Oleh : Jimmy Siregar,MTh
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum abad ke-4, Kekristenan yang berkembang dibawah penganiayaan,pada umumnya tidak mempermasalahkan kemanusiaan dan keilahian Kristus. Dengan kata lain, mereka mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Manusia yang sempurna dan Alllah yang sempurna.
Penulis Alkitab suka mempergunakan istilah”menurut daging” (kata sarka) untuk menunjukkan ”Kemanusiaan”Yesus (Rm.1:3;8:9; 1Pet.3:18); dan mempergunakan istilah ”menurut roh” (kata pneuma) untuk menunjukkan ”Keilahian Yesus” (Rm1:4;8:9;2 Kor.3:17; Ibr.9:14;1 Pet.1:11;3:18). Keyakinan ini bolleh dikatakan telah mendarah daging dalam diri umat Kristen. Tidak heran F. Loofs memberi komentar bahwa keyakinan ini menjadi dasar dari perkembangan Kristologi kelak.
Pada permulaan abad ke-4, agama Kristen mendapat pengakuan di dalam pemerintahan Konstantinus, sehingga perkembangan gereja bukan lagi dibawah tekanan. Pada waktu tenang ini,mungkin para cendikiawan Kristen mempunyai waktu luang bepikir untuk banyak hal, khususnya di bidang doktrinal.Dan ada sebagian cendikiawan Kristen mulai meragukan doktrin tentang Kristus, sehingga muncullah berbagi pandangan baik yang mau menyelewengkan atau yang mau mempertahankan dan meluruskan doktrin tentang Kristus ini. Sejak itu,perdebetan-perdebatan seputar akademis diangkat kepermukaan yang kemudian dikenal dengan istilah”Kristologia”.
KRISTUS DALAM SEJARAH
Alkitab menyebutkan bahwa Yesus adalah orang Yahudi yang berasal dari sebuah dusun yang bernama Nazaret (Kis.10:37), yang terletak di propinsi Galilea, tanah Palestina (Mrk.1:9). Pekerjaan-Nya adalah Tukang kayu (Mrk.6:3). Jika dipergunakan istilah sekarang, Ia berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dengan penampilan-Nya, khususnya dari segi pengajaran yang diberikan dihadapan orang banyak, mengherankan, sehingga mereka berkomentar dengan mengatakan, ”Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar (Yoh.7:15). Pengetahuan yang dimiliki, membuktikan dan menjelaskan bahwa masa kanak-kanak, remaja, pemuda-Nya tidak dilalui dengan sia-sia, tetapi dipakai untuk menuntut ilmu dengan baik.
Pada usianya yang ke-30 (Luk.3:23), Ia memulai pekerjaan dengan pergi ke mana-mana memberitakan tentang kabar kesukaan (Injil) Kerajaan sorga. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan Injil ditolak oleh orang-orang Yahudi dengan menuduh-Nya apa yang disampaikan sebagai hujatan, karena Yesus bertindak sebagai Allah untuk mengampuni dosa (Mrk.2:6-7); menyamakan diri-Nya dengan Bapa (Yoh .5 18;10:31-33); menyebutkan keberadaan diri-Nya sebelum Abraham (Yoh.8:58-59) dan lain-lain.
Pada akhirnya dengan tangan Yudas Iskariot, orang Yahudi berhasil menangkap, mengadili, dan melalui tangan Pilatus sebagai gubernur dan hakim waktu itu, mereka berhasil menyalibkan Dia. Yesus mati karna disalib, dikuburkan, tetapi pada hari ketiga, bangkit dari kematian. Setelah bangkit dari kematian, Ia berkali-kali menyatakan diri, baik kepada para murid, demikian pula kepada para pengikut-Nya (1 Kor.15:4-6).
Pada hari yang keempat puluh, naik ke sorga dengan disaksikan oleh para murid dan para pengikut-Nya. Dan Ia memberi jani-Nya dan diperkuat pula dengan perkataan yang diucapkan malaikat dengan menyebutkan, ”...Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga”(Kis.1:9-11).
Setelah kenaikan Yesus, sepuluh hari kemudian, Ia mengutus Roh Kudus turun kedunia. Hari turunnya Roh Kudus dikenal dengan hari ”Pentakosta” (Kis.2:1-4). Sejak Roh Kudus turun, perkembangan Kekristenan main berkembang. Dalam satu kali khotbah, Petrus berhasil membawa tiga ribu orang percaya kepada Kristus (Kis.2:41), kemudian membawa lima ribu orang kepada Kristus (Kis.4;4).
Walaupun Kekristenan abad pertama di bawah penganiayaan, tetapi tidak menghambat perkembangan. Pusat Kekristenan yang semula berada di Yerusalem, tetapi karana penganiayaan, umat Kristen tersebar kemana-mana. Dibawah tekanan, umat Kristen berhasil mendirikan pusat kegiatan pelayanan yang kedua, di Antiokhia, kota yang berada di wilayah Siria (Kis,11:20-26). Beda penekanan pelayanan di Yerusalem dominan diarahkan kepada orang Yahudi,sedangkan Antiokhia dominan diarahan untuk orang kafir.
Kegiatan pekabaran injil di kalangan orang kafir demikian pesatnya di Antiokhia, sehingga mereka mulai kegiatan di bidang misi. Boleh dikatakan, gereja Antiokhia adalah gerja pertama yang menggalakan kegiatan misi dan gereja pertama yang berhasil mengutus misionaris, yaitu: Paulus dan Barnabas (Kis.13:2-3).
Sejak pengutusan tersebut, Injil Kristus disebar-luaskan, bukan saja di Asia kecil, tetapi juga sampai ke Benua Eropa dan banyak gereja berhasil didirikan. Karena keberhasian kemenangan raja Konstantinus yang dianggap karena pertolongan Tuhan, maka menyambut dengan senang kekristenan dibawah wilayah kekuasaannya. Dengan demiikian injil Kristus makin disebar-luaskan.
BAB II
PANDANGAN-PANDANGAN TENTANG YESUS
Dalan sejarah dapat diketahui bahwa terdapat banyak pandangan tentang Yesus Kristus. Di antaranya adalah sebagai berikut:
PANDANGAN EBIONISME
Istilah”diambil dari bahasa Ibrani yang berarti”miskin”. Golongan ini mengaku sebagai murid Kristus yang sejati. Dalam pengajaran, mereka menekankan perlunya melaksanakan hukum Taurat untuk mendapat keselamatan. Golongan ini terbagi menjadi dua, yaitu; golongan Parisi dan golongan Essene. Sebenarnya secara realitas, golongan ini boleh dikatakan bukan menganut agama Kristen, tetapi agama Yahudi yang sudah berubah bentuk.
Mereka tidak mempercayai Keilahian Yesus; Kristus hanya seorang yang mendapat kepenuhan Roh Kudus saja. Mereka juga menganggap dua sifat Yesus tidak mungkin berada di dalam satu oknum. Pada umumnya, golongan ini menganggap Yesus adalah Makhluk ciptaan Allah.
Penolakan ini disebabkan agama Yahudi yang menganut paham monoteisme sudah mendarah daging dalam diri mereka, sehingga menganggap kalau mengakui Yesus sebagai Allah berarti mereka menganut paham politeisme. Ini terjadi karena tidak memahami kebenaran tentang ketritunggalan Allah.
PANDANGAN GNOSTISISME
Istilah ”Gnostik” berasal dari kata Yunani ”Gnosis’ yang mempunyai pengertian “pengetahuan,”penerangan”dan ada kalanya mempunyai pengertian ”Ilmu pengetahuan”, ini berasal dari Yudea dan disebarluaskan oleh orang Yahudi ke dunia non-Yahudi. Yang mempopulerkan paham Gnostik adalah golongan Aleksandria yang dipimpin oleh seorang cendikiawan Yahudi bernama Philo Judeas bersama dengan tiga raja orang murid yang bernama Cerinthus, Basilides dan Valentinus.
Intisari ajaran mereka minimal ada dua, yaitu; pertama, ajaran dualisme yaang radikal. Mereka berpendapat bahwa antara dunia rohani dan duniawi terdapat pemisah yamg tidak mungkin disatukan Allah yang Mahatinggi ini tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan dunia materi yang jahat ini. Kedua, mereka berpendapat bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penguasa Tunggal alam semesta ini. Pengetahuan dunia ini menggunakan sistem hierarkhi, yaitu menyerahkan kepada para dewa yang posisinya lebih rendah. Yahweh Perjanjian Lama yang menciptakan dunia, bukan Allah Yang Mahatinggi itu,tetapi Allah yang lebih rendah, karena Ia berhubungan dengan dunia. Demikian pula dengan Yesus Kristus. Oleh arena adanya pandangan demikian, sehingga mereka berpendapat bahwa Yesus memang benar penyataan atau Wahyu Allah yang Mahatinggi, tetapi menolak Yesus sebagai”KALAM MENJADI MANUSIA”. Dan menganggap Yesus yang dilahirkan oleh Maria, bukan manusia sejati, Kristus hanya bersifat sememtara mendiami tubuh Yesus.
Pandangan ini dikemukakan, karena mereka menganggap dunia materi jahat, tidak mungkin Yesus menajiskan diri denga masuk ke tubuh manusia sejati. Oleh karena pandangan ini,Gnotisisme juga disebut ”Doetisme”.
Dengan kata lain, mereka hanya mengakui Yesus sebagai isi dari iman kepercayaan, tetapi bukan Yesus dalam sejarah. Kesalahan yang dilakukan,karena mereka mau menyucikan ajaran Alkitab denga teori mereka, sehingga menafsirkan Alkitab secara alegoris dan kepentingan mereka sendiri denga tanpa mengenal balas.
PANDANGAN ORIGENES
Origenes seorang teolog dari Alesandrian yang terleta di Mesir, Afria Utara berpendapat bahwa pangkat Yesus, Sang Anak lebih rendah dari Sang Bapa. Allah Anak sama dengan Allah Bapa, Cuma tingkatnya lebih rendah atau sebagai Allah kedua (deuteros theos). Allah Anak buan diciptakan, tetapi dilahirkan untu menandakan hubungan yang khusus antara Allah Bapa dan Anak. Allah Anak hanya layak dapat penghormatan edua, karena kebaikan dan kebenaranNya tidak mutlak. Kebaikan dan kebenaran Allah Anak hanyalah peta dan pancaran yang keluar dari Allah Bapa saja.
PANDANGAN ARIANISME
Bidat ini dipelopori oleh seorang presbiter (penatua) dari Aleksandria yang bernama Arius. Ia adalah gembala sidang gereja besar di Baucalis, Aleksandria, murid pemikir besar Lucian dari aliran Antiokus. Ia mempunyai pandangan yang sama dengan Origenes yang menganggap Allah Bapa lebih besar dari Allah Anak dan Allah Allah Anak lebih besar dari Allah Roh Kudus.
Pada tahun 318 M, Arisu mulai mengajar tentang keilahian Tuhan Yesus. Menurutnya, jika Tuhan Yesus mempunyai sifat ilahi yang sama dengan Allah, ini akan merugikan kemuliaan dan kewibawaan Allah. Sebab itu, ia berpendirian berbeda dengan Origenes dengan menyatakan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah yang sulung dan tertinggi derajatnya. Kemudian melalui Dia, Allah menciptaan segala sesuatu. Yesus bukan dari kekal adanya, tetapi dibentuk dari yang tidak ada (non existence) menjadi ada. Logos datang ke bumi, hanya selaku pengajar dan teladan bagi segala mahluk yang lain, karena ketaatanNya yang penuh kepada Allah, maka diberi kehormatan ilahi. Pandangan ini kemudian dianut oleh kelompok Saksi Yehowa.
PANDANGAN APOLINARIANISME
(310-390)
Paham Apolinarianisme berasal dari uskup Laodekia yang bernama Apolinarius. Paham ini dilatarbelakangi kebenciaannya terhadap ajaran Arius yang merendahkan keilahian Yesus Kristus. Karena itu, dalam pengajarannya sangat menekankan keilahian Yesus Kristus. Tetapi sayang, karena terlalu menekankan keilahian Yesus, sehingga mengabaikan sifat kemanusiaan Yesus. Dengan demikian, ia menyelewengkan pengajaran Firman Allah.
Menurut pendapatnya, bahwa Yesus memiliki tubuh dan jiwa, tetapi tidak memiliki roh. Karena roh atau “aku” manusia diganti dengan “Logos”. Sebab itu, Yesus tidak dapat disebut manusia sejati. Ia memiliki sebutan bertubuh, tetapi tidak memiliki tubuh yang sebenarnya.
Pandangan ini disebut juga Monophisitisme (Kristus memiliki satu sifat). Tanpa disadari pandangan demikian menempatkan Manusia Yesus tidak berbeda dengan hewan yang hanya memiliki tubuh dan jiwa saja.
PANDANGAN NESTORIANISME
Ajaran ini dikemukakan oleh Nestorius, bekas rektor biara Antiokhia dan uskup Konstantinopel. Ia dilantik menjadi uskup pada tanggal 10 April 428 M, dan baru menjabat kurang lebih tiga tahun pada tahun 413 M, dicopot dari jabatannya.
Pada mula ia sangat menentang ajaran Apolinarianisme dengan memisahkan kedua sifat Yesus. Sebenarnya ia mempunya motivasi yang baik, tetapi sayang biar bagaimanapun ia melakukan kesalahan dengan memisahkan kedua sifat Yesus Kristus.
Ia mengemukakan pendapat bahwa apabila Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia pula, maka itu suatu keduaan dan bukan suatu keesaan. Jika pun keesaan kedua sifat terjadi, bukan karena hakikatNya, tetapi karena tekat atau kehendakNya saja.
