya. Dalam Yesus, khususnya karena kesatuan Yesus dengan umat manusia dalam maut, Allah bersatu dengan manusia.”<a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[12]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dalam kerygma Katolik, Maria dipandang sebagai mediatrix karya penebusan Yesus. Peran Maria dalam karya penyelamatan ini adalah sebagai mediator antara Yesus <span style="mso-spacerun:yes"> </span>yang ilahi dengan Yesus Manusia sehingga karya Allah itu sungguh-sungguh dapat terlaksana.</span><span style="';font-size:7.5pt;"> </span><span style="';font-size:12.0pt;">Secara teologis, Santo Bernardus dari Clairvaux, seorang Doktor Gereja, adalah seorang pendukung kuat interpretasi mediatrix dalam diri Maria. Tuhan dan dunia fana bertemu di dalam dirinya. Kehidupan kudus mengalir melalui dirinya ke seluruh penciptaan. Maria adalah satu dengan Yesus yang ingin menyelamatkan semua manusia dan yang menebarkan semua rahmat melalui dirinya. Maria adalah Sang Perantara ke Tuhan, sebuah tangga yang bisa digunakan oleh para pendosa untuk mendaki mendekati-Nya, jalan megah menuju Tuhan, karena dirinya penuh rahmat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Perspektif Kristen tidak memandang Maria sebagai mediatriks antara Allah dan manusia, karena Alkitab menyatakan bahwa,”.. tidak seorangpun pergi kepada Bapa jika tidak melalui Aku...” Aku di sini menunjuk kepada Yesus bukan Maria. Jadi untuk berdoa memohon pertolongan kepada Yesus tidak perlu berdoa melalui Maria. Meskipun demikian kita juga tidak mengambil posisi ekstrim untuk mengabaikan Maria begitu saja. Maria kita hormati sebagai seorang perempuan yang menjadi ibu Yesus, dan berperan penting dalam perjalanan karya penebusan Kristus. Namun penghormatan itu tidak dapat disejajarkan dengan pemahaman umat Katolik yang meninggikan Maria sebagai perantara umat agar doanya didengar oleh Tuhan Yesus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Inti iman Kristiani ialah keyakinan bahwa di dalam diri Yesus dari Nazaret, Allah bersatu dengan manusia. Tetapi Allah baru sungguh-sungguh bersatu dengan manusia, kalau manusia mau mempersatukan diri dengan Kristus. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa keberadaan Maria tidak menjadi hal yang mutlak. Artinya tanpa Maria, jika Allah mau, kesatuan antara Allah dengan manusia tetap bisa terjadi. Namun Maria sudah dipilih Allah untuk menjadi sarana karya penebusan itu sehingga cara pandang yang menjadikan Mariosentris semestinya diubah ke arah Kristosentris.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">III. KESIMPULAN</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Oleh karena Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, Ia ingin membawa kita mengerti bagaimana seharusnya kita hidup. Tidak ada seorangpun yang sempurna, suci, baik, adil seperti Yesus. Keadilan yang Yesus nyatakan bukanlah keadilan manusia, melainkan keadilan ilahi. Kesucian yang kita lihat di dalam diri Yesus, adalah kesucian yang tidak pernah mungkin dicapai oleh pendiri agama manapun. Kebaikan dan kasih Yesus adalah kasih ilahi. Pemahaman tentang ketidakberdosaan Yesus dapat disimpulkan sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Yohanes 5:26 mengatakan bahwa,” Sebab <b style="mso-bidi-font-weight:normal">sama seperti Bapa</b> mempunyai hidup di dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri”. Di dalam susunan ini jelas menunjukkan beberapa pengertian: pertama, Yesus sebagai anak yang tunggal berarti Yesus mempunyai sifat ilahi sama seperti Bapa; kedua, Yesus dilahirkan dan bukan dicipta, dan ketiga Yesus sebagai anak tunggal berarti tidak ada anak yang lain.<a style="mso-footnote-id:ftn13" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[13]</span></span></span></span></a> Jadi tidak dikatakan sama seperti Maria Immaculata yang tidak bernoda dan bercacat, tetapi sama seperti Bapa. Kristologi Kristen memegang Firman Tuhan sebagai kebenaran satu-satunya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Yesus Kristus <b style="mso-bidi-font-weight:normal">mati bukan karena dosa-Nya sendiri</b>, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>mati untuk mengganti dosa orang lain. Di Golgota ada tiga orang disalibkan, yang mewakili tiga macam orang yang ada di dunia. Yang pertama, mati di dalam dosa, karena ia berdosa (<i style="mso-bidi-font-style:normal">die in sin</i>); yang kedua, mati terhadap dosa karena ia bertobat(<i style="mso-bidi-font-style:normal">die for sin</i>), yang ketiga, mati mengganti orang berdosa, karena Dia adalah juruselamat (<i style="mso-bidi-font-style:normal">die to sin</i>).<a style="mso-footnote-id: ftn14" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[14]</span></span></span></span></a> </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Dari kelahiran hingga kematian Yesus tidak ada satu buktipun yang menunjukkan bahwaYesus pernah berbuat dosa. Ia menjadi dosa karena kita. Kaitan dengan Dogma Maria Immaculata lebih ditekankan kepada pembuktian ketidakberdosaan Yesus Kristus daripada ketidakberdosaan Maria. </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Penghormatan kepada Yesus Kristus lebih diutamakan daripada penghormatan kepada Maria. Keberadaan Maria sebagai <i style="mso-bidi-font-style:normal">Theotokos</i> dipahami sebagai <i style="mso-bidi-font-style:normal">privilege</i> yang diberikan kepada Maria yang memiliki keutamaan yaitu siap menjadi hamba Tuhan, dan dipakai untuk menggenapi rencana Allah, tidak lebih dari itu.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Ia menjadi teladan manusia sempurna (Yoh.13:15). Ia menuntut orang melakukan sesuatu hal tetapi ia sudah lebih dahulu memberikan contoh tentang perlakuan tersebut. Ia dipenuhi oleh segala keadilan, ketulusan, kesucian, kebajikan, belas kasih, pengorbanan (1 Petr. 2:21).</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">6.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Yesus dilahirkan dari seorang perempuan, ia menjadi keturunan seorang perempuan, manusia sejati. Dasar iman yang lebih mendasar adalah Ia dilahirkan oleh anak dara, berarti mengakui pengalaman supranatural dalam kehidupan manusiawinya dan latar belakang kesucian-Nya yang sempurna.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-indent:-18.0pt;line-height:normal;mso-list:l1 level1 lfo2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">7.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Kristus sebagai Firman yang menjadi manusia yang sejati, namun dalam hal ini bukan untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk kepentingan manusia yang berdarah daging, sehingga Ia menjadi sama dengan manusia yang berdarah daging, juga melalui tubuh-Nya mewahyukan fungsi sebenarnya dari tubuh, jiwa, dan roh manusia. Dari tubuh yang berdarah daging ini, Dia tidak dikuasai oleh hawa nafsu. Hawa nafsu ini bukan diberikan Allah pada mulanya kepada manusia. Kristus tidak memiliki hawa nafsu ini, hanya memiliki sifat manusia sejati; oleh sebab itu Ia tidak berdosa (Ibr. 4:15). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><span style="'font-family:;font-size:7.5pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-35.45pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:35.45pt;text-indent:-35.45pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Bambang, Yohanes CW. Kristologi dalam Perspektif Gereja Timur.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mojokerto: Gereja Orthodox Indonesia, tth.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><span style="';font-size:12.0pt;">Berkhoff, Louis, Teologi Sistematika, Doktrin Kristus. Surabaya: LRII, 2001</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Groenen C. Ofm. Mariologi, Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius, 1994</span></p> <p class="MsoNoSpacing"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:42.55pt;text-indent:-42.55pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Jacobs, Tom. SJ. Siapa Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1993</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Rahner,Hugo SJ. Our Lady and the Church, Bethesda: Zaccheus Press, 1990</span></p> <p class="MsoNoSpacing"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><span style="';font-size:12.0pt;">Swindoll, Charles R. Tokoh Terbesar Yesus. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2008</span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:12.0pt; vertical-align:baseline"><span style="'font-family:">Syukur, Nico Dister.Ofm. Kristologi sebuah Sketsa.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Yogyakarta:<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kanisius,1994</span></p> <p class="MsoNoSpacing"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.3pt;text-indent:-3.3pt;line-height: normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Tong, Stephen, Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Surabaya: Momentum, 2004</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Wongso, Peter. Kristologi. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,1988</span></p> <p class="MsoNoSpacing" style="margin-left:42.55pt;text-indent:-42.55pt"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Sumber internet</span></b></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Wikipedia. Mariologi, diunggah pada tanggal 28 Juni 2011</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:normal;mso-outline-level:2;vertical-align:baseline"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Katolisitas.org, edisi 24 Juni 2008</span></p> <div style="mso-element:footnote-list"><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <div style="mso-element:footnote" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[1]</span></span></span></span></a> Wikipedia. Mariologi, diunggah pada tanggal 28 Juni 2011</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[2]</span></span></span></span></a> Groenen C. Ofm. Mariologi, Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius, 1994. Hal. 19</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[3]</span></span></span></span></a> <span style="'font-family:">Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (<i>Ineffabilis Deus</i>), yang bunyinya antara lain sebagai berikut: Dengan inspirasi Roh Kudus, untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk penghormatan kepada Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik dan kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan kita, dan Rasul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri: “Kami menyatakan, mengumumkan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang mengajarkan bahwa <b>Bunda Maria yang terberkati</b>, seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Besar, <b>oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia</b>, <b>dibebaskan dari semua noda dosa asal</b>, adalah doktrin yang dinyatakan oleh Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh dan terus-menerus oleh semua umat beriman.” (Dikutip dari sumber Katolisitias.org, edisi 24 Juni 2008).</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[4]</span></span></span></span></a> Hugo Rahner, SJ. Our Lady and the Church, Bethesda: Zaccheus Press, 1990. Hal. 17 dan 20.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[5]</span></span></span></span></a> <span style="'font-family:">Presbiter Yohanes Bambang CW. Kristologi dalam Perspektif Gereja Timur.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mojokerto: Gereja Orthodox Indonesia, tth. Hal. 79</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn6"> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'font-family:;font-size:10.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[6]</span></span></span></span></span></a> DR. Peter Wongso. Kristologi. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,1988. Hal. 48</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'font-family:"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[7]</span></span></span></span></span></a><span style="'font-family:"> Dr. Nico Syukur Dister. Ofm. Kristologi sebuah Sketsa.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Yogyakarta:<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kanisius, 1994. Hal. 248</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'font-family:"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[8]</span></span></span></span></span></a><span style="'font-family:"> Ibid. Hal. 243.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'font-family:"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[9]</span></span></span></span></span></a><span style="'font-family:"> Charles R. Swindoll. Tokoh Terbesar Yesus. Jakarta: Nafiri Gabriel. 2008. Hal. 26-27.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[10]</span></span></span></span></a> Louis Berkhoff, Teologi Sistematika, Doktrin Kristus. Surabaya: LRII, 2001. Hal. 37.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[11]</span></span></span></span></a> Groenen, hal. 79.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[12]</span></span></span></span></a> Tom Jacobs SJ. Siapa Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1993. Hal.53.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn13"> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn13" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:11.0pt;">[13]</span></span></span></span></a> Stephen Tong, Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Surabaya: Momentum. 2004. Hal.107</p> <p class="MsoNoSpacing"><o:p> </o:p></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn14"> <p class="MsoNoSpacing" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn14" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=632480778847166159#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:11.0pt;">[14]</span></span></span></span></a> Ibid. Hal. 116</p> </div> </div>STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-13207256389815840352011-09-07T11:00:00.000-07:002011-09-07T11:49:25.743-07:00STUDI PERBANDINGAN KONSEP KESELAMATAN DARI TEOLOGI LIBERAL, EKISTENSIALIS, KATOLIK, DAN INJILI<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><a name="OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:14.0pt;"><br /></span></b></span></a></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span> <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:18.0pt;">Oleh: Marthinus F. Kambey</span></b> </p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Menurut Tony Lane dalam “RUNTUT PIJAR: Sejarah Pemikiran Kristiani,” bahwa keempat kelompok yang adalah pokok pembahasan dalam makalah ini dikelompokkan dengan tokoh-tokoh teolog dan dogma tertentu serta hasil Konsili:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Teolog Kaum Liberal</span></i></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"> diwakili oleh: Friedrich Schleiermacher, Albrecht Ritschl, dan Adolf von Harnack. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teolog Para Eksistensialis</i> diwakili oleh: Søren Kierkegaard, Rudolf Bultmann, dan Paul Tillich. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teolog pihak Katolik-Roma</i> –termasuk dogma tentang Maria dan hasil-hasil Konsili— adalah: John Henry Newton, Ineffabilis Deus (1854), Konsili Vatikan Pertama (1869-1870), Munificentissimus Deus, (1950), Pierre Teihard de Chardin, Konsili Vatikan Kedua (1962-1965), Karl Rahner, Hans Kung, dan Katekismus Gereja Katolik (1994). <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kelompok Evangelikal/Injili</i> diwakili oleh Charles Finney, Peter Forsyth, Benyamin Warfield, Gerrit Berkouwer, Helmut Thielicke, dan keterangan tentang Teologi Evangelikal, serta Gerakan Pentakostal dan Karismatik.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[1]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Dengan meneliti tokoh-tokoh/teolog-teolog dan hasil-hasil Konsili serta Katekismus, maka kita dapat mengerti juga tentang konsep keselamatan –latar belakang dan perkembangan terakhir— dari teologi Liberal, Eksistensialis, Katolik, dan Injili.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;">I. TEOLOGI KAUM LIBERAL</span></b></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[2]</span></b></span></span></span></b></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Liberalisme adalah pangkal penyesuaian yang mendasar antara teologi Kristen dengan dunia modern. Kaum Liberal bersedia melepaskan banyak unsur-unsur tradisional ortodoksi Kristen dalam usaha mereka mencari makna bagi zaman ini.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[3]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">1. Friedrich Schleiermacher</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Penekanan Schleiermacher: Menekankan perasaan dan pengalaman; bapak dari religius liberalisme modern. Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak kejatuhan, dosa asal, kelahiran dari anak dara, dan penebusan substitusionari. Dosa adalah minat di dunia; iman adalah perasaan, bukan respons terhadap apa yang dikatakan Allah.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[4]</span></span></span></span></span></span></span></a><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><br /><br /></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pendekatannya sama sekali baru. Pengertian pietisme bahwa agama itu perlu dirasakan dan dialami, oleh Schleiermacher dikembangkan sampai begitu jauh sehingga agama itu hanyalah perasaan dan pengalamannya. Pandangannya tentang karya Yesus Kristus terlalu rendah. Yesus Kristus tidak datang untuk menebus dosa tetapi untuk menjadi guru kita, untuk menjadi teladan bagi kita.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[5]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Karya Yesus Kristus, sebagaimana dilihat oleh Schleiermacher, membuat kebangkitan-Nya, kenaikan ke sorga, dan kedatangan-Nya kembali menjadi tidak perlu lagi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Louis Berkhof, ketika menjelaskan doktrin tentang iman dalam sejarah, mengatakan bahwa:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Schleiermacher, bapak teologi modern, hampir tak menyebutkan iman yang menyelamatkan dan sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai iman sebagai kepercayaan seperti seorang anak kecil kepada Tuhan. Ia mengatakan bahwa iman “bukan apa-apa kecuali pengalaman permulaan dari kepuasan akan kebutuhan spiritual kita oleh Kristus.”</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[6]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Berkhof menambahkan:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Pandangan Schleiermacher dan Ritschl menandai sesuatu yang besar dalam teologi liberal modern. Dalam teologi ini, iman bukan merupakan suatu pengalaman surgawi, tetapi merupakan pemerolehan manusia; bukan sekedar menerima anugerah yang diberikan, tetapi suatu tindakan atas manusia sendiri; bukan penerimaan terhadap doktrin, tetapi “membuat Kristus menjadi Tuan” dalam satu usaha untuk membentuk hidup seseorang menurut contoh Kristus.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[7]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Jadi, Yesus hanyalah sebagai guru, teladan, atau contoh; bukan sebagai penebus dosa.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">2. Albrecht Ritschl:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Penekanan Ritschl: Menekankan aspek etikal dan praktikal; pengajarannya menjadi dasar bagi Injil sosial. Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak dosa asal, inkarnasi, keilahian, penebusan, dan kebangkitan Kristus. Sangkal mukjizat. Definisikan dosa sebagai keegoisan.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[8]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Ritschl menganggap konsep-konsep dosa dan penyelamatan lebih serius dari pada Schleieermacher, tetapi belum memadai juga. Ia menolak doktrin dosa warisan dan ia menandaskan bahwa orang dapat hidup tanpa dosa. Tidak ada murka Allah terhadap dosa, dan pendamaian yang dibawa Yesus sebenarnya hanyalah perobahan sikap manusia. Ritschl memandang enteng pribadi Yesus, sama seperti Schleiermacher bisa berbicara tentang keilahian Yesus tetapi maksud mereka adalah kemanusiaan Yesus yang sempurna. Yesus adalah Allah dalam arti bahwa Ia mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang Allah dan dipersatukan dengan Dia oleh ketaatan moral.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[9]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">3. Adolf von Harnack</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Penekanan Harnack: Mengajarkan bahwa Paulus mencemarkan pengajaran Yesus dan Kekristenan. Ajarkan "kebapakan dari Allah dan persaudaraan di antara manusia." Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Sangkali keilahian Kristus dan penebusan substitusionari-Nya. Ajarkan bahwa Paulus mencemarkan agama Yesus.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[10]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Harnack –bersama Ritschl— berpendapat bahwa Injil telah dirusak karena pengaruh filsafat Yunani yang asing itu. Harnack mencoba menelusuri proses “peng-Yunani-an” atau “helenisasi” ini. Agama sederhana yang <i style="mso-bidi-font-style:normal">dianut</i> Yesus itu telah diubah, khususnya oleh Rasul Paulus, menjadi agama <i style="mso-bidi-font-style:normal">mengenai</i> Yesus. Ini pada gilirannya diubah menjadi dogma penjelmaan Allah Anak. Sangat lama liberalisme tidak diminati orang, tetapi sekarang ia mulai muncul kembali. Suatu terbitan baru yang populer, The Myth of God Incarnate (Mite Allah yang menjelma), adalah usaha untuk merehabilitasi pandangan liberal lama mengenai Yesus Kristus.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[11]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Paul Enns mengemukakan pendapat kaum Liberal tentang keselamatan:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Dalam usaha liberalisme untuk relevan, penekanan pada keselamatan pribadi dari hukuman kekal ditolak, hal itu dianggap tidak relevan. Dengan semangat keoptimisan, liberalisme menetapkan untuk mendatangkan kerajaan melalui usaha manusia; jadi, injil sosial menjadi berita mereka. Kerajaan Allah bukan berkaitan dengan masa yang akan datang, masa supranatural, tetapi sudah ada di sini dan sekarang melalui penerapan prinsip-prinsip dan etika Yesus. Adalah penting untuk mencatat bahwa tidak semua kaum liberal-setidaknya bukan di awal tahap dari liberalisme-mengajarkan berita sosial. Liberalisme pada masa permulaan adalah teoritis. Reinhold Niebuhr, seorang teologi neo-ortodoksi, melihat ketidakadilan sosial selama pelayanannya di Detroit dan menjadi seorang kritikus yang vokal dari liberalisme. Injil sosial secara luas merupakan fenomena di Amerika pada abad ke sembilan dan pada permulaan abad dua puluh.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[12]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Selain ketiga teolog liberal yang disebut di atas dan ditambah dengan Reinhold Niebuhr, maka ada tiga teolog liberal yang lain dapat diringkas berikut ini:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:13.0pt;">Teolog <u>Baur</u>, p</span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:13.0pt;">enekanan: Mengembangkan metode kritik historis. Tekankan evolusi historikal dari PB. Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen: Sangkali wahyu, inkarnasi, dan kebangkitan tubuh Kristus. Ajarkan Kekristenan adalah konflik antara kelompok Yahudi (Petrus) dan non-Yahudi (Paulus).<br /><span style="mso-bidi-font-weight:bold">Teolog: <u>Bushnell</u>, p</span>enekanan: Anak-anak dilahirkan baik dan dapat diajar untuk bertumbuh ke dalam Kekristenan. Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen: Melawan pertobatan seketika. Sangkali penebusan substitusionari Kristus; kematian-Nya hanya suatu teladan.<br /><span style="mso-bidi-font-weight:bold">Teolog: <u>Rauschenbush</u>, p</span>enekanan: Menekankan injil sosial; kasih Yesus akan mentransformasi masyarakat. Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen: Mengajarkan bahwa injil adalah keprihatinan sosial, kepemilikan kolektif, dan distribusi barang sama rata. Tolak penebusan substitusionari dari Kristus, kedatangan-Nya kedua kail, dan neraka secara harfiah.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn13" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:13.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:13.0pt;">[13]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;">II. TEOLOGI EKSISTENSIALIS</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Salah satu aliran utama dalam filsafat abad ke-20 adalah eksistensialisme. Sejumlah teolog Kristen mencoba menafsirkan kembali agama Kristen terutama dari segi eksistensialisme.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn14" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[14]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">1. Søren Kierkegaard</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn15" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[15]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Ia dianggap sebagai bapak eksistensialisme Kristen maupun sekuler. Dasar pemikiran Kierkegaard adalah kesenjangan yang tak terhingga antara Allah dan manusia. Ada suatu kesenjangan mutu yang tak terhingga antara waktu dan kekekalan, antara yang terbatas dan yang tak terbatas, antara Allah dan manusia. Tanpa kesadaran akan dosa tidak bakal ada kekristenan sejati. Kesenjangan yang tak terhingga antara Allah dan manusia hanya dapat dijembatani oleh Allah sendiri. Ini telah dilakukan dengan penjelmaan Yesus Kristus. Tetapi Kierkegaard tidak tergerak untuk berusaha mencari Yesus yang historis serta kepercayaan bahwa penting untuk membuat rekontruksi atas kepribadian Yesus historis. Allah menyatakan diri dalam Yesus Kristus, tetapi ini adalah penyataan diri yang <i style="mso-bidi-font-style:normal">terselubung</i>. Dalam Yesus Kristus, Allah tampil secara <i style="mso-bidi-font-style:normal">incognito</i>. Hanya oleh mata iman Allah nyata dalam Yesus Kristus. Hanya mereka yang mempunyai iman ini benar-benar menjumpai Dia. Kesimpulannya adalah bahwa pengetahuan historis tentang Yesus praktis tak ada nilainya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">2. Rudolf Bultmann</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn16" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[16]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Bultmann berkesimpulan bahwa kebanyakan ucapan Yesus yang tercatat tidak berasal dari Yesus sendiri, tetapi dari kehidupan jemaat-jemaat Kristen purba. Bultmann menentang pencarian kaum Liberal tentang Yesus yang historis. Berdasarkan tiga alasan. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pertama</i>, pendekatan skeptis terhadap Injil menutup kemungkinan merekonstruksi gambaran historis Yesus. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kedua</i>, pengetahuan mengenai Yesus yang historis tidak perlu. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Ketiga</i>, perhatian terhadap Yesus yang historis sebenarnya tidak sah.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Menurut Bultmann, kesulitan penafsir terletak dalam pandangan hidup yang bersifat “mitologis” dari Perjanjian Baru. “Manusia modern” tidak dapat menerima berita Perjanjian Baru karena ia tidak dapat menerima pandangan hidup mitologis.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Injil Bultmann yang demitologis ini menjadi berita mengenai manusia dan kebutuhannya untuk bertindak secara otentik menghadapi rasa takut dan kegelisahan. Iman –menurut Bultmann<sup>_</sup> berarti “pembukaan diri kita secara bebas terhadap masa depan.” Iman merupakan “tindakan penyerahan diri untuk memikul tanggungjawab secara taat, sekaligus suatu rasa bebas tak berpengaruh secara batiniah oleh dunia.” Rupanya pernyataan-pernyataan eksistensialis mengenai manusia. Bultmann sendiri telah mengakui menggantikan teologi dengan antropologi, menafsirkan pernyataan mengenai Allah sebagai pernyataan mengenai kehidupan manusia. “Maka jelaslah bahwa kalau manusia mau berbicara tentang Allah, ia harus berbicara mengenai dirinya sendiri.”</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">3. Paul Tillich</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Tillich menentang ortodoksi, yang katanya mencampur-adukkan kebenaran-kebenaran kekal dengan cara kebenaran-kebenaran yang diungkapkan pada zaman tertentu. Tillich mempunyai metode korelasi. Artinya suatu cara untuk menyesuaikan berita Kristen terhadap pikiran modern tanpa kehilangan sifat khasnya. Metodenya ialah pertama-tama agar memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh situasi modern. Kemudian harus diberikan jawaban yang didasarkan pada berita kekal (dan bukan hanya diambil dari situasi kontemporer). Uraian tentang iman Kristen terutama bersifat filosofis. Allah bukan suatu Ada (yang mungkin ada atau tidak ada), tetapi Ada itu sendiri. Allah dapat dikatakan bersifat pribadi, tetapi Ia bukan pribadi.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn17" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[17]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">H. Wayne House menambah seorang tokoh Ekistensialis yaitu Martin Heidegger. House mengatakan bahwa kaum Eksistensialis memberi definisi tentang “Meaning of Salvation” adalah: “A fundamental altering of our existence, our outlook on and conduct of life. Obtaining ‘authentic existence’ or being called by God (or the Gospel) to one’s true self and true destinity.” Yang menjadi halangan atau rintangan kepada keselamatan adalah: “Man is imprisoned by his ego rationality and past identity-forming experience. He is living an inauthentic existence.” Tentang “Means of Salvation” dari kaum Eksistensialis, menurut House: “Man must put to death his striving for self-grafitication and security apart from God, place faith and be open to the future. Faith is abandoning the quest for tangible realities and transitory object.”