Ia juga mengajarkan bahwa Yesus seakan-akan menjadi sebuah rumah kudus bagi Logos Allah. Dengan demikian, Logos yang kekal itu tinggal di dalam Oknum Yesus yang bebas dan yang dapat berubah itu. Di dalam implementasinya ada wujud konkrit yang dilakukan oleh Logos dalam bentuk melakukan mujizat kesembuhan, membangkitkan orang mati, dll. Wujud konkrit yang dilakukan oleh Manusia Yesus dalam bentuk kesengsaraan, kesedihan, mati dll. Sebagaimana Firman mendiami hati segala orang saleh, demikian juga Firman mendiami Yesus, tetapi lebih sempurna. Penyembahan dilakukan kepada alamat Yesus Kristus, bukan karena Ia Allah, tetapi karena di dalam Dia, Allah berada.
Dengan demikian Nestorius beranggapan bahwa Yesus bukan memiliki dua sifat di dalam satu pribadi, tetapi dua sifat dua dua pribadi di dalam Yesus Kristus (Theophoros). Ini berarti pula bahwa Allah yang diyakini umat Kristen buka tiga di dalam satu tetapi empat di dalam satu. Maa tidak heran jika ada orang menyebut pandangan Nestorius sebagai “Siam-Brothers Theory” (Teori Saudara Kembar).
Pengajaran ini ditentang oleh Kirilius, uskup Aleksandria dan Kelestianus, uskup Roma dengan menyatakan bahwa ajaran Nestorius membagi-bagi kedua sifat Yesus itu, merusak pribadi Yesus Kristus. Akhirnya pada tahun 431M, Kelestianus menuduh Nestorius sebagai bidat dalam sidang di Efesus. Pada tahun 415 M, diselenggarakan konsili dengan mengambil tempat di sebuah kota di Asia Kecil, berseberangan dengan kota Konstantinopel yang bernama Khalkedon. Dalam konsili yang dihadiri kurang lebih 500 uskup dengan suara mayoritas menolak ajaran Nestorius.
Dalam konsili ini membuat pengakuan iman yang disebut “Pengakuan Iman Khalkedon” yang antara lain menyebutkan bahwa Kristus bukan bertabiat satu dan bukan bertabiat dua, tetapi memiliki dua tabiat dalam satu pribadi. Kedua tabiat ini tidak bercampur, tidak berubah, tidak terbagi dan tidak terpisah.
PANDANGAN EUTIKIANISME
Pada tahun 448M, seorang sarjana theologia bernama Eutikianus menjabat sebagai pimpinan gereja di Konstantinopel mengemukakan pendapat bahwa dua tabiat Kristus itu bercampur menjadi satu, sehingga menjadi tabiaat yang ketiga (third nature). Di dalam tabiat yang bercampur ini, tabiat ilahi melampui tabiat kemanusiaan, maka tabiat ilahi ini sudah tidak sama dengan tabiat ilahi yang dulu (sebelum kedua tabiat ini bercampur). Jelas terlihat ajaran ini adalah Monophysites (mono=satu, physis=tabiat), karena jelas dalam kenyataannya ia mengurangi tabiat Kristus menjadi satu tabiat.
Dalam makalah berjudul “Tomus”, Leo I menentang dengan menekankan bahwa Yesus mempunyai dua kodrat, tabiat atau sifat yang sempurna dalam satu pribadi, tetapi tidak boleh ditafsirkan salah kedua kodrat dalam satu pribadi sebagai “tertium quid” atau sesuatu yang ketiga. Sebagai Juruselamat Yesus harus manusia sempurna dalam pengertian Ia sama seperti kita tetapi tidak berdosa. Setelah melalui perdebatan yang seru, akhirnya diambil keputusan dalam konsili yang menetapkan bahwa pikiran teologia Eutikianisme sebagai bidat.
PANDANGAN SOSIRNUSISME (1539-1604)
Pendiri dari bidat ini adalah Faustus Sosirnus, orang Italia yang lahir di Sienna. Jalan pemikiran teologianya sangat dipengaruhi pamannya bernama Lelio Sosirnus (1525-1562). Ia pernah belajar teologia di Basel yang terkenal sebagai pusat ajaran Unitarianisme. Setelah menyelesaikan studinya, ia pindah ke Polandia dan di Racovia mendirikan sebuah sekolah teologia.
Menurutnya, Yesus Kristus bukan Allah, tetapi manusia biasa. Kesucian dan kelahiran Yesus diakui mereka. Yesus Kristus menerima baptisan Roh yang istemewa. Karena ketaatanNya, teladanNya yang diperlihatkan dan hikmat ilahi yang dimilikiNya, maka Allah mengaruniakan kebangkitan padaNya. Setelah naik ke surga, segala kuasa, baik di surga dan di bumi diberikan kepadaNya, merupakan lambang kekuasaan Allah terhadap alam semesta ini. Karena itu, mereka mengakui Yesus sebagai Raja, Nabi, Imam, Manusia yang super dan disembah, dapat mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan orang percaya.
BAB III
KEDUA SIFAT YESUS KRISTUS
Di dalam konsili yang mengambil tempat di Khalkedon, membuat keputusan bahwa Kristus bukan bertabiat satu dan bukan bertabiat dua, tetapi memiliki dua tabiat dalam satu pribadi. Kedua tabiat ini tidak bercampur, tidak berubah, tidak terbagi dan tidak terpisah.
Toni Lane menyebutkan bahwa Pengakuan Iman Khalkedon ini bertujuan menangkal semua ajaran yang menyesatkan. Sebab itu dalam pengakuan ini dapat terlihat empat hal penting yang diangkat ke permukaan, yaitu Kristus memiliki sifat ilahi yang sempurna dengan tujuan menangkal ajaran Arianisme; Kristus memiliki sifat kemanusiaan yang sempurna dengan tujuan menangkal ajaran sesat Apolinarianisme; kedua sifat ini bersatu dan tidak bercerai dan berada di dalam satu pribadi dengan tujuan menangkal ajaran sesat Nestorianisme; dan tidak bercampur dengan tujuan menangkal ajaran sesat Eutikianisme.
SIFAT KEILAHIAN YESUS KRISTUS
Di dalam Alkitab terdapat banyak ayat yang menyatakan sifat Keilahian Yesus yang sempurna, diantaranya adalah:
SEBUTAN YANG SETARA DENGAN YAHWEH
Yahweh atau YHWH adalah sebutan yang khusus untuk Allah. Bagi orang Ibrani, nama ini adalah nama yang Mahasuci. Saking sucinya, sehingga orang Yahudi tidak berani untuk menyebutnya. Waktu orang yang menyalin Alkitab sampai kepada nama itu, mereka perlu berhenti untuk membasuh tangan terlebih dahulu, baru berani menulis nama Yahweh ini. Nama ini diperkenalkan oleh Allah kepada Musa yang dicatat di dalam kitab Keluaran 3:14 dengan sebutan “Aku adalah Aku” (Ehyeh Eser Ehyeh= Iam who I am).
Nama lain untuk Allah, diantaranya “Adonai” (Kej 18:12), “Elohim” (Ul 6:14), dapat dipakai untuknama ilah lain, tetapi nama “Yahweh” hanya diperuntukkan bagi Allah yang Esa yang patut disembah (Kel 20:5). Sebab itu, Ia mengatakan “Aku ini Tuhan (Yahweh), itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyuran-Ku kepada patung (Yes 42:8)
Dengan latar belakang ini, maka tidak mengherankan tatkala Tuhan Yesus setara dengan Yahweh, membangkitkan kemarahan orang Yahudi dengan menuduhNya sebagai penghujut. Tetapi dengan menyebut diriNya setara dengan Yahweh menyatakan sifat ilahiNya yang sempurna.
Sebutan yang setara dapat dilihat persamaan sebutan yang terdapat di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dapat diungkapkan melalui diagram di bawah ini.
Sebutan Perjanjian Lama Perjanjian Baru
Gembala yang baik Mazmur 23:1 Yohanes 10:11
Hakim yang adil Yoel 3:12 Mat 25:31-33; Yoh 5:27-29
Kemuliaan setara Yesaya 42:8 Yohanes 17:5
Mempelai laki-laki Yes 62:5; Hos 2:16 Mat 25:1
Yang Awal dan yang Akhir Yes 42:8 Wah 1:17
Terang Maz 27:1 Yoh 8:12
Keberadaan kekal Kel 3:14 Yoh 8:58
KUASA YANG SETARA DENGAN ALLAH
Tuhan Yesus pernah berkata kepada orang lumpuh “ Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. Perkataan ini mendapat respon dari ahli Taurat, walaupun tidak dinyatakan dengan perkataan, tetapi dalam hati mereka menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah, karena Allah saja yang mempunyai kuasa untuk mengampuni.
Kuasa lain yang dimilii Yesus yang setara dengan Allah adalah kuasa membangkitkan dan menghakimi. Ia pernah mengatakan
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. (Yoh 5:25-29).
Ia menegaskan juga dengan berkata: “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Yoh 5:21)
Perjanjian Lama menegaskan bahwa yang bisa memberi hidup adalah Allah (1 Sam 2:6; Ul 32:39), yang bisa membangkitkan adalah Allah (1 Sam 2:6; Maz 49:15), yang menjadi Hakim adalah Allah (Yoel 3:12; Ul 32:35).
PEKERJAAN YANG SAMA SEPERTI ALLAH
Yesus selama berada di dunia, melakukan pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan Allah dalam PL, yakni:
Jenis Pekerjaan Perjanjian Lama Perjanjian Baru
Menghentikan angin ribut Maz 107:29 Mat 8:23-27
Menyembuhkan si buta Maz 146:8 Yoh 9:1-7
Mengampuni dosa Yes 43:25;44:2 Mat 9:2
Membangkitkan Maz 49:5 Mat 9:25
Memberi makan Yoel 2:22-24 Mat 14:15-21
SIFAT YANG SAMA SEPERTI ALLAH
Yesus memiliki sifat kekekalan yang sama dengan Allah, karena Ia pernah mengatakan bahwa sebelum Abraham jadi, Ia sudah ada (Yoh 8:58). Dalam bahasa Inggris diterjemahan, “before Abraham was, I am”. Kata was (past tense) dan am (present tense) menunjukkan bahwa kalimat ini mengandung makna kontras antara bentuk yang memiliki awal yang jelas dengan bentuk keberadaan yang kekal.
Dalam doaNya, Yesus menyatakan memiliki kemuliaan sebelum dunia ini ada (Yoh 17:5). Penyataan ini secara tidak langsung mengemukakan bahwa di dalam diriNya ada kekekalan. Tuhan Yesus pernah berkata kepada para muridNya bahwa dimana saja, apabila ada dua atau tiga orang berkumpul, maka Ia berada juga di sana (Mat 18:20). Yesus juga pernah berjanji kepada pengikutNya yang mau mengabarkan Injil akan menyertai mereka sampai akhir zaman (Mat. 28:20). Perkataan dan janji ini dengan jelas mengungkapkan sifat kemaha-hadiran yang sama dengan Allah.
Sebelum Tuhan menderita di atas kayu salib, Ia sudah berkali-kali menyatakan kepada para murid bahwa Anak Manusia akan menderita, diserahkan dan dibunuh (Mat 16:21; Luk 6:8, dst). Pemberitahuan sebelum peristiwa terjadi, menunjukkan kemahatahuan yang sama seperti milik Allah.
Pengarang Ibrani juga mengatakan, bahwa Yesus tidak berubah, baik kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8). Sifat yang tidak berubah sama seperti yang dimiliki oleh Allah.
PERNYATAAN YESUS MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA
1. Yesus menyatakan akan mengadili dunia ini (Mat 25:31-46)
2. Yesus menyatakan diriNya sebagai Tuhan atas hari Sabat (Mark 2:27-28 band. Keluaran 20:8-11).
3. Yesus menyatakan diriNya satu dengan Allah (Yoh 10:30), melihat dan mengenal Yesus berarti melihat dan mengenal Allah (Yoh 14:7-9), Ia sama seperti Allah kekal adanya (Yoh 8:58)
4. Otoritas perkataanNya sama dengan Perjanjian Lama (Mat 5:21-22)
5. Yesus menyatakan berkuasa membangkitkan orang yang mati (Yoh 5:21)
PERNYATAAN PARA MURID MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA
1. Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:13-16)
2. Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh 20-28)
3. Yohanes : Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1); Yesus menyatakan Bapa (Yoh 1:18)
4. Paulus: Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, ... tidak ada satu yang tidak diciptakan olehNya (Kol 15:20).
5. Penulis Ibrani: cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibr 1:3)
KEBANGKITANNYA MEMBUKTIKAN KEILAHIANNYA
Kebangkitan Yesus Kristus secara akurat disajikan dalam bentuk sejarah, bukti atau argumentasi yang bersifat apologetis. Khususnya Paulus dalam 1 Korintus 15 memberi apologia untuk keragu-raguan yang dikemukan tentang kebangkitan dengan tujuan bahwa kebangkitan bukan berita isapan jempol saja, tetapi merupakan kenyata
SIFAT KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS
Di samping Alkitab menyebutkan tentang Keilahian Tuhan Yesus, tetapi juga menyebutkan pula sifat KemanusiaanNya. Kemanusiaan Yesus dapat dibuktikan sebagai berikut:
DARI SEGI KELAHIRANNYA
Tuhan Yesus memiliki tubuh yang sama dengan manusia, karena Ia bukan secara tiba-tiba turun dari surga ke bumi, tetapi melalui kelahiran yang sama dengan manusia, yaitu dikandung dan kemudian dilahirkan oleh seorang wanita (Mat 1:18-25; Luk 2:1-7). Sebab itu, Yesus benar-benar memiliki tubuh yang sama dengan manusia umumnya, bukan seperti yang diungkapkan oleh Doketisisme yang menyatakan bahwa Yesus hanya sebuah khayalan.
Yang membedakan Tuhan Yesus dengan manusia pada umumnya adalah dilahirkan bukan akibat hubungan antara seorang pria dengan wanita, tetapi dilahirkan oleh seorang dar karena kuasa ROh Kudus (Luk 1:26-35). Hal ini dibutuhkan, karena persyaratan mutlak sebagai Juruselamat yang menyelamatkan manusia yang berdosa adalah kesuciaan (Ibr 4:15b).
DARI SEGI KEHIDUPANNYA
Ia sama seperti manusia pada umumnya, mempunyai keluarga dan dibesarkan oleh keluargaNya. Hal ini dinyatakan dengan silsilah yang dimiliki dan diungkapkan oleh Matius dan Lukas (Mat 1:1-17; Luk 3:23-38). Ia tumbuh sebagai orang Yahudi (Yoh 4:9); sebagai tukang kayu dan mempunyai saudara (Mat 13:55); dan belajar layaknya manusia, maka tidak heran Lukas menyebutkan bahwa Tuhan Yesus bertambah besar dan bertambah hikmatNya (Luk 3:52).
DARI SEGI KEBUTUHANNYA
Yesus mempunyai kebutuhan yang sama seperti manusia pada umumnya. Ia bisa lapar. Waktu dicobai iblis di padang guru, Ia berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, Alkitab dengan jelas menyebutkan “…akhirnya laparlah Yesus” (Mat 4:2). Ia juga bisa haus. Hal tersebut diungkapkan pada waktu Tuha berada di atas salib, Ia berkata “Aku haus” (Yoh 19:28). Ia bisa letih perlu istrahat (Yoh 4:6); ia bisa pedih dan menangis (Yoh 11:35); Ia bisa marah karena kebenaran (Mrk 3:5); Ia bisa mengasihi dan dikasihi (Yoh 13:1; Mrk 10:21); Ia bisa menaruh kasihan (Mat 9:36; 14:14; 15:32; 20:34); Ia bisa sedih dan gentar (Mat 26:37); Ia bisa menderita, mencucurkan darah dan mati layaknya manusia pada umumnya (Yoh 19:34).
DARI SEGI PERNYATAANNYA
Yesus berkata dalam Luk 24:38-39 “Akan tetapi Ia berkata kepada mereka:"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.".
DARI SEGI KEMATIANNYA
Kematian Yesus di atas kayu salib, walaupun akibat vonis tidak adil, tetapi dengan kematianNya membuktikan Yesus adalah manusia yang sejati. Yang membedakan adalah kematian Yesus bukan akibat melakukan kesalahan, bukan karena hukuman dosa, tetapi untuk menggantikan manusia yang berdosa.
Nabi Yesus dalam nubuatan yang diucapkan dengan jelas menyatakan Yesus mati sebagai pengganti. Sebab itu, Ia mengatakan
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitayang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (Yes 53:4-5)
PENTINGNYA KEDUA SIFAT YESUS KRISTUS
Kedua sifat Yesus yaitu Keilahian dan KemanusiaanNya sangat penting, karena mempunyai kaitan dengan karya penggenapan rencana pemulihan hubungan antara Allah dan manusia, dan keselamatan bagi umat manusia (Rm 5:6-11)
YESUS SEBAGAI PENGANTARA
Paulus mengatakan: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Tim 2:5). Yesus sebagai pengantara mempunyai tugas untuk memulihkan hubungan yang sudah rusak akibat dosa. Kebenaran ini diungkapkan dengan jelas dalam peristiwa kejatuhan manusia pertama dalam dosa yaitu Adam.
Diceritakan dalam Kejadian 1-3 dengan jelas bahwa pada permulaan, hubungan antara Allah dan manusia sangat harmonis di taman Firdaus, tetapi dengan kejatuhan manusia dalam dosa dalam bentuk pelanggaran akan perintah Allah dengan memakan buah larangan, maka hubungan tersebut telah rusa. Tidak heran, tatkala Allah mencari manusia dengan mengatakan, “Dimanakah engkau?”. Respon manusia terhadap Allah dinyatakan dalam bentukk ketakutan, sehingga mereka menyembunyikan diri (Kej 3:8-10).
Untuk memulihkan hubungan yang sudah rusak ini, maka dibutuhkan seorang pengantara. Dan persyaratan mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar seorang pengantara, adalah:ia bukan saja harus manusia pada umumnya, tetapi juga harus Allah. Dengan demikian, barulah ia bisa mewakili kedua pihak.
YESUS SEBAGAI JURUSELAMAT
Tuhan Yesus mengatakan: “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:10). Paulus juga mengatakan “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa”, dan diantanra mereka akulah yang paling berdosa” (1 Tim 1:15). Dengan kata lain, Yesus datang ke dunia untuk menjadi Juruselamat yang akan menyelamatkan umat manusia. Sebagai Juruselamat, Tuhan harus memenuhi persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar yaitu:
MANUSIA SEJATI
Yesus sebagai Juruselamat adalah untuk menyelamatkan manusia, maka ia harus manusia yang sama dengan manusia umumnya. Inilah yang menyebabkan Allah tidak bisa mengutus malaikat untuk menjadi Juruselamat, karena malaikat bukan manusia. Ini juga yang menjadi sebab mengapa Tuhan Yesus harus dilahirkan layaknya manusia pada umumnya. Ini juga yang menyebabkan mengapa Tuhan harus dilahirkan oleh seorang wanita, sama seperti manusia pada umumnya.
MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
Orang yang mau diselamatkan adalah manusia yang berdosa, maka Juruselat bukan saja harus manusia sejati, tetapi manusia sejati tanpa dosa. Yang dinamakan”manusia tidak ada yang tidak berdosa karena:
Pertama, setiap anak yang dilahirkan dari hubungan antara seorang pria dan wanita, baik yang resmi atau tidak, telah memiliki dosa asal atau dosa keturunan (Maz 51:5). Dengan bertambahnya umur, maka dosa keturunan diwujudkan dengan dosa yang dilakukan di dalam setiap segi kehidupannya.
Kebenaran tersebut diungkapkan secara jelas oleh Paulus dalam bentuk keluhan,”Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku (Roma 7:15-17).
Kedua, ukuran Allah tentang dosa diungkapkan dengan dua istilah Yunani, yaitu paraptomasin yang mempunyai pengertian kepada kesalahan yang dilakukan secara konkrit dan hamartia yang mempunyai pengertian kepada kesalahaan yang abstrak. Manusia mungkin bisa melepaskan diri dari melakukan kesalahan yang konkrit, tetapi tidak ada satupun manusia yang bisa melepaskan diri dari melakukan kesalahan abstrak.
Tuhan pernah mengatakan “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah (konkrit), tetapi Aku berkata kepada kepadamu, setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya (abstrak) (Mat 5:28. Oleh karena itu, rasul Paulus dengan gamblang dan tegas mengeluarkan statmen “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm 3:23).
Yesus sebagai Juruselamat bukan saja sebagai manusia yang sejati, tetapi tanpa dosa. Sebagaimana dikatakan oleh pengarang kitab Ibrani “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15). Ketanpadosaan ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Pertama, Yesus memang dilahirkan melalui rahim seorang wanita, yaitu: Maria, tetapi bukan karena dampak dari hubungan seorang pria dan wanita, tetapi oleh kuasa Roh Kudus (Mat 1:21; 1:35). Oleh karena itu, janin yang ada dikandungan, bayi yang dilahirkan Maria itu kudus.
Kedua, selama 33 tahun, Ia hidup di dunia penuh dosa ini, tetapi dapat memelihara kekudusan diriNya. Yang membuktikan kekudusan Yesus Kristus, bukan hanya datang dari para murid dan para pengikutNya, tetapi juga dari orang-orang yang memusuhiNya, diantaranya adalah: Yudas Iskariot (Mat 27:4); Kepala Pasukan (Mark 15:39; Luk 23:47); Gubernur Pilatus (Mat 27:24); Orang-orang Yahudi (Mat 27:25).
Pada tahun 70 M, Jendral Titus dengan pasukannya yang besar mengepung kota Yerusalem. Tembok kota yang kokoh, Bait Allah yang direnovasi raja Herodes dihancurkan. Orang-orang Yahudi yang berada di dalam, baik bayi kecil, remaja, pemuda, dewasa dan tua dibunuh tanpa mengenal kasihan. Sejarahwan Yahudi melukiskan dengan bangga bahwa darah yang mengalir karena dibantai bagaikan air sungai. Sungguh mengerikan, tetapi inilah hukuman akibat, baik secara langsung atau tidak telah menyalibkan Kristus yang tanpa salah itu.
Ketiga, kemenangan atas cobaan. Berkali-kali iblis mencobai Yesus, tetapi berkali-kali pula Yesus menang atas cobaan itu. Dalam rangka mewujudkan program keselamatan Allah, Yesus harus benar-benar melaksanakan dalam posisi sebagai manusia. Dengan kata lain, Yesus tidak boleh menggunakan unsur ilahiNya untuk mewujudkan program tersebut.
Iblis mengetahui dengan jelas akan hal tersebut, sebab itu ia menggunakan berbagai macam cara, di antaranya mencobaik Yesus agar mengubah batu menjadi roti untuk mengatasi lapar dan haus sebagai manusia, tetapi Yesus mengatasi dengan menyatakan bahwa manusia hidup bukan hanya dengan roti saja, tetapi dengan firman Allah (Mat 4:3-4; Mrk 1:3-4); tindakan arogan dengan tidak mematuhi atau mentaati jalan keselamatan melaui salib, tetapi ia dapat mengatasi dengan mengatakan “bukan kehendakKu jadi, tetapi kehendakMu (Mat 26:36-42; Mrk 14:32-42; Luk 22:39-42).
MEMBERI HIDUP
Berbicara mengenai keselamatan bagi manusia, berarti berbicara mengenai masalah hidup. Karena dosa, manusia harus menghadapi “mati kekal” (Rm 6:23); jika mau menyelamatkan dari mati kekal, maka perlu diberi hidup kekal. Orang yang bisa memberi hidup kekal harus memiliki hidup kekal. Siapa yang memiliki hidup kekal tersebut? Hanyalah Yesus, karena memang benar Ia sudah mati, tetapi pada hari ketiga, Ia sudah bangkit dari kematian (1 Kor 15:3-5). Ia bangkit bukan untuk mati lagi, tetapi untuk hidup selama-lamanya. Dengan kata lain, hidup yang dimiliki adalah hidup kekal, oleh karena itu Ia bisa membirakan manusia hidup yang kekal.
Cara memberi hidup yaitu dengan mencurahkan darah, karena di dalam darah terdapat hidup. Paulus mengatakan “Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya” (Ef 1:7). Penulis Ibrani juga mengatakan “Dan Ia telah masuk kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu telah dapat kelepasan yang kekal (Ibr. 9:12).
KEUNIKAN KEDUA SIFAT YESUS
Keunikan kedua sifat Yesus yang sangat sulit untuk ditembus oleh rasio manusia, dijelaskan secara jelas melalui Persidangan Gerejawi atau Konsilli di Khalkedon pada tahun 451 M yang menghasilkan “Pengakuan Iman Khalkedon” yang sangat terkenal itu. Dalam pengakuan Iman Westminster juga memperjelas tentang Kristologi. Dari kedua pengakuan itu, memberi pengertian kedua kodrat atau sifat Yesus sebagai berikut:
Pertama, kedua kodrat atau sifat ini walaupun dalam satu pribadi, tetapi berbeda. Artinya di dalam diri Yesus disamping mempunyai sifat manusia yang sehakikat seperti manusia, tetapi juga mempunyai sifat ilahi yang sehakikat dengan Allah, baik dari aspek kekekalan, kesempurnaan, kebaikan dan sebagainya.
Di dalam Alkitab sering ditemukan kebenaran yang kelihatan saling kontradiktif, tetapi sebenarnya tidak. Di dunia filsafat dikenal dengan kebenaran yang bersifat paradoks. Kontradiktif ini terjadi karena perbedaan kedua sifat tersebut, yaitu kemahatahuanNya sebagai Allah keterbatasan sebagai manusia.
Tuhan adakalanya menunjukkan kemahatahuanNya seperti yang dinyatakan dengan jelas sifat Natanael yang baru pertama kali dilihat sebagai orang yang jujur (Yoh 1:47-48). Pernah pula Ia menyuruh murid untuk masuk kota Yerusalem untuk mempersiapkan perjamuan Paskah dan memberitahukan tentang apa yang akan ditemui dalam mempersiapkan perjamuan Paskah itu. Dan benar apa yang terjadi, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yesus (Mrk. 14:13-16). Masih banyak hal lainnya disebutkan sebelum hal terjadi, dan sesuai dengan apa yang dikatakan peristiwa itu benar-benar terjadi. Tetapi adakalanya menunjukkan keterbatasanNya, seperti waktu para murid menanyakan tentang hari terjadinya kiamat, dengan jelas dan tegas Tuhan mengatakan “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 24:36; Mrk 13:32)
Tuhan mengatakan tidak tahu karena dalam posisi sebagai Anak Manusia, Ia benar-benar tidak tahu. Reformator Martin Luther pernah mengatakan bahwa Kristus sebagai Kalam menjadi manusia, merelakan sifat keilahianNya dibatasi, rela meletakkan dan merendahkan diri atau mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama seperti manusia (Flp 2:7)
Kedua, kedua sifat ini tidak bercampur. Walaupun kedua sifat ini berada di dalam satu pribadi, tetapi tidak bercampur; tidak pula menjadi tidak seperti manusia atau tidak seperti Allah atau berubah menjadi sifat ketiga. Kedua sifat ini di dalam satu pribadi, tetapi bukan dua sifat di dalam satu sifat yang bisa menjadikan Kristus satu mahluk aneh, yaitu setengah manusia dan setengah Allah.
Alkitab memberitahukan pengajaran bahwa Kristus betul-betul Manusia sejati dan Allah sejati. Di samping Ia mempunyai hikmat yang tak terhingga, tetapi juga terbatas; hikmat manusiaNya makin bertambah-tambah, hikmat ilahiNya berkelimpahan; kehendak manusiaNya terbatas, tetapi kehendak ilahiNya melampaui ruang dan waktu.
Kedua sifat dalam satu pribadi, walaupun sangat sulit untuk dicerna melalui rasio manusia, tetapi bukan berarti sulit sehingga tidak dapat dimengerti. Kita dapat menggunakan ilustrasi tubuh jasmani yang memiliki unsur materi dan rohani yang memiliki unsur mental spiritual sebagai sarana untuk mengerti secara sederhana; walaupun tubuh jasmani dan rohani berada dalam diri seseorang, tetapi tidak menjadi kacau, campur aduk, tetapi keberadaan mereka dapat terjalin dengan baik harmonis.