</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn18" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[18]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Melalui internet, </span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Joas Adiprasetya menjelaskan tentang </span></span></span><span style="mso-bookmark: OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="';font-size:12.0pt;">Kristologi Eksistensialis dari Paul Tillich:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Metode yang digunakan Paul Tillich adalah metode korelasi yang menjawab pertanyaan permasalahan (berkaitan dengan keberadaan manusia) dengan jawaban menurut iman Kristen. Kaum eksistensialis ingin menyoroti sifat keberadaan manusia secara ontologi (cabang filsafat yang menyelidiki sifat dan kemungkinan dari eksistensi), apa makna dibalik suatu eksistensi. Ia memahami segala sesuatu yang terkandung di dalam Kristologi dan Soteriologi PB sebagai sebuah simbol yang memiliki makna. Ketika “keberadaan” menjadi pertanyaan dasar dalam filsafat dan teologi, maka timbul juga mengenai permasalahan “keberadaan yang tidak nampak”. Teologi Tillich menjadi tidak konsisten karena keberadaan yang dianggap mendasari semua keberadaan lain justru ada karena memiliki keberadaan tidak nampak yang mendorongnya menjadi ada. Esensi (potensial, kesempurnaan yang belum teraktualisasi) dan eksistensi (perwujudan dari esensi) adalah dua kata penting yang sering digunakan Tillich. Yesus datang sebagai ciptaan baru dalam rangka menjembatani esensi dan eksistensi. Eksistensi yang ada sekarang bukanlah yang asli karena sudah jauh berbeda dengan esensi yang seharusnya (mengalami pergeseran, kehendak bebas manusia mempengaruhinya). Sebagai ciptaan baru, Yesus menjadi “ciptaan baru yang sudah dipulihkan”, sebagai eksistensi asli dengan esensi yang benar (ketika esensi masih berada dalam kesatuan dengan Allah). Jadi kejatuhan manusia (simbol) diinterpretasikan lagi sebagai kejatuhan yang memang harusnya terjadi sebagai proses perubahan dari esensi ke eksistensi yang tidak asli lagi, dan Yesus yang menjembatani untuk memulihkan esensi tersebut. Sebagai ciptaan baru bukan sisi historis Yesus yang penting, tetapi bagaimana ia diterima sebagai Kristus yang memulihkan melalui penyelamatan. Akhirnya di dalam kemanusiaan Yesus terdapat esensi di dalam eksistensi.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn19" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[19]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;">III. TEOLOGI KATOLIK-ROMA</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">1. John Henry Newton</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">“Traktat-traktat untuk Zaman” merupakan seruan dari sejumlah tokoh gereja kepada Gereja Inggris untuk mengingat warisan Katoliknya. Yang paling dikenal di antara orang-orang, yang kemudian disebut para “Traktarian”, itu adalah John Henry Newton. Akhirnya ia keluar dari Gereja Inggris dan menjadi salah satu teolog Katolik Roma yang terkemuka pada abadnya.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn20" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[20]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Newton berkesimpulan, secara instuitif bahwa bagaimanapun Roma merupakan Gereja Katolik sejati. Gereja memerlukan wasit yang tak mungkin salah untuk membedakan yang sejati dan yang palsu. Gereja mempertahankan kesatuan organisasi dengan mengorbankan kesatuan doktrin atau mempertahankan kesatuan doktrin dengan mengorbankan kesatuan organisasi (dengan akibat masing-masing gereja bidat kecil menyatakan memiliki kemurnian doktrin). Sekali gereja dibiarkan menjadi penafsir Alkitab yang tidak mungkin salah, maka Alkitab sudah kehilangan wibawanya. Sekali gereja telah mengeluarkan pendapatnya mengenai pokok tertentu, Alkitab tidak lagi dibolehkan berkata melawannya. Newton sendiri mengakui bahwa hubungan antara Alkitab dan ajaran gereja kurang lebih dapat disamakan dengan hubungan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn21" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[21]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Konsili Vatikan Kedua, yang membenarkan perkembangan doktrin, dapat disebut sebagai Konsili Newton. Bahkan pernah dikatakan secara berkelakar, pada akhirnya Gereja Katolik Roma bertobat kepada Newton, bukan sebaliknya.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn22" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[22]</span></span></span></span></span></span></span></a><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"> Itu berarti mulai terjadi perobahan-perobahan doktrin pada umumnya, termasuk doktrin tentang Kristus dan keselamatan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">2. Ineffabilis Deus (1854)</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn23" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[23]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pada permulaan Abad Pertengahan berangsur-angsur ide bahwa Perawan Maria hidup tanpa dosa mulai diterima. Menjelang abad ke-7 gagasan mengenai Maria yang tak berdosa diterima umum. Pada tahun1854, ini dijadikan dogma oleh Paus Pius IX dalam bulla Ineffabilis Deus. Yang menarik dikatakan dogma ini diterima berdasar pada: (1) oleh anugerah Allah, (2) perkenan Allah yang Mahakuasa, dan (3)<span style="mso-spacerun:yes"> </span>berdasarkan amal Yesus Kristus. Tetapi pernyataan ini tidak didasarkan pada Alkitab, hanya didasarkan pada tradisi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">3. Konsili Vatikan Pertama (1869-1870)</span></span></span><a style="mso-footnote-id: ftn24" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[24]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Keputusan yang penting diambil adalah Paus tak dapat salah. Tetapi sebenarnya ada dua hasil yang lebih penting yaitu Kontitusi dogmatis tentang Iman Katolik dan Konstitusi dogmatis tentang Gereja Kristus.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Penulis berpendapat bahwa keputusan tentang “Paus tak pernah salah” sangat mempengaruhi doktrin-doktrin Gereja Roma Katolik, termasuk doktrin tentang Kristus dan Keselamatan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">4. Munificentissimus Deus (1950)</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Gagasan bahwa Perawan Maria terangkat ke sorga, seperti Henokh dan Elia dalam Perjanjian Lama, pertama-tama terdapat dalam tulisan-tulisan abad ke-4. Abad ke-8 telah diterima umum di Timur. Abad ke-17 mulai dirumuskan menjadi dogma. Tahun 1950 oleh Paus<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pius VII dalam konstitusi rasulinya Munificentissimus Deus. Tetapi tidak mencatat apakah Maria meninggal sebelum terangkat, apakah luput dari maut atau dibangkitkan. Doktrin ini merupakan dasar dari kepercayaan-kepercayaan lain mengenai dirinya, terutama menjadi Ratu Surga dan ia adalah Perantara (Mediatrix) yang menengahi antara Allah dan manusia.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn25" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[25]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Doktrin ini sangat mempengaruhi kehidupan Kristen para Penganut Katolik, yang bukannya berdoa langsung kepada Tuhan Yesus tetapi melalui Maria juga.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">5. Pierre Teilhard de Chardin</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn26" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[26]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Teilhard de Chardin adalah salah satu mistikus terkemuka pada abad ke-20. Di samping itu ia seorang teolog dan paleontolog (peneliti binatang dan tumbuh-tumbuhan yang telah punah). Ia berusaha membentuk spiritualitas yang berpusat pada manusia yang makin berkembang menuju “titik Omega” Kristus.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Teilhard tertarik pada hubungan agama Kristen dan pemikiran evolusi. Pandangan-pandangan teologinya ditentang dan dilarang oleh atasannya dari Ordo Yesuit. Namun ketika ia meninggal tahun 1955, teman-temannya menerbitkan karyanya. Akan tetapi, Teilhard memberi tempat terlalu besar pada pemikiran evolusioner, sehingga unsur Kristen terdesak.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">6. Konsili Vatikan Kedua (1962-1965)</span></span></span><a style="mso-footnote-id: ftn27" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[27]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Di bawah pimpinan Paus Yohanes XXIII, Konsili Vatikan Kedua berakibat Gereja Katolik Roma menjadi lebih bebas. Paus Yohanes dipilih sebagai paus ketika berusia lanjut, tetapi ia mengubah visi mengenai kepausan maupun mengenai Gereja Katolik.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Masa jabatan Paus Yohanes XXIII menandakan titik balik bagi Katolisisme modern. Ia menekankan kebutuhan gereja akan “<i style="mso-bidi-font-style:normal">aggiornamento</i>,” artinya disesuaikan mengikuti zaman. Gereja harus mengejar ketinggalannya dengan dunia modern. Walaupun dogma tidak berubah, pengungkapannya dapat dan harus berubah. Dua dokumen yang terpenting adalah kontitusi dogmatik tentang gereja (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Lumen Gentium</i>) dan tentang Penyataan Ilahi (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Dei Verbum</i>). Lumen Gentium berupaya memperbaiki ketidakseimbangan yang diciptakan Konsili Vatikan Pertama, yang menitikberatkan kekuasaan absulut dari Paus. Dei Verbum membangkitkan perjuangan yang lebih nyata antara mereka yang kolot dan mereka yang progresif. Dokumen ini melalui lima konsep yang sebelumnya ditolak: (1) Penyataan sekarang dilihat sebagai penyingkapan Allah sendiri (bukan hanya doktrin) melalui tindakan dan perkataan; (2) Injil adalah sumber segala kebenaran yang menyelamatkan dan disampaikan kepada kita dengan dua jalan: tradisi dan Alkitab; (3) Dijaga supaya tidak dinyatakan bahwa tradisi menambahkan dalam Alkitab; (4) Konsep tentang ajaran bahwa Alkitab tidak mungkin salah, dijelaskan; (5) Alkitab dibebaskan pada Vatikan Kedua, Alkitab harus dibaca oleh awam.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Dengan Vatikan Kedua, masa 400 tahun “Katolisisme corak Trente” berakhir. Benteng Roma berubah menjadi gereja peziarah. Penganiayaan telah diganti dengan dialog. Permusuhan terhadap Protestantisme telah berubah menjadi keinginan untuk belajar. Ke arah mana Gereja Katolik Roma akan berkembang, hanya akan kita ketahui sesudah beberapa waktu. Namun satu hal yang pasti adalah, ia tidak akan kembali ke masa sebelum Vatikan Kedua.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Penulis berkesimpulan bahwa Gereja Katolik Roma telah mengalami reformasi dari dalam dan dengan demikian doktrin tentang Kristus dan keselamatan juga mengalami reformasi, meskipun belum secara menyeluruh.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">7. Karl Rahner</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn28" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[28]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Rahner termasyhur karena teori “Kekristenan Awanama”. Sikap Katolik Roma tradisional, yang diucapkan dengan jelas dan kejam oleh Cyprianus dan dinyatakan kembali pada Konsili Lateran Keempat, bahwa tidak ada penyelamatan kecuali melalui satu-satunya Gereja Katolik yang nyata dan terorganisasi. Tidak ada penyelamatan melalui “gereja-gereja” tandingan. Ini lebih dipertegas oleh Paus Bonifatius VIII dalam bullanya, Unam Sancium pada tahun 1302. Pernyataan-pernyataan ini masih berlaku di Gereja Katolik Roma, tetapi ditafsirkan kembali. Pada tahun 1854 Paus Pius IX menegaskan kembali doktrin tradisional yang pada prinsipnya dikecualikan kepada mereka yang berada dalam ketidaktahuan yang tidak tertanggulangi. Pada tahun 1949 Romo Feeney, imam berhaluan keras dari Boston, menuntut agar pandangan tradisional dilanjutkan untuk diajarkan. Konsili Vatikan Kedua juga jelas dalam penolakan tafsiran lama. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Teori Karl Rahner mencoba menjelaskan pernyataan-pernyataan itu. Allah menghendaki semua orang diselamatkan (I Timotius 2:4), dan iman dalam Yesus Kristus perlu untuk keselamatan. Ini berarti bahwa semua orang mendapat kesempatan untuk percaya. Ini adalah kesempatan yang historis, bukan kesempatan abstrak secara teoretis. Bagaimana mungkin? Sebab kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus dapat menjangkau manusia melalui agama yang bukan Kristen. Menurut “<i style="mso-bidi-font-style:normal">filsafat trasendental</i>” Rahner, pengalaman masing-masing orang akan yang transeden, yakni dari “rahasia mutlak”, adalah pengalaman akan Allah. “Orang-orang Kristen awanama” ini diselamatkan bukan karena moralitas alamiah mereka, tetapi karena mereka telah mengalami kasih karunia Yesus Kristus tanpa menyadarinya. Kita perlu membedakan antara iman yang eksplisit dan iman yang nyata tetapi tidak diungkapkan, yang belum tembus dari hati ke otak. Orang Kristen awanama adalah orang-orang kafir sesuai misi Kristen dimulai, yang hidup dalam kasih karunia Kristus melalui iman, pengharapan, dan kasih, namun ia tidak mengetahui secara jelas bahwa hidupnya bahwa hidupnya berorientasi kepada Yesus Kristus dalam penyelamatan yang diberikan karena kasih karunia. Mungkin kelemahan terbesar dari teori Rahner adalah perubahan dari suatu kemungkinan luar biasa (bahwa seseorang yang belum pernah mendengar Injil dapat berada dalam kasih karunia) menjadi standar.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">8. Hans Küng</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn29" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[29]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Dalam bukunya yang panjang namun populer berjudul “On Being a Christian” Hans Küng mencoba menjawab pertanyaan: “Mengapa menjadi Kristen? Mengapa tidak berusaha menjadi sungguh manusiawi?” Kesimpulannya: hanya orang Kristen sejati saja yang bisa menjadi sungguh manusiawi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pada tahun 1962 Paus Yohanes mengangkat Küng sebagai penasihat teologi resmi Konsili Vatikan Kedua. Pada tahun 1970, Hans Küng merayakan 100 tahun perumusan ajaran “paus tak dapat salah” pada Konsili Vatikan Pertama dengan menerbitkan tulisannya, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Infallible? An Enquiry (Tak dapat salah? Suatu penyelidikan)</i>. Dalam buku ini ia menyerang doktrin tentang paus yang tak dapat salah dengan sengit. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pemikiran Küng mengalir terus tak terbendung. Dalam karya yang baru, ia menulis <i style="mso-bidi-font-style:normal">Theology for the Third Millenium</i> (Teologi untuk Millenium Ketiga, 1988). Ia mempertimbangkan pendekatan teologi dalam “zaman<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pascamodern”. Küng sendiri lebih suka menyebutnya sebagai zaman “oikumenis”, dan “dalam pengertian suatu pemahaman baru yang global dari berbagai denominasi, agama dan wilayah.” Oleh karena itu, pendekatannya pada teologi mencakup “suatu permulaan baru menuju suatu teologi agama-agama dunia.”</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">8. Katekismus Gereja Katolik (1994)</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pada tahun 1985, sebuah sinode uskup diadakan di Roma untuk merayakan 20 tahun penutupan Konsili. Mereka mengungkapkan keinginan untuk membuat suatu katekismus baru. Katekismus ini diterbitkan pada tahun 1994. Katekismus ini juga merupakan Katekismus pertama untuk seluruh Gereja Katolik Roma sejak Pius V lebih dari 400 tahun yang lampau. Tujuan katekismus adalah menyajikan tradisi Katolik Roma dalam terang Vatikan II: Katekismus ini dimaksud sebagai penyajian suatu sintesis organis dari isi doktrin Katolik yang esensial dan fundamental, dengan memperhatikan iman dan moral, dalam terang Konsili Vatikan II dan keseluruhan Tradisi Gereja. Sumber-sumber pokok katekismus ini adalah Kitab Suci, Bapa-bapa Gereja, Liturgi, dan Magisterium Gereja. Katekismus ini mengikuti pola rangkap empat tradisional: (1) Mencakup “pernyataan iman” dan khususnya “Pengakuan Iman Rasuli,” (2) Mencakup perayaan misteri Kristen dan khususnya tujuh sakramen, (3) Mencakup “kehidupan di dalam Kristus” dan khususnya 10 Perintah Allah, dan (4) Mencakup “Doa Kristen” dan terutama Doa Bapa Kami.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn30" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[30]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Charles F. Baker dalam bukunya “A Dispensational Theology: Teologi Sistematika Dispensasional” menulis tentang Sarana Anugerah:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Dengan <i style="mso-bidi-font-style:normal">sarana anugerah</i> dimaksudkan terutama sarana yang melaluinya keselamatan dari Allah diteruskan kepada orang percaya. ... Harus dikemukakan bahwa <i style="mso-bidi-font-style:normal">sarana anugerah</i> biasanya dikaitkan dengan kata <i style="mso-bidi-font-style:normal">sakramen</i>. Gereja Roma Katolik mengakui tujuh sakramen yang diklaim dilembagakan Kristus, sementara gereja-gereja besar Protestan mengakui hanya dua saja, baptisan air dan perjamuan Tuhan, tetapi memilih menyebutnya peraturan atau ordonansi daripada sakramen.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn31" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[31]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Baker menulis dalam Bab Sarana Anugerah yaitu tentang Pernyataan Iman Otoritatif dari Gereja Roma Katolik:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">”Conc. Trident,” Sess. 7, can. 1—Jika ada yang mengatakan bahwa sakramen-sakramen Hukum Baru, semua bukan dilembagakan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, atau bahwa semuanya ada lebih atau kurang dari tujuh, yakni Baptisan, Peneguhan, Perjamuan Kudus, Penyesalan, Pengurapan Terakhir, Jabatan Suci, dan Pernikahan; atau bahkan bahwa satu yang mana pun dari yang tujuh itu bukan sakramen yang benar dan semestinya; biarlah ia dikutuk.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Can. 4, —Jika ada yang mengatakan bahwa sakramen-sakramen Hukum Baru bukan keharusan untuk keselamatan, tetapi dilebih-lebihkan; dan bahwa tanpa hal-hal tersebut atau tanpa disebabkan olehnya orang memperoleh anugerah pembenaran dari Allah melalui iman saja (walaupun tidak semua sakramen diharuskan kepada setiap orang); biarlah ia dikutuk.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn32" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn32" name="_ftnref32" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[32]</span></span></span></span></span></span></span></a><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">R. C. Sproul menulis dalam bukunya “Kebenaran-kebenaran DASAR IMAN KRISTEN,” bahwa ketika membahas tentang “Usaha Manusia dan Anugerah”:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Teologi Roma Katolik berbicara tentang amal-baik dengan tiga cara yang berbeda. Pertama, <i style="mso-bidi-font-style: normal">amal-baik yang terhormat</i>, amal itu begitu terhormat sehingga harus diberi upah. Kedua, <i style="mso-bidi-font-style:normal">amal-baik yang serasi atau pantas</i>, meskipun ini bukan amal-baik yang terhormat, amal-baik ini serasi dan pantas mendapatkan penghargaan dari Allah. Amal-baik yang serasi ini dicapai dengan melakukan perbuatan baik seturut dengan sakramen pertobatan. Tipe ketiga dari amal-baik ini adalah <i style="mso-bidi-font-style:normal">amal-baik yang luar biasa</i>, yaitu amal-baik yang melampaui apa yang dituntut. Amal-baik ini merupakan hal yang dicapai oleh orang-orang kudus. Amal-baik ini ditabung ke dalam tabungan amal-baik di mana gereja dapat mengambilnya bagi orang-orang kekurangan amal-baik untuk dapat melewati api penyucian (purgatori) menuju surga.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn33" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn33" name="_ftnref33" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[33]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Sproul menambahkan:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Teologi Protestan menyangkal dan memprotes ketiga pengertian amal-baik ini, dan menyatakan bahwa amal-baik yang kita miliki adalah amal-baik dari Kristus. Karya Kristus datang pada kita melalui kasih karunia berdasarkan iman. Kasih karunia merupakan belas kasihan Allah yang diberikan bukan berdasarkan amal-baik kita. Hal ini merupakan tindakan atau inisiatif Allah terhadap kita. Kasih karunia bukan merupakan substansi yang dapat mendiami jiwa-jiwa kita. Kita bertumbuh di dalam anugerah, bukan berdasarkan ukuran secara kuantitas dari substansi di dalam diri kita.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn34" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn34" name="_ftnref34" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[34]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">H. Wayne House menambah nama seorang tokoh Katolik Roma yaitu Yves Congar. House memberi arti keselamatan oleh Katolik Roma pada mulanya: “Penerimaan anugerah dari Allah melalui gereja” yang kemudian berkembang menjadi: “Receiving grace either through nature or the church.” House menambahkan: “Catholics are incorporated into the church; non-Chatolic Christians are linked to the church; non-Christians are related the church.” Yang menjadi rintangan/halangan –pendapat lama<sup>_<span style="mso-spacerun:yes"> </span></sup>adalah: “Unconfessed mortal sins.” Sedangkan “Means of Salvation” oleh Katolik Roma, pendapat baru: “Penerimaan anugerah melalui partisipasi di dalam sakramen-sakramen gereja;” pendapat kemudian: “Receiving grace through either<span style="mso-spacerun:yes"> </span>or the sacraments of the church.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn35" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn35" name="_ftnref35" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[35]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">George Barker Stevens menjelaskan tentang Keselamatan oleh Penyatuan dengan Kristus, yaitu Formula dari Rasul Paulus adalah Formula Pembenaran oleh Iman. Rasul mempunyai tiga prinsip mode yang menggambarkan tentang keselamatan, yaitu yang diwakilkan secara baik dalam tiga frasa: pembenaran oleh iman, mati dan bangkit dengan Kristus, dan “being in Christ.”</span></span></span><a style="mso-footnote-id: ftn36" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn36" name="_ftnref36" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[36]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Stevens mengemukakan pertentangan antara Protestan dan Roma Katolik:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">Now our Protestant theology has shown a strong preference for this Pauline maxim of justification by faith as against the Roman Catholic emphasis upon participation in rites and ceremonies considered as conditions of salvation. To the Catholic mind the protestant view has seemed one-sided because, it is said, it eventuates in the error codemned by James, a faith without works, which dead. To the protestant on the other hand, the Catholic theory of salvation has seemed to be only s Christianized Pharisaism—a doctrine of salvation by ceremonial acts which is in principle the very error agaist which Paul so energetically contended.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn37" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn37" name="_ftnref37" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[37]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;">IV. TEOLOGI INJILI</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Kelompok Evangelikal atau Injili telah berusaha dengan lebih atau kurang menyesuaikan diri dengan dunia modern. Namun mereka menandaskan bahwa proses ini tidak boleh mengakibatkan penympangan dalam Injil yang diberitakan Alkitab.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn38" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn38" name="_ftnref38" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[38]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">1. Charles Finney</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn39" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn39" name="_ftnref39" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[39]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Kalau Calvinisme yang sedang berlaku mengajak orang untuk menunggu secara pasif sampai Allah membuat mereka bertobat, maka Charles Grandison Finney melihat pertobatan itu sebagai tindakan kehendak manusia yang terjangkau oleh kita. Penekanan pada tanggungjawab manusia juga terdapat dalam ajarannya mengenai kebangunan rohani. Menurut tradisi, kebangunan rohani dilihat sebagai tindakan berdaulat dari Allah, yang dapat kita doakan, tetapi yang Allah hanya berikan menurut perkenanan-Nya. Finney menekankan kebebasan dan daya kehendak manusia. Penekanan pada kehendak bebas dan tidak dibatasi mengakibatkan penyangkalan terhadap doktrin dosa turunan. Titik yang paling lemah dalam sistem adalah penegasannya bahwa kehendak itu sama sekali tidak terbatas dan tak teratur. Bagi Finney, watak moral adalah pilihan dari tindakan moral dan bukan sesuatu yang mempengaruhi kehendak. Moralitas dilihat sebagai sejumlah keputusan moral yang terlepas satu dengan yang lain, bukan suatu pemupukan watak moral. Oleh sebab itu, tujuan penginjil adalah mengakibatkan keputusan segera dari kehendak daripada perubahan radikal watak seseorang. Teologi menganjurkan kosep penginjilan yang menghasilkan keputusan-keputusan tersendiri daripada perubahan pandangan yang radikal.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">2. Peter Forsyth</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn40" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn40" name="_ftnref40" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[40]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Mula-mula Peter Taylor Forsyth berpegang pada tradisi liberal, ia mengalami perubahan dan pindah ke kelompok Evangelikal. Forsyth menulis: “Aku berubah dari orang Kristen menjadi orang percaya, dari penggemar kasih menjadi obyek kasih karunia.” Teologinya sama sekali didasarkan atas Alkitab, tetapi ia sepenuhnya menerima metode dan hasil penelitian Alkitab. Kewibawaan teologi Kristen terletak pada berita Injil yang dicatat dalam Alkitab, dan bukan pada Alkitab sebagai kitab. Alkitab berwibawa sebagai kesaksian utama tentang Yesus Kristus. Seperti Perjanjian Baru sendiri, ia melihat salib sebagai inti iman Kristen. Liberalisme mengajarkan kasih Allah, tetapi menyangkal adanya murka Allah terhadap dosa. Forsyth menemukan kembali kekudusan Allah dan murka-Nya atas dosa. Semua orang menurut hasratnya, memberontak terhadap Allah dan mengasingkan diri dari-Nya. Tetapi pada salib, Allah, di dalam diri Kristus, memperdamaikan kita dengan-Nya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">3. Benyamin Warfield</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Benyamin Breckenridge Warfield terutama dikenal karena penjelasannya mengenai doktrin Alkitab. Ia adalah pembela paling tangkas pada zamannya yang mempertahankan pandangan tradisional bahwa Alkitab adalah sabda Allah yang diilhamkan dan tak dapat salah.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn41" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn41" name="_ftnref41" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[41]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Robert L. Reymond menulis pendapat para Reformator, yang mengikuti Paulus, bahwa bukan iman yang menyelamatkan tetapi Kristus yang menyelamatkan melalui atau oleh instrumen iman orang-orang berdosa di dalam Dia. Reymond mengutip penjelasan tentang “iman” dalam bukunya Benyamin Warfield: ‘Faith’ in Biblical and Theological Studies (1952) sebagai berikut:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">...the <i style="mso-bidi-font-style:normal">saving power</i> of faith...not in itself, but in the Almighty Saviour on whom it rests. It is never on account of its formal nature as a psychic act that faith is conceived in Scripture to be saving, <sup>_</sup> as if this frame of mind or attitude of heart were itsself a virtue with claims on God for Reward.... It is not faith that saves, but faith in Jesus Christ.... It is not, strictly speaking, even faith in Christ that saves , but Christ that saves through faith. The saving power resides exclusively, not in the act of faith or the attitude of faith or the nature of faith, but in the object of faith;...we could not more radically misconceive (the biblical representation of faith) than by transferring to faith even the smallest fraction of that saving energy which is attributed in the Scriptures solely to Christ Himself.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn42" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn42" name="_ftnref42" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[42]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">4. Gerrit Berkouwer</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn43" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn43" name="_ftnref43" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[43]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Gerrit Cornelius Berkouwer mengakui Alkitab “diilhamkan Allah” (II Timotius 3:16) dan ini “menunjukkan pada misteri bahwa Alkitab diisi dengan kebenaran dan hal-hal yang layak dipercaya.” Berkouwer tidak mau menyangkal bahwa Alkitab adalah sabda Allah. Namun, ia lebih menitikberatkan segi manusiawi Alkitab dibandingkan dengan Warfield. Asal usul ilahi Alkitab tidak meniadakan unsur manusiawinya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">5. Helmut Thielicke</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn44" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn44" name="_ftnref44" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[44]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Etika teologis Thielicke adalah etika Evangelikal. Etika itu bukan mengenai bagaimana harus berlaku untuk dibenarkan, tetapi mengenai bagaimana manusia yang sudah dibenarkan akan berlaku. Tidak cukup dengan hanya memperlakukan individu dalam hubungan dengan Allah, keluarganya, dan sesama yang terdekat. Etika harus juga memikirkan masalah-masalah dalam kehidupan politik dan kehidupan sosial ekonomi kita.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Injil harus diwujudkan, ditujukan pada situasi manusia modern yang sebenarnya. Akan tetapi, ini janganlah terjadi melalui proses akomodasi atau penyesuaian, sehingga Injil dipangkas di sana-sini agar disesuaikan dengan pandangan dunia modern. Pada akhirnya kita harus akui manusia alamiah tidak dapat menerima Injil, maka Roh Kudus harus melakukannya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">6. Teologi Evangelikal</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn45" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn45" name="_ftnref45" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[45]</span></span></span></span></span></span></span></a><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"> –perkembangan dewasa ini</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Pada permulaan abad ke-19, teologi evangelikal merupakan teologi arus utama. Namun, menjelang akhir abad tersebut, liberalisme teologis mengambil alih tempatnya. Banyak alasan, termasuk pengaruh kuat kupasan kritis terhadap Alkitab dan Darwinisme. Hampir setiap kali ada pergumulan di antara berbagai denominasi Protestan utama, pergumulan selalu dimenangkan oleh kaum Liberal. Evangelikal cendrung menarik diri untuk menjadi Fundamentalisme separitis dan anti kemajuan atau Pitiesme dari dunia lain. Segala sesuatu mulai berubah pada tahun 1940-an. William Temple dan John Stott paling berpengaruh di kalangan Evangelikal Inggris. Kisah yang mirip terjadi juga di Amerika melalui Carl Henry dan Billy Graham. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Ada dua tokoh teolog mungkin harus disebutkan, Thomas Oden seorang Amerika Metodis dan Stanley Grenz, seorang Canada Baptis. Kalau Oden mendukung apa yang disebut sebagai Segi Empat Wesleyan, yaitu: Kitab Suci, tradisi, pengalaman, dan rasio. Sementara Grenz lebih suka berbicara tentang Tiga Pilar atau Norma-norma Teologi, yaitu: pesan alkitabiah, warisan teologis gereja, dan bentuk-bentuk pemikiran dalam konteks historis-kultural yang melaluinya umat Allah kontemporer hidup, berbicara, dan bertindak.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">7. Gerakan Pentakostal dan Karismatik</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Beberapa Kaum Puritan pada abad ke-17 melihat pengalaman Kristen yaitu pengalaman berkat kedua setelah pertobatan. Abad ke-18, Wesley bersaudara dan yang lainnya mengajarkan suatu pengalaman kedua yang disebut sebagai penyucian menyeluruh atau kesempurnaan Kristen, dan diterima oleh iman kemudian berlanjut sebagai Gerakan Kesucian, terutama di Amerika. Pada abad ke-19, banyak pendeta mencari pembaptisan Roh yang dilihat sebagai pelimpahan wewenang dan kuasa untuk bersaksi dan melayani. Pada abad ke-20, pendekatan ini timbul ke permukaan dan dikaitkan dengan karunia bahasa lidah dan kemampuan karismatis spektakuler lainnya. Kelahiran Pentakostalisme modern dapat ditemukan pada suatu peristiwa kebangunan baru yang terjadi di Topeka, Kansas, pada hari pertama abad ke-20 yaitu 1 Januari 1901. Orang-orang berbahasa lidah dan diidentifikasi sebagai bukti sebagai pembaptisan dalam Roh. Peristiwa lokal ini berubah menjadi fenomena internasional melalui peristiwa yang sama di Azusa Street Los Angeles pada tahun 1906. Dalam tiga tahun menyebar secara cepat di seluruh dunia. Kaum Pentakostal pada umumnya tergolong evangelikal ortodox.</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn46" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn46" name="_ftnref46" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[46]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">H. Wayne House menambah lagi tiga tokoh penting, yaitu Martin Luther, Jonathan Edwards, dan John Calvin. House memberi definisi keselamatan menurut para teolog Evangelikal/Injili: “Salvation is the change of position before God, from guilty to innocent.” Yang menjadi rintangan/halangan menurut kaum Injili: “Sin breaks relationship with God. Man’s nature is spoiled and inclines toward evil. Sedangkan “Means of Salvation” adalah: “Being justified by faith in the finished work of Christ and receiving the Holy Spirit of God in regeneration, indwelling and sealing unto the day of redemption.”</span></span></span><a style="mso-footnote-id:ftn47" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=1320725638981584035#_ftn47" name="_ftnref47" title=""><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;">[47]</span></span></span></span></span></span></span></a></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;">KESIMPULAN</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">1. Teologi Liberal, Teologi Eksistensialis, Teologi Katolik Roma, dan Teologi Injili memiliki persamaan dan perbedaannya. Persamaannya, sama-sama para teolog menggunakan Alkitab, apakah sebagai buku yang utama atau salah satu atau satu-satunya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">2. Para teolog sama-sama<span style="mso-spacerun:yes"> </span>menganggap sebagai pengikut Kristus, namun ada perbedaan, apakah Kristus sebagai penyelamat atau hanya sebagai guru/contoh/teladan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">3. Para teolog Liberal, pada umumnya menolak dosa warisan, hukuman dosa, penebusan pengganti, tak perlu iman yang menyelamatkan, Tuhan Yesus hanya sebagai guru, contoh, dan teladan. Kematian Kristus pun hanyalah contoh/teladan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">4. Injil sosial bagi kaum Liberal pada waktu itu, adalah jalan keluar dari permasalahan manusia pada umumnya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">5. Teologi Eksistensialis antara lain: pengetahuan historis tentang Yesus praktis tak ada nilainya; “manusia modern” tidak dapat menerima berita Perjanjian Baru karena ia tidak dapat menerima pandangan hidup mitologis; Allah dapat dikatakan bersifat pribadi, tetapi Ia bukan pribadi; </span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Eksistensi yang ada sekarang bukanlah yang asli karena sudah jauh berbeda dengan esensi yang seharusnya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">6. Teologi Katolik Roma telah mengalami reformasi dari dalam, misalnya John Henry Newton</span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"> berkesimpulan, secara instuitif bahwa bagaimanapun Roma merupakan Gereja Katolik sejati. Gereja memerlukan wasit yang tak mungkin salah untuk membedakan yang sejati dan yang palsu. Tetapi masih tetap mempertahankan doktrin yang tidak didasarkan pada Alkitab, misalnya Perawan Maria hidup tanpa dosa yang pada tahun1854 dijadikan dogma oleh Paus Pius IX dalam bulla Ineffabilis Deus. Demikian juga dengan keputusan Paus tak dapat salah dan Perawan Maria naik se surga seperti Henoch dan Elia.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">7. Konsili Vatikan Kedua (1962-1965) telah merubah keberadaan Gereja Katolik Roma. Dua dokumen yang terpenting adalah kontitusi dogmatik tentang gereja (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Lumen Gentium</i>) dan tentang Penyataan Ilahi (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Dei Verbum</i>). Dokumen ini melalui lima konsep yang sebelumnya ditolak: (1) Penyataan sekarang dilihat sebagai penyingkapan Allah sendiri (bukan hanya doktrin) melalui tindakan dan perkataan; (2) Injil adalah sumber segala kebenaran yang menyelamatkan dan disampaikan kepada kita dengan dua jalan: tradisi dan Alkitab; (3) Dijaga supaya tidak dinyatakan bahwa tradisi menambahkan dalam Alkitab; (4) Konsep tentang ajaran bahwa Alkitab tidak mungkin salah, dijelaskan; (5) Alkitab dibebaskan pada Vatikan Kedua, Alkitab harus dibaca oleh awam.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-indent:-14.2pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">8. Dengan Alkitab boleh dibaca oleh awam, maka penginjilan di dalam dan antar gereja dapat dilaksanakan, tetapi mempunyai sisi negatifnya, yaitu Gerakan Karismatika merajalela di dalam gereja.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:14.2pt;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-14.2pt;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">9. Karl Rahner termasyhur karena teori “Kekristenan Awanama”. Teori ini memberi kesan bahwa kita tidak perlu menginjil, karena orang Kristen awanama adalah orang-orang kafir sesuai misi Kristen dimulai, yang hidup dalam kasih karunia Kristus melalui iman, pengharapan, dan kasih, namun ia tidak mengetahui secara jelas bahwa hidupnya berorientasi kepada Yesus Kristus dalam penyelamatan yang diberikan karena kasih karunia. Firman Tuhan dalam Roma 10:17 mengajarkan bahwa kita beriman karena mendengar Firman Tuhan: “</span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus</span></i></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;">.”</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:14.2pt;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-14.2pt;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:-21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">10. Doktrin keselamatan Katolik Roma tetap menjadi kendala dengan doktrin-doktrin seperti tujuh sakramen menjadi instrumen keselamatan; doktrin api penyucian (purgatori); apalagi doktrin Perawan Maria menjadi pengantara kedua yang bertentangan dengan I Timotius 2:5 “<i style="mso-bidi-font-style:normal">Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus</i>.”</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-indent:-21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">11. </span></span></span><span style="mso-bookmark: OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Kelompok Evangelikal/Injili</span></i></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-size:12.0pt;"> diwakili oleh <u>Charles Finney</u> –terkenal dengan doktrin pertobatan dan kebangunan rohani—; <u>Peter Forsyth</u> –doktrin yang berpusat pada salib Kristus—; <u>Benyamin Warfield</u> –sebagai pembela paling tangkas pada zamannya yang mempertahankan pandangan tradisional bahwa Alkitab adalah sabda Allah yang diilhamkan dan tak dapat salah—; <u>Gerrit Berkouwer</u> –yang lebih menitikberatkan segi manusiawi Alkitab, asal usul ilahi Alkitab tidak meniadakan unsur manusiawinya—; <u>Helmut Thielicke</u> –terkenal dengan etika teologis Thielicke yang adalah etika Evangelikal. Tidak cukup dengan hanya memperlakukan individu dalam hubungan dengan Allah, keluarganya, dan sesama yang terdekat. Etika harus juga memikirkan masalah-masalah dalam kehidupan politik dan kehidupan sosial ekonomi kita—; dan keterangan tentang <u>Teologi Evangelikal</u> – William Temple dan John Stott paling berpengaruh di kalangan Evangelikal Inggris dan di Amerika melalui Carl Henry dan Billy Graham. Ada dua tokoh teolog mungkin harus juga disebutkan, Thomas Oden (Amerika Metodis) yang mendukung <i style="mso-bidi-font-style:normal">Segi Empat Wesleyan</i>, yaitu: Kitab Suci, tradisi, pengalaman, dan rasio. Sementara Stanley Grenz (Kanada Baptis) lebih suka berbicara tentang <i style="mso-bidi-font-style:normal">Tiga Pilar atau Norma-norma Teologi</i>, yaitu: pesan alkitabiah, warisan teologis gereja, dan bentuk-bentuk pemikiran dalam konteks historis-kultural yang melaluinya umat Allah kontemporer hidup, berbicara, dan bertindak; serta terakhir <u>Gerakan Pentakostal dan Karismatik</u> –Kelahiran Pentakostalisme modern dapat ditemukan pada suatu peristiwa kebangunan baru yang terjadi di Topeka, Kansas, pada hari pertama abad ke-20 yaitu 1 Januari 1901. Peristiwa lokal ini berubah menjadi fenomena internasional melalui peristiwa yang sama di Azusa Street Los Angeles pada tahun 1906. Dalam tiga tahun menyebar secara cepat di seluruh dunia. Kaum Pentakostal pada umumnya tergolong evangelikal ortodox. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:21.3pt;text-align:center; text-indent:-21.3pt"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">KEPUSTAKAAN</span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'line-height:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Baker, Charles F. <i style="mso-bidi-font-style:normal">A Dispensational Theology: Teologi Sistematika Dispensasional</i>, Jakarta: Pustaka Alkitab Anugerah, 2009.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Berkhof, Louis. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematika Volume 4: Doktrin Keselamatan,</i> Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">House, H. Wayne. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Charts of Christian Theology & Doctrine,</i> Michigan: Zondervan, 1992.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><u><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Internet</span></u></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">: Joas Adiprasetya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><u><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Internet</span></u></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">: Paul Enns.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Lane, Tony. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani,</i> Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Reymond, Robert L. <i style="mso-bidi-font-style: normal">Missionary PAUL Theologian: A Survey of his Missionary Labours and Theology,</i> Scotland: Christian Focus Publications, 2000.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Sproul, R. C. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kebenaran-kebenaran DASAR IMAN KRISTEN,</i> Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-bookmark:OLE_LINK1"><span style="mso-bookmark: OLE_LINK2"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">Stevens, George Barker. <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Christian Doctrine of Salvation</i>, New York: Charles Scribner’s Sons, 1911</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <div style="mso-element:footnote-list"><br /> <hr align="left" width="33%" style="font-size:78%;"> <div style="mso-element:footnote" id="ftn1"> <p class="MsoNoSpacing"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'font-family:;font-size:10.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[1]</span></span></span></span></span><span style="'font-family:;font-size:10.0pt;"> Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i> (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), viii.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[2]</span></span></span></span> Sesuai dengan topik makalah ini, maka penjelasan dalam Teologi Liberal –demikian juga dengan Teologi Eksitensialis, Katolik, dan Injil—hanya berhubungan dengan doktrin Kristus dan keselamatan, kecuali berhubungan dengan sejarah dan hal-hal penting yang menjadi dasar pembentukan teologi tertentu.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[3]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 198.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[4]</span></span></span></span> Kutipan dari Internet Paul Enns.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[5]</span></span></span></span> <span style="'font-family:">Ibid, 198-201. Kesimpulan Tony Lane tentang Friedrich Schleiermacher dan pendapatnya.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[6]</span></span></span></span> Louis Berkhof, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematika 4: Doktrin Keselamatan</i> (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997), 189.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[7]</span></span></span></span> Ibid, 189-190.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[8]</span></span></span></span> Kutipan dari Internet Paul Enns.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[9]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 201-202.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[10]</span></span></span></span> Kutipan dari Internet Paul Enns.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[11]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 202-204. Semuanya merupakan pendapat Harnack.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[12]</span></span></span></span> Kutipan Internet dari Paul Enns.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn13"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[13]</span></span></span></span> Kutipan Internet dari Paul Enns.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn14"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[14]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 234.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn15"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[15]</span></span></span></span> Ibid, 234-236.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn16"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[16]</span></span></span></span> Ibid, 236-240.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn17"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[17]</span></span></span></span> Ibid, 240-242.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn18"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[18]</span></span></span></span> H. Wayne House, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Charts of Christian Theology & Doctrine</i> (Michigan: Zondervan, 1992), 92.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn19"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[19]</span></span></span></span> Kutipan Internet dari Joas Adiprasetya.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn20"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[20]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 253-254.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn21"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[21]</span></span></span></span> Ibid.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn22"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[22]</span></span></span></span> Ibid, 257. </p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn23"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[23]</span></span></span></span> Ibid, 257-258.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn24"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[24]</span></span></span></span> Ibid, 258-260.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn25"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[25]</span></span></span></span> Ibid, 260-261.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn26"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[26]</span></span></span></span> Ibid, 261-263.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn27"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[27]</span></span></span></span> Ibid, 263-266.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn28"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[28]</span></span></span></span> Ibid, 266-268.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn29"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[29]</span></span></span></span> Ibid, 268-271.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn30"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[30]</span></span></span></span> Ibid, 271.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn31"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[31]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Charles F. Baker, <i style="mso-bidi-font-style:normal">A Dispensational Theology: Teologi Sistematika Dispensasional</i> (Jakarta: Pustaka Alkitab Anugerah, 2009), 525-526.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn32"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[32]</span></span></span></span> Ibid, 527.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn33"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[33]</span></span></span></span> R. C. Sproul<span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kebenaran-kebenaran DASAR IMAN KRISTEN</i> (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997), 263.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn34"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[34]</span></span></span></span> Ibid, 263-264.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn35"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[35]</span></span></span></span> H. Wayne House, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Charts of Christian Theology & Doctrine,</i> 92.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn36"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[36]</span></span></span></span></span><span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;"> George Barker Stevens, <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Christian Doctrine of Salvation</i> (New York: Charles Scribner’s Sons, 1911), 451.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn37"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[37]</span></span></span></span> Ibid, 452-453.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn38"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[38]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 205.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn39"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[39]</span></span></span></span> Ibid, 205-207.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn40"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[40]</span></span></span></span> Ibid, 207-209.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn41"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[41]</span></span></span></span> Ibid, 209-211.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn42"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[42]</span></span></span></span> Benyamin B. Warfield, <i style="mso-bidi-font-style:normal">‘Faith’ in Biblical and Theological Studies</i>, dalam Robert L. Reymond, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Missionary PAUL Theologian: A Survey of his Missionary Labours and Theology</i> (Scotland: Christian Focus Publications, 2000), 422-423.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn43"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[43]</span></span></span></span> <span style="mso-bidi-;font-family:Calibri;">Tony Lane, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani</i></span>, 211-214.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn44"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[44]</span></span></span></span> Ibid, 214-216.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn45"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[45]</span></span></span></span> Ibid, 216-218.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn46"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[46]</span></span></span></span> Ibid, 218-219.</p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn47"> <p class="MsoFootnoteText"><span style="mso-tab-count:1"> </span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="'line-height:115%;font-size:10.0pt;">[47]</span></span></span></span> H. Wayne House, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Charts of Christian Theology & Doctrine,</i> 92.</p> </div> </div>STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-72307343962190604082011-09-07T10:58:00.000-07:002011-09-07T11:50:35.839-07:00ANALISIS KRITIS DARI LIMA POKOK UTAMA CALVINISME DAN ARMENIANISME<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:14.0pt;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span> <p class="NoSpacing" align="center" style="margin-top:0cm;margin-right:40.2pt; margin-bottom:0cm;margin-left:2.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center; line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:150%;font-family:font-size:12.0pt;">Oleh : TRI ASTUTI</span></b></p><p></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:">PENDAHULUAN</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Membahas tentang Calvinisme maka itu berarti membahas tentang iman Reformed.Istilah Reformed sendiri pada dasarnya bersinonim dengan Calvinisme dan secara historis membedakan gereja – gereja Calvinistik dari tradisi – tradisi anabaptis dan Lutheran.<a style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[1]</span></span></span></span></a> <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Teologi Calvinisme atau iman Reformed berakar pada tulisan – tulisan John Calvin. Khususnya yang diekspresikan dalam <i style="mso-bidi-font-style:normal">Institutes of the Christian religion. </i>Teologia Calvin berpusat pada kedaulatan Allah.<a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[2]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Calvinisme tidak dingin dan intelektual sebagaimana dikira banyak orang. Calvinisme adalah tentang mengenal Allah Alkitab dan hidup Coram Deo (di hadapan wajah Allah). Calvinisme sesungguhnya merupakan sinonim untuk Biblikalisme sistematis. Hanya Calvinisme yang memimpin kepada Kekristenan Alkitabiah yang sejati. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Allah yang berdaulat adalah sentral dalam teologia Calvin.<a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[3]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Calvinisme merupakan Kekristenan konsisten dan Arminianisme adalah Kekristenan inkonsisten,</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Apakah tidak <span style="mso-spacerun:yes"> </span>ada cacat dalam kubu Calvinisme ? jawabnya, memang ada, namun sejarah menunjukkan bahwa cacat tersebut sering dimulai dengan masuknya Arminianisme dan Pelagianisme yang merusak. Kiranya Tuhan melindungi kita dari kejatuhan semacam itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Banyak di antara orang-orang Kristen, pernah bertemu dengan orang-orang yang mampu membela Calvinisme dengan begitu logis dan fasih namun secara jelas menunjukkan kesombongan dalam nada bicara mereka selagi membabat lawan-lawan mereka. Jika memang ada kesombongan di situ, orang-orang tersebut telah berkontradiksi, karena seorang Calvinis yang sombong adalah suatu kontradiksi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Pikiran Calvinisme memiliki kesimpulan, keselamatan manusia ini terdiri dari 2 unsur yaitu kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Seorang Calvinis sejati haruslah seorang yang paling rendah hati. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Kesimpulan tentang kesalahan dari Arminianisme dalam hal ini adalah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kesombongan / kebersandaran pada diri sendiri. Sedikit banyak mereka beranggapan bahwa diri mereka sendiri mempunyai jasa dalam keselamatan mereka, yaitu mereka <u>mau</u> percaya.<a style="mso-footnote-id:ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[4]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'line-height:150%;font-family:font-size:14.0pt;">Teologi Calvinistik</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-size:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Teologia Calvinistik dikembangkan oleh John Calvin (1509-1564) , lahir di sebelah timur Paris, di Noyon, Picardy. Ia memulai study untuk menjadi imam di University of Paris namun dalam perjalanannya ia mengalami konflik dengan bishop sehingga ia pindah study tentang hukum. Pertobatannya terjadi setelah kontak dengan kaum Protestan kira – kira tahun 1533 atau 1534. Calvin melayani sebagai pendeta dan juga sebagai seorang pemimpin masyarakat. Calvin seorang penulis yang produktif.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Pengaruh John Calvin di rasakan di seluruh Eropa, pengajarannya tentang Heidelberg Cathecism mempengaruhi banyak gereja – gereja Reformed di Belanda, Jerman dan Amerika. Calvinisme juga menggantikan Lutheranisme sebagai kekuaatan yang berpengaruh. Menyebar hingga sampai ke Skotlandia dalam bentuk Presbyterianisme. Hingga puncaknya mempengaruhi Puritanisme di Inggris. Kaum Puritan menjadi kekuatan yang penting bagi Calvinisme di Inggris.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Karena adanya konflik antara pengikut Armenius dan Calvinis<span style="mso-spacerun:yes"> </span>maka diadakan sidang di Dort Belanda pada tahun 1618 yang meneguhkan Pengakuan Heidelberg dan Belgic.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Lima pokok Utama dari Calvinisme adalah : (TULIP)</span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Kerusakan Total (total depravity)</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Sebagai akibat dari kejatuhan Adam seluruh umat manusia terpengaruh, semua manusia mati dalam pelanggaran dan dosa. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Karena jatuh dalam dosa manusia mengalami kerusakan total. Kata total memiliki arti bahwa keadaan mati yang dialami manusia itu lengkap, sepenuhnya mati secara rohani. Manusia rusak secara keseluruhan (total). Pengertiannya menjadi gelap sehingga tidak lagi mengenal Allah. Manusia tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Kata <i style="mso-bidi-font-style:normal">rusak<span style="mso-spacerun:yes"> </span></i>ini berarti kejatuhan di dalam dosa maka, tidak ada yang mampu dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan jasa yang membuat Allah berkenan menyelamatkan mereka. Kata total<span style="mso-spacerun:yes"> </span>mempunyai arti kerusakan yang sudah meluas sampai pada semua aspek dari natur manusia, sampai pada keseluruhan keberadaannya.<a style="mso-footnote-id: ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[5]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Orang berdosa diselamatkan di dalam Kristus oleh Allah, dan pada saat diselamatkan yang dirasakan dan dialaminya adalah orang berdosa ini kini menerima anugerah Allah, Jadi keselamatan adalah Anugerah.<a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[6]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Keselamatan bukan sesuatu yang dapat dikejar manusia dengan segala macam perbuatan, melainkan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya.<a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[7]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="2" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Pemilihan tanpa syarat ( unconditional Election)</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Allah telah menetapkan dan mengetahui segala sesuatu sebelumnya, hal ini mencakup predestenasi. Pemilihan dan predestinasi adalah tanpa syarat.</span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="3" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Penebusan terbatas (Limited Atonement)</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Agar diselamatkan manusia memerluan Juru selamat. Manusia tidak dapat mendapatkan keselamatan dengan mengorbankan binatang – binatang. Satu satu nya korban yang berkenan kepada Allah adalah korban yang<span style="mso-spacerun:yes"> </span>memenuhi tiga tuntutan yaitu : benar – benar Allah, benar – benar manusia, benar – benar manusia yang benar (tanpa dosa).<a style="mso-footnote-id:ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[8]</span></span></span></span></a> Dan itu hanya Tuhan Yesus kristus , Allah yang menjadi manusia. Kristus harus mati untuk orang pilihan.</span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="4" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Anugerah yang tidak dapat ditolak ( Irresistible Grace)</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Mereka yang telah dipilih Allah dan Kristus telah mati bagi mereka, Allah menarik mereka pada diriNya melalui anugerah yang tidak dapat ditolak. Allah membuat manusia untuk datang ke pada Dia,. Pada waktu Allah memanggil, manusia menanggapi.</span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="5" type="1"> <li class="MsoNormal" style="line-height:150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Ketekunan orang – orang kudus<span style="mso-spacerun:yes"> </span>(Perseverance of the Saints)</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Orang – orang yang telah dipilih Allah dan ditarik kepadaNya melalui Roh Kudus akan dipelihara dalam iman. Tidak ada satupun dari orang yang sudah dipilih Allah akan terhilang, mereka pasti akan selamat secara kekal.<a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[9]</span></span></span></span></a> Doktrin ini untuk menunjukkan “jaminan kekal” yang menekankan kepastian dari keselamatan orang pilihan. Effesus 1 : 3-6 juga menekankan akan hal kebenaran ini. Allah Bapa merencanakan keselamatan ini bagi orang – orang tertentu dan menandai mereka dengan keselamatan. Allah Putra menjamin keselamatan mereka dengan menebus mereka melalui darahNya( Effesus 1: 7-12). Allah memeteraikan mereka, suatu tanda sebagai jaminan keselamatan yang kekal ( Ef 1; 13- 14) <a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[10]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:36.0pt;text-align:center; line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'line-height:150%;font-size:14.0pt;">Teologi Armenian</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Armenianisme merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan teologis dari Jacobus Armenius ( 1560- 1609). Lahir di Belanda dan melayani sebagai pendeta di jemaat di Amsterdam dan menjadi dosen di Universitas laiden Belanda. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Armenius membantah doktrin – doktrin Calvinisme tentang predestinasi dan reprobasi dan berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga “ Allah<span style="mso-spacerun:yes"> </span>tidak dapat dianggap sebagai peraccang, juga manusia sebagai robot ditangan Allah”<a style="mso-footnote-id: ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[11]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Dari hasil persidangan di Dort maka Kaum Armenian ini mengetengahkan pandangan :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l1 level1 lfo4"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US">Pemilihan yang bersyarat yang berdasarkan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pada kemahatahuan Allah</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US">Hal ini berhubungan dengan predestenasi dan Armenian menghubungkan predestinasi dengan kemahatauan Allah akan tindakan manusia. Allah mengetahui sebelumnya siapa yang akan percaya, dan Ia memilih mereka. Pemilihan dan predestinasi dikondisikan oleh iman.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l1 level1 lfo4"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US">Penebusan Kristus adalah universal</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l1 level1 lfo4"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US">Manusia memiliki kehendak bebas manusia, </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US">Armenian mengajarkan bahwa kejatuhan tidak menghancurkan kehendak bebas</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l1 level1 lfo4"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US">Anugerah Allah dapat ditolak</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:54.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l1 level1 lfo4"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US">Kemungkinan orang kudus kehilangan anugerah Allah</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Analisis lima pokok utama Calvenisme<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dan armenianisme:</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="1" type="1"> <li class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Tentang TULIP Calvin, apakah semua disetujui kebenarannya?</span></li> </ol> <p class="paraindent" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Tentang TULIP sebelum saya mempertahankan inti dasar dari Calvinisme. </span></p> <p class="paraindent" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">1. <em><span style="'font-family:">Total depravity (rusak total). </span></em>Poin ini, sangat Alkitabiah, Alkitab banyak mencatat tentang kejatuhan manusia mulai dari kitab Kejadian 3; Mazmur; Ayub; ketiga kitab Salomo; dan kitab – kitab Nabi senantiasa mengulang – ulang akan hal dosa ini. Maka diperlukan penebusan Kristus. Hal ini juga mengajarkan bahwa orang-orang yang tidak bertobat adalah “mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosanya” (Efesus 2:1), bahwa orang-orang yang belum bertobat “mati dalam dosa” (Efesus 2:5), bahwa mereka memiliki “pengertian yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka” (Efesus 4:18). Ayat-ayat Alkitab tersebut, dan masih banyak yang lainnya, menunjukkan bahwa manusia secara total telah rusak (<i>total depravity</i>), mati di dalam dosa, dengan tidak ada apapun di dalam naturnya yang sudah rusak itu untuk dapat meresponi Allah. Ketika para murid bertanya kepada Yesus, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." (Markus 10:27). <a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[12]</span></span></span></span></a>Oleh sebab itu, saya setuju sepenuhnya dengan poin pertama dari lima pokok Calvinisme ini – yaitu kerusakan total (<i>total depravity</i>). Saya percaya ini adalah kondisi yang sesungguhnya dari manusia seperti yang dipresentasikan oleh Alkitab. </span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;text-indent:-18.0pt;line-height:150%; mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><em><span lang="EN-US" style="'font-family:">Unconditional election (pemilihan tak bersyarat). </span></em><span lang="EN-US" style="'font-family:">Doktrin dari Calvinisme ini tidak saya percaya. Saya percaya bahwa pemilihan didasarkan pada kemampuan Allah melihat masa depan (<i>foreknowledge</i>) terhadap orang yang akan bertobat. Benar atau salah, saya percaya bahwa orang-orang berdosa “dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita [<i>the foreknowledge of God the Father</i> – KJV]” (1 Petrus 1:2). Saya percaya bahwa Allah memilih sebelumnya (memilih untuk menyelamatkan) orang-orang yang telah Dia ketahui sebelumnya bahwa nantinya orang itu akan berhenti untuk menentang Injil, datang kepada Kristus, dan diselamatkan. Pandangan saya terhadap poin kedua ini mungkin bisa menyababkan orang-orang Calvinis keras untuk menyebut saya sebagai “Armenian.” Namun saya tidak setuju dengan pandangan Armenian tentang kerusakan total (<i>depravity</i>). Manusia itu bukan sakit. Tetapi ia mati. Saya tidak berpikir bahwa manusia memiliki pengharapan keselamatan di luar anugerah Allah yang sebenarnya manusia tidak layak untuk menerimanya. “Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya” (Titus 3:5). Jadi walaupun saya tidak mempertahan doktrin pemilihan tak bersyarat (<i>unconditional election</i>), namun saya juga tidak menerima pandangan Armenian, bahwa manusia dipilih berdasarkan kondisi ketaatan kepada Kristus. Itu akan menjadi kesalahan “synergisme.” Fakta bahwa Allah sendiri adalah agen aktif di dalam pertobatan dan manusia adalah pasif dan bisa atau menjadi bertobat oleh karena Allah sendiri dikenal sebagai monergisme. Teori yang mengatakan bahwa manusia berkontribusi [untuk keselamatan], walau sekecil apapun, itu disebut synergisme. Meresponi Injil berarti berhenti untuk menentang anugerah Allah, tetapi bukan berarti manambahkan ketaatan untuk anugerah itu. Manusia dapat menolak, namun tidak dapat meresponi Injil dalam kondisinya yang telah rusak. Bagaimana mungkin manusia dapat mentaati Kristus, atau melakukan sesuatu untuk menambahkan keselamatan, sementara ia “sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosanya” (Efesus 2:1)? </span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">3. <em><span style="'font-family:">Limited atonement (penebusan terbatas).</span></em> Bagi saya ini adalah poin paling lemah dari semua poin Calvinisme. Alkitab dengan jelas mengatakan, “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:2). “Karena begitu besar kasih Allah akan <i>dunia</i> [bukan hanya orang pilihan] ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Tentu saja pengikut Calvisnis memiliki jawaban untuk ayat-ayat ini dan ayat-ayat lain yang serupa, namun saya belum diyakinkan oleh mereka. John Goodwin (1593-1665), seorang pengkhotbah dan penulis Puritan Calvinistik, menulis sebuah buku yang menentang pengajaran penebusan terbatas (<i>limited atonement</i>) yang berjudul, <em><span style="'font-family:">Redemption Redeemed: A Puritan Defence of Unlimited Atonement </span></em>(Wipf and Stock Publishers, 2004 reprint). Ini adalah bacaan berharga yang merupakan penolakannya terhadap pengajaran penebusan terbatas. Saya percaya bahwa Kristus, “oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia” (Ibrani 2:9). </span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:-18.0pt;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><em><span lang="EN-US" style="'font-family:">Irresistible grace (anugerah yang tidak dapat ditolak).</span></em><span lang="EN-US" style="'font-family:"> Luther memiliki kepercayaan yang kuat tentang perbudakan kehendak. Pada kenyataannya, bukunya yang paling penting berjudul, <em><span style="'font-family:">The Bondage of the Will. </span></em>Ia mempertahankan bahwa tidak seorang pun dalam kondisinya yang tanpa pertobatan akan memiliki kemampuan untuk memutuskan, menerima, atau meresponi anugerah yang menyelamatkan. Namun Luther juga percaya bahwa manusia memiliki kemampuan untuk <em><span style="'font-family:">menolak </span></em>nya. Ini poin utama perbedaan antara Luther dan Calvinisme. Saya pikir Luther benar, dan Calvinisme salah dalam poin ini. Tolong jangan berpikir bahwa saya mengakui segala sesuatu yang dikatakan oleh Luther! Tentu saja saya tidak demikian! Tetapi saya berpikir bahwa ia benar berhubungan dengan ini. Untuk pertanyaan tentang mengapa beberapa orang menerima anugerah sementara yang lain tidak, Luther dengan sederhana berkata bahwa itu adalah misteri, tidak dinyatakan oleh Alkitab. Luther harus berkata bahwa beberapa orang menolak Injil sementara yang lain menerimanya, dan membiarkan itu berlalu tanpa penjelasan mengapa beberapa menerima dan yang lain tidak. Saya cenderung setuju dengannya bahwa Alkitab tidak menjelaskan mengapa bisa terjadi demikian. Oleh sebab itu saya tidak percaya dengan pengajaran anugerah yang tidak dapat ditolak (<i>irresistible grace</i>). Anugerah dapat ditolak, namun itu tidak dapat “diterima” dengan kehendak dari manusia yang belum dilahirbarukan, karena keselamatan semata-mata hanya oleh karena anugerah Allah. “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” (Markus 10:26). “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Markus 10:27). Manusia dapat menolak keselamatan, namun hanya Allah yang dapat memberikannya. Luther berkata, “Orang-orang yang tidak percaya menolak kehendak Allah.” Alkitab berkata, “kamu selalu menentang Roh Kudus” (Kisah Rasul 7:51). Oleh sebab itu, anugerah bukan tidak dapat ditolak. </span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">5. <em><span style="'font-family:">Perseverance of the saints (pemeliharaan orang-orang kudus). </span></em>Ini adalah poin terakhir dari lima pokok Calvinisme. Saya percaya di dalamnya dengan segenap hati saya, karena itu dengan jelas dikatakan di dalam Alkitab, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:36). Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:27-28). Sekali manusia memiliki hidup yang kekal, itu tidak dapat direbut darinya, atau kehilangan keselamatannya. Sekali manusia benar-benar bertobat, ia tidak dapat menjadi “tidak bertobat.” Oleh sebab itu, saya sepenuhnya percaya di dalam doktrin Calvinistik tentang “jaminan kekal” dari orang-orang yang benar-benar telah bertobat. </span></p> <p class="listnum" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:36.0pt;margin-bottom:.0001pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="2" type="1"> <li class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Semua orang Baptis sampai jaman Spurgeon adalah Calvinis. Ketika para gembala yang rajin belajar membaca sejarah Baptis, dan buku-buku tua tentang teologi Baptis, mereka menyadari bahwa, “Mereka <em><span style="'font-family:">semua</span></em> adalah Calvinis!”</span></li> </ol> <p class="paraindent" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:">Banyak pengkhotbah kita sedang mencari standard doctrinal, mulai menolak “decisionisme” dari Finney, dan menemukan yang lebih dekat dengan semua pemimpin Baptis di masa lalu yang adalah Calvinis.</span></p> <p class="paraindent" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-18.0pt;line-height: 150%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:">Lagu “Sangat Besar Anugerah-Nya’ oleh John Newton masih sangat popular di semua buku nyanyian yang beredar di gereja-gereja Baptis. Siapakah yang tidak akan setuju dengan bait pertama ini? </span></p> <p class="quoteblock2" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Sangat besar anugerah-Nya!<br />Yang menyelamatkan orang celaka seperti aku!<br />Dulu aku sesat, namun sekarang ditemukan<br />Dulu buta namun sekarang melihat.<br /> (“Amazing Grace,” by John Newton, 1725-1807). </span></i></p> <p class="parablock" style="margin-left:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Namun, bait pertama itu memberikan jantung dari Calvinisme, bahwa manusia tersesat, dalam kondisi rusak total, bahwa ia harus “ditemukan” oleh Allah, dan bahwa kondisi “kebutaan” rohaninya hanya dapat dicelikkan oleh anugerah. Anugerah itu “sangatlah besar” karena itu tidak semestinya diberikan, dan sebenarnya kita tidak layak untuk menerimanya. </span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="5" type="1"> <li class="MsoNormalCxSpFirst" style="margin-bottom:10.0pt;mso-add-space:auto; line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Jadi, dalam perdebatan Calvinisme vs Arminianisme, mana yang benar? Adalah menarik untuk dicatat bahwa dalam keanekaragaman tubuh Kristus ada berbagai perpaduan antara Calvinisme dan Arminianisme. Ada orang-orang Calvinist lima poin dan Arminian lima poin, dan pada saat yang sama ada orang-orang tiga poin Calvinis dan dua poin Arminian. Banyak orang percaya yang percaya pada semacam perpaduan antara kedua pandangan tsb. Pada akhirnya kami berpandangan bahwa kedua sistim ini tidak mampu menjelaskan hal yang tidak pernah dapat dijelaskan. Umat manusia tidak pernah dapat secara penuh memahami konsep semacam ini. Benar, Allah berdaulat mutlak dan tahu segalanya. Benar, umat manusia dipanggil untuk mengambil keputusan untuk secara tulus percaya pada Kristus untuk mendapat keselamatan. Walau kedua hal ini terkesan bertolak belakang bagi kita, dalam pikiran Tuhan, keduanya masuk akal.</span></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left:18.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">DAFTAR PUSTAKA</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Baan G. J. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">2009<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Tulip<span style="mso-spacerun:yes"> </span></i>(Surabaya: Momentum )</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Charles C. Ryrie, </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">1972<span style="mso-spacerun:yes"> </span>“<i style="mso-bidi-font-style:normal">Depravity, Total</i>,” ( Grand Raphids: Guardians)</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Paul Enns, </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:4.0cm;text-indent:-41.4pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:">2006<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">The Moody handbook of Theology</i>, ( Malang: Literatur <span style="mso-spacerun:yes"> </span>SAAT )</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:4.0cm;text-indent:-41.4pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Jonge, Christian, </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:">2000<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Apa itu Calvinisme</i> ?, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia )</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:36.0pt;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Wendel Francois,<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">2010<span style="mso-spacerun:yes"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Calvin</i> (Surabaya: Momentum )</span> <div style="mso-element:footnote-list"><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <div style="mso-element:footnote" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[1]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Paul Enns, <i style="mso-bidi-font-style:normal">The Moody handbook of Theology</i>, ( Malang: Literatur SAAT, 2006),<span style="mso-spacerun:yes"> </span>103</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[2]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ibid, 108.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[3]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Jonge, Christian, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Apa itu Calvinisme</i> ?, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 47.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[4]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Wendel Francois,<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Calvin (Surabaya: Momentum,2010), 81.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[5]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;">Charles C. Ryrie, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Depravity, Total</i>,” ( Grand Raphids: Guardians, 1972), 9-13</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[6]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;">Baan G. J. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Tulip </i>(Surabaya: Momentum 2009), 7.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[7]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;">Jonge Christian, 47.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[8]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;">Baan G.J., <span style="mso-spacerun:yes"> </span>65.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:11.0pt;">[9]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;"> <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Enns Paul, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>109</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:11.0pt;">[10]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-size:11.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ibid, 117.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[11]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ibid 122 </span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7230734396219060408#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">[12]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Baan G. J. , hal 2.</span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> </div> </div>STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3454273494016797663.post-71627173144035752382011-09-07T10:49:00.000-07:002011-09-07T11:53:46.903-07:00TITIK-TITIK POKOK PERGUMULAN KONSEP KESELAMAATAN DI LINGKUNGAN BAPTIS DI ABAD KE-20 DAN 21<p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:15.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:16.0pt;"></span></b> <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:15.0pt;">Oleh : Ranto<br /></span></b></p><p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">BAB I</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">PENDAHULUAN</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Pembahasan “Titik-Titik Pokok Pergumulan Konsep Keselamatan di Lingkungan Baptis di Abad Ke-20 dan 21” pada bab pertama paper ini mengetengahkan sejumlah<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-spacerun:yes"> </span>sub bahasan yang menjadi kerangka dasar dan pengarah bagi pembahasan secara mendalam terhadap topic di atas.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sub-sub bahasan yang merupakan elemen dasar dalam bab ini antara lain pembahasan mengenai Latar Belakang Masalah berikut identifikasi mengenai focus permasalahan serta deskripsi seputar topic dan gambaran mengenai isu-isu aktualnya;<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Rumusan Masalah; Tujuan Pembahasan;<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sistematika Penulisan. Semua sub bahasan ini sekaligus merupakan garis besar rangkaian sistematis yang merupakan kerangka dasar logis dari pembahasan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>paper<span style="mso-spacerun:yes"> </span>ini.</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p><span style="text-decoration:none"> </span></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p><span style="text-decoration:none"> </span></o:p></span></u></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Latar Belakang Masalah</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Mencermati perkembangan teologi di kalangan Baptis dunia dewasa ini, secara khusus menyangkut “Titik-Titik Pokok Pergumulan Konsep Keselamatan di Lingkungan Baptis di Abad Ke-20 dan 21”, pada satu sisi hal ini bukanlah kenyataan atau hal baru yang timbul di rentang dua abad tersebut.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Penelusuran terhadap sejarah mengenai titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan diatara kaum Baptis sudah dapat diidentifikasi sejak abad ke-17, tepatnya tahun 1664, ketika dikeluarkan <i style="mso-bidi-font-style:normal">London Confession of Faith</i> untuk membedakan golongan Baptis Khusus (yang bercorak Calvinis) dari Baptis Umum (yang bercorak Arminianis) dan Anabaptis.<a style="mso-footnote-id:ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[1]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Titik-titik pokok pergumulan doktrin keselamatan ini terutama terkait dengan dua corak besar teologi yang sangat berpengaruh dalam sepanjang sejarah gereja Kristen pasca Reformasi hingga kini, yakni Calvinisme dan Arminianisme. Keadaan ini memicu perbedaan pandangan dalam elemen-elemen tertentu dalam doktrin keselamatan sehingga menghasilkan dua golongan Baptis di atas: Baptis Umum (<i style="mso-bidi-font-style:normal">General Baptist</i>) dan Baptis Khusus (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Particular Baptist</i>).<a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[2]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Golongan Baptis Umum yang dimulai oleh John Smyth, secara historis dipengaruhi oleh pandangan-pandangan kaum Anabaptis, percaya bahwa Kristus mati untuk semua orang (kontra limited atonement), sehingga bercorak Arminianism.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sedangkan golongan Baptis Khusus yang muncul kemudian memiliki keyakinan bahwa Kristus mati untuk orang-orang terpilih berdasarkan keputusan Allah yang sudah ditetapkan sejak dalam kekekalan, sehingga bercorak Calvinis.<a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[3]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Sementara itu, New Hampshire Declaration (1833) lahir dari pergumulan dialektis antara doktrin keselamatan dengan dua corak/pandangan teologi tersebut (Calvinisme dan Armenianisme) di kalangan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam tinjauan historis, deklarasi tersebut merupakan bentuk dari usaha menguatkan kembali doktrin Calvinisme (secara khusus dalam doktrin keselamatan) sebagai sanggahan terhadap golongan “Free-Will Baptists” yang sangat menekankan ajaran Arminianisme mengenai pilihan bebas.<a style="mso-footnote-id:ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[4]</span></span></span></span></a> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Sekalipun demikian, berbagai kalangan (secara khusus dalam lingkungan kaum Baptis) umumnya menyatakan bahwa titik-titik pergumulan dalam doktrin keselamatan kaum Baptis tidak terjadi dalam tingkat konvensi (atau antar konvensi).<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Umumnya hal itu terjadi dalam tingkat gereja local, atau jemaat, atau kelompok-kelompok di bawah konvensi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dengan kata lain, isu-isu pergumulan dan permasalahan tidak lahir atau merupakan implikasi dari pandangan antar konvensi yang berbeda.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Meskipun ada corak-corak doktrin keselamatan dalam kalangan Baptis yang lebih condong kepada salah satu corak teologi di atas – atau sebaliknya, namun konvensi sendiri tidak secara resmi/eksplisit menyatakan afiliasi terhadap corak tersebut.<a style="mso-footnote-id:ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[5]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Meskipun begitu, Pengakuan Iman Baptis 1689, atau yang juga dikenal sebagai <i style="mso-bidi-font-style:normal">Second London Confession of Faith (1689) </i>yang sebagian besar mengadopsi Pengakuan Iman Westminster sangat bercorak Calvinis.<a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[6]</span></span></span></span></a> Charles W. Cole menyebut golongan Baptis khusus (<i style="mso-bidi-font-style:normal">Particular Baptis) </i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>sebagai golongan atau gereja-gereja Calvinis.<a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[7]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Tahun 1774 pengakuan iman ini dipakai oleh gereja-gereja Baptis Amerika Utara, dan disebut sebagai Pengakuan Iman Philadelphia.<a style="mso-footnote-id:ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[8]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Ini dapat berarti dua hal, pertama, hal ini merupakan perluasan konsep keselamatan dari asas kepercayaan konvensi, terutama ketika sampai pada tingkat detail dan isu-isu problematic dan paradoksnya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kedua, ketiadaan kredo ataupun panduan dogma baku sehingga setiap orang yang membangun konsep dari Alkitab (yang pada satu sisi “bukan barang jadi”) menghasilkan tafsiran yang membuka ruang untuk berayun dalam spectrum yang luas, menyentuh kedua </span><span style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:INfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">a</span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">liran besar di atas.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Permasalahan lanjutan timbul menjadi isu-isu pergumulan di atas – dan tidak dapat dihindari, oleh karena ketika konsep itu menjangkau dan masuk lebih detail dan dalam sampai pada tingkat-tingkat paradox dan isu problematic, sedangkan tidak ada kredo yang menjadi panduan rinci, lalu berayun dalam spectrum yang luas hingga mengambil wilayah dua aliran tersebut (Calvinisme-Arminianisme), maka muncul problem-problem kontradiktif dalam berbagai unsur/elemen dalam doktrin keselamatan, yang sepertinya tidak dapat saling bertemu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Hal ini terjadi, karena secara umum dapat dikatakan bahwa perspektif dasar dalam elemen-elemen utama konsep soteriologis<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dari dua aliran teologi tersebut saling beroposisi.<a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[9]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Elemen-elemen dalam konsep soteriologi kaum Baptis yang menjadi titik-titik pergumulan polemis sebagai pengaruh dari dua aliran teologi di atas terutama menyangkut lima pokok dalam doktrin keselamatan, baik Calvinisme maupun Arminianisme<a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[10]</span></span></span></span></a>; mengenai predestinasi; kedaulatan Allah dalam keselamatan dan tanggung jawab manusia; mengenai pilihan terbatas; mengenai keberdosaan manusia dan kaitannya dengan peran manusia untuk menanggapi tawaran keselamatan Allah, termasuk kaitannya dengan kehendak bebas; dan mengenai keselamatan yang bersifat tetap dan kekal.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Diskusi-diskusi teologis mengenai hal ini dalam kalangan Baptis menyebut keadaan ini sebagai “gamut”<a style="mso-footnote-id: ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[11]</span></span></span></span></a> dalam pandangan Baptis mengenai keselamatan dari pandangan Calvinis dan Arminianis.<a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[12]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Rumusan Masalah</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Mencermati latar belakang dan pemaparan masalah di atas, maka berikut ini penulis merumuskan isu-isu mendasar sebagai rumusan masalah, dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:21.3pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt;mso-list: l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Bagaimana gambaran umum (overview) konsep keselamaatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21?</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:21.3pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt;mso-list: l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Apakah yang merupakan titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21?</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:21.3pt;margin-bottom:.0001pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt;line-height: normal;mso-list:l0 level1 lfo1"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family:Calibri;mso-fareast-theme-font: minor-latin;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:11.0pt;">Bagaimana analisa material terhadap </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font: minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;">titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21?</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Tujuan Pembahasan</span></u></b><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Adapun tujuan pembahasan topic sebagaimana diuraikan di atas adalah sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt; mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%;mso-fareast-font-family: Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:11.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Untuk mengetahui gambaran umum (overview) mengenai konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad ke-20 dan 21.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt; mso-list:l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%;mso-fareast-font-family: Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:11.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Untuk memahami pokok-pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad ke-20 dan 21.