Ketiga, kedua sifat ini tidak berubah. Sebagaimana sudah disebutkan bahwa di dalam satu oknum terdapat sifat ini tidak berubah. Jika kedua sifat tertukar atau terjadi penambahan, maka masing-masing sifat akan mengalami perubahan, jika terjadi perubahan, maka akan terjadi perubahan pada hakikatnya. Jika “sifat yang tidak terbatas” ditambahkan pada “sifat yang terbatas” maka “sifat yang terbatas” tidak asli lagi; jika “sifat manusiaNya ditambah dengan “sifat ilahiNya”, maka “sifat ilahi” tidak asli lagi. Doktrin Alkitabiah dengan gamblang menyebutkan setelah “Kalam menjadi Manusia”, masing-masing sifat menjaga keutuhan dan keasliannya, tidak terjadi perubahan apapun.
Keempat, kedua sifat tidak terpisahkan. Kedua sifat dalam satu pribadi tidak bercampur, tetapi juga tidak berpisah atau istilah teologianya adalah “Personal or Hypostatic Union”. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah :sifat keilahian berada di dalam Yesus, bukan berarti keberadaan disamakan dengan keberadaan Roh Kudus di dalam diri umat percaya. Kedua sifat ini berada di dalam satu pribadi tidak terpisah sampai selamanya.
BAB IV
JABATAN YESUS KRISTUS
Menurut Alkitab, jabatan Yesus Kristus dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu jabatan sebagai nabi, pekerjaan sebagai imam, dan pekerjaan sebagai Raja. Seseorang berkata, "Yesus Kristus harus menjadi nabi untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa kita; menjadi Imam untuk melepaskan kita dari hukuman dosa; menjadi Raja untuk melepaskan kita dari kuasa dosa."
Dalam Perjanjian Lama, Samuel ialah seorang nabi dan imam; Daud adalah seorang nabi dan raja; Melkisedek ialah imam dan raja. Hanya dalam Yesus Kristus ketiga jabatan itu dipersatukan dan digenapkan.
YESUS KRISTUS SEBAGAI NABI
A. PENGERTIAN KATA NABI
Kata nabi dalam PL diungkapkan dengan istilah yaitu “Nabhi”, “Roeh” dan “Chozeh”. Menurut penjelasan dan pengertian yang terdapat dalam Kelu 7:1 dan Ulangan 18:18, Nabhi adalah orang yang menyampaikan berita Allah kewpada umat manusia, sedangan arti kata Roeh dan Chozen menunjukkan orang yang mendapatkan wahyu Allah atau orang yang mendapatkan penglihatan khusus wahyu Allah. Adakalanya ketiga istilah ini digunakan dalam pengertian yang sama. Ada kalanya kata nabi disebut juga “Manusia dari Allah” (Man Of God), “Utusan Allah” (Messenger Of God) dan “Pengawas” (Watch Man).
Bahasa Yunani, kata nabi adalah prophetes yang terdiri dari dua kata pro yang berarti “terbuka” atau “keluar) dan phemi yang berarti “berkata”. Dari pengertian itu maka nabi bukan saja orang yang menyampaikan berarti, tetapi juga mempunyai pengertian “memproklamasikan” berita dari Allah, hal-hal yang sudah dan sekarang terjadi.
B. Nubuat tentang Yesus Kristus sebagai Nabi
Dalam #/TB Ulangan 18:18* dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi seorang nabi. Berhubung dengan ini coba lihat #/TB Matius 13:57; 16:14; 21:11*; #/TB Yohanes 1:21; 4:19; 6:14; 7:40; 9:17* dan terutama #/TB Kisah 3:22; 7:37*.
Yesus Kristus sebagai nabi menyatakan dengan sempurna segenap kebenaran Allah. Ia telah menyatakan kehendak Allah tentang rencana penyelamatan manusia. Ia berkata-kata sebagai seorang yang memiliki kuasa (#/TB Matius 7:28,29*), dan orang-orang mengakui bahwa Ia guru yang datang dari Allah (#/TB Yohanes 3:2*).
C. Bidang pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi
Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Nabi (di dunia) dimulai di Sungai Yordan pada waktu Ia dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan diakhiri di Kalvari ketika Ia mengorbankan diri-Nya karena dosa. Lihat #/TB Matius 4:23-25*; #/TB Lukas 4:14-27; Kisah 2:22,23; Ibrani 9:26-28*.
D. Pekerjaan sebagai Nabi ada dua macam
Pekerjaan seorang nabi ada dua macam. Pekerjaan seorang nabi yang terutama yaitu menyatakan kebenaran dan kehendak Allah. Kedua, bernubuat, yaitu memberitahukan apa-apa yang akan terjadi. Pekerjaannya ialah menjadi penyelidik dan peninjau. Seorang nabi juga mempunyai pengertian atas hal-hal yang sudah jadi, seperti Musa telah menulis dari hal penciptaan alam ini (pasal #/TB Kejadian 1:1-2:25*). Sebutan yang mula-mula diberikan kepada seorang nabi yaitu peninjau, yaitu yang dapat melihat dari jauh. Juga nabi adalah orang yang dapat melihat hal-hal yang tidak kelihatan kepada orang-orang lain. Jadi seorang nabi ialah orang yang berkata kepada orang banyak sebagai pengantara Allah. Pekerjaan seorang nabi diterangkan dalam #/TB Keluaran 4:10-17*.
E. Cara bekerja seorang nabi
Dalam Perjanjian Lama seorang nabi menggenapkan pekerjaannya dengan tiga cara, yaitu dengan mengajar (pasal #/TB Matius 5:1-7:29*), dengan bernubuat (#/TB Matius 24:1-51*), dan dengan mujizat atau menyembuhkan orang, (#/TB Matius 8:1-9:38*). Tuhan kita telah melakukan ketiga hal itu. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan-Nya sebagai Nabi dengan cara yang berikut:
1. Melalui perkataan-Nya yang penuh hikmat: #/TB Matius 5:2; 7:28,29*; #/TB Yohanes 6:63; Wahyu 1:10,11*.
2. Melalui perbuatan-Nya yang ajaib, #/TB Yohanes 5:36; 10:25; 15:24*; #/TB Kisah 2:22*.
3. Melalui teladan yang sempurna, #/TB Yohanes 13:15; 1Petrus 2:21-23*.
4. Dengan tidak membuka mulut-Nya ketika Ia dituduh. #/TB Matius 27:13,14*; #/TB 1Petrus 2:23*.
5. Mencurahkan Roh Kudus ke atas orang-orang percaya. #/TB Yohanes 14:26; 15:26; 1Petrus 1:10,11; 1Yohanes 2:20-27*.
YESUS SEBAGAI IMAM
A. PENGERTIAN KATA IMAM
Dalam Perjanjian Lama, Imam: “Kohen” dipakai sekaligus dalam bidang keagamaan dan politik (1 Raj 4:5; 2 Sam 8:18; 20:26). Dalam PB, imam adalah “hiereus” yang memiliki wewenang dan kemudian mempunyai pengertian “orang suci” yang mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan.
B. Nubuat mengenai Yesus Kristus sebagai Imam
Dalam #/TB Mazmur 110:4* terdapat nubuat bahwa Yesus Kristus akan menjadi seorang imam. Lihatlah #/TB Ibrani 5:6; 6:20; 7:21*. Kristus adalah seorang imam, tetapi Ia bukan keturunan Harun. Ia adalah imam "menurut peraturan Melkisedek," itu berarti bahwa pekerjaan imamat-Nya dikerjakan di dalam sorga, bukan di atas bumi saja, dan pekerjaan itu tidak berubah, melainkan kekal.
C. Bidang pekerjaan Kristus sebagai Imam
Pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Imam telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib sebagai korban karena dosa dan akan selesai pada waktu Ia kembali ke dunia untuk menduduki takhta-Nya (pasal #/TB Ibrani 8:1-9:28*).
D. Cara kerja Kristus sebagai Imam
Imam ialah seorang pengantara, yaitu seorang yang berdoa kepada Allah yang adil bagi manusia yang berdosa, #/TB Imamat 4:16-18*. Tidak berapa lama sesudah peristiwa air bah yang besar itu, beberapa orang dipilih dan di khususkan untuk jabatan imam. Kepada mereka diwajibkan mengadakan korban dosa serta berdoa kepada Allah untuk orang-orang berdosa yang tidak ada hak menghampiri Allah. Oleh sebab itu seorang imam harus mempersembahkan korban darah karena dosa. Tetapi hak itu hanya diberikan kepada imam. Mereka menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yang oleh korbannya dan doanya dosa diampuni. Itu adalah jabatan imam dalam Perjanjian Lama, dan di antara bangsa Israel jabatan itu diserahkan kepada keturunan Harun.
E. Ada tiga macam tugas imam
Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
1. Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
2. memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
3. dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.
Tuhan Yesus sebagai Imam Besar telah melakukan ketiga tugas itu. Yang pertama, korban karena dosa telah dipersembahkan-Nya pada waktu Ia datang ke dunia ini serta menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib sebagai korban karena dosa. Yang kedua, mendoakan orang-orang. Sampai sekarang Ia masih berbuat hal itu di dalam sorga di antara waktu kedatangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Yang ketiga, memberi berkat (nikmat); Ia akan menggenapkan hal itu pada waktu Ia kembali ke dunia ini. Lihat #/TB Ibrani 9:27,28*; #/TB 1Petrus 1:18-20; 2:24; Roma 8:34; Ibrani 7:25; 2Tesalonika 1:10*; #/TB 1Petrus 1:4,5; Wahyu 11:15; 20:4*.
Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian," #/TB Ibrani 9:6,7*. Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam #/TB Bilangan 6:22-27*.
Sekarang Yesus Kristus melakukan pekerjaan sebagai Imam di sebelah kanan Allah Bapa dalam sorga. Di situ Tuhan Yesus mendoakan kita dihadapan Bapa-Nya. Ini adalah pekerjaan yang penting sekali dan kita akan menyelidikinya dalam pelajaran tentang Kenaikan dan Kemuliaan Kristus.
KRISTUS SEBAGAI RAJA
Di dalam PL dengan nyata disebutkan bahwa Kristus adalah Raja dan Raja di atas segala raja (Maz 93:1; 97:1). Di dalam PB, Mikha menyatakan Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mikha 5:1; Mat 2:6). Tatkala Yesus mau naik ke Surga,Yesus menyatakan “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (Mat 28:18). Dalam penglihatan Yohanes di pulau Patmos mengatakan “ Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu : Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (Wah 19:16). Topik Kristus sebagai Raja akan dibahas secara luas pada mata kuliah Eskatologi (Akhir Zaman).
BAB V
KARYA KRISTUS
KEMATIAN YESUS KRISTUS
A. PENTINGNYA KEMATIAN TUHAN YESUS
Kematian Yesus Kristus disebut dalam Perjanjian Baru lebih dari 175 kali. Selain itu sering juga disebut dalam ibarat dan nubuat dalam Perjanjian Lama. Dalam #/TB Ibrani 2:14* dikatakan bahwa Yesus Kristus telah menjadi sama dengan manusia dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.
Yesus Kristus menjelma menjadi manusia supaya Ia mati menggantikan kita. Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, untuk menjadi penebus kita, (#/TB Matius 20:28*).
Kematian Yesus Kristus menjadi pokok yang dibicarakan oleh Musa dan Elia dan Yesus waktu mereka itu ada di dalam kemuliaan di atas gunung, #/TB Lukas 9:30,31*. Yesus Kristus telah disalibkan supaya dengan darah-Nya Ia menebus orang-orang, dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, supaya mereka itu menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, #/TB Wahyu 5:8- 12*. Pentingnya kematian Yesus Kristus dinyatakan dalam kebangkitan-Nya, dan hal itu sesuai dengan nubuat, menurut #/TB 1Korintus 15:1,3,4*.
1. Tujuan Kematian Yesus Kristus
Yesus Kristus telah mati karena dosa-dosa manusia, yaitu dosa yang menyebabkan dan yang menuntut kematian-Nya, #/TB Yesaya 53:5,8,11,12*; #/TB 1Petrus 3:18; Roma 4:25; 1Korintus 15:3; 1Petrus 2:24*. Bukan dosa-dosa-Nya sendiri yang ditanggung-Nya, melainkan dosa-dosa orang lain, sebab Ia sendiri tidak berdosa.
Kematian-Nya adalah karena kita dan untuk menggantikan kita, yaitu seorang yang benar yang wajib hidup, telah mati karena kita yang wajib dibunuh. Tuhan Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan, yaitu tebusan untuk melepaskan kita dari kematian, #/TB Matius 20:28*.
Nyawa Yesus Kristus telah menjadi korban karena dosa, dan oleh sebab kematian-Nya pengampunan diberikan kepada orang-orang berdosa yang bertobat dan percaya, #/TB Yesaya 53:10*.
Darah Yesus Kristus telah menjadi korban pendamaian karena dosa-dosa kita. Oleh karena kematian-Nya dan oleh karena darah-Nya yang tertumpah itu maka murka Allah kepada kita telah dihapuskan, #/TB 1Yohanes 4:10*; #/TB Roma 3:25*. Allah itu suci, Ia harus membenci dosa. Kesucian Allah dan kebencian-Nya akan dosa harus dinyatakan. Murka-Nya kepada dosa harus dinyatakan atas orang berdosa atau atas seorang penggantinya. "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian," #/TB Yesaya 53:6*. Ia telah mati, "Karena pemberontakan umat-Ku, ia kena tulah," #/TB Yesaya 53:8*. Siksa dosa kita telah jatuh atas Kristus dan kesucian Allah menuntut supaya Dia mati ganti kita, sebab kita sendiri tidak dapat menjadi korban karena dosa-dosa kita. Yesus Kristus mati untuk menebus kita dari laknat Taurat, yaitu dalam hal Ia terlaknat ganti kita, #/TB Galatia 3:10,13*. Yesus Kristus mati menjadi domba Paskah kita, yaitu supaya darah-Nya menyebabkan Allah melalui kita, #/TB 1Korintus 5:7*; #/TB Keluaran 12:13,23*. Yesus Kristus mati untuk menebus orang yang di bawah Taurat supaya kita pun beroleh hak anak angkat, yaitu supaya kita dilepaskan daripada Taurat, dan menjadi anak-anak Allah #/TB Galatia 4:4,5*. Yesus Kristus mati untuk melepaskan kita daripada zaman yang jahat ini. Kita telah dikuasai oleh zaman ini oleh sebab dosa-dosa kita. Tetapi sekarang kita telah menjadi anak-anak Allah dan tanah air kita ada di sorga, #/TB Galatia 1:4*.