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:21.3pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:-18.0pt;mso-list: l1 level1 lfo2"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%;mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-bidi-mso-bidi-theme-font: minor-latinfont-family:Calibri;font-size:11.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Untuk mendapatkan analisa material terhadap pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad ke-20 dan 21.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">Sistematika Penulisan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Secara keseluruhan pembahasan topic di atas dalam paper ini terdiei dari empat bab, yang secara garis besar tersaji dalam garis sistematika pembahasan sebagai berikut: </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Bap I merupakan pendahuluan yang memuat sejumlah kategori yang merupakan kerangka umum pembahasan paper ini; </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Bab II membahas mengenai </span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">gambaran umum (overview) konsep keselamaatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21, dan identifikasi terhadap titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21;</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Bab III merupakan </span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">analisa material terhadap </span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan di lingkungan Baptis di abad Ke-20 dan 21; dan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Bab IV Penutup, lalu diakhiri dengan Daftar Kepustakaan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:font-size:11.0pt;"><br /></span> <p class="MsoListParagraph" style="margin-left:54.0pt;mso-add-space:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">BAB II</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Titik-Titik Pokok Pergumulan Konsep Keselamatan di </span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Lingkungan Baptis di Abad Ke-20 dan 21</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;text-transform: uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin; text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Orientasi yang hendak dicapai melalui pembahasan dalam bab dua ini secara garis besar meliputi dua bagian, pertama: mengetengahkan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>deskripsi mengenai selayang pandang tentang konsep keselamatan di lingkungan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mengenai hal ini materi terutama akan merujuk pada konvensi-konvensi yang merupakan asas-asas resmi dalam kepercayaan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bagian kedua, mengidentifikasi dan membahas titik-titik pokok pergumulan dalam konsep keselamaatan di lingkungan Baptis, terutama situasi dan perkembangan aktualnya pada abad ke-20 dan 21 ini.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mengenai hal ini materi yang menjadi acuan terutama merujuk pada buku-buku yang membahas topic dan isu-isu tersebut dewasa ini, dan juga yang muncul dalam wacana-wacana diskusi dewasa ini, termasuk ulasan-ulasan di internet.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%; mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Overview Mengenai Doktrin Keselamatan Baptis</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Bagian berikut merupakan kutipan mengenai konsep/doktrin keselamatan dari beberapa Pengakuan Iman Baptis yang berlaku secara umum, dan menjadi pedoman asas-asas kepercayaan atau doktrin kaum Baptis di berbagai tempat di dunia.</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Petikan Dari Baptist Confession of Faith in 1689<a style="mso-footnote-id:ftn13" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[13]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">(The London Baptist Confession of Faith of 1689)</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 3: Of God's Decree</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> God hath decreed in himself, from all eternity, by the most wise and holy counsel of his own will, freely and unchangeably, all things, whatsoever comes to pass; yet so as thereby is God neither the author of sin nor hath fellowship with any therein; nor is violence offered to the will of the creature, nor yet is the liberty or contingency of second causes taken way, but rather established; in which appears his wisdom in disposing all things, and power and faithfulness in accomplishing his decree. (Isa. 46:10; Eph. 1:11; Heb. 6:17; Rom. 9:15, 18; James 1:13; 1 John 1:5; Acts 4:27, 28; John 19:11; Num. 23:19; Eph. 1:3-5)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2 </span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Although God knoweth whatsoever may or can come to pass, upon all supposed conditions, yet hath he not decreed anything, because he foresaw it as future, or as that which would come to pass upon such conditions. (Acts 15:18; Rom. 9:11, 13, 16, 18)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> By the decree of God, for the manifestation of his glory, some men and angels are predestinated, or foreordained to eternal life through Jesus Christ, to the praise of his glorious grace; others being left to act in their sin to their just condemnation, to the praise of his glorious justice. (I Tim. 5:21; Matt. 25:34; Eph. 1:5, 6; Rom. 9:22, 23; Jude 4)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> These angels and men thus predestinated and foreordained, are particularly and unchangeably designed, and their number so certain and definite, that it cannot be either increased or diminished. (2 Tim. 2:19; John 13:18)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">5 </span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Those of mankind that are predestinated to life, God, before the foundation of the world was laid, according to his eternal and immutable purpose, and the secret counsel and good pleasure of his will, hath chosen in Christ unto everlasting glory, out of his mere free grace and love, without any other thing in the creature as a condition or cause moving him thereunto. (Eph. 1:4, 9, 11; Rom. 8:30; 2 Tim. 1:9; I Thess. 5:9; Rom. 9:13, 16; Eph. 2:5, 12)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">6</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> As God hath appointed the elect unto glory, so he hath, by the eternal and most free purpose of his will, foreordained all the means thereunto; wherefore they who are elected, being fallen in Adam, are redeemed by Christ, are effectually called unto faith in Christ, by his Spirit working in due season, are justified, adopted, sanctified, and kept by his power through faith unto salvation; neither are any other redeemed by Christ, or effectually called, justified, adopted, sanctified, and saved, but the elect only. (1 Pet. 1:2; 2 Thess. 2:13; 1 Thess. 5:9, 10; Rom. 8:30; 2 Thess. 2:13; 1 Pet. 1:5; John 10:26, 17:9, 6:64)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">7</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> The doctrine of the high mystery of predestination is to be handled with special prudence and care, that men attending the will of God revealed in his Word, and yielding obedience thereunto, may, from the certainty of their effectual vocation, be assured of their eternal election; so shall this doctrine afford matter of praise, reverence, and admiration of God, and of humility, diligence, and abundant consolation to all that sincerely obey the gospel. (1 Thess. 1:4, 5; 2 Pet. 1:10; Eph. 1:6; Rom. 11:33; Rom. 11:5, 6, 20; Luke 10:20)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 9: Of Free Will</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> God hath endued the will of man with that natural liberty and power of acting upon choice, that it is neither forced, nor by any necessity of nature determined to do good or evil. (Matt. 17:12; James 1:14; Duet. 30:19)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Man, in his state of innocency, had freedom and power to will and to do that which was good and well-pleasing to God, but yet was unstable, so that he might fall from it. (Eccles. 7:29; Gen. 3:6)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Man, by his fall into a state of sin, hath wholly lost all ability of will to any spiritual good accompanying salvation; so as a natural man, being altogether averse from that good, and dead in sin, is not able by his own strength to convert himself, or to prepare himself thereunto. (Rom. 5:6, 8:7; Eph. 2:1, 5; Tit. 3:3-5; John 6:44)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4 </span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">When God converts a sinner, and translates him into the state of grace, he freeth him from his natural bondage under sin, and by his grace alone enables him freely to will and to do that which is spiritually good; yet so as that by reason of his remaining corruptions, he doth not perfectly, nor only will, that which is good, but doth also will that which is evil. (Col. 1:13; John 8:36; Phil. 2:13; Rom. 7:15, 18, 19, 21, 23)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">5</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This will of man is made perfectly and immutably free to good alone in the state of glory only. (Eph. 4:13)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 10: Of Effectual Calling</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Those whom God hath predestinated unto life, he is pleased in his appointed, and accepted time, effectually to call, by his Word and Spirit, out of that state of sin and death in which they are by nature, to grace and salvation by Jesus Christ; enlightening their minds spiritually and savingly to understand the things of God; taking away their heart of stone, and giving unto them a heart of flesh; renewing their wills, and by his almighty power determining them to that which is good, and effectually drawing them to Jesus Christ; yet so as they come most freely, being made willing by his grace. (Rom. 8:30, 11:7; Eph. 1:10, 11; 2 Thess. 2:13, 14; Eph. 2:1-6; Acts 26:18; Eph. 1:17, 18; Ezek. 36:26; Deut. 30:6; Ezek. 36:27; Eph. 1:19; Ps. 110:3; Cant. 1:4)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This effectual call is of God's free and special grace alone, not from anything at all foreseen in man, nor from any power or agency in the creature, being wholly passive therein, being dead in sins and trespasses, until being quickened and renewed by the Holy Spirit; he is thereby enabled to answer this call, and to embrace the grace offered and conveyed in it, and that by no less power than that which raised up Christ from the dead. (2 Tim. 1:9; Eph. 2:8; 1 Cor. 2:14; Eph. 2:5; John 5:25; Eph. 1:19, 20)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Elect infants dying in infancy are regenerated and saved by Christ through the Spirit; who worketh when, and where, and how he pleases; so also are all elect persons, who are incapable of being outwardly called by the ministry of the Word. (John 3:3, 5, 6; John 3:8)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Others not elected, although they may be called by the ministry of the Word, and may have some common operations of the Spirit, yet not being effectually drawn by the Father, they neither will nor can truly come to Christ, and therefore cannot be saved: much less can men that receive not the Christian religion be saved; be they never so diligent to frame their lives according to the light of nature and the law of that religion they do profess. (Matt. 22:14, 13:20, 21; Heb 6:4, 5; John 6:44, 45, 65; 1 John 2:24, 25; Acts 4:12; John 4:22, 17:3)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 11: Of Justification</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Those whom God effectually calleth, he also freely justifieth, not by infusing righteousness into them, but by pardoning their sins, and by accounting and accepting their persons as righteous; not for anything wrought in them, or done by them, but for Christ's sake alone; not by imputing faith itself, the act of believing, or any other evangelical obedience to them, as their righteousness; but by imputing Christ's active obedience unto the whole law, and passive obedience in his death for their whole and sole righteousness by faith, which faith they have not of themselves; it is the gift of God. (Rom. 3:24, 8:30; Rom. 4:5-8; Eph. 1:7; 1 Cor. 1:30, 31; Rom. 5:17-19; Phil. 3:8, 9; Eph. 2:8-10; John 1:12; Rom. 5:17)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Faith thus receiving and resting on Christ and his righteousness, is the alone instrument of justification; yet it is not alone in the person justified, but is ever accompanied with all other saving graces, and is no dead faith, but worketh by love. (Rom. 3:28; Gal. 5:6; James 2:17, 22, 26)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Christ, by his obedience and death, did fully discharge the debt of all those that are justified; and did, by the sacrifice of himself in the blood of his cross, undergoing in their stead the penalty due unto them, make a proper, real, and full satisfaction to God's justice in their behalf; yet, inasmuch as he was given by the Father for them, and his obedience and satisfaction accepted in their stead, and both freely, not for anything in them, their justification is only of free grace, that both the exact justice and rich grace of God might be glorified in the justification of sinners. (Heb. 10:14; 1 Pet. 1:18, 19; Isa. 53:5, 6; Rom. 8:32; 2 Cor. 5:21; Rom. 3:26; Eph. 1:6, 7, 2:7)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> God did from all eternity decree to justify all the elect, and Christ did in the fullness of time die for their sins, and rise again for their justification; nevertheless, they are not justified personally, until the Holy Spirit doth in time due actually apply Christ unto them. (Gal. 3:8; 1 Pet. 1:2; 1 Tim. 2:6; Rom. 4:25; Col. 1:21, 22; Tit. 3:4-7)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">5</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> God doth continue to forgive the sins of those that are justified, and although they can never fall from the state of justification, yet they may, by their sins, fall under God's fatherly displeasure; and in that condition they have not usually the light of his countenance restored unto them, until they humble themselves, confess their sins, beg pardon, and renew their faith and repentance. (Matt. 6:12; 1 John 1:7, 9; John 10:28; Ps. 89:31-33; Ps. 32:5; Ps. 51; Matt. 26:75)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">6</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> The justification of believers under the Old Testament was, in all these respects, one and the same with the justification of believers under the New Testament. (Gal. 3:9; Rom. 4:22-24)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 12: Of Adoption</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">All those that are justified, God vouchsafed, in and for the sake of his only Son Jesus Christ, to make partakers of the grace of adoption, by which they are taken into the number, and enjoy the liberties and privileges of the children of God, have his name put upon them, receive the spirit of adoption, have access to the throne of grace with boldness, are enabled to cry Abba, Father, are pitied, protected, provided for, and chastened by him as by a Father, yet never cast off, but sealed to the day of redemption, and inherit the promises as heirs of everlasting salvation. (Eph. 1:5; Gal. 4:4, 5; John 1:12; Rom. 8:17; 2 Cor. 6:18; Rev. 3:12; Rom. 8:15; Gal. 4:6; Eph. 2:18; Ps. 103:13; Prov. 14:26; 1 Pet. 5:7; Heb. 12:6; Isa. 54:8, 9; Lam. 3:31; Eph. 4:30; Heb. 1:14, 6:12)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 13: Of Sanctification</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> They who are united to Christ, effectually called, and regenerated, having a new heart and a new spirit created in them through the virtue of Christ's death and resurrection, are also farther sanctified, really and personally, through the same virtue, by His Word and Spirit dwelling in them; the dominion of the whole body of sin is destroyed, and the several lusts thereof are more and more weakened and mortified, and they more and more quickened and strengthened in all saving graces, to the practice of all true holiness, without which no man shall see the Lord. (Acts 20:32; Rom. 6:5, 6; John 17:17; Eph. 3:16-19; 1 Thess. 5:21-23; Rom. 6:14; Gal. 5;24; Col. 1:11; 2 Cor. 7:1; Heb. 12:14)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This sanctification is throughout the whole man, yet imperfect in this life; there abideth still some remnants of corruption in every part, whence ariseth a continual and irreconcilable war; the flesh lusting against the Spirit, and the Spirit against the flesh. (1 Thess. 5:23; Rom. 7:18, 23; Gal. 5:17; 1 Pet. 2:11)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> In which war, although the remaining corruption for a time may much prevail, yet through the continual supply of strength from the sanctifying Spirit of Christ, the regenerate part doth overcome; and so the saints grow in grace, perfecting holiness in the fear of God, pressing after an heavenly life, in evangelical obedience to all the commands which Christ as Head and King, in His Word hath prescribed them. (Rom. 7:23; Rom. 6:14; Eph. 4:15, 16; 2 Cor. 3:18, 7:1)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 14: Of Saving Faith</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> The grace of faith, whereby the elect are enabled to believe to the saving of their souls, is the work of the Spirit of Christ in their hearts, and is ordinarily wrought by the ministry of the Word; by which also, and by the administration of baptism and the Lord's supper, prayer, and other means appointed of God, it is increased and strengthened. (2 Cor. 4:13; Eph. 2:8; Rom. 10:14, 17; Luke 17;5; 1 Pet. 2:2; Acts 20:32)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> By this faith a Christian believeth to be true whatsoever is revealed in the Word for the authority of God himself, and also apprehendeth an excellency therein above all other writings and all things in the world, as it bears forth the glory of God in his attributes, the excellency of Christ in his nature and offices, and the power and fullness of the Holy Spirit in his workings and operations: and so is enabled to cast his soul upon the truth thus believed; and also acteth differently upon that which each particular passage thereof containeth; yielding obedience to the commands, trembling at the threatenings, and embracing the promises of God for this life and that which is to come; but the principal acts of saving faith have immediate relation to Christ, accepting, receiving, and resting upon him alone for justification, sanctification, and eternal life, by virtue of the covenant of grace. (Acts 24:14; Ps. 19:7-10, 119:72; 2 Tim. 1:12; John 15:14; Isa. 66:2; Heb. 11:13; John 1:12; Acts16:31; Gal. 2:20; Acts 15:11)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This faith, although it be different in degrees, and may be weak or strong, yet it is in the least degree of it different in the kind or nature of it, as is all other saving grace, from the faith and common grace of temporary believers; and therefore, though it may be many times assailed and weakened, yet it gets the victory, growing up in many to the attainment of a full assurance through Christ, who is both the author and finisher of our faith. (Heb. 5:13, 14; Matt. 6:30; Rom. 4:19, 20; 2 Pet. 1:1; Eph. 6:16; 1 John 5:4, 5; Heb. 6:11, 12; Col. 2:2; Heb. 12:2)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 15: Of Repentance Unto Life and Salvation</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Such of the elect as are converted at riper years, having sometime lived in the state of nature, and therein served divers lusts and pleasures, God in their effectual calling giveth them repentance unto life. (Titus 3:2-5)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Whereas there is none that doth good and sinneth not, and the best of men may, through the power and deceitfulness of their corruption dwelling in them, with the prevalency of temptation, fall into great sins and provocations; God hath, in the covenant of grace, mercifully provided that believers so sinning and falling be renewed through repentance unto salvation. (Eccles. 7:20; Luke 22:31, 32)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This saving repentance is an evangelical grace, whereby a person, being by the Holy Spirit made sensible of the manifold evils of his sin, doth, by faith in Christ, humble himself for it with godly sorrow, detestation of it, and self-abhorrency, praying for pardon and strength of grace, with a purpose and endeavour, by supplies of the Spirit, to walk before God unto all well-pleasing in all things. (Zech. 12:10; Acts 11:18; Ezek. 36:31; 2 Cor. 7:11; Ps. 119:6, 128)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> As repentance is to be continued through the whole course of our lives, upon the account of the body of death, and the motions thereof, so it is every man's duty to repent of his particular known sins particularly. (Luke 19:8; 1 Tim. 1:13, 15)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">5</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Such is the provision which God hath made through Christ in the covenant of grace for the preservation of believers unto salvation; that although there is no sin so small but it deserves damnation; yet there is no sin so great that it shall bring damnation on them that repent; which makes the constant preaching of repentance necessary. (Rom. 6:23; Isa. 1:16-18, 55:7)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 17: Of The Perseverance of the Saints</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Those whom God hath accepted in the beloved, effectually called and sanctified by his Spirit, and given the precious faith of his elect unto, can neither totally nor finally fall from the state of grace, but shall certainly persevere therein to the end, and be eternally saved, seeing the gifts and callings of God are without repentance, whence he still begets and nourisheth in them faith, repentance, love, joy, hope, and all the graces of the Spirit unto immortality; and though many storms and floods arise and beat against them, yet they shall never be able to take them off that foundation and rock which by faith they are fastened upon; notwithstanding, through unbelief and the temptations of Satan, the sensible sight of the light and love of God may for a time be clouded and obscured from them, yet he is still the same, and they shall be sure to be kept by the power of God unto salvation, where they shall enjoy their purchased possession, they being engraven upon the palm of his hands, and their names having been written in the book of life from all eternity. (John 10:28, 29; Phil. 1:6; 2 Tim. 2:19; 1 John 2:19; Ps. 89:31, 32; 1 Cor. 11:32; Mal. 3:6)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This perseverance of the saints depends not upon their own free will, but upon the immutability of the decree of election, flowing from the free and unchangeable love of God the Father, upon the efficacy of the merit and intercession of Jesus Christ and union with him, the oath of God, the abiding of his Spirit, and the seed of God within them, and the nature of the covenant of grace; from all which ariseth also the certainty and infallibility thereof. (Rom. 8:30, 9:11, 16; Rom. 5:9, 10; John 14:19; Heb. 6:17, 18; 1 John 3:9; Jer. 32:40)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> And though they may, through the temptation of Satan and of the world, the prevalency of corruption remaining in them, and the neglect of means of their preservation, fall into grievous sins, and for a time continue therein, whereby they incur God's displeasure and grieve his Holy Spirit, come to have their graces and comforts impaired, have their hearts hardened, and their consciences wounded, hurt and scandalize others, and bring temporal judgments upon themselves, yet shall they renew their repentance and be preserved through faith in Christ Jesus to the end. (Matt. 26:70, 72, 74; Isa. 64:5, 9; Eph. 4:30; Ps. 51:10, 12; Ps. 32:3, 4; 2 Sam. 12:14; Luke 22:32, 61, 62)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Chapter 18: Of the Assurance of Grace and Salvation</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">1</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> Although temporary believers, and other unregenerate men, may vainly deceive themselves with false hopes and carnal presumptions of being in the favour of God and state of salvation, which hope of theirs shall perish; yet such as truly believe in the Lord Jesus, and love him in sincerity, endeavouring to walk in all good conscience before him, may in this life be certainly assured that they are in the state of grace, and may rejoice in the hope of the glory of God, which hope shall never make them ashamed. (Job 8:13, 14; Matt. 7:22, 23; 1 John 2:3, 3:14, 18, 19, 21, 24, 5:13; Rom. 5:2, 5)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">2</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This certainty is not a bare conjectural and probable persuasiongrounded upon a fallible hope, but an infallible assurance of faith founded on the blood and righteousness of Christ revealed in the Gospel; and also upon the inward evidence of those graces of the Spirit unto which promises are made, and on the testimony of the Spirit of adoption, witnessing with our spirits that we are the children of God; and, as a fruit thereof, keeping the heart both humble and holy. (Heb. 6:11, 19; Heb. 6:17, 18; 2 Pet. 1:4, 5, 10, 11; Rom. 8:15, 16; 1 John 3:1-3)</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">3</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> This infallible assurance doth not so belong to the essence of faith, but that a true believer may wait long, and conflict with many difficulties before he be partaker of it; yet being enabled by the Spirit to know the things which are freely given him of God, he may, without extraordinary revelation, in the right use of means, attain thereunto: and therefore it is the duty of every one to give all diligence to make his calling and election sure, that thereby his heart may be enlarged in peace and joy in the Holy Spirit, in love and thankfulness to God, and in strength and cheerfulness in the duties of obedience, the proper fruits of this assurance; -so far is it from inclining men to looseness. (Isa. 50:10; Ps. 88; Ps. 77:1-12; 1 John 4:13; Heb. 6:11, 12; Rom. 5:1, 2, 5, 14:17; Ps. 119:32; Rom. 6:1,2; Tit. 2:11, 12, 14)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">4</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> True believers may have the assurance of their salvation divers ways shaken, diminished, and intermitted; as by negligence in preserving of it, by falling into some special sin which woundeth the conscience and grieveth the Spirit; by some sudden or vehement temptation, by God's withdrawing the light of his countenance, and suffering even such as fear him to walk in darkness and to have no light, yet are they never destitute of the seed of God and life of faith, that love of Christ and the brethren, that sincerity of heart and conscience of duty out of which, by the operation of the Spirit, this assurance may in due time be revived, and by the which, in the meantime, they are preserved from utter despair. (Cant. 5:2, 3, 6; Ps. 51:8, 12, 14; Ps. 116:11; 77:7, 8, 31:22; Ps. 30:7; 1 John 3:9; Luke 22:32; Ps. 42:5, 11; Lam. 3:26-31)</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify: inter-ideograph;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-left:1.0cm;text-align:center; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Petikan dari New Hampshire Baptist Confession of Faith of 1833<a style="mso-footnote-id:ftn14" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[14]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">3. Of the Fall of Man</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that man was created in holiness, under the law of his Maker <i>Gen. 1:27, 31; Eccl. 7:29; Acts 16:26; Gen. 2:16</i>; but by voluntary transgression fell from that holy and happy state <i>Gen. 3:6-24; Rom. 5:12</i>; in consequence of which all mankind are now sinners <i>Rom. 5:19; John 3:6; Psa. 51:5; Rom. 5:15-19; 8:7</i>, not by constraint, but choice <i>Isa. 53:6; Gen. 6:12; Rom. 3:9-18</i>; being by nature utterly void of that holiness required by the law of God, positively inclined to evil; and therefore under just condemnation to eternal ruin <i>Eph. 2:1-3; Rom. 1:18, 32; 2:1-16; Gal. 3:10; Matt. 20:15</i>, without defense or excuse <i>Ezek. 18:19-20; Rom. 1:20; 3:19; Gal. 3:22</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">4. Of the Way of Salvation</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that the salvation of sinners is wholly of grace <i>Eph. 2:5; Matt. 18:11; 1 John 4:10; 1 Cor. 3:5-7; Acts 15:11</i>, through the mediatorial offices of the Son of God <i>John 3:16; 1:1-14; Heb. 4:14; 12:24</i>; who by the appointment of the Father, freely took upon him our nature, yet without sin <i>Phil. 2:6-7; Heb. 2:9, 14; 2 Cor. 5:21</i>; honored the divine law by his personal obedience <i>Isa. 42:21; Phil. 2:8; Gal. 4:4-5; Rom. 3:21</i>, and by his death made a full atonement for our sins <i>Isa. 53:4-5; Matt. 20:28; Rom. 4:25; 3:21-26; 1 John 4:10; 2:2; 1 Cor. 15:1-3; Heb. 9:13-15</i>; that having risen from the death, he is now enthroned in heaven <i>Heb. 1:8, 3; 8:1; Col. 3:1-4</i>; and uniting in his wonderful person the tenderest sympathies with divine perfections, he is every way qualified to be a suitable, a compassionate, and an all-sufficient Saviour <i>Heb. 7:25; Col. 2:9; Heb. 2:18; 7:26; Psa. 89:19; Psa. 14</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">5. Of Justification</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that the great gospel blessing which Christ <i>John 1:16; Eph. 3:8</i> secures to such as believe in him is Justification <i>Acts 13:39; Isa. 3:11-12; Rom. 8:1</i>; that Justification includes the pardon of sin <i>Rom. 5:9; Zech. 13:1; Matt. 9:6; Acts 10:43</i>, and the promise of eternal life on principles of righteousness <i>Rom. 5:17; Titus 3:5-6; 1 Pet. 3:7; 1 John 2:25; Rom. 5:21</i>; that it is bestowed, not in consideration of any works of righteousness which we have done, but solely through faith in the Redeemer's blood <i>Rom. 4:4-5; 5:21; 6:28; Phil. 3:7-9</i>; by virtue of which faith his perfect righteousness is freely imputed to us of God <i>Rom. 5:19; 3:24-26; 4:23-25; 1 John 2:12</i>; that it brings us into a state of most blessed peace and favor with God, and secures every other blessing needful for time and eternity <i>Rom. 5:1-3, 11; 1 Cor. 1:30-31; Matt. 6:33; 1 Tim. 4:8</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">6. Of the Freeness of Salvation</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that the blessings of salvation are made free to all by the gospel <i>Isa. 55:1; Rev. 22:17; Luke 14:17</i>; that it is the immediate duty of all to accept them by a cordial, penitent, and obedient faith <i>Rom. 16:26; Mark 1:15; Rom. 1:15-17</i>; and that nothing prevents the salvation of the greatest sinner on earth but his own inherent depravity and voluntary rejection of the gospel <i>John 5:40; Matt. 23:37; Rom. 9:32; Prov. 1:24; Acts 13:46</i>; which rejection involves him in an aggravated condemnation <i>John 3:19; Matt. 11:20; Luke 19:27; 2 Thess. 1:8</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">7. Of Grace in Regeneration</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that, in order to be saved, sinners must be regenerated, or born again <i>John 3:3, 6-7; 1 Cor. 1:14; Rev. 8:7-9; 21:27</i>; that regeneration consists in giving a holy disposition to the mind <i>2 Cor. 5:17; Ezek. 36:26; Deut. 30:6; Rom. 2:28-29; 5:5; 1 John 4:7</i>; that it is effected in a manner above our comprehension by the power of the Holy Spirit, in connection with divine truth <i>John 3:8; 1:13; James 1:16-18; 1 Cor. 1:30; Phil. 2:13</i>, so as to secure our voluntary obedience to the gospel <i>1 Pet. 1:22-25; 1 John 5:1; Eph. 4:20-24; Col. 3:9-11</i>; and that its proper evidence appears in the holy fruits of repentance, and faith, and newness of life <i>Eph. 5:9; Rom. 8:9; Gal. 5:16-23; Eph. 3:14-21; Matt. 3:8-10; 7:20; 1 John 5:4, 18</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">8. Of Repentance and Faith</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that Repentance and Faith are sacred duties, and also inseparable graces, wrought in our souls by the regenerating Spirit of God <i>Mark 1:15; Acts 11:18; Eph. 2:8; 1 John 5:1</i>; whereby being deeply convinced of our guilt, danger, and helplessness, and of the way of salvation by Christ <i>John 16:8; Acts 2:37-38; 16:30-31</i>, we turn to God with unfeigned contrition, confession, and supplication for mercy <i>Luke 18:13; 15:18-21; James 4:7-10; 2 Cor. 7:11; Rom.10:12-13; Psa. 51</i>; at the same time heartily receiving the Lord Jesus Christ as our Prophet, Priest, and King, and relying on him alone as the only and all-sufficient Saviour <i>Rom. 10:9-11; Acts 3:22-23: Heb. 4:14; Psa. 2:6; Heb. 1:8; 8:25; 2 Tim. 1:12</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">9. Of God's Purpose of Grace</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that Election is the eternal purpose of God, according to which he graciously regenerates, sanctifies, and saves sinners <i>2 Tim. 1:8-9; Eph. 1:3-14; 1 Pet. 1:1-2; Rom. 11:5-6; John 15:15; 1 John 4:19; Hos. 12:9</i>; that being perfectly consistent with the free agency of man, it comprehends all the means in connection with the end <i>2 Thess. 2:13-14; Acts 13:48; John 10:16; Matt. 20:16; Acts 15:14</i>; that it is a most glorious display of God's sovereign goodness, being infinitely free, wise, holy, and unchangeable <i>Exod. 33:18-19; Matt. 20:15; Eph. 1:11; Rom. 9:23-24: Jer. 31:3; Rom. 11:28-29; James 1:17-18; 2 Tim. 1:9; Rom. 11:32-36</i>; that it utterly excludes boasting, and promotes humility, love, prayer, praise, trust in God, and active imitation of his free mercy <i>1 Cor. 4:7; 1:26-31; Rom. 3:27; 4:16; Col. 3:12; 1 Cor. 3:5-7; 15:10; 1 Pet. 5:10; Acts 1:24; 1 Thess. 2:13; 1 Pet. 2:9; Luke 18:7; John 15:16; Eph. 1:16; 1 Thess. 2:12</i>; that it encourages the use of means in the highest degree <i>2 Tim. 2:10; 1 Cor. 9:22; Rom. 8:28-30; John 6:37-40; 2 Pet. 1:10</i>; that it may be ascertained by its effects in all who truly believe the gospel <i>1 Thess. 1:4-10</i>; that it is the foundation of Christian assurance <i>Rom. 8:28-30; Isa. 42:16; Rom. 11:29</i>; and that to ascertain it with regard to ourselves demands and deserves the utmost diligence <i>2 Pet. 1:10-11; Phil. 3:12; Heb. 6:11</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">10. Of Sanctification</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that Sanctification is the process by which, according to the will of God, we are made partakers of his holiness <i>1 Thess. 4:3; 5:23; 2 Cor. 7:1; 13:9; Eph. 1:4</i>; that it is a progressive work <i>Prov. 4:18; 2 Cor. 3:18; Heb. 6:1; 2 Pet. 1:5-8; Phil. 3:12-16</i>; that it is begun in regeneration <i>John 2:29; Rom. 8:5; John 3:6; Phil. 1:9-11; Eph. 1:13-14</i>; and that it is carried on in the hearts of believers by the presence and power of the Holy Spirit, the Sealer and Comforter, in the continual use of the appointed means-especially the Word of God, self-examination, self-denial, watchfulness, and prayer <i>Phil. 2:12-13; Eph. 4:11-12; 1 Pet. 2:2; 2 Pet. 3:18; 2 Cor. 13:5; Luke 11:35; 9:23; Matt. 26:41; Eph. 6:18; 4:30</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-outline-level:3"><b><span lang="EN-US" style="'font-size:">11. Of the Perseverance of Saints</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">We believe that such only are real believers as endure unto the end <i>John 8:31; 1 John 2:27-28; 3:9; 5:18</i>; that their persevering attachment to Christ is the grand mark which distinguishes them from superficial professors <i>1 John 2:19; John 13:18; Matt. 13:20-21; John 6:66-69; Job 17:9</i>; that a special Providence watches over their welfare <i>Rom. 8:28; Matt. 6:30-33; Jer. 32:40; Psa. 121:3; 91:11-12</i>; and they are kept by the power of God through faith unto salvation <i>Phil. 1:6; 2:12-13; Jude 24-25; Heb. 1:14; 2 Kings 6:16; Heb. 13:5; 1 John 4:4</i>. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center; line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Petikan Dari Southern Baptist Confession of Faith<a style="mso-footnote-id:ftn15" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[15]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">IV. Salvation</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Salvation involves the redemption of the whole man, and is offered freely to all who accept Jesus Christ as Lord and Saviour, who by His own blood obtained eternal redemption for the believer. In its broadest sense salvation includes regeneration, justification, sanctification, and glorification. There is no salvation apart from personal faith in Jesus Christ as Lord.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">A. Regeneration</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">, or the new birth, is a work of God's grace whereby believers become new creatures in Christ Jesus. It is a change of heart wrought by the Holy Spirit through conviction of sin, to which the sinner responds in repentance toward God and faith in the Lord Jesus Christ. Repentance and faith are inseparable experiences of grace. </span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">B. Repentance</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> is a genuine turning from sin toward God. Faith is the acceptance of Jesus Christ and commitment of the entire personality to Him as Lord and Saviour.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">C. Justification</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> is God's gracious and full acquittal upon principles of His righteousness of all sinners who repent and believe in Christ. Justification brings the believer unto a relationship of peace and favor with God. </span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">D. Sanctification</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> is the experience, beginning in regeneration, by which the believer is set apart to God's purposes, and is enabled to progress toward moral and spiritual maturity through the presence and power of the Holy Spirit dwelling in him. Growth in grace should continue throughout the regenerate person's life.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">E. Glorification</span></b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"> is the culmination of salvation and is the final blessed and abiding state of the redeemed. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><b><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">V. God's Purpose of Grace</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Election is the gracious purpose of God, according to which He regenerates, justifies, sanctifies, and glorifies sinners. It is consistent with the free agency of man, and comprehends all the means in connection with the end. It is the glorious display of God's sovereign goodness, and is infinitely wise, holy, and unchangeable. It excludes boasting and promotes humility.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">All true believers endure to the end. Those whom God has accepted in Christ, and sanctified by His Spirit, will never fall away from the state of grace, but shall persevere to the end. Believers may fall into sin through neglect and temptation, whereby they grieve the Spirit, impair their graces and comforts, and bring reproach on the cause of Christ and temporal judgments on themselves; yet they shall be kept by the power of God through faith unto salvation. </span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:12.0pt;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Petikan Dari The Baptist Faith & Message 2000<a style="mso-footnote-id:ftn16" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[16]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <h2 style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">IV. Salvation</span></h2> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:5.0pt;margin-left:1.0cm; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Salvation involves the redemption of the whole man, and is offered freely to all who accept Jesus Christ as Lord and Saviour, who by His own blood obtained eternal redemption for the believer. In its broadest sense salvation includes regeneration, justification, sanctification, and glorification. There is no salvation apart from personal faith in Jesus Christ as Lord.</span></p> <p style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">A. Regeneration</span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:">, or the new birth, is a work of God's grace whereby believers become new creatures in Christ Jesus. It is a change of heart wrought by the Holy Spirit through conviction of sin, to which the sinner responds in repentance toward God and faith in the Lord Jesus Christ. Repentance and faith are inseparable experiences of grace.</span></p> <p style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">B. Repentance</span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:"> is a genuine turning from sin toward God. Faith is the acceptance of Jesus Christ and commitment of the entire personality to Him as Lord and Saviour.</span></p> <p style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">C. Justification</span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:"> is God's gracious and full acquittal upon principles of His righteousness of all sinners who repent and believe in Christ. Justification brings the believer unto a relationship of peace and favor with God.</span></p> <p style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">D. Sanctification</span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:"> is the experience, beginning in regeneration, by which the believer is set apart to God's purposes, and is enabled to progress toward moral and spiritual maturity through the presence and power of the Holy Spirit dwelling in him. Growth in grace should continue throughout the regenerate person's life.</span></p> <p style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">E. Glorification</span></b><span lang="EN-US" style="'font-family:"> is the culmination of salvation and is the final blessed and abiding state of the redeemed.</span></p> <h2 style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm;margin-left:1.0cm; margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">V. God's Purpose of Grace</span></h2> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:5.0pt;margin-left:1.0cm; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Election is the gracious purpose of God, according to which He regenerates, justifies, sanctifies, and glorifies sinners. It is consistent with the free agency of man, and comprehends all the means in connection with the end. It is the glorious display of God's sovereign goodness, and is infinitely wise, holy, and unchangeable. It excludes boasting and promotes humility.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;">All true believers endure to the end. Those whom God has accepted in Christ, and sanctified by His Spirit, will never fall away from the state of grace, but shall persevere to the end. Believers may fall into sin through neglect and temptation, whereby they grieve the Spirit, impair their</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center;text-indent:1.0cm;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Petikan Dari Asas-Asas kepercayaan Gabungan Gereja Baptis Indonesia<a style="mso-footnote-id:ftn17" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[17]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8. “Keselamatan adalah pengalaman kelepasan dari dosa dan kematian kekal yang terjadi oleh anugerah Allah melalui pertobatan dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bersifat kekal.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pengalaman ini meliputi pengampnan, kelahiran baru, pendamaian, pembenaran, pengudusan, penerimaan hidup kekal, pengangkatan sebagai anak Allah, dan pemuliaan,”(Kisah Para Rasul 2:21; Roma 10:10; Yohanes 3:16; Efesus 2:8-10; Roma 5:6-9; Yohanes 3:5-7; 16:7-11; 10:28; Roma 5:1).</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Penjelasan:</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.1. Pegalaman kelepasan dari dosa: adalah suatu pengalaman nyata dalam hidup seseorang secara pribadi ketika ia percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamatnya sehingga ia dibebaskan dari dosa dan kuasa dosa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.2.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Anugerah Allah: adalah pemberian yang bersifat cume-Cuma dari Allah yang didasaarkan pada sifat kasihNya kepada manusia yang tidak layak untuk menerimanya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.3. Pertobatan dari dosa: adalah suatu pengalaman pribadi ketika seseorang sadar, mengaku dosanya dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang membawa perubahan hidup secara meyeluruh dari dosa kepada hidup di dalam Tuhan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.4. Iman kepada Tuhan yesus Kristus: adalah kepercayaan mutlak kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.5. Keselamatan bersifat kekal; berarti sejak seorang diselamatkan karena kepercayaannya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat maka keselamatannya itu tidak akan bias hilang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.6. Pengampunan dosa: adalah pembebasan dari tuntutan dosa berdasaarkan karya kematian Kristus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.7. kelahiran baru: adalah pengaruniaan hidup baru karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.8. Pendamaian: adalah pemulihan hubungan manusia dengan Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.9. Pembenaran: merupakan tindakan Allah dimana orang yang percaya karena imannya kepada Kristus dinyatakan sebagai orang benar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.10. Pengudusan: adalah dikhususkan dan diasingkan untuk Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.11. Pengangkatan sebagai anak Allah: adalah jaminan dan hak mewarisi kerajaan Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">8.12. Pemuliaan: adalah menerima kemuliaan dari Allah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;line-height: normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt: auto;text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">Sebuah Pandangan Umum Mengenai Konsep Keselamatan Baptis</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Melalui selayang pandang umum mengenai doktrin keselamatan Baptis dari beberapa konvensi di atas, termasuk di Indonesia dan yang masih menjadi pedoman bagi<span style="mso-spacerun:yes"> </span>kepercayaan dan praktek kaum Baptis hingga saat ini, maka dapat dilihat mengenai pandangan dasar-umum konsep keselamatan kaum Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Penempatan beberapa pengakuan iman secara bersama-sama sekaligus menjadi perbandingan untuk melihat benang merah doktrin dasar; dalam hal-hal mana merupakan keyakinan yang bersifat sama; dalam hal-hal mana kemungkinan berbeda; dan dalam hal-hal apa pengakuan iman tertentu membahasnya, sedang yang lain tidak membahas.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dalam taraf ini, dapatlah diambil sebuah pandangan umum bahwasannya semua pengakuan iman di atas sepakat dalam asas-asas dasar dalam konsep keselamatan sesuai faham ortodoksi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Namun demikian, sebagaimana tampak dalam pengakuan-pengakuan iman di atas, asas-asas dasar yang dimaksud di sini masih bersifat pokok-pokok atau garis besar dengan definisi dan penjelasan ringkas, disertai referensi ayat-ayat Alkitab.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam hal ini pernyataan doktrin dalam asas-asas pokok yang sama tersebut belum sampai dan tidak mencakup penjelasan konsep secara luas sampai pada dimensi-dimensi problematic, isu-isu yang berkaitan, termasuk paradox dan segi-segi kesulitan konseptual yang terkandung di dalamnya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Benarlah pada satu sisi pernyataan beberapa kalangan yang menyebut bahwa perbedaan-perbedaan doctrinal tidak terjadi dalam tingkat konvensi maupun pengakuan iman dan doktrin dasar. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Melainkan pada tingkat/level di bawah pengakuan iman dan konvensi, manakala kaum Baptis menjabarkan, menafsirkan, dan menjelaskan konsep atas dasar pengakuan iman tersebut.<a style="mso-footnote-id: ftn18" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[18]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Di samping itu, dari pembandingan tersebut tampak bahwa beberapa pengakuan iman tidak memuat tema dan penjelasan mengenai kedaulatan Allah, tentang ketetapan dan pemilihan Allah, tentang kehendak bebas.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagaimana diketahui bahwa tema-tema tersebut merupakan isu-isu krusial dalam doktrin keselamatan, dan bersifat debatable, sekalipun berpusat pada asas dasar yang jelas dan sama: yakni keselamatan sebagai anugerah Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pembicaraan mengenai isu-isu tersebut secara otomatis selalu menarik<span style="mso-spacerun:yes"> </span>(‘menyeret’) berbagai pihak pada pergumulan klasik antara Calvinisme dan Arminianisme.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Justru dalam konteks dan berkaitan dengan tema-tema/ isu-isu inilah titik-titik pergumulan konsep keselamatan Baptis dewasa ini terjadi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam ranah inilah gamut antara Calvinisme dan Arminianisme itu terjadi, karena dengan tema-tema tersebut tidak disebut dan dijelaskan dalam pengakuan iman telah memberi ruang yang luas untuk kedua corak tersebut bercampur.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Titik-Titik Pokok Pergumulan Konsep Keselamaatan di Lingkungan Baptis </span></u></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><u><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Abad ke-20 dan 21</span></u></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;mso-fareast-font-family:font-size:12.0pt;">Sebagaimana sudah diungkapkan di atas, titik-titik pokok pergumulan dalam konsep keselamatan dalam hal ini terutama tidak terjadi dalam tingkat “kalimat-kalimat ungkapan pengakuan iman atau asas-asas pokok” pada deklarasi-deklarasi di atas.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pertama, titik pokok pergumulan ini menyangkut penjelasan lanjutan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>segi-segi konsep keselamatan berdasarkan pokok-pokok pengakuan iman di atas berikut isu-isu yang terkait erat dengan pokok tersebut.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Kedua, titik pokok pergumulan dalam hal ini terutama bukan dalam tingkat konvensi (kecuali saat membedakan golongan Baptis Umum dan Khusus), melainkan level di bawah konvensi dalam konteks spirit kebebasan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ketiga, titik pergumulan dalam hal ini menyangkut terutama terhadap tema-tema tertentu sebagai topic dan isu krusial serta debatable dimana beberapa pengakuan iman tidak menyebut dan membahasnya. Keith A. Sherlin mengatakan,</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;">The Baptist Confession of Faith of 1689.</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;"> </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;">The earliest Baptist Confession of Faith in America discusses the subject of predestination and election in several places in the confession. In Chapter 3, dealing with God's eternal decree, Chapter 5, issues with Divine Providence, Chapter 9, which deals with man's will, Chapter 10, discusses God's work in calling people to faith, and Chapter 14 provides information in how God provides saving faith for people. All throughout these chapters references are made to election, foreknowledge, predestination, calling, and other related concepts dealing with salvation. Other Baptist Confessions follow suit with this as well. </span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;">The New Hampshire Baptist Confession of Faith in 1833 and the Baptist Faith and Message of the Southern Baptist Convention (all editions from 1925 to the current 2000 version) have sections that discuss the election and predestination subjects.</span><a style="mso-footnote-id:ftn19" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:11.0pt;">[19]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:10.0pt;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;mso-fareast-font-family:font-size:12.0pt;">Berikut adalah identifikasi dan deskripsi pokok-pokok pergumulan dalam konsep keselamatan kaum Baptis.</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-top:12.0pt;margin-right:0cm; margin-bottom:0cm;margin-left:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Predestinasi</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:12.0pt;margin-right:0cm;margin-bottom: 0cm;margin-left:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;mso-fareast-font-family:font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Baik dalam teologi Calvinis maupun Arminianis, tema tentang predestinasi atau yang berkenaan dengan penetapan dan pemilihan Allah sebelumnya terhadap orang-orang yang akan diselamatkan sejak dalam kekekalan merupakan salan satu tema penting dan tergolong krusial dalam menandai perbedaan keduanya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagaimana sudah diketahui, bahwa baik Calvinisme maupun Arminianisme sebenarnya sama-sama membahas mengenai hal ini, akan tetapi dalam konsep dan pengertian yang berbeda.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ketika hal ini hadir bersama dan bercampur dalam suatu faham teologi maka pada giliran berikutnya akan terjadi kerancuan konsep dan “gamut” tersebut, dan tidak jarang menimbulkan kontroversi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pengakuan Iman London (1689) menyatakan hal predestinasi terhadap sebagian orang dan sebagian malaikat secara eksplisit disertai beberapa penjelasan, sementara yang lain tidaak menyebut hal ini.<a style="mso-footnote-id:ftn20" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[20]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mereka yang menganut pengakuan iman ini termasuk corak Calvinis berikut doktrin Predestinasi ini kadangkala menyebut diri atau disebut sebagai Reformed Baptis, mereka tergabung dalam </span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">beberapa federasi gereja-gereja Reformed Baptis, seperti Asosiasi Reformasi Gereja Baptis di Amerika (ARBCA).<a style="mso-footnote-id:ftn21" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[21]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Sedang di sisi lain beberapa teolog seperti Laurence M. Vance, Dave Hunt, dan Suhento Liauw tidak sependapat dengan hal ini, dan justru terang-terangan menyebut Calvin adalah penyesat terbesar, dan bahwa doktrinnya adalah ajaran sesat terbesar dalam kekristenan dan sama sekali tidak alkitabiah.<a style="mso-footnote-id:ftn22" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn22" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[22]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sementara itu beberapa pihak menyatakan pandangan yang cukup bervariasi, bahkan rancu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Seperti mempercayai predestinasi sebagai tindakan penetapan dan pemilihan Allah tetapi pada saat yang sama mengakui peran/tanggung jawab manusia dalam keselamatan, dan menyatakan bahwa doktrin pemilihan dan penetapan Allah yang bebas dan tanpa kondisi disebutnya sebagai “ultra calvinisme”.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lalu beberapa yang<span style="mso-spacerun:yes"> </span>lain menolak predestinasi dan pilihan terbatas dan menolak poin Calvinis lainnya; dan ada juga yang menerima predestinasi tetapi dengan cara dan konsep yang berbeda pula.<a style="mso-footnote-id:ftn23" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn23" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[23]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;mso-fareast-font-family:font-size:12.0pt;">W. A. Chriswell menyatakan pandangannya yang tegas bahwa doktrin Predestinasi adalah sesuatu yang pasti dalam kekekalan, sebelum dasar-dasar bumi diletakkan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bahwa hal itu adalah merupakan ketetapan yang berdaulat dari pihak Allah.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ia menegaskan mengenai <i style="mso-bidi-font-style:normal">foreknowledge </i>Allah terhadap segala sesuatu yang akan terjadi, namun ia tidak mengatakan bahwa Predestinasi itu tindakan logis dari <i style="mso-bidi-font-style:normal">foreknowledge.</i> Menyikapi mengenai hubungan predestinasi yang bebas dan mutlak dan tindakan-tindakan manusia, ia tidak mempertentangkannya tetapi menyebutnya sebagai misteri antara tindakan Allah dalam ranah kekekalan dan tindakan manusia dalam ranah waktu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Hanya saja manusia tak dapat melihat hal ini sekaligus secara serentak.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Namun demikian keduanya tidak bertentangan.<a style="mso-footnote-id:ftn24" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn24" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[24]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Chris Marantika berada pada posisi pandangan yang kurang lebih sama dengan pandangan W. A. Chriswell.<a style="mso-footnote-id: ftn25" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn25" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[25]</span></span></span></span></a> Sedangkan Ichwei G. Indra menegaskan Predestinasi berkenaan dengan penentuan Allah sebelumnya ini dalam konsep <i style="mso-bidi-font-style:normal">foreknowledge</i> yaitu “bagi orang yang menerimaNya” dan bahwa “menerima atau menolak amugerah keselamatan Allah itu tergantung pada keputusan manusia itu sendiri”.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lebih lanjut ia menegaskan bahwa dasar pilihan dan penentuan Allah kepada orang-orang yang menerima anugerahNya adalah pengenalanNya kepada setiap orang.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Menurutnya, ungkapan “dari semula”, “sebelum dunia dijadikan”, “dari mulanya” menunjuk pengetahuan Allah sebelumnya mengenai siapa-siapa diantara manusia yang akan menerima anugerahNya.<a style="mso-footnote-id:ftn26" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn26" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[26]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Doktrin calvinis mengenai Predestinasi menegaskan mengenai ketetapan Allah yang berdaulat dan bijaksana untuk memilih dan menentukan sejak dalam kekalan sebagian orang untuk diselamatkan dan sebagian lainnya tidak.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bahwa sekalipun alalah mengetahui segala sesuatu sebelumnya, akan tetapi predestinasi bukanlah penetapan logis berdasarkan pengetahuan Allah mengenai siapa yang akan percaya Kristus.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dengan kata lain, ini adalah penetapan dan pemilihan yang bersifat <i style="mso-bidi-font-style:normal">unconditional,</i> dalam kebebasanNya yang berdaulat, dan pertimbanganNya yang bijaksana.<a style="mso-footnote-id:ftn27" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn27" name="_ftnref27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[27]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sedangkan “Predestinasi” dalam konteks Arminianis menyatakan bahwasannya penetapan Allah itu didasarkan atas <i style="mso-bidi-font-style:normal">foreknowledge</i> atau pengetahuan sebelumnya dari Allah mengenai siapa-siapa yang akan menerima tawaran keselamatan dan mengambil keputusan untuk percaya, dan atas dasar itu menetapkan mereka untuk diselamatkan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Faham ini lebih dikenal sebagai penetapan allah yang bersifat “prakondisi”, yakni berdasarkan kondisi yang manusia nanti akan menjadi.