Tuhan Yesus mati supaya kita dapat dibawa oleh-Nya kepada Allah, #/TB 1Petrus 3:18. Perhatikanlah #/TB Yohanes 14:6*. Kematian Kristus telah menghilangkan jurang pemisah antara Allah yang suci dan manusia yang berdosa.
Tuhan Yesus mati supaya Ia berbuah banyak, #/TB Yohanes 12:24*. Tuhan Yesus mati dan bangkit lagi supaya Ia menjadi Tuhan bagi orang yang mati dan orang yang hidup, #/TB Roma 14:9*.
2. Karena siapakah Kristus mati?
Tuhan Yesus mati "Karena kita," yaitu kita yang percaya kepada Dia, #/TB Roma 8:32; Efesus 5:2; Titus 2:14; 1Korintus 5:7; 2Korintus 5:21*, Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena jemaat. Walaupun Yesus Kristus mati karena manusia sekalian maka Ia mati teristimewa karena mempelai perempuan-Nya yaitu jemaat-Nya, #/TB Efesus 5:25-27*.
Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya karena seseorang yang percaya, dan bukan hanya karena seluruh jemaat, melainkan karena tiap-tiap orang yang percaya, supaya tiap-tiap orang yang percaya boleh berkata, "Ia telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku," #/TB Galatia 2:20*.
Tuhan Yesus telah mati karena orang yang lemah, #/TB Roma 14:15*; #/TB 1Korintus 8:11*. Kristus tidak hanya mati karena orang-orang Kristen yang kuat, yang maju kerohaniannya, melainkan juga karena saudara-saudara seiman yang lemah imannya. Kalau kita ingat hal ini tentu kita akan lebih sabar menghadapi orang Kristen yang lemah, walaupun ia tidak maju sebagaimana yang kita kehendaki. Ingatlah bahwa ia saudara kita yang lemah, yang karenanya Kristus mati.
Yesus Kristus mati karena orang banyak, bukan karena beberapa orang saja, #/TB Matius 20:28*.
Tuhan Yesus mati karena orang-orang berdosa dari tiap-tiap suku dan bahasa, dan kaum dan bangsa di dunia ini, #/TB Wahyu 5:9*. Inilah alasan pekerjaan pemberitaan Injil, yaitu supaya kita pergi mencari dan mendapatkan orang-orang dari segala bangsa yang karena mereka Tuhan Yesus telah mati.
Tuhan Yesus mati karena segenap dunia, #/TB Yohanes 1:29*. Oleh sebab kematian-Nya Allah dapat dan boleh memberikan rahmat-Nya kepada segenap dunia. Kematian Kristus cukup untuk semua manusia, asal mereka bertobat dan percaya kepada-Nya.
Tuhan Yesus telah menyerahkan diri-Nya menjadi tebusan semua orang, #/TB 1Timotius 2:6*. Perhatikanlah, Tuhan Yesus mati karena semua manusia. Tebusan untuk segenap manusia sudah diadakan. Keselamatan tersedia bagi semua orang, sehingga rahmat Allah boleh diberitakan kepada segenap manusia. Tebusan karena dosa-dosa orang seisi dunia telah digenapkan. Pengampunan dosa sudah tersedia, yang perlu adalah orang datang dan menerima pengampunan itu dalam iman kepada Yesus Kristus.
Tuhan Yesus telah merasai maut karena tiap-tiap orang, #/TB Ibrani 2:9*. Tuhan Yesus mati karena tiap-tiap orang. Bukan hanya karena seluruh umat manusia, melainkan karena tiap-tiap orang. Allah Bapa dapat memberikan rahmat kepada tiap-tiap orang dan memberikan keselamatan oleh sebab kematian Kristus.
Tuhan Yesus mati karena orang yang tidak benar, #/TB 1Petrus 3:18*. Tuhan Yesus mati karena orang berdosa, #/TB Roma 5:8*.
Tuhan Yesus mati karena orang fasik, #/TB Roma 5:6*. Adakah orang yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok itu? "Tidak". Oleh sebab itu pelajaran mengenai pilihan, yaitu kita dipilih Allah sebelum dunia ini dijadikan, patut diajarkan kepada orang Kristen, bukan kepada orang yang belum percaya. Kepada orang yang belum percaya kita patut mengabarkan bahwa Kristus mati karena orang sekalian. Kita dapat melihatnya dari ayat-ayat yang berikut: #/TB Yohanes 3:16, "setiap orang," #/TB Wahyu 22:17* "barang siapa," #/TB 2Petrus 3:9* "jangan ada yang binasa".
B. HASIL KEMATIAN YESUS KRISTUS
1. Hasil kematian Yesus Kristus bagi manusia
Oleh kematian Kristus semua orang ditarik kepada Allah, #/TB Yohanes 12:32,33*. Kematian Kristus menjadi suatu tarikan kepada semua manusia walaupun ada yang menolak tarikan itu sehingga binasa.
Kematian Tuhan Yesus mengadakan suatu korban pendamaian bagi seisi dunia, #/TB 1Yohanes 2:2*. Perhatikanlah: Korban pendamaian itu menjadi alasan bagi Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada dunia ini. Segenap rahmat Allah beralaskan kematian Yesus Kristus. Dari sebab kematian-Nya Allah dapat memberikan rahmat- Nya kepada siapa pun.
Pertanyaan: Bagaimana Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang pada masa sebelum kematian Kristus?
Jawab : Anak Domba telah disembelih sejak permulaan dunia ini. Allah telah menetapkan kematian Kristus sejak permulaan. Mereka percaya kepada Juruselamat yang dijanjikan, #/TB Wahyu 13:8* (Lihat TKB).
Oleh kematian-Nya, Tuhan Yesus mengangkat dosa isi dunia ini, #/TB Yohanes 1:29*. Kematian-Nya mengangkat dosa isi dunia supaya jalan kepada Allah terbuka dan pengampunan diberikan kepada semua orang. Oleh kematian Tuhan Yesus semua orang akan dibangkitkan dari kematian, #/TB Roma 5:18; 1Korintus 15:21,22*. Kebangkitan itu dapat menjadi kebangkitan untuk memperoleh hidup kekal atau kebangkitan untuk memperoleh kebinasaan (#/TB Yohanes 5:28,29; Daniel 12:2*). Yang mana dari kedua hal ini yang menjadi bagian kita, ditentukan oleh diri kita, apakah kita menerima atau menolak Yesus Kristus.
2. Hasil kematian Kristus bagi orang yang percaya
#/TB Yesaya 53:10*. Oleh sebab Kristus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa, yaitu mati di salib, Ia melihat keturunan-Nya. Perhatikanlah: Satu kaum yang baru, yaitu anak-anak Allah, telah terbentuk oleh sebab kematian Kristus, lihat #/TB Yohanes 12:24*. Oleh sebab Ia melihat keturunan-Nya (yaitu orang percaya) maka puaslah hati-Nya. #/TB Ibrani 9:23,26*. Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri Tuhan Yesus telah menghapuskan dosa. Jelas hal ini membicarakan dosa orang yang sudah percaya.
#/TB Galatia 3:13*. Oleh kematian Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus dari pada kutuk Taurat. Hukuman sebab pelanggaran kita terhadap Taurat telah berlaku atas Dia dan Taurat tidak dapat lagi menghukum orang percaya.
#/TB Kolose 2:14*. Oleh kematian-Nya pada salib itu, Tuhan Yesus telah menghapuskan surat hutang kita, yaitu Taurat. Bukan hanya kutuk yang berlaku atas orang yang melanggar Taurat yang dihapuskan, bahkan Taurat itu sendiri juga telah dihapuskan oleh kematian Kristus, tidak berlaku lagi terhadap kita orang Kristen. Tuhan Yesus telah memenuhi segenap tuntutan lalu menghapuskan Taurat itu bagi kita yang percaya. Perhatikanlah #/TB Roma 7:1-4,6*. Kita telah mati bagi hukum Taurat itu.
#/TB Efesus 2:14-16*. Oleh kematian Tuhan Yesus, tembok pemisah antara orang Israel dan bangsa asing telah dirobohkan. Memang Tauratlah yang telah menceraikan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Taurat itu telah dihapuskan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan tubuh-Nya dan sekarang di dalam Dia tidak ada orang Israel atau Yunani, melainkan sekaliannya satu dalam Kristus, Lihat #/TB Galatia 3:28*. Darah Yesus Kristus mempersatukan segala bangsa.
#/TB Galatia 4:3-5*. Oleh kematian Tuhan Yesus orang Yahudi yang percaya diluputkan daripada hukum Taurat dan diterima menjadi anak.
#/TB Efesus 2:11-13,19*. Oleh kematian Kristus bangsa asing yang tidak termasuk kewarganegaraan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan- ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia, dijadikan berkat dalam Kristus oleh sebab percaya. Mereka dijadikan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.
#/TB Roma 5:10*. Oleh kematian Anak Allah itu, saleh-saleh yang dahulu berdosa diperdamaikan dengan Allah. Perseteruan diantara orang berdosa dan Allah sudah dihapuskan oleh Tuhan Yesus, dan Ia sudah memperdamaikan kita oleh darah-Nya. Lihat #/TB Kolose 1:20-22, Efesus 1:7*. Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya ditebus, yaitu mendapat pengampunan atas segala dosa mereka. Pengampunan dosa bukan merupakan satu hal yang kita perlu cari, melainkan sudah ada di dalam darah Kristus, kita hanya menerima saja apa yang sudah disediakan oleh Tuhan. #/TB 1Yohanes 1:7*. Bagi orang yang hidup di dalam terang, maka darah Yesus Kristus menyucikan dia dari pada segala dosa.
Pertanyaan: Apakah ini berarti bahwa darah Yesus menyucikan kita dari hukuman yang datang dari sebab dosa, atau berarti darah Yesus menyucikan sampai dosa tidak ada lagi dalam orang yang percaya? Lihatlah #/TB Imamat 14:19,31*; #/TB Imamat 16:30; Imamat 17:11; Yeremia 33:8; Mazmur 51:9*; #/TB Wahyu 7:14; Ibrani 9:22,23; Efesus 1:7; Roma 3:25*; #/TB Matius 26:28*.
Jawab : Dari ayat-ayat di atas, nyata di dalam Alkitab bahwa disucikan oleh darah artinya disucikan dari segala dosa.
Oleh darah Tuhan Yesus orang yang percaya dibenarkan, #/TB Roma 5:9*. "Dibenarkan" artinya kita dianggap benar oleh Tuhan. Tuhan tidak lagi melihat kesalahan dalam kita. Ini dapat terjadi sebab Tuhan Yesus telah menggantikan tempat kita. Ia sudah mengambil tempat kita di atas kayu salib serta dihukumkan oleh karena kita, dan Ia sudah memberikan kebenaran-Nya sendiri kepada kita. Oleh sebab itu kita diterima baik oleh Allah. Lihat #/TB 2Korintus 5:21*.
Oleh sebab kematian Kristus, tidak ada makhluk yang dapat menuduh atau menyalahkan orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang percaya akan Dia, #/TB Roma 8:33,34*. Maka tidak ada lagi hukuman bagi orang yang ada di dalam Yesus Kristus, kematian Kristus telah menyelesaikan itu dengan sejelas-jelasnya, lihat #/TB Roma 8:1-3*.
Oleh kematian Tuhan Yesus segenap jemaat yaitu tiap-tiap orang yang percaya, ditebus (dibeli) oleh Allah, dan sekarang semuanya menjadi milik-Nya atau kepunyaan Allah, #/TB Kisah 20:28; 1Korintus 6:20*; #/TB Wahyu 5:9,10*. Kita adalah kepunyaan Allah, bukan kepunyaan diri kita sendiri, atau kepunyaan dunia, atau kepunyaan Iblis, #/TB 1Petrus 2:9*.
Oleh kematian Tuhan Yesus (pengorbanan diri-Nya) orang yang percaya akan Dia kuduskan, #/TB Ibrani 10:10*. Kematian Kristus memisahkan kita daripada dunia ini serta membawa kita kepada Allah. Ini bukan berarti tiap-tiap orang Kristen dikuduskan dengan sempurna. Sebab kalau begitu mengapa Paulus mendoakan orang-orang Tesalonika supaya mereka dikuduskan dengan sempurna. Segala saleh boleh dikuduskan dengan sempurna kalau mereka menyerahkan diri kepada Allah dengan kerinduan untuk dikuduskan dengan sempurna.
Oleh pengorbanan diri-Nya sendiri. Tuhan Yesus telah menyempurnakan segala orang yang dikuduskan. Oleh kematian Kristus, orang yang dikuduskan disempurnakan sampai kekal, #/TB Ibrani 10:14*.
Darah Tuhan Yesus menyucikan hati nurani (orang yang percaya) dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, #/TB Ibrani 9:14*.
Oleh darah Yesus orang yang percaya sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. #/TB Ibrani 10:19,20*.
Orang yang telah membasuh jubahnya dalam darah Kristus akan memperoleh hak atas pohon hayat dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu, #/TB Wahyu 7:14; 22:14; lihat juga #/TB Kejadian 3:22,24*.
Oleh sebab kematian Kristus, entah kita berjaga-jaga entah kita tidur, kita hidup bersama-sama Dia, #/TB 1Tesalonika 5:10*.
Oleh kuasa darah itu, semua orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba, akan berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya (#/TB Wahyu 7:14,15*).