<a style="mso-footnote-id:ftn28" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn28" name="_ftnref28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[28]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Dalam titik dan ruang pergumulan inilah “gamut” dan pergumulan serta diskusi polemis dalam konsep keselamatan di lingkungan Baptis itu terjadi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-top:12.0pt;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;">Kedaulatan Allah Dan Tanggung Jawab Manusia</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Laurence M. Vance, Dave Hunt, dan Suhento Liauw melihat dua hal ini sebagai sepenuhnya dikotomis, saling terpisah dan tidak berhubungan antara satu dengan lainnya dalam proses/aplikasi keselamatan orang percaya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mereka menyatakan logika sederhana bahwa jika kedaulatan Allah dalam penyelamatan itu mutlak dan “unconditional” maka hal itu tidak mengijinkan dan memberi ruang sedikitpun bagi tanggung jawab manusia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebaliknya mereka menegaskan bahwa “</span><span lang="EN-US">Jika manusia memang sudah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah namun tidak kehilangan kesadaran diri dan kemampuan respon, sehingga Allah masih menyerukan agar manusia bertobat dan percaya, maka ia tidak kehilangan aspek tanggung jawab manusia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bahwa keselamatan itu datang karena bertobat dan percaya”.<a style="mso-footnote-id: ftn29" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn29" name="_ftnref29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[29]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Konsep Predestinasi foreknowledge (yang bersifat kondisional) sebagaimana faham Arminianisme, juga dalam pemaparan Ichwei di atas menempatkan manusia dalam possisi penting dalam hal tanggung jawab, dalam hal ini menanggapi tawaran keselamatan Allah, apakah menerima atau menolaknya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ichwei mengatakan “Jadi, menerima atau menolak [tawaran] anugerah keselamatan Allah itu tergantung keputusan manusia itu sendiri”.<a style="mso-footnote-id:ftn30" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn30" name="_ftnref30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[30]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lebih lanjut ia mengatakan seperti dalam kasus Yudas Iskariot misalnya, menurutnya hal itu terjadi semata-mata karena ia menolak anugerah itu sehingga ia kehilangan keselamatannya.<a style="mso-footnote-id: ftn31" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn31" name="_ftnref31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[31]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Di dalam semuanya ini, tampak bahwa tanggung jawab manusia dalam keselamatan mendapat penekanan yang besar dan memainkan peran sentral.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Sementara itu, konsisten dengan pandangannya mengenai Predestinasi, W. A. Chriswell menegaskan kedaulatan mutlak Allah yang tidak dapat diubah dan dipengaruhi apapun, namun pada saat yang sama tidak menghilangkan aspek tanggung jawab manusia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Keduanya dipandang sebagai kesejajaran dan merupakan kenyataan “present’ di hadapan Allah.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Keduanya merupakan kenyataan parallel yang tidak saling membatalkan atau dikotomis, sebagai kenyataan dalam dimensi kekalan dan dalam waktu (manusia).<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Namun demikian sulir bagi manusia untuk memandang keselarasan parallel ini pada saat yang sama.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ia mengatakan hal itu sebagai misteri.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dengan kata lain, ia memandang kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia sama vitalnya.<a style="mso-footnote-id:ftn32" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn32" name="_ftnref32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[32]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1"> </span>Sebaliknya Harold L. Fickett, Jr. menyatakan bahwa fakta dosa itu telah menyebabkan kematian pada manusia, dan “sebagai orang mati ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk dirinya sendiri.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Jadi, mereka yang mati secara rohani tidak mampu untuk member keselamatan bagi dirinya sendiri.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Alkitab mengungkapkan bahwa seseorang sama sekali tidak tertarik akan keselamatan yang disediakan Allah…”.<a style="mso-footnote-id:ftn33" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn33" name="_ftnref33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[33]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify: inter-ideograph;line-height:115%"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1"> </span></span><span lang="EN-US" style="'font-family:">Perkembangan yang terjadi di Southern Baptist Church dewasa ini juga mengalami beberapa perubahan mengenai konsep tentang kedaulatan Allah dan hubungannya dengan tanggung jawab manusia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam sejarah Southern Baptist, bahwasanya sampai pergantian abad kedua puluh, Reformed soteriologi menjadi sikap yang berlaku umum dalam kehidupan Konvensi. Namun dalam perkembangan Baptis Selatan saat ini menurut Keith A. Sherlin telah mengadopsi "hermeneutika Amanat Agung" yang menempatkan penekanan lebih besar pada tanggung jawab manusia daripada kedaulatan ilahi dalam konsep soteriologis.<a style="mso-footnote-id: ftn34" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn34" name="_ftnref34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[34]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Masih menurut Sherlin, sebagai salah satu akibat dari pergeseran dalam filsafat tersebut, Baptis Selatan sekarang telah mengadopsi “hibrida” campur aduk antara Calvinisme dan Arminianisme.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mereka ingin menjadi Calvinis dalam menegaskan dosa manusia dan keabadian keselamatan, tetapi menolak doktrin Reformed di pemilihan tanpa syarat, penebusan khusus, dan sifat kemenangan rahmat ilahi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bill Leonard menggambarkan soteriologi Southern Baptist tersebut sebagai kondisi yang membingungkan, dimana sebagai “ahli waris” tradisi Calvinis dan Arminian sekaligus sehingga menghasilkan doktrin keselamatan yang beragam; dan pada saat hal itu terjadi dan dipegang bersama-sama (“gamut”) berpotensi menimbulkan kebingungan teologis yan serius.<a style="mso-footnote-id:ftn35" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn35" name="_ftnref35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:12.0pt;">[35]</span></span></span></span></a> </span></p> <p align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:center"><span lang="EN-US" style="color:#00B050;"><o:p> </o:p></span></p> <p align="center" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="'font-family:">Penebusan Terbatas Vs Keselamatan Untuk Semua orang</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Salah satu isu mendasar dalam doktrin keselamatan dan yang juga menjadi kontroversi di kalangan Baptis adalah mengenai pertanyaan “apakah keselamatan melalui karya Kristus itu hanya efektif terbatas pada orang-orang pilihan saja, atau sebenarnya efektif bagi semua orang asal saja mereka menerima tawaran keselamatan itu dan percaya kepadaNya?”<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sejarah kaum Baptis telah menunjukkan bahwa persoalan ini menjadi salah satu polemic klasik yang menyebabkan lahirnya golongan Baptis Umum dan Baptis Khusus sebagaimana telah disinggung di depan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sekalipun perdebatan mengenai hal ini sepakat mengenai keselamatan yang hanya terdapat di dalam Kristus, tetapi kedua belah pihak belum sepakat mengenai sifat dan jangkauan penebusan Kristus tersebut, sehingga bagaimanapun pembahasan terhadap isu ini sangatlah penting.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pun hal itu juga masih menjadi pergumulan dan diskusi dikalangan Baptis hingga saat ini dan belum tercapai persetujuan yang lengkap.<a style="mso-footnote-id:ftn36" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn36" name="_ftnref36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[36]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Laurence M. Vance dan Dave Hunt dalam hal ini lebih dekat kepada pandangan Anabaptis yang bercorak kuat Aminianis, dengan menegaskan bahwa konsep penebusan terbatas (kematian Kristus hanya efektif bagi orang pilihan) terlalu dipaksakan secara logis, menabrak banyak ayat Alkitab, sehingga tidak alkitabiah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sekali lagi ia menegaskan bahwa faham tersebut merupakan kesesatan.<a style="mso-footnote-id: ftn37" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn37" name="_ftnref37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[37]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Menyikapi isu tersebut Suhento Liauw mengatakan bahwa hal itu tidak alkitabiah dan perlu direnungkan ulang.<a style="mso-footnote-id:ftn38" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn38" name="_ftnref38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[38]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ichwei G. Indra menyatakan bahwa tawaran keselamatan dalam Kristus itu berlaku dan terbuka untuk semua orang, dan efektif untuk orang-orang yang mau menerimanya dengan sungguh-sunnguh.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam hal ini jangkauan karya penyelamatan Kristus adalah untuk semua orang dan tidak dibatasi oleh penetapan Allah sebelumnya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Penetapan Allah menurutnya adalah menetapkan berdasarkan pra-pengetahuanNya atas orang-orang yang akan menerima Yesus.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Jadi keputusan manusialah yang “membatasi” jangkauan efektivitas karya penyelamatan Yesus.<a style="mso-footnote-id:ftn39" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn39" name="_ftnref39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[39]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sementara itu, sekalipun tidak dinyatakan secara eksplisit, W. A. Chriswell menyatakan pandangan yang konsisten dalam konteks parallel antara penetapan kekal dan berdaulat dari pihak Allah dan tanggung jawab manusia, bahwasannya karya kematian Kristus itu benar-benar ditawarkan untuk semua orang, akan tetapi hanya efektif bagi keselamatan orang-orang pilihan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sehingga dalam konteks tersebut, orang-orang yang tidak percaya akan terhukum karena keputusannya sendiri.<a style="mso-footnote-id:ftn40" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn40" name="_ftnref40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[40]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagai perbandingan, sehubungan dengan isu ini, J. I. Packer menyatakan bahwa keselamatan dalam Kristus benar-benar ditawarkan untuk semua orang, dan bahwa kepada semua orang diserukan panggilan yang sungguh-sungguh kepada pertobatan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Akan tetapi penerapan karya keselamatan Kristus tersebut hanya efektif bagi orang-orang pilihan.<a style="mso-footnote-id:ftn41" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn41" name="_ftnref41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[41]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font: minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Kehendak Bebas</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Hal inipun merupakan pokok yang sangat terkait dengan tema-tema di atas dalam konteks doktrin kesselamatan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dan mengingat kondisi “gamut’ antara Calvinisme dan Arminianisme dalam doktrin keselamatan di lingkungan Baptis, maka tema mengenai kehendak bebas merupakan salah satu pokok pergumulan penting dalam diskusi-diskusi teologis hingga kini.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagaimana dinyatakan Ichwei Indra yang mengatakan bahwa keselamatan itu ditawarkan pada semua orang, dan bahwa menerima atau menolak keselamatan Allah itu tergantung pada keputusan manusia itu sendiri.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Termasuk Yudas Iskariot, ia kehilangan keselamatan karena ia menolak anugerah keselamatan itu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ditambah lagi bahwa “penetapan” itu bersifat kondisional berdasarkan keputusan manusia untuk menerima Kristus, maka tampaklah bahwa Ichwei ini mewakili sebagian kalangan yang member penekanan besar dari peran kehendak bebas manusia dalam keputusan bagi keselamatannya (untuk menerima atau menolaknya).<a style="mso-footnote-id:ftn42" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn42" name="_ftnref42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[42]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sementara itu, Fickett Jr. secara hati-hati hal-hal yang berkaitan dengan “syarat yang tergantung pada keputusan manusia” itu sebagai “apa yang merupakan sudut pandang manusia”.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dengan kata lain, ia ingin menyampaikan bahwa keputusan kehendak manusia untuk menerima Kristus tidaklah lepas dari penetapan kekal dalam sudut pandang Allah, sekalipun mengenai hal ini ia tidak menjelaskan lebih jauh.<a style="mso-footnote-id:ftn43" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn43" name="_ftnref43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[43]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Lalu jika menyimak pernyataan Laurence M. Vance dan Dave Hunt<span style="mso-spacerun:yes"> </span>berikut: “</span><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Jika manusia memang sudah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah namun tidak kehilangan kesadaran diri dan kemampuan respon, sehingga Allah masih menyerukan agar manusia bertobat dan percaya, maka ia tidak kehilangan aspek tanggung jawab manusia.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bahwa keselamatan itu datang karena bertobat dan percaya”, tampaknya hendak menegaskan bahwa keberdosaan manusia tidak menghilangkan kemandirian kehendaknya yang memungkinkan membuat keputusan terhadap penawaran keselamatan itu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Terbukti, bahwa Allah menyerukan agar manusia bertobat dan percaya, hal mana menuntut keputusannya yang mandiri/ pribadi.<a style="mso-footnote-id: ftn44" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn44" name="_ftnref44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[44]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Finney, salah satu tokoh besar Southern Baptist dikatakan sebagai yang turut bertanggung jawab terhadap terjadinya beberapa pergeseran corak Calvinis kepada Arminianis dalam doktrin keselamatan melalui penekanan “men centered”-nya dalam gerakan penginjilannya, yang menekankan hubungan yang kuat antara keputusan kehendak yang mandiri manusia dengan keselamatan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Di sisi lain, dampaknya terhadap kebangunan penginjilan memang sanagat besar.<a style="mso-footnote-id:ftn45" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn45" name="_ftnref45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[45]</span></span></span></span></a> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sementara itu di pihak lain, dikalangan Baptis yang merujuk pada Pengakuan Iman London (1689) menegaskan bahwa sejak manusia jatuh dalam dosa, kehendak bebasnya memang tidak hilang, sanggup merespon, akan tetapi juga telah rusak oleh dosa dan tidak sanggup menyatakan yang baik secara rohani dan memenuhi standart Allah.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sehingga dengan demikian iman dan keputusan iman untuk menerima Kristus pada satu sisi merupakan pekerjaan Roh Kudus.<a style="mso-footnote-id:ftn46" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn46" name="_ftnref46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[46]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Ketekunan Orang Kudus – Jaminan Keselamatan Kekal</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;mso-layout-grid-align:none;text-autospace: none"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Berkenaan dengan jaminan akan kebertahanan/ketekunan orang kudus/ orang percaya hingga akhir, dan jaminan keselamatan, dalam kaitannya dengan “sekali selamat, tetap selamat”, sebuah forum diskusi kalangan Baptis tertentu mengkritik pedas mengenai hal ini, dan mengatakan bahwa hal tersebut sama sekali tidak Alkitabiah.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ia juga mengkritik secara tajam beberapa pendeta Baptis yang mempercayai doktrin tersebut.<a style="mso-footnote-id: ftn47" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn47" name="_ftnref47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[47]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lalu dalam buku “Teologi Sistematis” yang ditulisnya, Ichwei menyatakan bahwa Yudas iskariot kehilangan keselamatannya, karena menolak anugerah Allah yang disediakan baginya.<a style="mso-footnote-id: ftn48" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn48" name="_ftnref48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[48]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bukan saja mengisyaratkan tendensi penekanan pada kehendak bebas dan tanggung jawab/ keputusan manusia, akan tetapi juga bahwa hal tersebut mengisyaratkan bahwa seseorang dapat kehilangan keselamatannya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;mso-layout-grid-align:none;text-autospace: none"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latinfont-family:Calibri;font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Fickett Jr. secara terus terang berada pada posisi Calvinis dalam hal ini bahwa seseorang yang sungguh percaya Yesus dan diselamatkan tidak akan kehilangan keselamatannya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Atas dasar bahwa Yesus yang berkuasa menyelamatkan berkuasa pula menjamin dan memeliharanya hingga pada hari Tuhan, bahkan kekekalan.<a style="mso-footnote-id:ftn49" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn49" name="_ftnref49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[49]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Searah dengan itu, Chriswell menyatakan bahwa bagi orang percaya yang sudah diselamatkan, “sekali selamat, tetap selamat”, dan bahwa Allah sendiri yang menjamin dan memelihara hal itu hingga kekekalan.<a style="mso-footnote-id:ftn50" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn50" name="_ftnref50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[50]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Demikianpun dengan Minit Konggres IX GGBI tahun 2010 yang menyatakan bahwa “keselamatan itu bersifat kekal, berarti sejak seseorang diselamatkan karena kepercayaannya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat maka keselamatannya itu tidak akan bisa hilang”.<a style="mso-footnote-id: ftn51" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn51" name="_ftnref51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:12.0pt;">[51]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="'font-family:"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:11.0pt;"><br /></span> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">BAB III</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:11.0pt;">ANALISA MATERIAL TERHADAP </span></b><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin; text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Titik-Titik Pokok Pergumulan </span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font: minor-latin;text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Konsep Keselamatan di Lingkungan Baptis </span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font: minor-latin;text-transform:uppercasefont-family:Calibri;font-size:12.0pt;">di Abad Ke-20 dan 21</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Pada bab singkat ini pembahasan dimaksudkan untuk mengadakan analisa material (terhadap dan secara materi/bahan kajian) dan mengidentifikasi esensi permasalahannya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pendekatan ini tidak akan dilakukan terhadap kasus-kasus, melainkan kajian materi seluruh pokok pergumulan secara umum, dalam konteks materi doktrin Baptis dan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Berdasarkan hal tersebut, maka diidentifikasi hal-hal mendasar yang merupakan titik tumpu pergumulan dalam konsep soteriologi Baptis dewasa ini.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Titik Tumpu Perdebatan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Jika dicermati dengan seksama, maka pada dasaarnya titik-titik tumpu bagi lahirnya persoalan, perdebatan, bahkan kontroversi tersebut secara material dapat dikelompokkan ke dalam dua kutub besar, yakni perspektif Calvinisme di satu pihak dan perspektif Arminianisme di pihak lain.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sudah dikemukakan di depan, bahwa sebenarnya konvensi, ataupun pengakuan iman Baptis tidak secara resmi dan eksplisit menyebut afiliasi terhadap aliran teologi tertentu, dan bahwa mereka berafiliasi otoritatif merujuk pada Alkitab.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Namun demikian sebagaimana nyata dalam implementasi konsep dan doktrin soteriologi, serta nyata dalam diskusi-diskusi yang luas, tampak jelas bahwa polemic dan kontroversi yang ada terutama menempatkan mereka bergumul dan berayun diantara kutub Calvinisme dan Arminianisme.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Ketiadaan Kredo Otoritatif</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Titik pokok pergumulan berikutnya yang memungkinkan lahirnya berbagai kontroversi tersebut tentu juga karena tidak adanya kredo otoritatif sebagai konsep tunggal yang secara resmi berlaku dan mengikat secara posisi doctrinal bagi seluruh kaum Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lepas dari masalah “apakah kredo demikian perlu atau tidak”, akan tetapi ketiadaannya jelas menjadi ruang “gamut” bagi dimungkinkannya berbagai corak (termasuk yang kontradiktif) bersama hadir dan bergumul menjadi satu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pada giliran berikutnya keadaan tersebut melahirkan berbagai variasi konsep teologis dalam tingkat penafsiran/penjelasan yang berragam, bercorak teologis yang berbeda, bahkan tidak menutup kemungkinan saling berkontradiksi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sekalipun begitu, mengingat konteksnya yang demikian, maka hal itupun sah-sah saja tentunya.</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">Alkitab Tidak Menyediakan Konsep Jadi</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">Hal ini sangat terkait dengan titik tumpu “persoalan” di atas mengenai tidak adanya kredo otoritatif.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Bahwa sumber, otoritas, dan rujukan, serta pembimbing berteologi dan berkonsep teologi adalah langsung dari Alkitab.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Secara normative memanglah demikian seharusnya, dan merupakan keyakinan ortodeksi yang tidak dapat ditawar.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Permasalahan muncul dalam tingkat operasional dan implementasi penafsiran dan pembangunan/pengembangan konsep teologis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagaimana diketahui bahwa Alkitab yang adalah sumber primer teologi itu pada satu sisi tidak menyediakan konsep teologis yang sudah jadi sebagai uraian konseptual yang lengkap, melainkan dalam bentuk data-data yang seringkali masih harus ditafsirkan dan dirangkai sedemikian rupa.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Pada satu sisi sebenarnya disinilah peran penting kredo tersebut sebagai penyataan doktrin dan penjelasan konseptualnya, yang akan berperan sebagai kerangka pembimbing teologis sehingga “menjaga” penafsir-penafsir bebas yang mendekati Alkitab dan membangun konsep-konsep teologis itu tidak menyimpang kemana-mana.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Tentu saja hal inipun bukan tanpa kelemahan, karena kedudukan kredo otoritatif menjadi sangat krusial dan “mengekang” Alkitab.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sementara di sisi lain, dalam keadaan Alkitab yang belum berupa konsep teologis yang sudah jadi, sebenarnya tidak mungkin orang menafsir Alkitab dan membangun konsep teologis dengan kepala kosong-tanpa presuposisi teologis-doktrinal tertentu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">Biblio Paradoxical</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Tak pelak lagi, mengamati kontroversi dalam perkembangan konsep doctrinal dan diskusi-diskusi polemis dalam bab terdahulu, tampak jelas bahwa salah satu titik tumpu terjadinya pergumulan tersebut adalah kenyataan Paradoxical dari banyak bagian Alkitab (termasuk yang menyangkut tentang soteriologi) sebagai materi dan sumber teologi.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dalam semangat kebebasan pribadi dan tanpa kredo otoritatif jelas bahwa hal tersebut telah melahirkan berbagai pandangan dan konsep serta pendekatan yang berbeda-beda.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Hal itu masih ditambah dengan kenyataan mengenai paradox tersebut yang secara materi tetap saja merupakan kesulitan dan misteri yang tidak mudah dijelaskan hingga kini.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Misalnya mengenai kenyataan kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia; anugerah yang mutlak dan kehendak bebas mansia; penetapan Allah dan keputusan manusia; pemilihan sebagian orang dan tawaran keselamatan untuk semua orang; dan sebagainya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sedangkan di sisi lain, perspektif ortodoksi meyakini bahwa unsure-unsur paradox tersebut sepenuhnya benar, dan tidak saling berkontradiksi, ataupun saling bersitegang dan membatalkan satu dengan yang lainnya (meskipun hal itu terus saja menghasilkan ketegangan para teolog dan pandangan serta konsep yang saling berkontradiksi).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Chriswell berdamai dengan kenyataan ini dengan tidak memaksakan pembakuan konsep menyangkut hal ini, dan menerimanya sebagai misteri, yang walaupun nyata tetapi tak dapat sepenuhnya dijelaskan.<a style="mso-footnote-id:ftn52" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn52" name="_ftnref52" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:">[52]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun:yes"> </span>J. I. Packer menyebut hal ini sebagai kenyataan mengenai antinomi, sebagai dua kenyataan alkitabiah yang sama-sama benar dan sah, yang walaupun tampak bertentangan tetapi sebenarnya merupakan kebenaran yang selaras dan tidak saling membatalkan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ia menyebut kenyataan antinomy yang tidak mudah itu seringkali menjadi lubang jebakan dan membuat pikiran penafsir tersesat.<a style="mso-footnote-id:ftn53" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn53" name="_ftnref53" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%;font-size:11.0pt;">[53]</span></span></span></span></a> Anthony A. Hoekema melihat kenyataan seperti ini bukan sebagai elemen-elemen yang beroposisi, melainkan sebagai dimensi-dimensi yang berbeda tentang satu hal.<a style="mso-footnote-id:ftn54" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn54" name="_ftnref54" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:">[54]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">Spirit Kebebasan Dalam Baptis</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Menurut Ichwei G. Indra spirit ini menjadi salah satu factor tumpu terjadinya bias yang tidak seragam bahkan kontradiksi dalam konsep doctrinal (termasuk konsep keselamatan) di kalangan Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ia mengungkapkan bahwasanya,</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style=" line-height:115%;font-size:8.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:11.0pt;">Berdasarkan tekanan Baptis yang bersejarah tentang kebebasan jiwa dan kesadaran akan kebebasan, tidaklah heran untuk menemukan keanekaragaman teologi dan praktik di kalangan Baptis baik di masa lalu maupun di masa sekarang.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Hal itu tidak berarti tidak ada pengakuan yang sama terhadap keyakinan-keyakinan tertentu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Apabila kesatuan sebagai umat Baptis hendak diperdalam dan pemahaman bersama hendak ditingkatkan, maka sepatutnyalah perbedaan-perbedaan secara jujur.<a style="mso-footnote-id:ftn55" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftn55" name="_ftnref55" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:">[55]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:12.0pt;text-align:justify;text-justify: inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:1.0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:font-size:11.0pt;"><br /></span> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi- line-height:115%font-size:11.0pt;">BAB IV</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">PENUTUP</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Titik-titik pokok pergumulan dalam konsep keselamatan Baptis hingga dewasa ini terutama terkait dalam dialektika tarik-menarik dalam ruang antara doktrin Calvinisme dan Arminianisme.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Beberapa kalangan mencoba mengungkapkan keadaan ini sebagai untaian panjang beragam yang merangkai ragam corak teologi yang berbeda – bahkan saling berkontradiksi dalam satu rumah Baptis.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Hal mana menyebabkan konsep keselamatan dalam Baptis berayun dalam range tangga nada yang cukup luas dalam keragaman, kadang juga tidak saling bertemu.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Beberapa kalanagan menyebutnya sebagai “gamut”.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Menariknya dengan apa yang terjadi di kalangan Baptis ini adalah bahwa hal itu terjadi terutama dalam tingkat dibawah konvensi atau pengakuan iman, sedangkan dalam level asas pokok dasar, sebenarnya mereka disatukan dalam elemen-elemen dasar Ortodoksi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Identifikasi terhadap titik-titik pokok pergumulan tersebut menemukan tidak lima pergumulan dasar berkenaan konsep keselamatan, diantaranya: dalam hal Predestinasi/ penetapan Allah sebelumnya bagi keselamatan manusia; Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia; Penebusan terbatas Vs pandangan mengenai keselamatan untuk semua orang; Kehendak bebas; ketekunan orang kudus dan jaminan keselamatan yang kekal.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sedangkan analisis material terhadap situasi pergumulan konsep keselamatan Baptis ini menemukan paling tidak terdapat lima factor utama yang menjadi titik tumpu pergumulan diantaranya: titik tumpu pada dua kutub besar aliran teologi, yakni Calvinisme dan Arminianisme; pada ketiadaan kredo otoritatif; pada kenyataan tentang Alkitab yang tidak menyediakan konsep jadi; kenyataan mengenai Biblio paradoxical; dan berkaitan dengan spirit kebebasan dalam Baptis.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt; mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sampai pada tahap ini, paper ini pada satu sisi merupakan pengenalan, identifikasi, dan pemahaman titik-titik pokok pergumulan konsep keselamatan dalam kalangan Baptis sampai pada tingkat analisis materi yang menjadi titik tumpu pergumulan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Studi lanjutan panjang lebar diperlukan untuk menindaklanjuti pergumulan ini dalam tataran lanjutan hingga pada tingkat implementasi maupun titik temu dan solusi-solusi.</span></p> <span lang="EN-US" style="'font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:font-size:11.0pt;"><br /></span> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;mso-bidi-line-height:115%font-size:11.0pt;">DAFTAR KEPUSTAKAAN</span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center"><span lang="EN-US" style="line-height:115%;font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:36.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Indra, Ichwei G.,<span style="mso-tab-count: 1"> </span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2008 <span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Smith, E. C., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2009<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Perkembangan Gereja-Gereja Baptis, </i>(Yogyakarta: Pustaka Tharesia)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Cole, Charles W., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1996<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengakuan Iman Baptis 1689</i>, (London: Carey Publication)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Tong, Stephen, </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1994<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Reformasi Dan Teologi Reformed, </i>(Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">-----------------------</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2005<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Minit Konggres VIII Gabungan Gereja Baptis Indonesia, </i>(Yogyakarta: Gabungan Gereja Baptis Indonesia)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">-----------------------</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2010<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Salinan Minit Konggres IX Gabungan Gereja Baptis Indonesia,</i> (Lembang: Gabungan gereja Baptis Indonesia ) </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">Sherlin, Keith A., </span></cite></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1689<span style="mso-tab-count: 1"> </span><cite><span style="'font-family:">Essential Christianity: electronic Journal of Theology, http:// www.essentialchristianity.com</span></cite></span></i></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Liauw, Suhento, <cite><span style="'font-family:">Doktrin Keselamatan Alkitabiah, (Jakarta: GBIA </span></cite><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Graphe), <cite><span style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;line-height:normal;mso-layout-grid-align: none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;">Chriswell, W. A., (Ed. Eddy Peter Purwanto), </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:0cm; margin-left:72.0pt;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:-36.0pt;line-height:normal;mso-layout-grid-align:none;text-autospace: none"><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:12.0pt;">2006<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation)<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Marantika, Chris, </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2007<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Doktrin Keselamatan Dan Kehidupan Rohani, </i>(Yogyakarta: Iman Press)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Indra, Ichwei G., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2010<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Berkhof, Louis, </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1993<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematika Volume I: Doktrin Allah, </i>(Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Fickett Jr, Harold L., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1992<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Kepercayaan Kaum Baptis; Suatu Pedoman, </i>(Michigan: Zondervan Publishing House)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Kelley Jr., Charles S., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">1993<span style="mso-tab-count:1"> </span><em><span style="'font-family:">How Did They Do It: The Story of Southern Baptist Evangelism </span></em>(n.p.: Insight Press)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Packer, J. I., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-indent:-36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2003<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Evangelism And The Sovereignty Of God, </i>(Surabaya: Penerbit Momentum)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Hoekema, Anthony A., </span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">2006<span style="mso-tab-count:1"> </span><i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah, </i>(Surabaya: Penerbit Momentum)</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left:72.0pt;text-align:justify; text-justify:inter-ideograph;text-indent:-72.0pt"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">Sebuah ulasan mengenai “<i style="mso-bidi-font-style: normal">Keyakinan dan Praktek Baptis”</i> dalam </span><span lang="EN-US"><a href="http://www/"><span style="font-size:12.0pt;">http://www</span></a></span><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. religionfacts.com/ christianity/denominations/baptists.htm</span></cite></p> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:72.0pt;text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent: -72.0pt;line-height:normal"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;">P</span><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:12.0pt;">ublished by the American Baptist Publication Society, Philadelphia dalam</span><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;"> <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><span lang="EN-US"><span style="mso-field-code:HYPERLINK"><span class="MsoHyperlink"><span style="font-size:12.0pt;">http:// www</span></span></span></span><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. essentialchristianity.com</span></cite><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"> </span></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US"><a href="http://www.theologyforums.org/"><span style="font-size:12.0pt;">www.theologyforums.org</span></a></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><cite><span lang="EN-US" style="';font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></cite></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US"><a href="http://www/"><span style="font-size:12.0pt;">http://www</span></a></span><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. essentialchristianity.com</span></cite></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US"><a href="http://www.in-christ.net/blog"><span style="font-size:12.0pt;">www.in-christ.net/blog</span></a></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US" style="font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span lang="EN-US"><a href="http://www.sbc.net/"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;">www.sbc.net</span></b></a></span></p> <div style="mso-element:footnote-list"><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <div style="mso-element:footnote" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn1" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[1]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 4.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn2" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[2]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> E. C. Smith, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Perkembangan Gereja-Gereja Baptis, </i>(Yogyakarta: Pustaka Tharesia, 2009), 58.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn3" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[3]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ibid, 58-64.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn4" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[4]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 39, 40.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn5" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[5]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 9.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn6" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[6]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 39, 40.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn7" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[7]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Charles W. Cole, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengakuan Iman Baptis 1689</i>, (London: Carey Publication, 1996), 3</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn8" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[8]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ibid, 4.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn9" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[9]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Stephen Tong, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Reformasi Dan Teologi Reformed, </i>(Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1994), 73, 74.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn10" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[10]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">www.theologyforums.org</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn11" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[11]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> “gamut”<span style="mso-spacerun:yes"> </span>adalah gambaran ranah,ruang,range sebuah sikap yang lebih bersifat meliputi dan merangkai<span style="mso-spacerun:yes"> </span>keduanya /semuanya, atau mencakupi keduanya, daripada membuat batasan yang tegas antara satu dengan lainnya atau menempatkan diri pada salah satu di antaranya.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Dengan ini, “gamut” dalam konsep keselamatan dalam kasus-kasus yang terjadi dalam tubuh umat Baptis berusaha menggambarkan situasi doctrinal dalam konsep keselamatan yang bergerak sekaligus - baik dalam ranah corak Calvinis dan Arminianis sekaligus.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn12"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn12" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[12]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Sebuah ulasan mengenai “<i style="mso-bidi-font-style:normal">Keyakinan dan Praktek Baptis”</i> dalam <a href="http://www/">http://www</a><cite><span style="'font-family:">. religionfacts.com/ christianity/denominations/baptists.htm</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn13"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn13" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[13]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">Diunduh dari <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><a href="http://www/">http://www</a><cite><span style="'font-family:">. essentialchristianity.com</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn14"> <p class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt:auto;mso-margin-bottom-alt:auto; text-align:justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt;line-height: normal"><a style="mso-footnote-id:ftn14" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[14]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> P</span><span lang="EN-US" style="'mso-fareast-font-family:;font-size:10.0pt;">ublished by the American Baptist Publication Society, Philadelphia</span><span lang="EN-US" style="'font-family:;font-size:12.0pt;">. </span><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:">Diunduh dari <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><span lang="EN-US"><span style="mso-field-code:HYPERLINK"><span class="MsoHyperlink">http:// www</span></span><cite><span style="'font-family:">. essentialchristianity.com</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn15"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn15" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[15]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">Diunduh dari <span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><a href="http://www/">http://www</a><cite><span style="'font-family:">. essentialchristianity.com</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn16"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn16" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[16]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baptist Faith and Message merupakan revisi dan perluasan dari New Hampshire Confession pada tahun 1925, merupakan doktrin Baptis yang diterima oleh konvensi Baptis Selatan.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Mengalami revisi beberapa kali, termasuk tahun 1963, dan juga tahun 2000.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lihat: <a href="http://www.sbc.net/"><b style="mso-bidi-font-weight:normal">www.sbc.net</b></a><cite><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-family:">; </span></b></cite>Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008),40.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn17"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn17" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[17]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <i style="mso-bidi-font-style:normal">Salinan Minit Konggres IX Gabungan Gereja Baptis Indonesia,</i> (Lembang: Gabungan gereja Baptis Indonesia, 2010), 439, 444-446.<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Lihat juga: <i style="mso-bidi-font-style:normal">Minit Konggres VIII Gabungan Gereja Baptis Indonesia, </i>(Yogyakarta: Gabungan Gereja Baptis Indonesia, 2005), 430, 431.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn18"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn18" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[18]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 9.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn19"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn19" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[19]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">Keith A. Sherlin, Essential Christianity: electronic Journal of Theology, http:// www.essentialchristianity.com</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn20"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn20" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[20]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Charles W. Cole, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengakuan Iman Baptis 1689</i>, (London: Carey Publication, 1996),10, 11.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn21"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn21" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[21]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">www.theologyforums.org</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn22"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn22" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref22" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[22]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Suhento Liauw, <cite><span style="'font-family:">Doktrin Keselamatan Alkitabiah, (Jakarta: GBIA </span></cite><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Graphe), <cite><span style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn23"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn23" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref23" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[23]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ibid.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn24"> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-justify:inter-ideograph;text-indent:36.0pt;line-height:normal; mso-layout-grid-align:none;text-autospace:none"><a style="mso-footnote-id:ftn24" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref24" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:11.0pt;">[24]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi-mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;font-size:10.0pt;">W. A. Chriswell, Ed. Eddy Peter Purwanto, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation, 2006), 63, 64, 77-79.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn25"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn25" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref25" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[25]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Chris Marantika, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Doktrin Keselamatan Dan Kehidupan Rohani, </i>(Yogyakarta: Iman Press, 2007), 42, 43.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn26"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn26" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref26" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[26]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2010), 164.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn27"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn27" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref27" name="_ftn27" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[27]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Louis Berkhof, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematika Volume I: Doktrin Allah, </i>(Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia), 197, 198.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn28"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn28" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref28" name="_ftn28" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[28]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ibid, 198.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn29"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn29" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref29" name="_ftn29" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[29]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Suhento Liauw, <cite><span style="'font-family:">Doktrin Keselamatan Alkitabiah, (Jakarta: GBIA </span></cite><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Graphe), <cite><span style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn30"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn30" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref30" name="_ftn30" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[30]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2010), 164.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn31"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn31" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref31" name="_ftn31" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[31]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ibid.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn32"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn32" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref32" name="_ftn32" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[32]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;">W. A. Chriswell, Ed. Eddy Peter Purwanto, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation, 2006),72, 73.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn33"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn33" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref33" name="_ftn33" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[33]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Harold L. Fickett, Jr., <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kepercayaan Kaum Baptis; Suatu Pedoman, </i>(Michigan: Zondervan Publishing House, 1992), 22,23.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn34"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn34" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref34" name="_ftn34" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[34]</span></span></span></span></span></a><cite><span lang="EN-US" style="'font-family:">Keith A. Sherlin, Essential Christianity: electronic Journal of Theology, http:// www.essentialchristianity.com</span></cite></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn35"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn35" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref35" name="_ftn35" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[35]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Charles S. Kelley Jr., <em><span style="'font-family:">How Did They Do It: The Story of Southern Baptist Evangelism </span></em>(n.p.: Insight Press, 1993), 21.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn36"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn36" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref36" name="_ftn36" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[36]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 10.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn37"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn37" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref37" name="_ftn37" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[37]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn38"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn38" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref38" name="_ftn38" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[38]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Suhento Liauw, <cite><span style="'font-family:">Doktrin Keselamatan Alkitabiah, (Jakarta: GBIA </span></cite><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Graphe), <cite><span style="'font-family:"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></cite><a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn39"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn39" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref39" name="_ftn39" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[39]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2010), 164.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn40"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn40" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref40" name="_ftn40" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[40]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;">W. A. Chriswell, Ed. Eddy Peter Purwanto, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation, 2006),76-83.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn41"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn41" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref41" name="_ftn41" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[41]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> J. I. Packer, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Evangelism And The Sovereignty Of God, </i>(Surabaya: Penerbit Momentum, 2003), 82, 83.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn42"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn42" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref42" name="_ftn42" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[42]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2010), 164.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn43"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn43" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref43" name="_ftn43" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[43]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Harold L. Fickett, Jr., <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kepercayaan Kaum Baptis; Suatu Pedoman, </i>(Michigan: Zondervan Publishing House, 1992), 27.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn44"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn44" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref44" name="_ftn44" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[44]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn45"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn45" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref45" name="_ftn45" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[45]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <cite><span style="'font-family:">Keith A. Sherlin, Essential Christianity: electronic Journal of Theology, http:// www. essentialchristianity.com</span></cite></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn46"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn46" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref46" name="_ftn46" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[46]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Charles W. Cole, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Pengakuan Iman Baptis 1689</i>, (London: Carey Publication, 1996),10, 11.21, 26, 27.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn47"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn47" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref47" name="_ftn47" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[47]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <a href="http://www.in-christ.net/blog">www.in-christ.net/blog</a></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn48"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn48" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref48" name="_ftn48" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[48]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Teologi Sistematis, </i>(Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2010), 164. </span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn49"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn49" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref49" name="_ftn49" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[49]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Harold L. Fickett, Jr., <i style="mso-bidi-font-style:normal">Kepercayaan Kaum Baptis; Suatu Pedoman, </i>(Michigan: Zondervan Publishing House, 1992), 133-152.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn50"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn50" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref50" name="_ftn50" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[50]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;">W. A. Chriswell, Ed. Eddy Peter Purwanto, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation, 2006),66.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn51"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id:ftn51" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref51" name="_ftn51" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character:footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:;font-size:10.0pt;">[51]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <i style="mso-bidi-font-style:normal">Salinan Minit Konggres IX Gabungan Gereja Baptis Indonesia,</i> (Lembang: Gabungan gereja Baptis Indonesia, 2010), 445.<span style="mso-spacerun:yes"> </span></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn52"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn52" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref52" name="_ftn52" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[52]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="mso-bidi- mso-bidi-theme-font:minor-latin;font-family:Calibri;">W. A. Chriswell, Ed. Eddy Peter Purwanto, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah: Soteriologi, </i>(Dallas: The W. A. Chriswell Foundation, 2006), 72, 73.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn53"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn53" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref53" name="_ftn53" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[53]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> J. I. Packer, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Evangelism And The Sovereignty Of God, </i>(Surabaya: Penerbit Momentum, 2003), </span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span lang="EN-US">9-24.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn54"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn54" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref54" name="_ftn54" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[54]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Anthony A. Hoekema, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Diselamatkan Oleh Anugerah, </i>(Surabaya: Penerbit Momentum, 2006), 11-18.</span></p> </div> <div style="mso-element:footnote" id="ftn55"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><a style="mso-footnote-id: ftn55" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3454273494016797663&postID=7162717314403575238#_ftnref55" name="_ftn55" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="'line-height:115%;font-family:font-size:10.0pt;">[55]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Ichwei G. Indra, <i style="mso-bidi-font-style:normal">Identitas Baptis: pengantar Kepada Doktrin Dan Teologi Baptis, </i>(Surabaya: Pelayanan Mandiri Mikhael, 2008), 11.</span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="text-indent:36.0pt"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> </div> </div>STT OI Sidikalanghttp://www.blogger.com/profile/15750573311139601112noreply@blogger.com0