Melalui kematian Tuhan Yesus, kita juga mati beserta-Nya, #/TB Galatia 2:20; 6:14; 2Korintus 5:14; Roma 6:3,6,8*. Kita telah disalibkan dengan Kristus, dan diri kita yang lama juga telah dipaku pada kayu salib-Nya bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus kita juga dibangkitkan beserta-Nya. Demikianlah keadaan kita oleh sebab kematian Kristus. Orang Kristen patut mencapai segala hal ini. Kalau kita telah disalibkan beserta Tuhan Yesus, kita patut senantiasa melihat diri kita telah tersalib di atas kayu salib, bukan kita yang hidup lagi, melainkan Tuhan yang hidup di dalam kita. Dan karena diri kita yang lama telah disalibkan, hendaknya kita memandang bahwa kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Tuhan Yesus (#/TB Roma 6:11*). Kita harus mati beserta Kristus supaya kita juga dapat hidup beserta- Nya dalam kebangkitan-Nya, dalam suatu kehidupan yang berkemenangan.
Dengan kematian-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita suatu teladan yang patut kita ikuti, #/TB 1Petrus 2:21; Matius 16:24*. Perhatikanlah: Meninggalkan teladan bukanlah tujuan-Nya yang terutama, tetapi hal itu hanyalah sebagian daripada hasilnya.
Melalui kematian Anak Allah maka Allah Bapa menjamin akan memberikan segala sesuatu kepada orang yang percaya! #/TB Roma 8:32*.
3. Hasil kematian Kristus terhadap Iblis dan kuasa-kuasa gelap
#/TB Yohanes 12:31* serta ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Oleh sebab kematian Kristus penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Iblis sedang merampas kekuasaan dalam dunia ini, akan tetapi ia telah ditentukan untuk kalah.
#/TB Ibrani 2:14*. Oleh kematian-Nya, Yesus Kristus memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut.
#/TB Kolose 2:14,15*. Dengan memakukan Tuhan Yesus pada kayu salib, Tuhan Allah telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Mengenai pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa kegelapan itu dapat kita baca di dalam #/TB Efesus 6:12*. Di atas kayu salib Allah berperang melawan setan dan mengalahkan dia. Iblis beranggapan bahwa ia menang pada waktu Tuhan Yesus disalibkan, akan tetapi hal itu justru merupakan kekalahan bagi Iblis. Sekarangpun Iblis telah dikalahkan bagi kita orang Kristen.
4. Hasil kematian Kristus atas alam ini
Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus, #/TB Kolose 1:19,20; 2Petrus 3:13*. Sungguh ajaib pengorbanan Tuhan Yesus sebagai korban pendamaian.
KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
A. BUKTI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
Ada banyak tanda yang membuktikan kebangkitan Yesus Kristus (#/TB Kisah 1:3*). Kesaksian para rasul dan orang-orang yang mula-mula percaya adalah sangat berharga oleh sebab itu janganlah meremehkan peristiwa kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus telah disalibkan, mati dan dikuburkan; lalu pada hari yang ketiga tubuh-Nya tidak berada lagi di dalam kubur itu walaupun kubur itu dimeteraikan dan dijaga oleh tentara-tentara Roma. Seorang malaikat telah memberitahukan kepada perempuan-perempuan yang pergi ke kubur itu pada dini hari, bahwa Yesus telah bangkit dan sudah mendahuluinya pergi ke Galilea, #/TB Matius 28:1-7*. Kain kapan Tuhan telah terletak ditanah, dan dari kain kapan itu terbukti bahwa tubuh-Nya telah menerobos ke luar tanpa membuka atau mengoyakkan kain kapan itu, hanya kempis saja. Tuhan Yesus telah menampakkan diri dalam "tubuh jasmani" kepada rasul-rasul-Nya dan meyakinkan bahwa tubuh-Nya itulah tubuh yang telah disalibkan. Di samping itu, rasul-rasul-Nya juga menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mendapat kuasa yang baru dan ajaib, yang lebih besar daripada yang dinyatakan-Nya sebelum Ia disalibkan. Selama empat puluh hari, dari kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga, Ia menyatakan diri sebagai berikut: Kepada Maria Magdalena (#/TB Yohanes 20:15,16* dan #/TB Markus 16:9); kepada perempuan-perempuan yang lain (#/TB Matius 28:9,10*); kepada Petrus (#/TB Lukas 24:34*); kepada dua murid yang pergi ke Emaus (#/TB Lukas 24:13-35*); kepada sepuluh orang rasul, Tomas tidak hadir (#/TB Yohanes 20:19*); kepada sebelas rasul, Tomas hadir (#/TB Yohanes 20:26-29*); kepada rasul-rasul waktu mereka mencari ikan di danau Tiberias (#/TB Yohanes 21:1-14*); kepada orang banyak di atas gunung (#/TB Matius 28:16); kepada Yakobus (#/TB 1Korintus 15:7*); kepada lima ratus orang pada satu saat (#/TB 1Korintus 15:6*); kepada rasul-rasul dan yang lain-lain pada waktu Ia naik ke sorga (#/TB Lukas 24:50,51*); dan terakhir sekali, tetapi bukan dalam empat puluh hari itu, Ia kelihatan kepada Rasul Paulus (#/TB 1Korintus 15:8*). Tidak jelas waktunya kapan Tuhan Yesus kelihatan kepada rasul-rasul dan orang banyak di atas gunung di Galilea. Boleh jadi waktu itulah Ia kelihatan kepada 500 orang lebih yang dikatakan oleh Rasul Paulus.
Satu bukti lagi dari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang tidak dapat ditolak, yaitu perubahan besar dan nyata yang terjadi dalam hati rasul-rasul. Sesudah Tuhan dikuburkan mereka menjadi takut, kecewa, tidak percaya dan muram; tetapi sesudah kebangkitan Tuhan Yesus mereka tiba-tiba berubah, menjadi orang-orang yang percaya dan bersukacita. Bukti yang terbesar atas Kebangkitan Tuhan Yesus yaitu, karunia Roh Kudus kepada rasul-rasul dan murid-murid, dan oleh karunia itu mereka menjadi penginjil-penginjil yang giat dan berani, memiliki kuasa yang besar dalam memberitakan Firman Tuhan. (Lihat #/TB Kisah 4:33; 5:32; 10:4; Ibrani 2:4*). Satu bukti lain mengenai kebangkitan Tuhan Yesus terdapat dalam #/TB Matius 27:52,53*. Diterangkan bahwa sesudah Tuhan Yesus bangkit maka banyak kubur orang saleh terbuka dan mereka dibangkitkan serta kelihatan kepada banyak orang. Hal itu membuktikan dan menggenapkan perkataan Tuhan Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup." Itu adalah gambaran kebangkitan besar yang nanti akan terjadi.
B. KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH KEBANGKITAN TUBUH
Kebangkitan Kristus adalah sungguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangkitan roh atau rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan rohani saja, tentu mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur itu.
Tetapi ada bukti bahwa kubur itu kosong (#/TB Matius 28:6; Markus 16:6*; #/TB Lukas 24:3,12; Yohanes 20:1,2*). Kubur yang kosong itu disaksikan oleh sahabat-sahabat dan musuh-musuh-Nya; yaitu perempuan-perempuan, rasul-rasul, malaikat-malaikat dan prajurit-prajurit Romawi. Dalam #/TB Matius 28:11-15* dikatakan bahwa mayat itu tidak dicuri orang, sebab serdadu-serdadu Romawi diberi uang supaya mereka berkata bahwa mayat-Nya dicuri. Serdadu-serdadu itu pasti tidak membiarkan mayat Yesus dicuri sebab kalau begitu mereka harus dibunuh. Dan kalau mereka sungguh-sungguh tertidur bagaimanakah mereka tahu apa yang terjadi? Tentu kesaksian mereka tidak akan diterima oleh hakim yang benar. Lagipula kalau mayat Tuhan Yesus dicuri tentu kain kapannya tidak ditinggalkan seperti yang diterangkan di Alkitab, yaitu teratur baik. Pencuri tidak meninggalkan barang-barang dalam keadaan teratur.
Ada kebangkitan-kebangkitan lain dalam Alkitab yang sungguh-sungguh merupakan kebangkitan tubuh (#/TB Matius 9:18-26; Lukas 7:11-18*; #/TB Yohanes 11:1-44*). Kejadian-kejadian ini juga menunjukkan cara kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu secara tubuh. Mengapa orang-orang Yahudi berkata, "Perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia," Kalau mereka itu tidak berbicara dari hal tubuh-Nya? Tentu mereka tidak dapat mencuri jiwa-Nya.
Orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya mengenal Dia serta mengakui bahwa Dia mempunyai tubuh yang mereka kenal, yaitu tubuh-Nya yang dahulu. Lubang bekas paku-Nya masih ada (#/TB Yohanes 20:27*; #/TB Lukas 24:37-39*). Memang ada saat-saat di mana Tuhan Yesus tidak dikenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak kenal oleh orang-orang, tetapi hal itu disebabkan Tuhan tidak mau menyatakan diri-Nya pada waktu itu; hal itu terjadi karena pekerjaan Tuhan. Tomas telah mengenal Dia oleh sebab bekas luka-Nya, dan masih ada bekas luka-Nya sampai sekarang.
Sudah tentu rasul-rasul percaya bahwa kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan tubuh. Paulus menulis pasal #/TB 1Korintus 15:1-58* untuk membuktikan hal itu. Yesus sendiri menyaksikannya juga sebelum dan sesudah kebangkitan-Nya (#/TB Matius 17:23; Lukas 24:39; Wahyu 1:18*). Petrus menengok ke kubur yang kosong, dan setelah ia melihat letak kain kapan yang dipakai oleh Yesus, ia percaya. Kita patut menerima kesaksiannya itu. Setiap kali Tuhan Yesus menyatakan diri sesudah kebangkitan-Nya. Ia menyatakan bahwa Ia bukan hantu, atau roh, melainkan seorang manusia yang sungguh-sungguh mempunyai tubuh kebangkitan. Mereka telah melihat Dia, menjamah Dia, memegang Dia, mengenal Dia, dan Ia telah makan dan minum beserta dengan mereka.
Tentu banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang tidak dapat kita mengerti kalau Tuhan Yesus tidak sungguh-sungguh bangkit dengan tubuh jasmani. Lihat #/TB Roma 8:11,23; Efesus 1:19,20; Filipi 3:20,21; 1Tesalonika 4:13-17*. Kebangkitan Tuhan Yesus ialah kemenangan yang terbesar dalam segenap sejarah manusia.
C. KEBANGKITAN TUHAN YESUS ADALAH DASAR AGAMA KRISTEN
Dari semua agama, hanya agama Kristen yang menuntut agar setiap orang menerima ajaran-Nya, sebab Kristus, "Pendiri" agama itu, dibangkitkan dari antara orang-orang mati. Tidak ada pendiri lain yang dibangkitkan dari antara orang mati.
Dijelaskan dalam #/TB 1Korintus 15:1-58* bahwa agama Kristen itu mutlak bergantung pada kebangkitan Tuhan Yesus. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, maka sia-sialah agama Kristen, tetapi sebab Ia sudah bangkit maka benarlah agama itu. Rasul Paulus berkata, "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah kepercayaan kamu" (ayat #/TB 1Korintus 15:14*). "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka... kamu masih hidup dalam dosamu" (ayat #/TB 1Korintus 15:17*). "Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus" (ayat #/TB 1Korintus 15:18*). "Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati" (ayat #/TB 1Korintus 15:20* TKB). Kalau kebangkitan Tuhan Yesus dicabut dari Injil, maka Injil itu sia-sia belaka. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah inti Injil.
Rasul-rasul mengutamakan hal kebangkitan itu dan senantiasa memberitakannya, hal ini menunjukkan pentingnya asas pengajaran tentang kebangkitan itu (#/TB Kisah 2:24,32; 3:15; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,34; 17:31*; #/TB 1Korintus 15:1-58; Filipi 3:21; 1Petrus 1:21,23*).
Jemaat Kristus dibentuk atas kepercayaan kepada kebangkitan Kristus (#/TB Kisah 4:33*). Pada waktu itu orang-orang yang percaya serta menyaksikan kebenaran ini menderita banyak aniaya. Walaupun demikian, pada waktu jemaat Kristus mulai berdiri, tidak ada orang yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit, meskipun bukti-bukti itu dicari.
Sebetulnya kehormatan Tuhan Yesus ditegakkan atas kebangkitan-Nya. Sesudah bangkit Tuhan Yesus tinggal empat puluh hari lamanya di atas bumi ini, supaya kebangkitan-Nya dibuktikan oleh banyak orang dan tak dapat ditolak lagi. Tuhan Yesus telah membuktikan kebenaran perkataan-Nya dalam hal Ia bangkit dari antara orang-orang mati (#/TB Matius 12:39,40*; #/TB Yohanes 2:20-22*).
Orang-orang Kristen mengaku bahwa kebangkitan Kristus adalah dasar agama Kristen; musuh agama Kristen juga mengakui hal itu dan mereka mencoba hendak meniadakan kebangkitan itu. Musuh menolak segala bukti; sedangkan orang Kristen juga mengakui bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, agama Kristen sia-sia belaka. Paulus telah menerangkan bahwa kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka perubahan hati orang Kristen hanya dibuat-buat saja, dan pengikut-pengikut Kristus telah ditipu. Kalau Tuhan Yesus tidak dibangkitkan maka perbuatan-perbuatan-Nya yang suci dan mulia di dunia ini hanya beralaskan suatu dusta. Kita tahu bahwa hal itu mustahil, dan kita sudah mendapat banyak bukti bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Kebangkitan Kristus disebutkan lebih dari seratus kali dalam Alkitab.
D. CARA KEBANGKITAN YESUS KRISTUS
1. Tuhan Yesus benar-benar mati
Rasul-rasul dan murid-murid Tuhan meyakinkan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mati di atas kayu salib. Para ahli anatomi memang mengakui bahwa kalau seseorang mati sebab jantungnya pecah, (yaitu oleh sebab suatu dukacita yang merusak jantungnya), maka orang itu mengeluarkan darah dengan air. Itulah yang terjadi pada Tuhan Yesus, dan ini membuktikan bahwa Ia benar-benar mati. Kepala pasukan, prajurit-prajurit dan bahkan Pilatus telah mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah mati (#/TB Markus 15:44,47; Yohanes 19:33*). Sesudah Pilatus tahu bahwa Yesus sudah mati maka tubuh-Nya diberikan kepada Yusuf dari Arimatea (#/TB Matius 27:57,58*). Perempuan-perempuan telah datang ke kubur dengan maksud akan meminyaki mayat Tuhan Yesus (#/TB Markus 16:1*). Di samping segala kesaksian ini Tuhan Yesus endiri telah mengatakan, "Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya" (#/TB Wahyu 1:18*).
2. Keadaan tubuh kebangkitan Kristus
Seperti dikatakan di atas, tubuh kebangkitan Kristus adalah tubuh yang nyata, yaitu tubuh yang berdaging dan bertulang (#/TB Lukas 24:36-43*). Tubuh-Nya tidak lagi berdarah sebab darah-Nya telah tertumpah di atas kayu salib. Tubuh kita sekarang mendapat kekuatan dari darah, tetapi tubuh kebangkitan tidak; tubuh itu mendapat kekuatan langsung dari roh. Tubuh kebangkitan kita akan serupa dengan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus (#/TB 1Yohanes 3:2; Filipi 3:20,21*). Ada banyak persamaan antara tubuh Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan dengan sesudah Ia bangkit, sehingga Ia dikenal oleh murid-murid-Nya (#/TB Yohanes 20:24-29*). Rupanya hal ini menguatkan kepercayaan banyak orang bahwa saleh- saleh akan saling mengenal di dalam sorga. Tubuh yang sudah dilihat oleh Tomas adalah tubuh yang sekarang ada pada Tuhan Yesus.
Tubuh kebangkitan Tuhan Yesus lebih mulia dan lebih banyak kuasanya daripada tubuh-Nya sebelum Ia disalibkan. Tubuh Kebangkitan-Nya mempunyai sifat-sifat sorgawi, yaitu tubuh itu dapat menerobos kubur tanpa menggulingkan batunya, dan menembus pintu-pintu yang tertutup (#/TB Yohanes 20:19*). Tubuh kebangkitan tidak dapat dibatasi seperti tubuh kita sekarang. Ada kalanya tubuh kebangkitan-Nya tidak dikenal oleh murid-murid-Nya (#/TB Yohanes 20:14,15; Lukas 24:13-16; Yohanes 21:4,12*). Ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, boleh jadi hal itu sengaja diperbuat oleh Tuhan, sebab dikatakan bahwa "Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia." Kedua, dalam tubuh kebangkitan roh memerintah tubuh menurut kehendak roh, supaya roh dapat mengubah tubuh menurut kehendak-Nya. Nyata pula bahwa dalam tubuh Kebangkitan-Nya Tuhan berkuasa melenyapkan diri-Nya daripada pandangan manusia. Walaupun demikian Tuhan Yesus dapat memperkenalkan diri-Nya kepada orang-orang dengan perbuatan- perbuatan yang kecil, melalui cara-Nya Ia memecahkan roti, atau melalui suara- Nya. Dengan demikian kita dapat bertanya, "Apakah kita juga akan membawa beberapa sifat kita dalam kehidupan ini ke seberang sana, di sorga? Apakah kita dapat mengenal kekasih-kekasih kita melalui sifat-sifat mereka?"
Tubuh kebangkitan Kristus tidak dapat mati lagi. Sejak Tuhan Yesus dibangkitkan sampai selama-lamanya maka tubuh itu tidak mungkin mati (#/TB Roma 6:9,10; Wahyu 1:18, bandingkan dengan #/TB Lukas 20:36*).
E. KEBANGKITAN KRISTUS PATUT DIPERCAYAI
Dalam sepanjang sejarah manusia tidak ada mujizat yang lebih banyak disertai bukti yang nyata selain daripada kebangkitan Yesus Kristus.
Kebangkitan Tuhan Yesus terbukti merupakan hal yang pasti dalam sejarah dunia, dan patut dipercayai umat manusia. Beberapa hal sudah terjadi dalam dunia ini oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus. Berikut ini kita akan menyelidiki beberapa di antaranya.
Kubur itu kosong. Apa sebabnya kosong? Bagaimanakah kubur itu menjadi kosong? Seorang pun tidak dapat memberi jawaban yang tepat atas persoalan itu, kecuali hanya mengakui bahwa Tuhan Yesus telah dibangkitkan. Kalau persoalan ini diselidiki betul-betul, maka orang terpaksa mengakui bahwa Ia telah bangkit. Renan, seorang Perancis yang tidak percaya, telah berkata demikian: "Orang-orang Kristen itu hidup dalam baunya kubur yang kosong." Memang betul, sebab Tuhan Yesus telah bangkit.
Hari Tuhan adalah hari Minggu, bukan hari Sabtu, yaitu hari khusus untuk berkumpul dan beribadat kepada Tuhan. Siapakah yang berani mengubah hal itu? Apakah sebabnya diubah? Renungkan baik-baik betapa kuatnya orang Yahudi memegang hari Sabat yang ditentukan menjadi hari perhentian dan ibadat dalam Taman Eden, dan yang disahkan dalam Taurat. Pada waktu itu orang-orang Yahudi lebih suka mati daripada berperang pada hari Sabat. Walaupun begitu sesudah kebangkitan Tuhan ada beberapa orang Yahudi yang mengubah hari yang pertama sebagai hari untuk beribadat, bukan hari yang ketujuh lagi. Hari itu adalah hari untuk memperingati Tuhan Yesus Kristus; hari itu disebut hari Tuhan. Bagaimanakah hal itu terjadi? Oleh sebab Tuhan Yesus Kristus telah bangkit pada Hari Tuhan, yaitu hari Minggu.
Jemaat Kristus adalah suatu perkumpulan yang ajaib. Jemaat Kristus itu sudah membawa banyak berkat kepada manusia dan dunia ini. Bagaimanakah terjadinya perkumpulan itu? Setelah Tuhan Yesus bangkit, Ia datang kepada murid-murid-Nya yang kecewa dan putus pengharapan, dan pada waktu itu Ia menghidupkan iman dan pengharapan mereka, lalu mereka segera pergi dengan iman kepada Tuhan yang bangkit untuk memberitakan kehidupan-Nya, kematian-Nya, kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Banyak orang yang percaya akan berita itu, kemudian mereka berkumpul untuk menyelidiki Alkitab, untuk berdoa, untuk menyembah Kristus, dan melebarkan Kerajaan-Nya. Bagaimana terjadinya jemaat Kristus? Hanya satu jawaban, yaitu oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus Kristus!
Perjanjian Baru tidak akan ada kalau Tuhan Yesus tinggal tetap dalam kubur-Nya. Karena, cerita mengenai kehidupan dan kematian-Nya tetap terkubur beserta Dia. Perjanjian Baru ada oleh sebab kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus telah menjadi puncak kehidupan-Nya, dan kalau tidak ada kebangkitan tentu tak ada cerita yang ajaib itu. Cerita yang ajaib itu beralaskan kebangkitan-Nya; dan Perjanjian Baru adalah kitab tentang kebangkitan Tuhan Yesus.
F. HASIL KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS
1. Oleh kebangkitan-Nya semua pengakuan Tuhan Yesus mengenai diri-Nya disahkan dan diteguhkan
Tuhan Yesus "dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (#/TB Roma 1:4*). Kubur yang kosong mengesahkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Oleh sebab kebangkitan Kristus maka rasul-rasul mendapat bukti yang baru dan pengertian yang baru yang lebih jelas mengenai diri Tuhan Yesus dan pekerjaan-Nya. Kebangkitan itu telah mempersiapkan rasul-rasul untuk menerima wahyu yang lebih jelas yang diberikan melalui kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta (#/TB Lukas 24:45,49; Yohanes 20:22,23*). Dengan kebangkitan Kristus Allah mengesahkan pekerjaan Kristus dan pengakuan Kristus atas diri-Nya; dan melalui kebangkitan itu tujuan dan maksud Kristus dijelaskan kepada rasul-rasul dan murid-murid-Nya.
Dalam #/TB Matius 12:38-42 dan #/TB Yohanes 2:13-22* Tuhan Yesus mengalaskan kuasa-Nya dan kebenaran pelajaran-Nya atas kebangkitan-Nya.
2. Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya diterima serta dibenarkan oleh Allah.
Kita dibenarkan hanya berdasarkan kebangkitan Kristus (#/TB Roma 4:25*). Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib karena dosa-dosa manusia, tetapi Ia bangkit supaya kita dibenarkan. Kalau Tuhan tetap tinggal didalam kubur, pekerjaan penebusan tidak diterima oleh Allah. Tetapi oleh sebab Allah telah membangkitkan Dia, maka hal itu menyatakan bahwa pengorbanan-Nya karena dosa diterima baik oleh Allah. Orang berdosa yang bertobat serta percaya akan Tuhan Yesus Kristus boleh yakin bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Allah. Hal ini dilukiskan dalam #/TB Lukas 1:21* di mana orang-orang Yahudi menunggu di luar Bait Allah menantikan imam besar ke luar, untuk mendapatkan kepastian bahwa korban sembelihannya diterima baik oleh Allah.
3. Oleh kebangkitan Kristus seorang Imam Besar ditetapkan untuk kita di sorga.
Kebangkitan Kristus mengesahkan pekerjaan-Nya selaku Imam Besar. Di dalam #/TB Roma 8:34* dikatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi Pembela bagi kita. (Lihat juga #/TB Ibrani 7:25*) Kristus perlu mendoakan kita supaya kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan sehari- hari.
Ia perlu duduk di sebelah kanan Allah supaya Iblis tidak dapat menuduh kita. Imam Besar kita senantiasa didengar oleh Allah Bapa (#/TB Yohanes 11:42*), dan Ia selalu mendoakan kita supaya iman kita jangan gugur (#/TB Lukas 22:32*). Walaupun kita jatuh dalam dosa atau dalam kesalahan, kita tidak akan binasa kalau kita bertobat, sebab Imam Besar kita mendoakan kita. Lihat #/TB 1Yohanes 2:1*.
Tetapi di samping itu pekerjaan Imam Besar ialah berkenaan dengan pengudusan kita. Kita dapat dikuduskan oleh sebab Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya satu kali untuk selama-lamanya (Lihat #/TB Ibrani 10:9-12* TKB). Oleh sebab itu kebangkitan menjadi suatu kuasa kebenaran, suatu alasan bagi anugerah yang membenarkan serta menguduskan kita. #/TB Ibrani 10:14,15* menyatakan bahwa pekerjaan pengudusan oleh kuasa Roh Kudus berhubungan erat dengan kebangkitan Kristus dan kedudukan-Nya sekarang di sebelah kanan Allah untuk kita.
4. Kebangkitan Kristus merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru.
Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan dan dipermuliakan merupakan alasan bagi persekutuan rohani yang baru. Tuhan Yesus adalah Anak Sulung yang lebih utama dari segala yang diciptakan, dan yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (#/TB Kolose 1:15,18,19*). Dalam #/TB Mazmur 2:7 dan #/TB Kisah 13:33* Tuhan Allah bersabda, "Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini". Pada hari apakah Kristus diperanakkan oleh Allah? Tentu pada hari kebangkitan-Nya. Yesus Kristus telah menjadi Anak Sulung di antara banyak saudara (#/TB Roma 8:29*). Oleh sebab itu kita yang telah percaya pada Dia dan telah dilahirkan kembali, dan beserta dengan Dia, telah menjadi suatu kaum yang baru, yaitu kita yang diangkat anak oleh karena Yesus Kristus (#/TB Efesus 1:5*). Kaum yang baru itu mendapatkan persekutuan rohani yang baru juga (#/TB Efesus 4:24; Kolose 3:9,10*). Persekutuan baru itu ada di dalam Jemaat Kristus, yaitu tubuh-Nya.
5. Oleh kebangkitan Tuhan Yesus orang yang percaya mendapat kuasa yang cukup untuk hidup dan bekerja.
Dalam Perjanjian Baru ada dua ayat yang menyatakan kuasa Allah di dalam saleh-Nya, yaitu #/TB Efesus 1:19-22 dan #/TB Filipi 3:10*. "Betapa hebat kuasanya ... yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" dan seterusnya; dan "Yang Kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya," dan seterusnya.
Dalam Perjanjian Lama ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa-Nya yang membawa orang Israel ke luar dari negeri Mesir (#/TB Mikha 7:15*). Dalam Perjanjian Baru ukuran kuasa Tuhan yaitu kuasa Tuhan yang membangkitkan Kristus dari antara orang-orang mati. Untuk dapat melihat kuasa Allah kita harus memandang kebangkitan Kristus dan apa yang dapat Ia perbuat bagi kita. Orang Kristen wajib dipersatukan dengan Kristus yang telah dibangkitkan; dengan demikian kita memperoleh kuasa untuk mengeluarkan buah-buahan bagi Allah. Alasan mengapa hanya sedikit orang-orang Kristen yang berbuah ialah karena mereka kurang sekali mengenal Kristus (#/TB Kolose 2:12*). Kita patut hidup dalam kehidupan yang baru (#/TB Roma 6:4*). Kuasa kebangkitan Kristus akan memberikan kepada kita hidup yang baru dan kuasa untuk mengeluarkan buah-buah bagi Allah. Kita patut hidup di dalam Kristus yang bangkit supaya hidup dalam kemenangan (#/TB Roma 7:4*).
6. Kebangkitan Kristus memastikan kebangkitan orang-orang yang percaya
Kebangkitan Kristus memastikan kebangkitan orang-orang saleh. Kita dapat mengetahuinya dari ayat-ayat yang berikut: #/TB 1Tesalonika 4:14*; #/TB 1Korintus 15:20-23; 2Korintus 4:14; Yohanes 14:19*. Maksud Tuhan Allah di dalam penebusan Kristus ialah untuk melepaskan manusia dari pada dosa di dalam rohnya dan daripada akibat dosa bagi tubuhnya, oleh sebab itu orang-orang saleh haruslah mendapat tubuh kebangkitan.
7. Kebangkitan Kristus adalah alasan iman kita dan pengharapan hidup kita
Oleh kebangkitan Kristus disediakan suatu dasar yang teguh bagi iman dan kepercayaan kita (#/TB 1Petrus 1:21*).
Oleh kebangkitan Kristus orang yang percaya dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu (#/TB 1Petrus 1:3,4*).
8. Kebangkitan Kristus memberi kepastian bagi kebangkitan semua manusia
Bukannya hanya orang-orang saleh yang akan dibangkitkan, melainkan kebangkitan Kristus memberi kepastian bahwa orang-orang berdosa juga akan dibangkitkan (#/TB 1Korintus 15:22*). Mereka itu akan menerima hukuman-hukuman dalam tubuh kebangkitanNya. Dan kebangkitan Kristus adalah kesaksian Allah bahwa hari kiamat akan datang (#/TB Kisah 17:31*). Pelajarilah asas pengajaran tentang akhirat.
KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS
I. ARTI KENAIKAN DAN KEMULIAAN YESUS KRISTUS
Arti kenaikan Yesus Kristus yaitu Ia dipisahkan dari murid-murid-Nya serta dibawa naik ke sorga. Peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan-Nya, dengan disaksikan oleh para murid-Nya ketika mereka sedang berkumpul bersama Dia di bukit Zaitun. Peristiwa itu ditulis dalam #/TB Kisah 1:9-11*.
Kemuliaan Kristus menyatakan pekerjaan Allah di mana Kristus yang telah dibangkitkan dan dinaikkan diberi tempat kuasa di sebelah kanan Allah. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah Bapa!" (#/TB Filipi 2:9-11). Lihat juga #/TB Efesus 1:20,21 dan #/TB Ibrani 1:13*.
A. Firman Allah tentang kenaikan dan kemuliaan Kristus
Hikmat telah diberikan kepada nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama. #/TB Mazmur 110:1; 68:19*. Di dalam penglihatan nabi-nabi itu melihat Yesus yang dinubuatkan bukan hanya lemah lembut dan rendah hati, tetapi juga sebagai Tuhan yang telah dinaikan dan dipermuliakan.
Tuhan Yesus sendiri telah beberapa kali memberitahukan lebih dahulu tentang kenaikan-Nya dan kemuliaan-Nya. Hal itu sudah selalu terbayang-bayang dihadapan mata-Nya. (#/TB Lukas 9:51; Yohanes 6:62; 20:17*). Kenaikan atau kemuliaan Kristus disebut paling sedikit 33 kali dalam Perjanjian Baru.
Penulis-penulis Perjanjian Baru menulis tentang hal itu dalam ayat-ayat yang berikut: #/TB Markus 16:19; Lukas 24:51; Yohanes 3:13; Kisah 1:9-11*; #/TB Efesus 4:8-10; Ibrani 10:12*.
Pada waktu Stefanus mati ia diberi penglihatan tentang Kristus dalam kemuliaan-Nya. Ia telah melihat "Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah" (#/TB Kisah 7:55,56*). Kenaikan dan kemuliaan Kristus telah diajarkan dan diberitakan oleh Petrus (#/TB Kisah 2:33,34; 5:31; 1Petrus 3:22*), juga oleh Paulus (#/TB Efesus 4:8-10; Ibrani 4:14; 10:12; 1Timotius 3:16*). Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Tuhan Yesus telah kembali ke sorga duduk di sebelah kanan Allah.
B. Perlunya Kenaikan dan Kemuliaan Kristus
Sesudah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang-orang mati, maka Ia mempunyai tubuh kebangkitan. Tubuh kebangkitan itu tidak dapat dibatasi oleh pintu atau tembok atau lain-lain. Tubuh itu adalah tubuh yang mulia dan tentu sesuai dengan keadaan di bumi ini; oleh sebab itulah Tuhan Yesus harus naik ke sorga, suatu tempat yang sesuai dengan tubuh rohani-Nya. Lagi pula sifat Yesus Kristus yang lain daripada orang-orang di dunia ini menuntut supaya Ia keluar dari dunia ini dengan cara yang ajaib. Ia masuk ke dalam dunia ini dengan cara yang ajaib, maka patutlah Ia keluar dengan cara yang ajaib pula. Suatu kehidupan yang tidak berdosa wajib berakhir dengan cara yang ajaib dan mulia.
Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu untuk melanjutkan dan menggenapkan pekerjaan tebusan. Pekerjaan-Nya belum selesai pada waktu Ia bangkit dari antara orang-orang mati. Ia harus menduduki tempat di sebelah kanan Allah. Dari situlah Ia akan mencurahkan karunia-karunia kepada orang-orang saleh, teristimewa karunia Roh Kudus.
Kristus perlu naik ke sorga dan dipermuliakan supaya Ia dapat melaksanakan pekerjaan-Nya supaya mendoakan kita di sebelah kanan Allah Bapa. Inilah pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar kita.
Oleh sebab Kenaikan Tuhan Yesus dilihat oleh rasul-rasul-Nya maka mereka itu dapat memberikan jawaban kepada orang-orang yang mengolok-olok serta bertanya, "Dimanakah Mesias mu?" Rasul-rasul dapat menjawab, "Kami telah melihat Ia telah dinaikkan ke sorga." Jawaban itu membungkamkan mulut orang yang tidak mau percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus.
Kenaikan dan Kemuliaan Kristus perlu supaya Ia menjadi Oknum yang dapat disembah oleh segala manusia. Waktu Ia berada di bumi hanya beberapa orang yang dapat menyembah Dia, tetapi bila Ia berada di sorga semua orang dapat menyembah Dia. Penyembahan itu harus beralaskan iman, bukan berdasarkan adanya satu pribadi yang kelihatan, seperti waktu Ia berada di atas bumi ini.
C. Kemuliaan Tuhan Yesus dan cara kenaikan-Nya ke sorga
Yesus Kristus naik ke sorga dengan tubuh yang nyata, dapat dilihat oleh rasul-rasul-Nya. Tuhan Yesus naik ke sorga dengan tubuh yang serupa dengan tubuh-Nya pada waktu Ia berada di bumi ini, hanya tubuh-Nya adalah tubuh yang dipermuliakan. Tangan bertanda luka bekas paku yang ditunjukkan kepada Tomas itu juga yang diulurkan untuk memberkati rasul-rasul-Nya pada waktu Ia naik ke sorga. Tangan itu juga yang mempersembahkan doa-doa kita kepada Bapa (#/TB Wahyu 8:3-5*). Dan bilamana Tuhan kembali kita akan mengenal Dia oleh bekas luka pada tangan, kaki, dan rusuk-Nya. Tubuh kemuliaan-Nya itu bukan daging bercampur darah, melainkan tulang dan daging saja (#/TB Lukas 24:39*), sebab darah-Nya telah tertumpah karena dosa-dosa manusia. Demikian pula tubuh orang- orang saleh yang akan diangkat akan serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan Yesus itu (#/TB 1Korintus 15:51,52*).
D. Yesus Kristus telah menembus segala langit
Dalam #/TB Ibrani 4:14; 7:26; dan #/TB Efesus 4:10*, dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah menebus dan ditinggikan dari segala langit. Kita tidak tahu berapa langit yang ada di antara tempat bumi dan takhta Allah dalam sorga. Hal ini berarti Tuhan Yesus telah mengalahkan segala kuasa kegelapan di langit. (#/TB Efesus 6:12*), yang sudah tentu mencoba merintangi Dia supaya jangan sampai kepada Bapa-Nya dan mempersembahkan pekerjaan-Nya yang sudah digenapi kepada Bapa-Nya. Sebagaimana Imam Besar dahulu harus melalui tirai Kemah agar sampai kepada tempat yang paling kudus, begitu juga Tuhan Yesus telah menembusi langit sampai kehadirat Allah.
E. Kristus telah duduk di sebelah kanan Allah Bapa
Tuhan Yesus telah ditinggikan serta duduk di sebelah kanan Allah, #/TB Efesus 1:20,21; Kolose 2:15; 3:1; Kisah 5:31*. Ia ditinggikan di atas segala kuasa dan pemerintah, meskipun kuasa kegelapan sudah melawan Dia dengan sedapat- dapatnya. Walaupun begitu Ia menang atas sekaliannya (#/TB Kolose 2:15*). Hal ini menyatakan bahwa Ia benar-benar duduk pada kanan Allah, yaitu satu tempat yang pasti, dan tempat di mana Ia memegang kekuasaan. Oleh sebab itu Tuhan Yesus berkuasa atas segala makhluk dan lebih tinggi dari semuanya kecuali Allah Bapa sendiri.
Oleh sebab Tuhan Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah maka Iblis tidak dapat datang lagi ke sana untuk menuduh kita dihadapan Allah. Lihat #/TB Zakharia 3:1; dan #/TB Wahyu 12:10*. Itulah tempat Kristus mendoakan kita (#/TB Roma 8:34*), tempat di mana Kristus diterima baik (#/TB Mazmur 110:1*), tempat kekuasaan dan berkat yang terbesar (#/TB Kejadian 48:13-19; Mazmur 110:5*). Segala kuasa dan hak ada pada Tuhan Yesus oleh sebab Ia telah menggenapi pekerjaan penebusan.
II. MAKSUD KENAIKAN DAN KEMULIAAN KRISTUS
A. Kristus kembali ke sorga untuk menjadi perintis kita
Tuhan Yesus telah masuk ke sorga untuk menjadi perintis bagi kita, #/TB Ibrani 6:20*. Ia pergi mendahului kita untuk menentukan dan menyediakan tempat bagi kita. Bintang Timur yang gilang-gemilang itu disebut juga bintang perintis, yang memastikan fajar terang yang akan datang itu sudah dekat. Begitu juga Kristus mendahului kita ke surga supaya kita yang percaya akan dia pasti akan mengikuti dia ke situ. Karena di mana Tuhan kita berada di sanalah kita akan berada.
B. Kristus pergi untuk menyediakan tempat bagi umat-Nya
#/TB Yohanes 14:2,3*. Tuhan Yesus pergi ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita masing-masing, yaitu untuk mempelai perempuan-Nya, Jemaat yang dikuduskan. Betapa indah tempat yang disediakan di sana untuk kita yang percaya akan Dia.
C. Tuhan Yesus menghadap Allah Bapa guna kita
Janganlah beranggapan bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga hanyalah perpindahan dari suatu tempat dalam alam ini ke tempat yang lain. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah menarik diri dari dunia ini dan masuk ke hadirat Allah. Dengan kenaikan Kristus ke sorga maka ia telah mengambil suatu pekerjaan baru, yaitu mendoakan kita serta menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita" (#/TB Ibrani 9:24*) Kristus ada disana menjadi Imam Besar yang bekerja dengan kita. #/TB Ibrani 7:27*, "Ia sudah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban". Ia sudah mempersembahkan Diri-Nya dan darah-Nya sekali kepada Allah untuk kita. Dialah Imam yang mempersembahkan korban dan Dialah korban yang dipersembahkan. Selain itu Kristus ada dihadapan Allah sebagai pengantara antara Allah dan manusia (#/TB 1Timotius 2:5*). Dengan kehendak-Nya sendiri Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan itu. Berhubung dengan pekerjaan-Nya itu maka Ia tetap mendoakan kita yang percaya akan Dia. Seperti Tuhan Yesus telah mendoakan Petrus, sehingga Petrus mendapat kemenangan, begitu pun sekarang Tuhan mendoakan kita sehingga kita mendapat kemenangan. Pekerjaan Tuhan itu sangat berfaedah untuk kita dan besar kuasanya. Kita membaca dalam #/TB Ibrani 7:25*, "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. "Sebab ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka." Pekerjaan ini diterangkan lebih mendalam dalam #/TB Roma 8:34 dan #/TB 1Yohanes 2:1*. Oleh sebab Tuhan Yesus telah naik ke sorga, maka Ia mengutus Roh Kudus untuk tinggal di dalam hati orang yang percaya kepada Dia dan yang menurut perintah-Nya. Roh kudus yang tinggal didalam kita berhubungan erat sekali dengan pekerjaan Kristus di dalam mendoakan kita. Itulah sebabnya Roh Kudus mau mendiami hati kita serta berdoa di dalam kita seperti Tuhan mendoakan kita di hadapan Allah Bapa, lihat #/TB Roma 8:26,27*. Doa Kristus pada hadirat Allah bagi kita sama dengan Doa Roh Kudus di dalam kita, karena Roh Kudus menunjukkan perkara-perkara Kristus kepada kita. Kalau kita insaf bahwa Kristus mendoakan kita ke hadirat Allah, dan juga Roh Kudus berdoa di dalam kita; serta menyadari bahwa keduanya berkuasa, maka kita tidak akan takut sesuatupun dan kita tentu akan selalu mencapai kemenangan. Betapa indah pekerjaan Kristus untuk kita di sebelah kanan Allah.
D. Tuhan Yesus ada di sebelah kanan Allah untuk memenuhi segala sesuatu serta menunggu waktu-Nya untuk memerintah segenap alam
Tuhan Yesus memenuhi segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri dan dengan pekerjaan-Nya (#/TB Efesus 4:10*). Tuhan Yesus bukan Kristus untuk satu tempat saja melainkan untuk segenap alam. Lihatlah #/TB Yeremia 23:34*. Dalam #/TB Kisah 2:34,35; 3:20,21; dan #/TB Ibrani 10:12* dijelaskan bahwa Kristus masih duduk di sebelah kanan Allah dan menunggu sehingga segala musuh-Nya menjadi tumpuan kaki-Nya dan Ia memerintah segala sesuatu. Karena Kristus telah menang di atas kayu salib dan pada hari kebangkitan-Nya, maka Ia sekarang sedang menunggu dengan kepastian untuk memperoleh penyempurnaan kemenangan-Nya. Dalam Kitab Wahyu kita melihat Kristus mencapai kemenangan-Nya dan kerajaan-Nya.